Share

Bab 129: Di Rumah Kaca

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 20:15:48

“Gemana Pa, senang ‘kan?” ulang Arimbi dengan wajah antusias. “Tapi aku engga ingat pernah dengar suara Papa dari dalam perut Mama.” Jemari mungil anak itu mengetuk-ngetuk dagu.

Dewa menelan air liur yang terasa menyayat kerongkongan. Otak pria itu mendadak tidak bisa berpikir. Baginya lebih baik dihadapkan pada bisnis serta klien rumit daripada situasi seperti ini.

Berbeda dengan sang adik, Brahma menyadari keterdiaman sang ayah. Anak itu turun dari kursi lalu menghampiri Dewa.

“Ayo sini Pa!” ajak Brahma menautkan jemari dengan Dewa. Anak itu menaruh tangan sang ayah di atas perut rata ibunya. “Coba pegang Pa.”

Rosalyn terkesiap. Buru-buru ia menetralkan suasana dengan tersenyum kecil. Kini pandangannya terkunci pada Dewa.

“I-iya Papa senang,” aku Dewa sambil menyelami sepasang manik hazel. Pria itu menjawab apa adanya. ‘Maafkan Papa, tidak pernah menemani kalian semasa dalam kandungan,’ lirih Dewa dalam hati.

Sedangkan Rosalyn ingin menepis tangan lebar Dewa yang membelai perut. Mat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
NACL
wkwkwkwkw di mana aja yang penting jadi kayanya kak
goodnovel comment avatar
Cut Zanah
ud gelap ya dewa... sampe gak tau tempat... malu dong ntii ad yg liat.... .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 130: Sentuhan Lembut

    Alih-alih menjawab dan memberi ketenangan pada Rosalyn, justru Dewa menyesap kembali bibir ranum yang membengkak. Tangan pria itu bergerak nakal dan menggelitik manja masuk ke dalam gaun. “Dewa,” lenguh Rosalyn sambil menatap waspada sekeliling. Meskipun berhubungan intim bukanlah pertama kali, tapi berada di tempat seperti ini hal baru baginya. Ia menikmati sentuhan tetapi menahannya sebab terlalu khawatir.“Tidak akan ada yang ke sini. Tenanglah.” Dewa membenamkan kepalanya pada titik sensitif, menyapukan lidah sehingga menimbulkan sensasi geli yang membuat Rosalyn bergerak gelisah.Mengetahui istrinya kurang nyaman dengan posisi berdiri seperti ini. Dewa membaringkan wanita itu di atas meja yang dialasi tuksedo hitam.Ketika Rosalyn hendak bangkit, ia tersentak karena Dewa menarik lembut betisnya hingga kedua kakinya menjuntai dari atas meja.“Aku selalu menginginkanmu Rosalyn,” bisik pria itu. “Pelan-pelan Dewa. J-jangan menyakiti anak kita,” ucap Rosalyn sambil menatap perut

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 131: Membalas Kebaikanmu

    “Anna … kamu harus makan.” Rosalyn duduk tepat di samping temannya.“Rasanya lebih baik aku menemani ibu saja. Rosalyn … aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini.” Anna menundukkan wajah dengan dalam.Tadi Fabian memberitahu Rosalyn tentang kondisi yang menimpa Anna. Paska mengetahui kabar duka, wanita itu bergegas menemui temannya. Pernah kehilangan dua orang tersayang dalam hidupnya membuat Rosalyn mengerti perasaan Anna. Ia pun merangkul bahu ringkih itu sambil menempelkan kepala Anna pada pundaknya.“Kamu masih punya aku. Anggaplah aku keluargamu juga,” lirih bibir merah Rosalyn.“Tapi … untuk apa aku hidup? Penyemangatku sudah tidak ada.” Bahu Anna berguncang semakin kencang.“Kamu ingat tidak? Di saat satu perusahaan menggunjing dan memusuhiku, hanya kamu yang mau mengajariku cara bekerja, sejak saat itu aku menyayangimu Anna.”Anna hanya diam saja memandangi foto ibunya pada dinding. Perempuan itu teringat bagaimana sang ibu mengembuskan napas terakhir tepat di depannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 132: Jangan Berhenti

    Sambil memandangi layar ponsel berisi pesan singkat dari Rosalyn, Fabian seakan terlempar pada percakpannya bersama mendiang Elsa.Hari itu tepat satu hari sebelum Elsa meninggal menyampaikan pesan pada Fabian.“Tuan Arnold tolong jaga putriku. Dia terlalu sibuk merawatku sampai cuti panjang, kumohon biarkan dia tetap bekerja di perusahan Anda. Bekerja di Maeur adalah impiannya sejak remaja.”Fabian terdiam mendengar ucapan Elsa. Jika merujuk pada ketentuan perusahaan, seharusnya Anna dipecat karena terlalu banyak mengajukan cuti hingga melalaikan pekerjaan.Kala tenggelam dalam lamunan, Fabian mendengar ketukan keras pada kaca di sampingnya.Orang itu berseru, “Buka pintunya!”Fabian membuka pintu dan mengeluh, “Kamu menguntit?”“Enak saja menguntit, aku ke sini mau menjemput istriku!” ucap pria angkuh itu.“Ya jemput saja.”“Heh, mana bisa! Rosalyn ingin menjaga Anna dan menghiburnya. Dia itu pegawaimu bukan tanggung jawab istriku!”“Kamu terlalu berisik Dewa!” Fabian menutup kembali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 133: Kenakalan Fabian

    “Rosalyn …,” lenguh Dewa sambil meraba di samping tubuhnya. Seketika pria itu membuka mata lantaran tidak ada siapa pun.Dewa mengedarkan pandangan dalam kamar, lalu memanggil, “Rosalyn?”Kemudian ia melirik ke atas nakas dan mengernyit mendapati secarik kertas. Dewa membaca kata-kata yang tertulis di atasnya.[Titip anak-anak satu hari saja. Aku pergi Jenewa dulu. Nanti malam aku pulang]“Sial!” Dewa meremas kertas itu menjadi bola kecil. Suasana hati pria itu menjadi berantakan, sebab dengan tega Rosalyn meninggalkannya seusai percintaan panas semalam.Dewa bergegas membersihkan tubuh dan menemui kedua anaknya dalam kamar. Betapa terkejutnya ia melihat Arimbi sedang merintih kesakitan.“Kenapa Sayang?”“Kepalaku sakit Pa. Kaya ditusuk-tusuk. Mama di mana ya? Tumben belum ke kamar.” Mata sayu Arimbi menatap pintu kamar.“Mama ada urusan dulu sebentar, nanti Mama ke sini.” Dewa memeluk erat putrinya lalu menghubungi Fabian melalui interkom yang terpasang di kamar.Pria itu memerintah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 134: Di Mana Istriku?!

    Beberapa jam sebelumnya, Rosalyn sedang membaca berkas kerja sama di kamar hotel. Ia merasa perutnya sedikit sakit, tetapi segera meminum obat.Rosalyn bicara dengan janin dalam perut, “Iya nanti malam kita bertemu Papa.”Tiba-tiba rasa mulasnya menghilang sehingga ia dapat menghadiri rapat dengan tenang. Tidak lupa menggunakan topeng ciri khas Talicia Schmid.Rosalyn melangkah menuju restoran di hotel ini. Penampilan wanita itu amatlah anggun mengenakan setelan kerja berwarna abu-abu. Ditambah rambut panjang tergerai elok dan tersampir pada mantel bulu domba.“Selamat siang Tuan Miller.” Suara merdu Rosalyn menyapa pria tampan yang berusia sekitar empat puluh tahunan.“Hai Nona Schmid, kamu semakin memesona. Silakan duduk, sebaiknya kita bicarakan dengan santai.” Tuan Miller mengulurkan tangan lalu mengecup punggung tangan Rosalyn.Meskipun sambutan ini tampak biasa, tetapi Rosalyn merasa tidak tenang. Entah apa penyebabnya, sulit dijabarkan menggunakan kata-kata sebab hanya bisa dir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 135: Trauma

    Melihat Rosalyn mendesah dan bergerak gelisah, Dewa menyimpulkan bahwa istrinya mengkonsumsi obat perangsang. Selama menikah, ia belum pernah mendapati sang istri dalam kondisi sekacau ini.“Kamu mencari masalah denganku!” teriak Dewa. Ia menatap nyalang pada Tuan Miller.Pria itu meluapkan amarah yang menggelegak dalam dada. Dewa memukul secara brutal Tuan Miller. Membuat hidung serta mulut sosok itu mengeluarkan cairan merah.“Istrimu? Sejak kapan Talicia menikah? Lagi pula itu balasan bagi perempuan angkuh yang menolak pria.” Tuan Miller tertawa mengejek.“Berengsek!” Satu tinju Dewa mendarat tepat pada rahang Tuan Miller hingga tidak sadarkan diri.Sadar bahwa istrinya membutuhkan pertolongan, Dewa langsung menggendong Rosalyn dan membawanya masuk dalam helikopter. Pria itu memerintah Pandu mengemudi sebab pikirannya tengah kalut, malah menambah bahaya nantinya.Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Dewa selalu memeluk erat tubuh gelisah Rosalyn.“Sayang … bertahanlah, kamu kuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 136: Jangan Tinggalkan Aku

    “Apa kamu mengetahui sesuatu? Sebenarnya ada apa?” Rosalyn menatap lekat wajah pias Anna.Seusai melakukan panggilan video bersama Arimbi, ia merasa terdapat kejanggalan. Semua orang seolah menutupi hal penting darinya.Melihat ketediaman Anna membuat Rosalyn yakin telah terjadi sesuatu. Ia mengulang pertanyaannya lagi, “Anna, aku harus tahu karena ini menyangkut Arimbi.” Sepasang netra hazel menangkap gelagat mencurigakan dari Anna. Tadi, gadis itu tidak panik. Kenapa setelah Rosalyn bertanya menjadi diam seperti ini?“I-tu … a-ku.” Anna menghela napas panjang.Rosalyn masih setia menanti, ia tidak mendesak Anna menggunakan kata-kata melainkan melayangkan tatapan tajam.“Sebenarnya … Pak Dewa telah mendapat pendonor yang sesuai dengan Arimbi. Katanya, operasi dilakukan minggu depan.” Rosalyn tercengang. “Apa?!” “Pak Dewa mau bilang tapi kamu menolak bertemu dengannya.” Anna menundukkan wajah.Rasa gundah seketika menyelimuti diri, Rosalyn tidak suka dengan tindakan Dewa tanpa meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 137: Perjanjian Dua Pria Tampan

    Selama beberapa hari ini Rosalyn melakukan terapi demi memulihkan mentalnya. Belakangan ia juga baru tahu bahwa sang suami tengah menjalani hal serupa. Kini keduanya baru saja pulang menjalani pengobatan di klinik khusus.“Jadi kemarin kamu sempat menghilang karena ini?” tanya Rosalyn sambil memandangi wajah Dewa.“Ya, aku kehabisan cara meluluhkan kamu. Mungkin sikapku tidak baik, makanya memperbaiki diri.” Dewa tersenyum lalu mengusap lembut pipi mulus Rosalyn.Setelah dua kali pertemuan, Rosalyn menunjukkan perubahan signifikan ditambah dukungan orang-orang sekeliling yang tidak pernah meninggalkannya. Baik itu Feli atau mertua, semua hadir memberi semangat.Rosalyn mengangguk lalu membuka percakapan lagi, “Ngomong-ngomong siapa pendonor itu? Aku ingin tahu identitasnya.”Dewa berdeham kecil. “Begini, dia …. Tidak mau identitannya diketahui. Sudahlah biarkan saja.”Akan tetapi Rosalyn menangkap sebuah kejanggalan pada tingkah Dewa. Tidak biasanya pria itu bertingkah kaku seperti ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status