Share

Bab 28. Merasa aneh

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-01 13:30:08

Lima hari berlalu sejak mereka tiba di tempat liburan, dan selama dua hari terakhir, Freya berubah drastis. Tidak ada lagi usaha mendekati atau menggoda Javier seperti sebelumnya. Freya tampak sepenuhnya fokus pada tugasnya sebagai pelayan yang andal.

Awalnya, Javier seharusnya merasa lega. Namun, ada sesuatu yang terus menghantui pikirannya, ia merasa ada yang tidak beres.

“Apa yang sebenarnya dia rencanakan?” batin Javier, pikirannya diselimuti kecurigaan yang tak kunjung hilang.

Pagi itu saat sarapan, Javier mencuri pandang ke arah Freya. Tidak ada tatapan yang dia dapatkan. Perempuan itu sibuk menikmati makanannya, bahkan tak sedikit pun menoleh padanya.

Namun, ketika seorang pria bernama David melambai dari kejauhan, wajah Freya langsung berubah penuh semangat.

“Tuan, Nyonya, saya pamit lebih dulu,” kata Freya riang, seolah tak ada beban. Javier terpaku. Freya begitu cepat berpaling darinya, begitu cepat mengalihkan perhatian.

Saat Freya bergabung dengan David, tawa dan keceria
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 29. Marah

    Di luar, Javier menghembuskan asap rokoknya, mencoba menyingkirkan bayangan Freya yang terus menghantui pikirannya. Aroma tembakau bercampur dengan udara malam, tapi sebelum rokok di tangannya habis, matanya menangkap sosok Freya dari kejauhan.Perempuan itu baru saja kembali ke penginapan, berjalan dengan langkah ringan, sementara tak jauh di belakangnya, David melambaikan tangan, lalu pergi ke arah lain.Freya pun melanjutkan langkahnya, tak menyadari bahwa Javier mengikutinya. Sisa rokok yang masih membara segera dibuang oleh Javier, lalu dia menginjaknya dengan tegas sebelum mempercepat langkah membuntuti. Freya tidak menyadari akan hal itu sampai ketika ia membuka pintu kamar, tanpa aba-aba, begitu pintu terbuka, Javier mendorongnya masuk.Sentuhan kasar yang tiba-tiba membuat Freya tersentak. Sebelum sempat berkata apapun, Javier langsung menutup jarak dan mencium Freya tanpa peringatan. Bibirnya menyerang, penuh desakan.Kedua tangan Freya mencoba untuk mendorong, tapi Javier

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 30. Sekarat

    Pukul empat dini hari, Javier keluar dari kamar Freya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia mengenakan pakaiannya dengan cepat, seakan tak ingin ada jejak yang tertinggal, kemudian pergi setelah memuaskan hasratnya.Udara dingin dan suara deburan ombak dari pantai yang dekat, tak sanggup menenangkan kekacauan yang melanda hatinya, dia duduk di atas pasir pantai melihat kegelapan malam yang menyelimuti lautan. Sama seperti hatinya, yang kini dipenuhi oleh aura kegelapan karena ia telah mengkhianati Viona."Aku tidak bisa mengendalikan diri," gumamnya dengan getir. "Seorang Javier Bennett, kalah oleh seorang wanita. Ironis, tapi itulah faktanya. Aku kalah dengan permainan Freya."Cukup lama Javier diam, sampai akhirnya langit yang tadinya gelap mulai terbit cahaya. Sesekali Javier mengacak rambutnya, suasana yang awalnya sepi hingga perlahan mulai ramai, ia tetap duduk tanpa berpindah posisi.Suara langkah kaki di atas pasir membuatnya menoleh. Viona menghampirinya, senyumnya lembut,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 31. Harus bertahan

    “Kondisi pasien akan segera membaik. Tekanan darahnya sangat rendah, jadi yang ia butuhkan sekarang adalah istirahat yang cukup,” kata dokter, sebelum meninggalkan ruang perawatan Freya.Viona duduk di tepi tempat tidur, tangannya yang lembut menyentuh kening Freya yang dingin. Dia menoleh pada Javier yang berdiri di sebelahnya, ekspresi cemas tergurat di wajahnya."Apa kita keterlaluan membiarkannya bekerja saat liburan?" tanyanya dengan suara pelan, khawatir rasa bersalah mulai mengusiknya.Javier mengalihkan pandangan sejenak, menahan napas sebelum menjawab. "Ayo keluar, biarkan dia istirahat." Suaranya terdengar datar, tapi di dalam hatinya, dia tahu kalau ini salahnya yang berlebihan sampai Freya jatuh sakit.Sebelum menutup pintu dengan rapat, Javier sempat melirik sekali lagi ke dalam kamar. Freya tampak tenang di atas tempat tidur, namun begitu pintu tertutup rapat, kelopak matanya perlahan terbuka, saat itu juga kepalanya berdenyut merasakan tubuhnya sangat lemas.Tulangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 32. Terasa nyata

    Kalimat David menembus keheningan, menciptakan ketegangan di udara antara mereka. Namun, sebelum Javier sempat merespons, Viona muncul dengan langkah cepat, memecah ketidaknyamanan yang menggantung di antara kedua pria itu."Apa Freya sudah sadar?" tanyanya.David menoleh, sedikit mengendurkan ketegangan yang sempat terbangun. "Dia sempat sadar sebentar, tapi kondisinya masih butuh banyak istirahat. Sekarang dia kembali tidur," jawabnya."Sykurlah," gumam Viona lega."Kalau begitu, aku permisi." pamit David, pria itu sempat melirik tajam ke arah Javier sebelum benar-benar berbalik dan pergi.Malam itu, Freya menghabiskan waktunya sendirian di kamar rumah sakit yang sunyi. Setelah berjam-jam perawatan, tubuhnya mulai terasa lebih baik. Kepalanya juga tidak pusing, tapi tubuhnya masih lemas.Perlahan Freya mengangkat tangannya, menyentuh keningnya. Keheningan mendalam melingkupinya, sampai dering ponsel yang tiba-tiba memecah keheningan. Nama Pamela muncul di layar, memaksa Freya menjaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 33. Menjadi agresif

    Keesokan paginya, tepat pukul sebelas, Freya meninggalkan rumah sakit dengan David di sisinya. Tubuhnya masih terasa lemah, tapi ia lebih memilih menanggung rasa sakit itu ketimbang bermalam lagi di tempat yang terasa begitu dingin.Freya takut mimpi semalam datang lagi."Kondisimu belum sepenuhnya pulih. Kenapa tidak menunggu sampai kau benar-benar sembuh?" tanya David, khawatir.Freya menoleh padanya dan menggeleng pelan. "Aku tidak suka suasana rumah sakit," jawabnya dengan nada datar, berusaha menyembunyikan keresahan dalam hatinya.David mengantarnya hingga ke depan pintu kamar penginapan. "Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini. Kalau kau butuh sesuatu, jangan ragu untuk menghubungiku," katanya."Terima kasih, David. Maaf sudah merepotkanmu," ucap Freya sambil tersenyum tipis.Setelah David pergi, Freya menutup pintu dan melemparkan pandangan ke sekeliling kamar. Barang-barang yang sempat ia jatuhkan sebelum pingsan masih tergeletak di sana.Ia membuka kantong plastik yang beris

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 34. Gairah berbahaya

    Setiap kali Javier selesai, dia selalu pergi begitu saja, meninggalkan Freya dengan perasaan hampa. Tubuhnya, yang kini hanya menjadi tempat pelampiasan hasrat liar Javier, terasa semakin dingin setelah kepergian pria itu.Freya sadar, sepenuhnya sadar, bahwa dirinya kini hanyalah alat untuk Javier. Meski begitu, ia tahu, jika bukan karena dirinya yang pertama kali memancing perhatian Javier, pria itu mungkin tak akan pernah mendatanginya.Namun, mengapa meskipun ia berhasil membuat Javier datang padanya, rasa sakit yang ia rasakan justru semakin dalam? Setiap sentuhan, setiap ciuman, bukannya mengisi kekosongan dalam hatinya, malah semakin memperparah luka yang tak terlihat.Di sisi lain, setelah selesai bersama Freya, Javier kembali menyusul Viona yang sedang menunggunya dengan wajah sedikit kesal."Javier, kau dari mana? Aku mencarimu sejak tadi," gerutu Viona.Javier tersenyum, berusaha meredakan amarah istrinya. Ia merangkul Viona mesra, seperti seorang suami sempurna."Aku ke ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 35. Tekanan batin

    Selama sisa waktu liburan yang masih ada, semua berlangsung seperti biasanya. Freya akan pergi dengan David, menikmati kebersamaan mereka yang singkat. Sementara Javier, tentu saja pria itu bersama istrinya.Tertawa bahagia seolah tidak terjadi apapun, sampai akhirnya mereka selesai menikmati waktu dua minggu liburan dengan menyenangkan.Besok, mau tidak mau mereka harus kembali ke Manhattan. "Kau masih tinggal berapa lama lagi di sini?" tanya Freya.David menoleh sekilas, sambil memilih souvenir yang tergantung di depannya. “Aku punya satu bulan liburan selama musim panas. Sebelum kamu datang, aku sudah di sini selama seminggu. Jadi, aku akan pulang seminggu lagi.”Setelah membayar souvenir yang dipilih, David menyerahkannya pada Freya. “Ini hadiah dariku,” katanya ringan.Freya tersenyum tipis saat menerima hadiah itu, sebuah bingkai foto yang dihias cangkang kerang kecil-kecil. "Apa yang akan kamu isi di bingkai ini nanti?" tanya David penasaran."Aku akan mengisinya dengan fotoku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 36. Dipaksa keadaan

    Liburan telah berakhir, dan kehidupan kembali kerutinitas di kediaman pribadi keluarga Javier. Freya, seperti biasa, melanjutkan tugasnya sebagai pelayan, mengurus segala kebutuhan majikan yang mewah namun selalu sibuk.Saat mereka tiba di rumah, Viona merenggangkan tubuhnya dengan lelah. “Liburan menyenangkan, tapi entah kenapa tubuhku butuh pijatan,” keluhnya. Dia kemudian melirik Javier yang tampak sibuk dengan ponselnya. “Ayo pergi ke spa,” ajaknya ringan.Javier menoleh, lalu kembali melihat layar ponsel. Tampak sibuk berkirim pesan dengan seseorang. “Sebentar, asistenku baru saja mengirimkan pekerjaan yang harus aku selesaikan,” lalu tanpa menoleh, Javier pun menuju ruang kerjanya.Viona mendesah panjang, ia melihat ke arah Freya yang sedang berkemas merapikan barang bawaan mereka. "Padahal libur musim panas masih belum berakhir dan kita baru saja sampai rumah, tapi lihatlah dia, masih saja sibuk dengan pekerjaannya," ucapnya menggerutu.Freya menoleh dengan tenang. “Nyonya, b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    TAMAT

    Suasana makan malam itu dipenuhi kehangatan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Lilin di atas meja makan memancarkan cahaya temaram, memantulkan kilau lembut di permukaan piring dan gelas kristal. Aroma masakan rumahan yang menggugah selera menyatu dengan tawa dan percakapan ringan yang mengalir begitu alami, menciptakan momen yang terasa seperti potongan kecil kebahagiaan.Freya duduk di bersebelahan dengan Javier, matanya menelusuri wajah-wajah yang dicintainya. Sesekali, pandangannya tertuju pada pasangan anak-anaknya yang duduk berdampingan, menikmati hidangan yang ia siapkan dengan sepenuh hati. Ada senyum kecil di sudut bibir Freya, senyum penuh kebanggaan dan rasa syukur yang sulit disembunyikan.Mereka berbicara dalam nada lembut, berbagi cerita tentang hari mereka, sementara suara denting garpu dan sendok sesekali terdengar, menambah harmoni pada suasana. Freya memperhatikan cara anak-anaknya saling bertukar pandang, tertawa pada lelucon sederhana, dan berbagi piring kecil

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra chapter 46

    Kediaman rumah Javier hari ini seperti panggung pertunjukan yang dipenuhi dengan aktivitas yang tak pernah berhenti. Para pelayan berlarian ke sana kemari, menyiapkan meja, kursi, dan dekorasi untuk makan malam keluarga yang spesial malam ini. Suasana riuh rendah terdengar dari halaman belakang, di mana meja panjang sudah mulai diatur dengan taplakan putih bersih dan peralatan makan yang berkilauan. Bunga-bunga segar yang dipesan Freya tiba tepat waktu, menambah sentuhan keanggunan di tengah keramaian.Freya sendiri tampak bersemangat, tangannya tak pernah berhenti bergerak. Dari memeriksa bahan masakan hingga memastikan setiap detail dekorasi sempurna, ia ingin semuanya berjalan lancar untuk menyambut Eloise, anggota baru keluarga mereka."Jangan lupa hiasan bunga di tengah meja," pesannya pada salah satu pelayan sambil tersenyum. "Aku ingin semuanya terlihat istimewa."Rumah yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan energi yang menggebu-gebu. Meski anak-anaknya belum datang, Freya s

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 45 

    Hari itu cerah, dan sinar matahari menembus jendela apartemen Felix, memantulkan kilau halus di dasi sutra yang baru saja ia kenakan. Dengan gerakan cekatan, ia meraih kunci mobil dari meja, lalu melangkah keluar, meninggalkan aroma kopi pagi yang masih hangat di udara.Pukul sembilan tepat, mobil sport hitamnya meluncur mulus ke arah gedung agensi. Dunia kerja menyambutnya dengan hiruk-pikuk yang biasa, tapi hari ini terasa berbeda. Waktunya di agensi hanya sebentar karena jadwalnya padat, penuh dengan pertemuan penting bersama mitra-mitra bisnis.Namun, satu hal yang terus mengganggu pikirannya adalah ponsel di saku jasnya. Setiap getaran kecil membuat jantungnya berdetak lebih cepat, ia menunggu telepon dari Katie. Jawaban atas tawaran yang ia berikan semalam menjadi satu-satunya hal yang benar-benar ingin ia dengar hari ini."Ada kemajuan pesat sejak kau mengambil alih hotel. Aku senang melihat bagaimana kau mengelolanya dengan baik," ucap Javier, dengan suara yang penuh kebanggaa

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 44

    Pintu tertutup rapat dengan dentuman keras setelah Felix mendorongnya dengan kasar. Ia berbalik, nafasnya memburu, dan langsung bertemu dengan tatapan Katie.Namun berbeda dari yang ia bayangkan, perempuan itu tampak santai, terlalu santai, seolah situasi ini bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan. Tak ada jejak ketakutan atau khawatir di wajahnya, hanya ekspresi datar yang sulit diterjemahkan."Aku sudah memberitahumu kalau aku hamil," kata Katie, suaranya ringan namun menusuk. "Dan kau juga pasti sudah tahu siapa ayah dari bayi ini."Felix mengepalkan tangannya."Aku hanya berpikir," lanjut Katie sambil memainkan melipat tangan di depan dada. "Janin ini masih sangat kecil. Jika aku mengeluarkannya sekarang, resikonya tidak terlalu besar."Felix merasa dadanya menghantam batu."Kau gila?!" serunya, langkahnya maju mendekat.Dengan frustasi, ia menyisir rambutnya ke belakang, mencoba mengendalikan emosinya. "Aku tidak akan mengizinkanmu menggugurkan bayi itu!"Katie mendesah pelan,

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 43

    Pesta masih berlangsung meriah, meski tak diadakan di gedung mewah dengan lampu kristal berkilauan. Sebaliknya, halaman belakang kediaman baru Dylan dan Eloise yang luas menjadi saksi kebahagiaan malam itu. Suara tawa, denting gelas sampanye yang saling beradu, serta alunan musik yang mengiringi tarian para tamu menciptakan suasana hangat dan intim.Namun, seiring waktu berlalu dan malam semakin larut, satu per satu tamu mulai berpamitan. Udara yang tadinya penuh dengan euforia perlahan berubah menjadi kehangatan yang lebih tenang."Selamat sekali lagi untuk pernikahan kalian," ujar Freya, merangkul Eloise dengan penuh kasih sayang. "Selamat bergabung di keluarga kami, Eoise." tambahnya dengan senyum tulus.Eloise membalas senyum itu dengan mata berbinar. Kebahagiaan yang ia rasakan malam ini begitu sempurna. Tak lama kemudian, Javier mendekat, menyampaikan ucapan serupa dengan sedikit canggung, namun tetap tulus.Di tengah percakapan, Daniel dan Avery ikut bergabung. Daniel menatap Ja

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 42

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Pesta pernikahan Dylan dan Eloise diselenggarakan dengan megah di halaman luas sebuah rumah di New Jersey, rumah yang akan mereka tempati setelah resmi menjadi suami istri.Para tamu mulai berdatangan, memenuhi tempat pernikahan dengan senyum bahagia. Di tengah hiruk-pikuk itu, Dylan berdiri dengan perasaan campur aduk antara gugup dan bahagia. Dylan sudah merasa berdebar debar karena hari ini ia akan memiliki Eloise sepenuhnya. Wanita itu akan menjadi istrinya, ini adalah pilihan yang tepat setelah tiga tahun menjalin hubungan dengan Eloise."Ini cukup mendebarkan," gumam Dylan.Felix yang mendengar itu menoleh, kemudian menepuk pundak saudara kembarnya dengan santai. "Kau bahkan setiap hari bertemu dengan Eloise." katanya.Dylan berdecak, "Kau ini, saat dirimu menikah nanti, aku yakin kau pasti akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang." Felix terkekeh, namun tatapan Dylan tiba-tiba beralih ke seorang perempuan berbaju cokelat y

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 41

    Hari pernikahan Dylan dan Eloise hanya tinggal menghitung waktu. Keluarga Javier begitu menantikan hari bahagia ini, merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka.Semua persiapan telah rampung. Gaun pengantin sudah siap, dekorasi telah disempurnakan, dan undangan telah tersebar. Dalam dua hari, Dylan dan Eloise akan mengucapkan janji suci mereka.Di sisi lain kota, Avery tengah sibuk di dalam butik milik Daniel. Pria itu dengan ketelitian seorang seniman, membantu Avery memilih dan menyesuaikan gaun terbaik untuk dikenakannya di hari pernikahan Dylan nanti.Avery menatap bayangannya di cermin besar yang memantulkan dirinya dalam gaun elegan yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Senyum puas terukir di bibirnya."Kau sangat berbakat," ujarnya, mengagumi hasil karya Daniel. "Gaunku jadi terlihat luar biasa."Daniel tersenyum tipis. "Aku hanya memastikan kau akan terlihat paling memukau setelah pengantin perempuan nanti."Avery tertawa kecil, kemudian menoleh pada Daniel denga

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 40

    Pesta masih berlangsung meriah, lantunan musik memenuhi ruangan, dan para tamu menikmati malam dengan penuh semangat. Avery dan Daniel turut larut dalam suasana, melangkah mengikuti irama dalam tarian perdana mereka. Mata mereka saling bertaut, seakan dunia hanya milik mereka berdua.Namun, kehangatan itu perlahan bergeser saat acara utama tiba, yaitu pengumuman King dan Queen malam ini.Seorang pembawa acara naik ke panggung, memegang mikrofon dengan percaya diri. "Hadirin sekalian, saat yang kita tunggu-tunggu akhirnya tiba!" suaranya menggema, membuat semua mata tertuju padanya.Ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan yang hampir terasa di udara, sebelum akhirnya satu nama disebut dengan lantang."Dan pemenang King tahun ini adalah… Gabriel!"Sorak-sorai memenuhi ruangan. Beberapa orang bertepuk tangan, sementara yang lain bersiul riang. Gabriel melangkah ke panggung dengan senyum percaya diri, menerima mahkota yang diberikan kepadanya.Tak lama, nama sang Queen pun diumumkan."Dan

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 39

    Beberapa waktu telah berlalu, dan pagi ini Avery tampak lebih sibuk dari biasanya. Ia berjalan cepat menuju pintu, memeriksa kembali tasnya, memastikan semua peralatan ujian sudah lengkap. Hari ini adalah hari yang menentukan, ujian masuk Universitas New York. Semua persiapan telah ia lakukan jauh-jauh hari, namun tetap saja, perasaan gugup tak bisa ia hindari.Saat membuka pintu, ia mendapati Daniel sudah menunggu di dalam mobilnya, bersandar santai dengan satu tangan di kemudi. Begitu melihat Avery, pria itu langsung tersenyum tipis."Kau sudah siap?" tanyanya begitu Avery masuk ke dalam mobil.Avery mengangguk, meskipun kedua tangannya mencengkeram erat tali tasnya. "Sedikit gugup," jawabnya.Daniel tertawa kecil, lalu mulai menjalankan mobilnya. "Itu hal yang wajar. Tapi aku yakin kau akan melakukannya dengan baik."Selama perjalanan, Avery mencoba mengatur nafasnya, sementara Daniel terus berusaha membuatnya rileks dengan beberapa obrolan ringan. Namun, saat mereka tiba di depan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status