"Apa kalian mau bangsa manusia itu meremehkan kita? Kita adalah bangsa yang paling kuat yang pernah ada. Serang!" teriak Voks. Rubak dan Purka tidak memiliki pilihan lain lagi, dan terpaksa memberikan perintah pada pasukan yang dibawa. Serang!" teriak mereka berdua. Pasukan yang mereka bawa pun terpaksa ikuti perintah itu, dan berlari kencang ke arah hutan."Lepaskan batu!" teriak Lin Jiang.Dari dalam hutan, meluncur batu-batu raksasa yang telah disiapkan sebelumnya, dan itu merupakan serangan yang terakhir sebelum dimulainya serangan terbuka. Batu-batu besar itu menggelinding ke arah pasukan bangsa Davina, namun kali ini mereka tidak ragu lagi untuk maju dan menyerang ke arah hutan. Huppppp!!Lin Jiang melompat ke atas, dan menunggu datangnya pasukan bangsa Davina itu. "Hantaman toya setan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Lin Jiang hantam toya setan ke tanah, dan gelombang tenaga dalam menahan gerakan bangsa Davina itu. "Serang!" teriak Lin Jiang sambil berlari lebih dahulu ke
Mendengar teriakan Voks, pemimpin bangsa Davina, semua pasukan yang ia bawa memilih untuk mundur.Panglima Juruja juga mundur bersama pasukan kerajaan negeri sembilan. Mereka juga akan saksikan pertarungan antara Lin Jiang melawan Voks. "Panglima Juruja, kau siap-siap. Jangan sampai ada satupun dari bangsa Davina ini yang hidup!" kata Lin Jiang."Apa kau yakin akan mampu kalahkan pemimpin mereka?" tanya panglima Juruja. "Dia bukan lawan bagiku!" tegas Lin Jiang."Baik, jika itu yang kau katakan, saat pertarungan kalian selesai, kami akan habisi mereka!" kata panglima Juruja.Panglima Juruja sangat yakin setiap ucapan dari Lin Jiang, apalagi setelah Lin Jiang menujukkan betapa hebatnya dia dalam membuat jebakan, hingga banyak pasukan bangsa Davina yang tewas karena jebakan itu. "Kita mulai!" teriak Voks sambil arahkan gada besar di tangannya pada Lin Jiang."Majulah!" kata Lin Jiang dan lakukan hal yang sama, yaitu arahkan ujung toya setan ke arah Voks. Hiatttttt!!Voks melompat, d
Wajah semua pasukan bangsa Davina pucat melihat kekalahan dari pemimpin mereka, dan mereka perlahan-lahan mundur ke belakang."Panglima Juruja, ingat tugasmu!" teriak Lin Jiang yang masih tetap awasi Voks. Lin Jiang tahu, Voks bukan lawan yang mudah. Hanya saja kemampuan Lin Jiang terlalu kuat, hingga voks tak mampu hadapi dia. "Aku tahu!" kata panglima Juruja. Panglima Juruja segera memimpin pasukan kerajaan negeri sembilan untuk mengejar pasukan Voks yang mundur. "Tidak bisa dipercaya!" ucap Voks dan bangkit meskipun dengan luka parah di kepalanya.Matanya sudah berkunang-kunang karena hantaman toya setan di kepalanya, dan ia sangat ingin membalaskan kekalahan pada Lin Jiang."Kita akhiri!" teriak Voks. "Baik!" ucap Lin Jiang.Hiatttttt!!Voks maju dengan gada di tangan, dan gunakan seluruh tenaga dalam yang ia miliki untuk pertarungan terakhir itu. Lin Jiang tidak mau merendahkan keinginan dari Voks itu, dan juga mengerahkan tenaga dalam yang tak sedikit.Trangg!!Toya setan d
Kemenangan yang diraih oleh kerajaan negeri sembilan dirayakan meskipun Lin Jiang tidak inginkan itu. "Tuan Lin Jiang, apa tuan tidak ingin bergabung dengan kami?" tanya panglima Juruja pada anak muda pendekar itu. "Aku sebenarnya tidak suka pada pesat seperti ini, panglima!" kata Lin Jiang.Raja Santa yang mendengar itu tersenyum, dan mendekati Lin Jiang."Lin Jiang, kadang hidup itu harus kai nikmati juga, jangan terlalu kaku, hidup ini hanya sementara saja," kata raja Santa. "Iya, Yang Mulia! Tapi aku memikirkan bagaimana agar kalian bebas, dan aku akan tinggalkan negeri ini," kata Lin Jiang."Kau akan tinggalkan negeri ini, Lin Jiang?" kata putri Shion kaget karena ucapan Lin Jiang."Iya, tuan putri, masih banyak yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa bertahan hanya di atau tempat saja," jawab Lin Jiang."Setelah ini kau akan kemana, Lin Jiang?" tanya pangeran Lobo. "Aku tidak tahu, pangeran. Aku selalu ikuti kemana kaki ini akan membawaku!" jawab Lin Jiang dengan mudahnya."A
Di istana kerajaan negeri sembilan. Dewi iblis mondar-mandir di dalam ruangan istana itu. Berkali-kali ia melihat keluar lewat jendela, dan berharap Voks pulang bersama pasukan bangsa Davina."Apa mereka menemui hambatan hingga tak bisa pulang cepat?" kata Dewi iblis bicara sendiri. Dia memang sangat cemaskan kondisi dari Voks. Putra sekaligus suami dan ayah bagi semua bangsa Davina.Selama ini tidak ada satu orang pun yang mampu hentikan mereka di seluruh pulau yang ada di deretan pulau yang dikuasai kerajaan negeri sembilan hingga ia yakin kalau mereka bangsa yang paling kuat di seluruh dunia persilatan.Tapi kini kegelisahan muncul di benaknya, itu karena terlalu lama Voks tidak pulang ke istana. Dewi iblis keluar dari dalam istana, dan melihat puluhan pasukan bangsa Davina yang ditinggal Voks untuk berjaga di istana itu. "Hormat kami dewi!" teriak semua prajurit Davina yang ada di halaman istana itu."Apa belum ada kabar dari Voks?" tanya Dewi iblis. "Untuk saat ini belum Dew
Saat pagi hari datang, semua pernah yang ada di hutan telah bersiap-siap untuk tinggalkan hutan itu."Apakah memang harus seperti ini?" ucap Lin Jiang yang merasa kalau masalah jika mereka berangkat bersama-sama.Namun Lin Jiang tidak memiliki pilihan lain, dia terpaksa harus bawa mereka semua, karena mereka memaksa untuk ikut ke kota Suzon."Apakah persiapan sudah selesai, Panglima?" tanya Lin Jiang pada panglima Juruja. "Sudah tuan Lin Jiang, kita tinggal berangkat," jawab panglima Juruja. "Baik, kita yang akan berangkat lebih dahulu panglima, dan rombongan Yang Mulia akan menyusul dari belakang," kata Lin Jiang."Jika itu kita lakukan, maka pasukanku akan terbagi, tuan Lin Jiang. Akan ada yang akan berjaga demi keselamatan Yang Mulia raja Santa!" kata panglima Juruja. "Apa yang kalian takutkan? Disini tidak akan ada bandit atau apapun yang perlu ditakuti. Yang harus ditakuti hanya bangsa Davina itu saja!" kata Lin Jiang."Itulah yang harus dijaga, tuan Lin Jiang!""Jika mereka i
Lin Jiang bersama dengan seluruh penduduk kota Suzon berjalan cukup lambat, dan inilah yang tak inginkan oleh Lin Jiang.Ia ingin melakukan semua itu dengan cepat, namun karena keberadaan semua penduduk dia harus ikuti langkah kaki mereka. Setelah menempuh tiga hari perjalanan, yang seharusnya sampai dia hari, mereka pun tiba di pinggiran kota Suzon."Panglima!" panggil Lin Jiang."Ada apa tuan Lin Jiang."Siapkan pasukanmu untuk bersiaga, aku akan ke kota untuk mengawasi dan selidiki keadaan di kota itu!" kata Lin Jiang. "Baik, tuan Lin Jiang!" kata panglima Juruja. Lin Jiang meletakkan kepala dari Voks yang ia bawa sebagai hadiah untuk Dewi iblis, dan setelah itu Lin Jiang masuk ke dalam kota Suzon. Saat Lin Jiang masuk, kota itu kosong, tidak ada penghuni, dan tak ubahnya kota hantu yang tak memiliki penghuni."Apakah mereka semua berada di istana?" tanya Lin Jiang dan memutuskan untuk mencari dimana keberadaan istana kerajaan negeri sembilan.Dari jauh Lin Jiang melihat puncak
Dewi iblis yang berada di dalam istana kaget dengan teriakan dari salah satu prajurit bangsa Davina yang ada di luar istana. "Bangsa manusia, menyerang istana ini? Bagaimana mungkin?" kata Dewi iblis dan keluar dari dalam istana. Saat Dewi iblis tiba di teras istana, ia melihat ada ratusan prajurit dengan senjata lengkap berjalan ke arahnya. Matanya menahan kegeraman, namun saat ia melihat Lin Jiang, matanya kagum pada ketampanan wajah Lin Jiang."Dia sangat tampan, sayang sekali jika dibunuh!" ucapnya dan berjalan ke arah Lin Jiang dan pasukan kerajaan negeri sembilan."Apakah kalian datang untuk menyerahkan diri?" tanya Dewi iblis. "Tidak, kami datang untuk antarkan ini!" kata Lin Jiang dan lemparkan kain yang berisi kepala Voks. "Apa ini?" tanya Dewi iblis. "Jika tidak kau buka, maka kau tidak akan tahu apa isinya," kata Lin Jiang.Dengan dahi yang berkerut dan awasi gerakan Lin Jiang, Dewi iblis membuka kain yang berisi kepala Voks itu. "Tidak mungkin!" ucap Dewi iblis saat
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.