Share

Telepon

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-05-16 12:03:23

“Mrs. Winter?”

Tubuh Avanthe tersentak setelah tiba – tiba suara Nicky muncul ke permukaan hingga aroma tubuh pria itu tersapu oleh angin di sekitar.

Avanthe segera mengerjap, lalu separuh memalingkan wajah menatap ke arah Nicky. Pria itu tersenyum kaku, mungkin merasa telah mengganggunya.

“Ada apa, Nicky?” tanya Avanthe sambil menahan Hope yang menggeliat ingin pergi, seakan – akan gadis kecil itu bisa melakukan dengan mudah.

“Shilom bilang ingin bicara bersama Anda.”

Sebelah alis Avanthe terangkat tidak mengerti. Nicky tidak memberitahu secara spesifik, tetapi ketika pria itu mengajukan senggenggam ponsel di tangannya. Avanthe tidak ragu menerima benda pipih tersebut dan melekukkan bibir tipis. Ternyata wajah Shilom sudah terlihat di sana. Wanita itu menunggu, lalu tersenyum saat mereka melakukan kontak mata secara virtual.

[Apa kabarmu dan Hope, Ava?]

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Violetta
penasaran sama si timun suri hwaaa
goodnovel comment avatar
Theresia Debbie
jgn terll lama mengulurnya, jenuh
goodnovel comment avatar
Theresia Debbie
kpn masuk ke inti cerita nya ya? ...lama banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Aceli

    Berdasarkan informasi terakhir yang pernah Hores terima, dia telah mengantongi alamat gedung di mana Aceli sedang menjalani pendidikan primer di usia lima tahun. Pendidikan wajib, yang meskipun Hores sangat tahu bahwa sebenarnya sejak dulu Aceli selalu tidak sabar untuk bersekolah, dia yakin Kingston tidak mungkin membiarkan keinginan besar Aceli meluruh begitu saja. Pria itu memilih sekolah dengan predikat terbaik di Bristol. Ya, dan di sinilah Hores berakhir. Menjulang tinggi di satu titik mengagumi senyum gadis kecil—cantik seperti Avanthe—yang terkadang akan tertawa—lalu membicarakan sesuatu nyaris samar – samar. Betapa Aceli terlihat sangat bahagia menikmati momen sedang berayun di atas jungkat – jungkit. Sebuah pemandangan yang dalam sekejap mendesak Hores supaya enggan mengamati lebih lama dan sayup – sayup menjadi dorongan yang menuntut Hores supaya melangkah lebih dekat. Beberapa saat dia mengamati sekitar. Bagus ... mengetahui Aceli tidak be

    Last Updated : 2024-05-17
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Gambar Hadiah

    “Hope – Hope sangat suka kacang? Nanti Mommy akan buatkan lagi sarapan kacang yang Hope – Hope suka.” Satu suapan terakhir membuat Avanthe benar – benar gembira. Dia membersihkan sisa – sisa kacang yang menyebar di sekitar mulut mungil Hope. Memastikan bahwa putri kecilnya sudah kenyang, lalu memberi Hope minum dan menaruh buah pisang yang sudah diiris bulat – bulat tipis. Untuk bagian ini, Avanthe akan membiarkan Hope melakukan sendiri. Menyaksikan potongan buah pertama telah digenggam erat hingga Hope memasukkannya ke dalam mulut. Jari – jari tangan si bayi tidak dilepaskan di sana. Hope cenderung lebih sering mengisap alih – alih mencoba untuk mengunyah. Pose demikian menunjukkan Hope yang sedikit rakus seperti ayahnya. Avanthe menghela napas kasar setelah bayangan pria itu muncul begitu deras. Dia tak ingin memikirkan lagi perihal Hores yang telah meninggalkan pulau pribadi sendiri nyaris tiga hari. Mungkin pria itu menghadapi pelbagai kesibukan. Avanthe juga

    Last Updated : 2024-05-18
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hanya Ada Maunya

    Sulit dipercaya jika beberapa saat lalu ternyata Hores begitu sanksi terhadap Hope yang bahkan dengan polosnya menatap pria itu tak mengerti. Rasanya Avanthe nyaris tak dapat berkata apa – apa ketika pertama kali dia mengambil langkah menuju ruang tamu, dan kemudian menemukan Hores sudah mencoba menjauhkan Hope lewat kedua tangan yang terulur panjang – panjang, sementara wajah pria itu menghadap ke samping, menghindari segala bentuk aroma yang menguar dari tubuh Hope. Sebuah tingkah berlebihan. Avanthe sungguh tak menyangka itu akan dia temukan dalam diri Hores. Hanya membersihkan kotoran anaknya, seharusnya Hores tidak perlu mengaduh seperti sesuatu yang besar telah terjadi. Yang mau – mau saja mencium Hope di saat – saat tertentu, saat Hope begitu wangi. Namun, ketika kotoran sedang menumpuk di balik popok Hope, pria itu mati – matian menolaknya. Menyerahkan seluruh pekerjaan kepada Avanthe. Sekarang ... dengan hati – hati Avanthe meletakkan Hope b

    Last Updated : 2024-05-19
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ajakan

    “Menggemaskan sekali.”Avanthe tidak tahan. Benar – benar gemas saat sedang mendekap Hope yang telah dibalut pakaian kostum alpukat, yang kemarin tidak sempat ditunjukkan kepada Hores. Memang tujuan itu dimulai kembali di waktu – waktu seperti ini. Ada di mana pun Hores sekarang, Avanthe rasa penampilan Hope akan menghibur pria tersebut. Dia tak mau tahu bahwa kata – kata tidak disengaja masih melukai perasaan Hores, merasa harus mencoba memperbaiki lewat gadis kecil yang mengoceh sangat bebas. Ternyata Hores sedang mengenyakkan bahu di kursi teras rumah sambil menggenggam ponsel yang diletakkan di samping wajah. Sepertinya pria itu sedang sibuk. Avanthe berniat untuk mengurungkan keputusan. Perlahan ingin berbalik badan, tetapi tingkah Hope mencak – mencak di dalam dekapannya seolah menolak apa pun yang coba Avanthe lakukan. Suara menggemaskan gadis kecil itu telah menarik perhatian Hores.Untuk sesaat Avanthe mendapati pria di hadapannya persis mematung, antara kaget—

    Last Updated : 2024-05-20
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Otak Mesum

    “Aku sudah mencampakkan kue buntal ke tengah laut jika itu yang sedang kau pikirkan.” Mulut Hores baru saja menipis dan pria itu menambahkan narasi dramatis yang begitu tak terduga. Sama seperti pernah mengaku telah menjual Hope. Sekarang Avanthe tidak akan percaya pada setiap detil pengakuan Hores tentang bayi mereka. Dia sudah menemukan jawaban sendiri, bahwa Hope pasti dititipkan kepada Nicky. “Aku tidak akan percaya pada lelucon kosongmu.” Bagaimanapun, Avanthe tidak pernah sanggup untuk menahan diri melontarkan pernyataan. Takut – takut tangannya meraba di pinggir westafel sast menghadapi cara Hores yang berjalan lambat. Sudut bibir pria itu menyeringai. Begitu banyak sekali teka – teki mengerikan. “Apa wajahku terlihat serius, Ava?” Hores hanya ingin mengujinya. Napas Avanthe segera tercekat, dia melotot, dan ... sialan, sangat menyayangkan satu momen yang tak dapat dicega

    Last Updated : 2024-05-21
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Otak Mesum Jilid2

    Avanthe menahan napas menyadari di sekitar mereka telah melibatkan gairah yang bertepuk sebelah gamang. Raut wajah Hores mengatakan semua itu, sementara Avanthe harus menghadapi kenyataan kalau – kalau cengkeraman Hores di bagian rahang ... tanpa terdeteksi telah berpindah di satu sisi di dadanya. Sebuah remasan tangan yang luwes menunjukkan betapa Hores memiliki kebiasaan ekstrim. Langkah dimulai terlalu jauh, dan mulut pria itu sengaja dijatuhkan di ceruk leher Avanthe. “Hores!”“Telinga-mu ini sebenarnya berfungsi atau tidak?” “Aku memintamu berhenti.” Sebelah kaki Avanthe menginjak kuat – kuat hingga berulang kali supaya Hores menyerah. Cukup bahaya mengetahui ... sedikitpun pria itu tidak terpengaruh. Tulang besi. Tidak ada rasa sakit yang Hores tunjukkan. Avanthe meringis ketika tangan – tangan liat itu segera merobek kain di tubuhnya. Dengan bibir setengah terbuka, dia semakin khawatir saat Hores luar biasa ahli memisah

    Last Updated : 2024-05-21
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Rencana Pulang

    Setelah menemukan mereka di teras rumah, ternyata Hope sudah tertidur pulas dalam dekapan Nicky. Seketika Avanthe meringis diliputi pelbagai macam perasaan tidak nyaman. Ini semua disebabkan oleh ulah Hores yang memaksa, seandainya pria itu bisa lebih mengerti: tidak menitipkan bayi mereka kepada Nicky hanya karena nafsu-nya yang gila. Membayangkan Hope mungkin mencari susu sekadar benar – benar terlelap setidaknya meninggalkan golakan bersalah. Secara perlahan Avanthe mengulurkan tangan demi mengambil Hope dari Nicky. Begitu hati – hati, demikian pula dia tersenyum tipis kepada pria itu. Nicky berpamitan pergi usai Hope sudah berpindah tangan. Sambil berjalan pelan, Avanthe sesekali menimang gadis kecilnya, dan memastikan setiap gerakan Hope yang dilakukan tiba – tiba bukanlah bagian dari masalah serius. Hanya kebiasaan bayi. Avanthe mengecup puncak kepala Hope berkali – kali. Rambut hitam halus itu terasa sedikit lembap. Ntah siapa yang mengajak Hope bermain. Antara Hores dan Nick

    Last Updated : 2024-05-22
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pulang

    Ternyata pernyataan tentang keputusan pulang adalah benar. Tadinya, Avanthe sudah sangat meragukan kata – kata yang terucap dari mulut Hores. Dia khawatir karena sepanjang malam ... setelah meninggalkannya berdua saja bersama Hope di kamar, Hores tidak menunjukkan wajah, yang meskipun pada akhirnya ... pria itu tetap kembali hanya untuk tidur memeluk dan meletakkan wajah di dada Avanthe. Ajaib, tetapi tangan yang tak sanggup diam selalu mencuri kesempatan meremas – remas. Ya suatu momen aneh di mana Avanthe berniat marah, sementara di waktu bersamaan dia sangat ingin mengutuk diri sendiri, yang memilih tak mengenakan bra usai menyusui Hope. Ironinya dia tak mengatakan apa – apa, selain mengambil tindakan pura – pura tidur. Ada satu desakan di benaknya ketika peristiwa itu mengungkapkan betapa Hores hanya membutuhkan waktu dalam sekejap untuk terlelap. Termasuk bagian ganjil yang dia hadapi segera ditambahkan dengan bibir Hores yang bergumam samar. Avanthe tidak tahu apa yang telah

    Last Updated : 2024-05-24

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status