Share

19. Makan siang keluarga

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Part 19

Akad nikah terucap dari bibir Bram dengan cepat dan akurat, hanya satu kali lafaz semua saksi sudah mengatakan sah. Secepat dia mempersiapkan pernikahan instan ini, membuat Dhea tidak sadar jika dirinya saat ini sudah menyandang gelar seorang istri.

Ketika Bram mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengannya, Dhea justru terbengong, hingga deheman lelaki itu menyadarkannya. Cepat-cepat perempuan yang sudah tidak gadis lagi itu menyambut uluran tangan lelaki yang kini sudah menjadi suaminya dan mencium punggung tangannya dengan takjim. Bram hanya mengelus kepala Dhea sambil membisikkan sebuah doa yang entah apa maknanya Dhea juga tidak paham.

Bram menyerahkan bingkisan mahar yang sudah disiapkan oleh Adi. Yaitu atau set perhiasan, dari kalung, gelang dan anting, hanya cincin yang dia keluarkan dan menyematkan ke jari manis wanita itu.

Semua keluarga bersyukur dan khausuk memanjatkan doa, Intan justru yang paling antusias menyaksikan pernikahan sepupunya itu. Dari awal sampai a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
terimakasih Thor
goodnovel comment avatar
Veni N
yg panjangan lg thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   20. Malam pertama tak sesuai ekspektasi

    Part 20Setelah mengantar keluarganya ke bandara, Bram langsung membawa Dhea ke rumah kontrakannya. Paramitha sudah pulang sejak tadi, ketika sampai di rumah, Dhea melihat suster Halimah sudah ada di rumahnya. "Suster Halimah datang sekarang?" tanya Dhea dengan rasa penasaran."Iya, besok pagi kita akan langsung membawa ibu ke Jakarta. Kamu harus bersiap-siap, kita akan terbang pada penerbangan pertama," jawab Bram sambil turun dari dalam mobilnya.Dhea menyusul Bram dengan tergesa, karena baju kebayanya belum diganti, dia terpaksa mengangkat kain kebayanya lebih tinggi agar tidak kesulitan berjalan."Kenapa cepat sekali perginya?" protes gadis itu."Apakah kau tidak ingin ibumu cepat sembuh? Lebih cepat lebih baik, bukan?" Dhea tergagap mendengar perkataan lelaki itu, dia sedikit kesal. Lelaki ini benar-benar selalu mengambil keputusan sendiri tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Semua serba perintah dadakan, lama-lama Dhea bisa mati muda kalau begini."Lagipula siapa yang tidak ing

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   21. Siapapun dilarang membuka kamar itu

    Part 21Kecanggungan masih meneyelingkupi interaksi kedua orang yang sudah sah menjadi suami istri itu ketika mereka sudah duduk bersama di kabin pesawat kelas bisnis ini. Bram masih saja membuka tab-nya dan mengerjakan sesuatu dengan benda tersebut, tampak serius dan mengabaikan seseorang yang berada di sampingnya.Dhea yang duduk di dekat jendela hanya sesekali memandang ke luar jendela dan sesekali membaca majalah yang sudah tersedia di sana. Ketika bosan dengan kegiatan tersebut, Dhea hanya menatap dan menekuri wajah suaminya yang tampak dari samping.Lelaki itu terlihat begitu tampan dan maskulin, rahangnya yang keras dan tegas itu mengeluarkan aura pemimpin yang mendominasi, sehingga setiap perintah dan perkataan lelaki itu sulit Dhea bantah. Dhea sebenarnya sudah cukup puas memandangi wajah suaminya ketika dia bangun tadi pagi, mendapati lelaki itu tengah mendengkur dengan lelap di sampingnya. Entah jam berapa dia masuk kamar dan berbaring, tetapi hal itu cukup membuat Dhea le

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   22. Selamat atas pernikahanku

    Part 22"Kau, jangan coba-coba mendekati kamar itu, apalagi membukanya! Siapapun tidak aku izinkan untuk menyentuh gagang pintunya, apalagi membukanya, kau bahkan mau menempatinya?" Bram mengatakan semua itu dengan nada emosi, lelaki itu bahkan mengacungkan jari telunjuknya ke arah Dhea sebagai ancaman. Dhea yang melihat reaksi lelaki itu begitu berlebihan tampak terkejut, matanya bahkan membulat sempurna, awalnya Dhea menyangka kemerahan Bram itu karena Dhea yang berniat pisah kamar dengan Bram, tetapi perkataan lelaki itu jelas-jelas marah karena Dhea yang berniat untuk menempati kamar di sebelahnya. Kenapa lelaki itu semarah itu? Kamar siapa sebenarnya itu? Sepertinya banyak misteri yang melingkupi kehidupan lelaki ini. Melihat gadis ini begitu terkejut, Bram menghela napasnya dengan berat, mengatur kembali emosinya yang tiba-tiba saja tidak terkendali. "Dhea ... Sudah kubilang tadi, sebagai suami istri kita harus tinggal satu kamar, bagaimana hubungan kita ada kemajuan jika kita

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   23. Suka sesama jenis?

    Part 23Sore itu, Bram keluar rumah dengan alasan pekerjaan, dia bahkan dijemput asistennya yang lain bernama Fikri, selain Adi ada beberapa karyawan yang merangkap asisten Bram. Fikri ini pekerjaan utamanya adalah seorang sekretaris utama, ada beberapa asisten sekretaris yang juga berjenis kelamin laki-laki di perusahaan. Bram tidak pernah dikelilingi pegawai wanita, pegawai wanita hanya bertugas di departemen lain, jauh dari jangkauannya. Fikri terlihat begitu sopan, Adi memang sopan, tetapi Fikri ini lebih sopan dan ramah, perkataannya halus dan begitu sungkan kepada Dhea, seperti kepada majikannya saja.Hal itu membuat Dhea juga bersikap sama kepadanya, sopan dan segan."Aku ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, mungkin akan pulang malam. Kamu makan dan istirahat, ya? Besok pagi baru kita antar Ibu ke rumah sakit," pamit Bram saat itu.Sepeninggalan Bram, Dhea juga bermaksud untuk menjajal kolam renang tersebut setelah puas menciumi bunga mawar yang begitu harum serta memetiknya

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   24. Kesedihan Dhea mengenang ayah dan adiknya

    Part 24Dhea kembali terbangun pagi ini tepat pukul lima pagi, dia segera mengecek ponselnya, kemarin dia sudah menyetel aplikasi azan di HP-nya, kenapa tidak berbunyi? Wanita muda itu mendesah, ternyata ponselnya memang dimatikan nada deringnya.Dhea menarik selimutnya, ternyata di sebelahnya suaminya tertidur dengan nyenyak. Kapan lelaki ini pulang ke rumah? Tadi malam Dhea tidur jam sebelas malam, lelaki ini belum pulang ke rumah. Sayangnya Sania tidak bisa menemaninya lebih lama, sehingga adik iparnya itu pulang pukul sepuluh malam.Dhea beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, ketika keluar kamar mandi, ternyata Bram sudah bangun, dia tengah duduk di pinggir ranjang dengan kakinya menjuntai mengenai lantai."Sudah bangun, Bang? Ayo kita salat subuh berjamaah," ajak Dhea sambil mengambil mukena di lemari."Iya, tunggu sebentar!" Dengan langkah gontai, Bram menuju kamar mandi, sementara Dhea menggelar sajadah untuknya dan suaminya.Bram langsung mengenakan kain sarung da

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   25. Mengikuti kemauan Sania

    Part 25"Dhe, Abang sudah membeli tiket pesawat, jam lima sore kamu berangkat dari bandara. Maaf, kamu pulang sendiri, ya? Abang belum bisa ke Palembang dulu, Abang harus menyelesaikan pekerjaan di sini. Kamu nanti diantar sama Fikri."Bram mengatakan itu di mobil tanpa menoleh ke arah Dhea, tatapannya fokus ke jalan raya, dengan tangannya yang terus mengendalikan stir mobil.Tentu saja Dhea menoleh mendengar perkataan lelaki ini, sibuk? Sepertinya suaminya ini selalu saja sibuk."Mas Fikri akan mengantar sampai mana?" Akhirnya hanya itu yang bisa Dhea tanyakan, dia tidak perlu mencampuri urusan 'Pekerjaan' suaminya."Tentu saja diantar sampai Palembang. Dan lagi, kamu jangan memanggil Fikri dengan embel-embel Mas. Panggil namanya saja, Fikri!" decak Bram, menyadari itu Bram sendiri tidak tahu kenapa dia merasa tidak senang."Oh, iya. Baiklah." Dhea tidak paham apa yang dimaksud Bram, Fikri kan usianya pasti lebih tua darinya, apa salahnya memanggilnya 'mas'"Tapi, Bang, cukup antar

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   26. Gebetan Sania

    Part 26"Fikri! Kenapa kau ke sini? Bukankah aku sudah menyuruhmu mengantar istriku ke bandara?" Bram yang baru keluar dari ruang rapat sangat terkejut mendapatkan sekretaris nya datang menemuinya. "Pak, maafkan saya! Dari tadi saya telpon bapak tidak mengangkat panggilan saya," keluh Fikri. Bram mengernyitkan dahi, dia baru ingat jika ponselnya tertinggal di mobil karena dia harus buru-buru menemui Mr. Xiang Lee. Seorang investor dari China yang akan melakukan kerja sama pembangunan sebuah gedung olah raga di Singapura, perusahaan Bram berperan sebagai desain arsitektur dan bahan bangunan, berupa pasir dan koral. Mereka melakukan rapat di salah satu hotel bintang lima tempat Mr. Xiang menginap di luar Jakarta. "Maaf, HP-ku ketinggalan di mobil. Apa kau bisa mengambilkannya? Ini kunci mobilnya!" perintah Bram melemparkan kunci ke arah Fikri.Sebelum Fikri beranjak, Bram kembali mencecar pertanyaan kepadanya."Jadi, istriku siapa yang mengantar ke bandara?""Tadi sewaktu saya sampai

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   27. Cinta masa lalu Sania

    Part 27"Oh ya? Terima kasih ... Saya senang sekali mendengarnya," sudut bibir Affandi melengkung, ternyata lebih tampan aslinya dari di Vidio YouTube.Mereka bertiga asyik berbincang-bincang. Kepribadian Sania yang ceria dan ceriwis mampu mencairkan suasana, hingga tiba-tiba saja beberapa orang laki-laki berpakaian serba hitam mendatangi mereka.Kemunculan mereka yang tiba-tiba tentu saja mengejutkan mereka semua, terhitung mereka ada enam orang."Bawa anak laki-laki itu!" Suara berat terdengar di belakang mereka.Dua orang diantara mereka menggeser kan tubuh sehingga terlihat seseorang di belakang mereka, seorang lelaki berpakaian serba putih kontras dengan keenam lelaki yang bersamanya. Dhea cukup terkejut melihat lelaki yang berdiri dengan tatapan tajam tersebut, lelaki itu kan, orang yang dilihatnya tempo hari di lift kantornya? Ketika dia kan terjatuh, lelaki itu yang menahannya, lelaki itu bahkan memeluk pinggangnya dengan kuat."Lingga! Apa yang kau lakukan!" Sania yang sudah

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   317

    Di vidio terlihat Angga yang sedang tertidur dipangkuan Naima, sementara Azka tidur di bangku belakang. "Dia sudah tidur?" ujar Dhea sambil tersenyum mengamati putranya yang tertidur dengan lelap. "Iya, Bu. Baby Angga pinter banget, diperjalanan dia langsung tertidur. Ibu jangan kuatir, baby Angga akan saya rawat dengan baik. Ibu fokus dengan pekerjaan ibu, kalau di perusahaan sudah stabil, baru saya bawa kembali baby Angga ke jakarta, Bu. Kalau ibu kangen ibu bisa video call, ibu juga bisa berkunjung ke Palembang." Suster Naima tidak tega melihat Dhea yang sudah meleleh air matanya, bagaimana bisa tahan dipisahkan dengan anaknya yang masih bayi, apalagi Angga juga masih menyusui. "Baiklah, jaga baik-baik anak saya ya, Suster. Saya akan memerah ASI saya di sini, dan saya akan membayar orang untuk mengantar ke Palembang. Saya tidak ingin anak saya tidak diberi ASI saya, walaupun kini saya jauh, saya tidak bisa membiarkan dia tidak mendapatkan kasih sayang ibunya." Dhea mengak

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   316

    Dhea datang membawa segelas jus mangga yang masih penuh, belum diminum sama sekali, rencananya setelah dia duduk baru dia akan menikmati jus tersebut. "Minuman ini belum kamu minum kan, Sayang?" tanya Bram. "Belum." "Ayo, kita pulang!" "Ha? kok cepat nian, aku belum makan, belum minum." Dhea terkejut mendengar ajakan suaminya yang tampak terburu-buru, melihat jus mangga yang baru saja dia bawa membuatnya sangat sayang jika tidak diminum. "Jangan meminum jus itu, kita beli di luar saja!" Tanpa menghiraukan tatapan protes istrinya, Bram langsung mengamit tangan istrinya dan beranjak untuk pergi dari lokasi pesta. Dia tidak lupa berpamitan pada semua orang, terutama direksi yang menjadi panitia penyelenggara. "Saya pamit dulu, putra saya sedang kurang sehat dan terpaksa kami tinggal. Istri saya juga harus menyusuinya." Semua orang mengangguk dengan maklum keputusan Bram yang pergi terlebih dahulu meninggalkan lokasi pesta, semntara mendengar alasan suaminya Dhea juga m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   315

    Akhirnya di sinilah Dhea, memakai gaun hitam panjang dengan hiasan sulam benang emas, jilbab berwarna emas dan sepatu high heel hitam, pakaian yang dipesan khusus oleh Bram pada disainer busana muslimah terkenal tanah air. Gaun berharga puluhan juta itu rasanya sangat sayang uangnya, tapi demi menghormati suaminya, dia terpaksa memakainya. Memang ada harga, ada rupa, memakai gaun itu, Dhea benar-benar terlihat seperti seorang ratu dengan penampilan elegan, berwibawa dan benar-benar menjadi bintang yang bersinar malam ini. Pesta yang diadakan di sebuah hotel mewah di jakarta ini, tentunya juga menghabiskan budget yang tidak sedikit, untungnya hotel ini salah satu usaha milik Aditama grup. "Halo, Bu Dhea? selamat atas diangkatnya menjadi komisaris utama HG Aditama grup, Semoga perusahaan ini semakin maju dan semakin banyak menyumbang pajak untuk kontribusi terhadap pembangunan bangsa," sapa seorang gubernur DKI dengan senyum yang cerah menyambut kedatangan Dhea. "Wah, terima k

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   314

    Bram dan Dhea tentu terkejut mendengar perkataan Sayuti yang bernada menghina itu, Bram begitu geram mendengarnya, tadi waktu rapat tidak ada bersuara setelah rapat baru berani berkoar-koar. "Apa ini rencana kalian? suami istri menguasai hampir semua saham, apa perusahan juga tidak akan kenapa-napa dipimpin oleh bocah ingusan seperti ini, mana dia perempuan pula. bisa apa perempuan muda seperti dia?" serang Sayuti dengan nada tidak senang. "Ini juga bukan keinginan kami, Om! ini keinginan nenek. kalau aku boleh memilih lebih baik istriku tinggal di rumah menjadi ibu rumah tangga dan merawat anak kami," balas Bram tak kalah kesal pula. "Halah, munafik kamu! sejak kamu menikahinya, dia sudah kamu beri kedudukan sebagai direktur di anak cabang perusahan padahal pendidikan dan kemampuannya tidak kualified." Bram ingin membalas kembali perkataan pamannya ini, tetapi Dhea sudah mencekal lengannya dan dengan gelengan dia mengisyaratkan agar suaminya ini menghentikan perdebatan. "

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   313

    "Tidak bisa! apa tidak ada kandidat yang lain? masih banyak orang yang kompeten selain wanita yang masih muda itu. Lagipula, dia juga punya riwayat pernah di penjara, dia juga sudah sangat lama absen dan telah mengundurkan diri dari perusahaan." "Pak Sayuti, jaga bicara anda!" Bram yang sudah membuka mulut, ternyata kalah cepat dengan ucapan Samsudin, pengacara itu menatap Sayuti dengan tajam seperti malaikat pencabut nyawa yang diutus di ruangan itu, segala apa yang dikatakan Samsudin berlindung dari hukum, ada juga petugas pengadilan dan kejaksaan yang menyaksikan jalannya rapat. "Pak sekretaris, putar lagi vidionya!" perintah Samsudin. "Demikianlah pesan dan wasiatku, saya ingatkan buat semuanya, patuhilah semua yang saya katakan ini, jika ada salah satu pihak menentang ataupun tidak patuh dan tidak menuruti semua yang saya katakan, saya sudah mengajukan perkara hukum dengan pengacara saya, dan menuntut untuk hukuman yang tidak main-main." "Ha!" Beberapa orang mendeng

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   312

    "Sebelum Nyonya Hartina wafat, beliau meminta saya menjadi pengacaranya, untuk mengurus semua harta benda yang dia tinggalkan dan meninggalkan surat wasiat untuk dibacakan di depan semua anggota direksi perusahaan HG Aditama grup." Semua orang memusatkan perhatian pada Samsudin, lelaki itu memang pandai berbicara hingga membius semua orang, pantasan saja menjadi pengacara top dalam waktu enam tahun. "Saudara sekalian lihat? ini adalah surat yang ditulis tangan sendiri oleh Nyonya Hartina, ada tanda tangan beliau dan cap tiga jari di sini. Tetapi selain itu, beliau juga membuat rekaman vidio, karena jika dengan surat menurut beliau tidak kuat, jadi setelah bangun dari koma, beliau langsung menghubungi saya dan meminta rekaman vidio, coba tolong putar vidionya," pinta pengacara itu pada Fikri yang sudah siap di depan laptop. Di hadapan mereka sudah terpajang layar monitor dengan sorot ini infokus yang mulai memutarkan sebuah tayangan vidio, kemudian sosok nenek Hartina yang tenga

DMCA.com Protection Status