Tanpa ada aba-aba dari pengawas pertandingan, Mi Li maju menyerang Hon Jo, menyerang dengan amarah yang memenuhi hati gadis itu. "Mi Li, jangan turutkan amarahmu!" teriak tetua Phi An.Namun teriakan itu sudah tak digubris oleh Mi Li, gadis itu terus maju dengan jurus yang ia kuasai. "Hehehe!"Hon Jo hanya terkekeh melihat serangan pertamanya berhasil, yang mana ia berhasil memainkan pikiran Mi Li, dan itu benar-benar berhasik membuat ia menguasai pertandingan.Hon Jo miringkan sedikit tubuhnya, dan serangan Mi Li lewat begitu saja dari samping tubuhnya. "Tubuhmu, sangat harum nona!" ucap Hon Jo lagi. Ucapan itu semakin menambah amarah pada diri Mi Li. Pancingan demi pancingan itu benar-benar berhasil bagi gadis itu. Whusssssssss!!Mi Li gerakkan tangan, dan hantam ke arah dimana Hon Jo berada. Namun pemuda itu sudah pindah tempat hingga serangan Mi Li hanya mengenai angin kosong."Jangan kabur!" teriak Mi Li dan memutar tubuhnya untuk menyerang Hon Jo. Serangan gadis itu cukup
"Giliranku," ucap Kun Liong dan berdiri dari tempat duduknya."Kau harus menang senior," kata Lin Jiang pada Kun liong yang sudah berdiri."Pasti," kata Kun Liong sambil kepalkan tangan dan tunjukkan pada Lin Jiang sebagai tanda semangat.Namun, Lin Jiang merasa ada yang salah di langkah Kun Liong, dan itu juga dirasakan oleh tetua Phi An."Guru, apa Kun Liong tidak menggunakan jamur obat yang aku berikan?" tanya Lin Jiang.Tetua Phi An langsung menoleh pada Mi Li, yang mana gadis itu menundukkan kepalanya."Mi Li, apa Kun Liong tidak menggunakan jamur obat yang diberikan oleh, Lin Jiang?" tanya tetua Phi An.Mi Li semakin menundukkan kepalanya, dan itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan mereka berdua. "Bodoh, apa yang ia pikirkan?" bentak Lin Jiang."Kak Kun Liong, merasa sangat rugi jika gunakan jamur obat yang katanya sangat istimewa di dunia persilatan," kata Mi Li."Sialan, dia dalam kondisi terluka, dan ia menutupi itu dari kita," ucap Lin Jiang tak suka pada keputusan yang
"Bodoh, kenapa kau tak gunakan jamur obat yang diberikan oleh Lin Jiang, Kun Liong?" ucap tetua Phi An dengan suara yang marah."Guru, jangan marah disini, bawa saja senior ke tempat kita. Obati dia disana," kata Lin Jiang."Kau akan melakukan apa Lin Jiang?""Aku akan menyaksikan pertandingan nona Mei Lin," jawab Lin Jiang."Baik, guru dan dua saudaramu ini akan menuju ke ruangan kita. Hati-hati disini, Lin Jiang," kata tetua Phi An."Aku tahu tetua. Tidak mungkin mereka akan menyerang diriku di tempat ramai seperti ini," kata Lin Jiang."Iya, tapi kau tetap harus berhati-hati di halaman ini. Banyak yang tak suka padamu.""Aku mengerti," kata Lin Jiang.Lin Jiang memilih untuk menuju ke kursi penonton, dan akan menonton bersama dengan para penonton yang datang dari beberapa kota yang ada di negeri dunia bawah itu."Lebih nyaman menonton dari sini. Aku merasa disini menonton jauh lebih nyaman," kata Lin Jiang dengan mata yang terus menatap ke arah arena. Di atas arena, telah terjadi
Di sebuah penginapan di kota Su, dua orang duduk santai di dalam sebuah kamar penginapan itu. "Bagus In Don, kau sudah menunjukkan hasil dari latihan keras yang kau lakukan," puji seorang lelaki tua yang merupakan guru dari pemuda berusia tujuh belas tahun itu. "Tapi, tujuan kita untuk turnamen ini bukan untuk kemenangan, guru! Hanya membunuh anak muda itu!""Itu benar, namun hingga saat kau bertemu dengan dia, kau jangan tunjukan kemampuanmu yang sebenarnya.""Aku tahu guru!"Keduanya adalah murid dan guru yang berasal dari lembah racun berduri, dan pemuda itulah yang mengalahkan satu dari tiga utusan sekte menara hitam.Keduanya datang ke kota Su, memiliki tujuan yang berbeda dengan para peserta lain. Tujuan mereka hanya untuk Lin Jiang, sang pewaris pedang penguasa kegelapan.Tetua Ca Ba, dia merupakan guru dari In Don. Dia tak memiliki nama di dunia persilatan, bahkan orang cenderung tak kenal pada dirinya.Karena itulah, saat ia datang, satu pun para ketua sekte tak kenal siapa
"Tetua Sha Tan, apa kau masih bersikap tenang hingga saat ini?" kata satu suara dengan suara yang cukup berat."Tetua Fui Wan, apa yang kau inginkan?" "Tidak ada, aku hanya ingin lihat apa yang akan kau lakukan setelah melihat ada dua orang yang akan jadi batu sandungan untuk kita?" kata tetua Fui Wan.Tanpa diminta, ketua sekte menara hitam itu duduk di hadapan tetua Sha Tan. Dia menatap sinis pada ketua sekte iblis malam itu."Siapa yang bilang aku diam saja, aku sudah mencoba menggugurkan peserta dari sekte tengkorak putih itu, namun si bodoh ini gagal lakukan tugasnya!" teriak tetua Sha Tan sambil menunjuk anggota sekte yang ada di sampingnya."Aku yakin kau pun sudah melihat kemampuan anak muda yang bertarung tadi, bukan?" "Iya, dan aku sungguh tak tahu siapa dia? Dari mana ia berasal, dan bagaimana kemampuan bocah itu?" jawab Tetua Sha Tan."Setelah melihat dia, apa yang bisa kau simpulkan?""Aku simpulkan kalau sulit untuk menuju tahta juara. Aku tak mengira kalau tahun ini t
Dua tubuh melesat cepat, mereka berdua keluar dari dalam hutan, dan menuju ke arah sekte naga emas. "Tetua Gui, kau berjaga di arah timur, dan aku di barat!" kata tetua Ho saat mereka sudah berada di pinggiran sekte naga emas."Jangan ceroboh tetua Ho, entah mengapa aku merasakan ada yang berbeda di sekte ini!" "Aku juga merasakan itu tetua Gui. Kekuatan apa ini?" ucap tetua Ho. Keduanya yang awalnya akan masuk ke dalam sekte naga emas secara diam-diam hentikan langkahnya, dan memilih untuk diam meskipun hanya untuk sejenak."Menurutmu apa ada hubungannya Murdi tetua So Un?" "Aku tak tahu, namun aku baru merasakan kekuatan hitam sepekat ini. Ini seperti bukan milik manusia," kata tetua Gui."Bagaimana menurutmu?" tanya tetua Ho. "Mungkin masalah ini bukan sekedar tentang masalah bocah itu. Aku yakin ada masalah lain!" "Jadi bagaimana?""Kau yang awasi bocah itu, aku akan selidiki kekuatan hitam ini. Kita bertemu lagi saat kita mengembalikan bocah itu ke dunianya," kata tetua Gui.
"Siapa kau?" tanya tetua Phi An yang masih melihat sosok berpakaian hitam itu meskipun samar-samar.Brukkk!!Tubuh tetua Phi An pun pada akhirnya ambruk. Ia kalah oleh serbuk hitam yang telah mengisi titik tidurnya, dan ia jatuh di lantai ruangan istirahat itu."Saatnya untuk memastikan kalau bocah ini tidak akan datang besok," kata lelaki yang tak lain adalah Sui Jing.Dengan langkah yang tenang, dan tak lagi takut pada apapun, Sui Jing mendekati Lin Jiang dan mengeluarkan sebuah belati dari balik pakaiannya."Kau sudah membuat masalah yang besar. Saatnya untuk tidur selamanya, bocah!" kata Sui Jing.Whusssssssss!!Sui Jing arahkan belati ke leher Lin Jiang, dan jelas kalau itu akan mengoyak tenggorokan Lin Jiang.Namun, saat ujung belati akan menyentuh leher Lin Jiang, Sui Jing merasakan tubuhnya tak bisa dia gerakkan. Ada kekuatan tekanan yang sangat kuat menahan gerakannya."Kau yakin akan melakukan itu?" kata satu suara. Sui Jing menggunakan kekuatan untuk melawan aura dari teka
Setelah obat yang diberikan oleh tetua Sha Tan bereaksi di tubuh Sui Jing, pada akhirnya orang dari sekte iblis malam itu pun membuka matanya. "Maafkan aku ketua, aku gagal lakukan tugas dari ketua," kata Sui Jing dengan wajah yang takut. "Itu tidak penting, yang ingin kau tahu, apa yang terjadi padamu? Kenapa belati milikmu itu malah melukai dirimu?" tanya tetua Sha Tan."Aku tak tahu siapa dia, ketua? Namun, ia memiliki kemampuan yang sangat tinggi!""Apa ia tetua Phi An?""Bukan, tetua Phi An dan tiga muridnya susah berhasil aku lumpuhkan, namun ternyata ada yang melindungi bocah itu!" jawab Sui Jing."Pelindung yang kuat!" ucap tetua Sha Tan."Iya, ketua! Aku pun tak tahu dia siapa? Wajahnya tak pernah aku lihat di dunia persilatan," kata Sui Jing.Wajah tetua Sha Tan berubah jadi tak bagus, itu setelah ia mendapatkan sedikit penjelasan dari Sui Jing."Apa mungkin ada yang menang berniat melindungi bocah itu? Siapa bocah itu sebenarnya?" tanya tetua Sha Tan.Dia jelas bingung, ka
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.