Di kegelapan malam, dua tubuh dengan pakaian hitam berjalan di jalanan yang mana keduanya berjalan menuju ke arah hutan, hutan yang masih jauh dari ibu kota."Kenapa kita tidak gunakan kuda, menteri?" tanya Lin Jiang."Tidak boleh, itu salah satu larangan dari kaisar hitam," jawab menteri Jan Put.Keduanya memang tak lain adalah Lin Jiang dan menteri Jan Put. Mereka berjalan ke arah hutan untuk memenuhi undangan pertemuan dengan pemimpin ajaran Ba Ha, kaisar hitam."Apakah bukit udang itu jauh, menteri?" tanya Lin Jiang lagi. "Kita akan sampai tepat saat tengah malam," jawab menteri Jan Put."Cukup jauh, kenapa kita tidak gunakan ilmu meringankan tubuh saja?""Tidak boleh, itu akan membuat mereka dirinya. Lagian aku saat ini masih mencoba untuk bersikap tenang saat bicara dengan kaisar hitam, aku tidak ingin dia tahu kalau aku sudah berkhianat," kata menteri Jan Put.Lin Jiang tidak bicara lagi, dan memilih untuk hanya ikuti langkah menteri Jan Put yang membawa dirinya. Untuk saat i
Pertemuan dengan kaisar hitam telah membuat semuanya jelas, dan Lin Jiang memastikan dirinya untuk tinggal di istana hingga keadaan lebih tenang. Waktu terus berlalu, dan tiga hari menuju bulan purnama, yang mana di ibukota selalu diadakan pesta bulan purnama dengan kembang api yang besar. "Waktu semakin dekat," kata Lin Jiang pada kaisar Yu Tang."Iya, kau benar Lin Jiang, jika waktu penyerangan mereka benar-benar dilakukan di saat pesta bulan purnama, maka kita harus siap-siap," kata kaisar Yu Tang."Iya, Yang Mulia!""Tapi tenang saja, aku sudah tempatkan para panglima di beberapa tempat yang bisa awasi kedatangan mereka!" kata kaisar Yu Tang lagi."Bukan itu yang jadi masalah bagiku, Yang Mulia!""Jadi apa Lin Jiang?""Posisimu, Yang Mulia! Aku tak tahu apakah yang aku lakukan ini benar? Apa aku sungguh harus mendukung dirimu yang jelas-jelas bukan pewaris sah!" jawab Lin Jiang."Karena itulah aku ingin bertemu dengan Du Tang, Lin Jiang. Aku sungguh ingin bicara empat mata denga
Amarah tetua Song Ru langsung memuncak saat tahu kalau Lin Jiang adalah orang yang ikut dalam pertemuan dengan menteri Jan Put."Ku bunuh kau!" teriak tetua Song Ru.Whusssssssss!!Tetua Song Ru melesat cepat, dan ayunkan pukulan yang ia yakini akan membunuh Lin Jiang.Bammmmmmm!!Tinju dia pendekar itu beradu kuat, dan ledakan itu membuat dinding istana retak karena gelombang kekuatan keduanya. Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang menekan tetua Song Ru setelah adu tenaga dalam antara mereka berdua, dan tubuh tetua Song Ru terdorong ke belakang. "Kuat!" kata tetua Song tidak percaya. Du Tang juga yang awalnya yakin kalau satu pukulan sudah cukup untuk membunuh Lin Jiang kaget bukan kepalang, dia tak percaya kalau Lin Jiang mampu menahan serangan gurunya. "Bagaimana mungkin?" kata Du Tang.Tetua Song Ru awasi Lin Jiang, dan menatap tubuh Lin Jiang dari atas sampai ke bawah."Du Tang, guru yang akan mengurus disini, kau ringkus salah kaisar Yu Tang!" kata tetua Song Ru."Tidak akan ada yang ak
Tiga serangan datang dari arah depan Lin Jiang, namun tidak sedikitpun Lin Jiang merasa ragu untuk hadapi serangan dari tiga lawannya itu. Hiatttttt!!Dengan gerakan yang sangat cepat, Lin Jiang menahan tiga serangan itu sekaligus, dan itu sungguh satu kecepatan yang tak akan terduga oleh semua orang yang menatap pertarungan itu.Awalnya semua orang yakin kalau satu serangan itu akan cukup untuk mengalahkan Lin Jiang, namun nyatanya Lin Jiang mampu bertahan dari tiga serangan itu.Bammmmmmm!!Pukulan tetua Song Ru datang, namun Lin Jiang menarik tubuhnya ke belakang, hingga serangan itu hanya mengenai tanah pijakan kaki Lin Jiang.Whusssssssss!!Setelah mundur dua langkah, Lin Jiang menyerang balik ke arah tetua Song Ru, yang langsung membuat tetua Song Ru kerepotan karena serangan itu.Tapi, tetua Er Ha dan tetua Ba tidak mau diam melihat tetua Song Ru berada dalam tekanan serangan Lin Jiang, jadi keduanya datang dengan serangan yang ganas.Jurus cakar tetua Ba datang, namun dengan
Bammmm!!Tanpa ampun, dada tetua Ba dihantam telak oleh ujung toya setan.Crasssssss!Aaaaaaa!!Tetua Ba masih sempat menjerit sebelum ujung toya setan menusuk masuk ke dalam dada, setelah itu perlahan-lahan kepala tetua Ba terkulai dan ia tewas bahkan sebelum Lin Jiang mencabut Toya setan dari tubuhnya. "Kurang ajar!" teriak tetua Song Ru yang tak percaya kalau dua anggota ajaran Ba Ha telah tewas dan ia tak bisa mencegah kematian mereka. "Ini tidak akan aku biarkan!" teriak tetua Song Ru.Berbeda dengan tetua Er Ha, niatnya untuk bertarung telah musnah, kini telah berubah jadi rasa takut pada Lin Jiang.Namun, ia masih ragu untuk mundur karena ia melihat tetua Song Ru masih ingin bertarung. "Aku yakin dia sudah kehabisan tenaga tetua Er Ha, kita hadapi dia bersama-sama," kata tetua Song Ru."Baik, aku setuju denganmu!" kata tetua Er Ha.Dua pendekar yang memiliki nama itu sama-sama mengeluarkan lagi tenaga dan mereka. "Kita habisi dia dengan kekuatan kita!" teriak tetua Song Ru.
Kaisar Yu Tang langsung terdiam dan terpaku mendengar ucapan menghina dari Du Tang, namun ia tak menunjukkan rasa marah pada saudara tirinya itu."Aku yang meminta Lin Jiang untuk membawa kalian kemari, aku hanya ingin bicara dengan kalian!" kata kaisar Yu Tang."Untuk apa? Aku yakin kau hanya ingin merendahkan diriku karena gagal seperti ayahku, bukan?" kata Du Tang."Tidak, aku sungguh ingin bicara denganmu," kata kaisar Yu Tang.Du Tang melihat wajah kaisar Yu Tang dan itu cukup lama, setelah itu ia menarik napas yang dalam."Apa yang kau inginkan?" tanya Du Tang."Aku ingin bicara denganmu, hanya itu saja!" jawab kaisar Yu Tang."Keponakanku!" teriak satu suara. Satu tubuh berlari dan memeluk erat tubuh Du Tang, dia tak lain adalah menteri Reika, adik dari ayah Du Tang, Su Tang, putra mahkota yang gagal jadi kaisar. "Bibi Reika, kau di istana ini?" kata Du Tang tidak percaya, dan matanya melirik tajam pada perempuan itu. "Jangan curiga pada bibi, mari kita bicara secara keluarg
Du Tang dan tetua Song Ru pergi ke sudut lain dari taman istana itu. Mereka bicara berdua dan itu pastinya cukup pribadi.Tanpa ragu, Du Tang menceritakan semua pembicaraan antara dirinya dengan kaisar Yu Tang, dan itu juga membuat tetua Song Ru kaget dan tak percaya."Dia sungguh mau berikan tahta padamu, Du Tang?" tanya tetua Song Ru."Iya, guru! Aku juga tak menyangka hal itu," jawab Du Tang."Sepertinya kita salah menduga tentang kaisar Yu Tang, muridku!" kata tetua Song Ru."Apa maksud guru?" tanya Lin Jiang."Jika dia mau memberikan tahta padamu, artinya dia orang yang memiliki hati yang bersih, dan tulus. Dia layak jadi kaisar," kata tetua Song Ru."Jadi apa yang harus aku perbuat, Guru?" tanya Du Tang."Tanyakan pada hatimu. Guru tidak ingin memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Satu-satunya orang yang bisa jawab itu hanya dirimu!" kata tetua Song Ru.Du Tang semakin bingung, dia tak tahu harus berbuat apa. Kebingungan karena kebaikan dan ketulusan dari kaisar Yu Tang."Semu
Kaisar Yu Tang bersama dengan orang-orang yang ada di ruangan pribadi segera menuju ke taman istana, mereka berniat untuk menemui Lin Jiang dan ucapkan terima kasih.Namun saat mereka tiba, Lin Jiang sudah tak ada di taman istana. Tubuh Lin Jiang telah raib entah kemana. "Kemana dia?" tanya kaisar Yu Tang."Hahah, pemuda itu, dia telah pergi!" kata tetua Song Ru."Pergi?""Iya, sama seperti diriku, dia tak suka hiruk pikuk di dalam istana ini. Aku juga akan pergi," kata tetua Song Ru."Guru sungguh akan pergi?" tanya Du Tang."Iya, aku harus mencari tetua Er Ha, dia sungguh pengecut!" kata tetua Song Ru."Tapi guru, apa guru tidak akan bebaskan tetua Raeki?""Itu tugasmu, guru ada urusan lain!"Huppppp!!Tak ingin berlama-lama di dalam pekarangan istana, tetua Song Ru melesat tinggalkan istana kekaisaran Tang."Jangan lupa untuk melihat diriku kemari, guru!" teriak Du Tang.Tetua Song Ru tersenyum, dan lambaikan tangan setelah itu melesat dengan sangat cepatnya.Tetua Song melesat ke
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.