Share

Bab 30. Sekarat

Author: SILAN
last update Last Updated: 2024-10-02 14:34:20

Pukul empat dini hari, Javier keluar dari kamar Freya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia mengenakan pakaiannya dengan cepat, seakan tak ingin ada jejak yang tertinggal, kemudian pergi setelah memuaskan hasratnya.

Udara dingin dan suara deburan ombak dari pantai yang dekat, tak sanggup menenangkan kekacauan yang melanda hatinya, dia duduk di atas pasir pantai melihat kegelapan malam yang menyelimuti lautan. Sama seperti hatinya, yang kini dipenuhi oleh aura kegelapan karena ia telah mengkhianati Viona.

"Aku tidak bisa mengendalikan diri," gumamnya dengan getir. "Seorang Javier Bennett, kalah oleh seorang wanita. Ironis, tapi itulah faktanya. Aku kalah dengan permainan Freya."

Cukup lama Javier diam, sampai akhirnya langit yang tadinya gelap mulai terbit cahaya. Sesekali Javier mengacak rambutnya, suasana yang awalnya sepi hingga perlahan mulai ramai, ia tetap duduk tanpa berpindah posisi.

Suara langkah kaki di atas pasir membuatnya menoleh. Viona menghampirinya, senyumnya lembut,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 31. Harus bertahan

    “Kondisi pasien akan segera membaik. Tekanan darahnya sangat rendah, jadi yang ia butuhkan sekarang adalah istirahat yang cukup,” kata dokter, sebelum meninggalkan ruang perawatan Freya.Viona duduk di tepi tempat tidur, tangannya yang lembut menyentuh kening Freya yang dingin. Dia menoleh pada Javier yang berdiri di sebelahnya, ekspresi cemas tergurat di wajahnya."Apa kita keterlaluan membiarkannya bekerja saat liburan?" tanyanya dengan suara pelan, khawatir rasa bersalah mulai mengusiknya.Javier mengalihkan pandangan sejenak, menahan napas sebelum menjawab. "Ayo keluar, biarkan dia istirahat." Suaranya terdengar datar, tapi di dalam hatinya, dia tahu kalau ini salahnya yang berlebihan sampai Freya jatuh sakit.Sebelum menutup pintu dengan rapat, Javier sempat melirik sekali lagi ke dalam kamar. Freya tampak tenang di atas tempat tidur, namun begitu pintu tertutup rapat, kelopak matanya perlahan terbuka, saat itu juga kepalanya berdenyut merasakan tubuhnya sangat lemas.Tulangnya

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 32. Terasa nyata

    Kalimat David menembus keheningan, menciptakan ketegangan di udara antara mereka. Namun, sebelum Javier sempat merespons, Viona muncul dengan langkah cepat, memecah ketidaknyamanan yang menggantung di antara kedua pria itu."Apa Freya sudah sadar?" tanyanya.David menoleh, sedikit mengendurkan ketegangan yang sempat terbangun. "Dia sempat sadar sebentar, tapi kondisinya masih butuh banyak istirahat. Sekarang dia kembali tidur," jawabnya."Sykurlah," gumam Viona lega."Kalau begitu, aku permisi." pamit David, pria itu sempat melirik tajam ke arah Javier sebelum benar-benar berbalik dan pergi.Malam itu, Freya menghabiskan waktunya sendirian di kamar rumah sakit yang sunyi. Setelah berjam-jam perawatan, tubuhnya mulai terasa lebih baik. Kepalanya juga tidak pusing, tapi tubuhnya masih lemas.Perlahan Freya mengangkat tangannya, menyentuh keningnya. Keheningan mendalam melingkupinya, sampai dering ponsel yang tiba-tiba memecah keheningan. Nama Pamela muncul di layar, memaksa Freya menjaw

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 33. Menjadi agresif

    Keesokan paginya, tepat pukul sebelas, Freya meninggalkan rumah sakit dengan David di sisinya. Tubuhnya masih terasa lemah, tapi ia lebih memilih menanggung rasa sakit itu ketimbang bermalam lagi di tempat yang terasa begitu dingin.Freya takut mimpi semalam datang lagi."Kondisimu belum sepenuhnya pulih. Kenapa tidak menunggu sampai kau benar-benar sembuh?" tanya David, khawatir.Freya menoleh padanya dan menggeleng pelan. "Aku tidak suka suasana rumah sakit," jawabnya dengan nada datar, berusaha menyembunyikan keresahan dalam hatinya.David mengantarnya hingga ke depan pintu kamar penginapan. "Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini. Kalau kau butuh sesuatu, jangan ragu untuk menghubungiku," katanya."Terima kasih, David. Maaf sudah merepotkanmu," ucap Freya sambil tersenyum tipis.Setelah David pergi, Freya menutup pintu dan melemparkan pandangan ke sekeliling kamar. Barang-barang yang sempat ia jatuhkan sebelum pingsan masih tergeletak di sana.Ia membuka kantong plastik yang beris

    Last Updated : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 34. Gairah berbahaya

    Setiap kali Javier selesai, dia selalu pergi begitu saja, meninggalkan Freya dengan perasaan hampa. Tubuhnya, yang kini hanya menjadi tempat pelampiasan hasrat liar Javier, terasa semakin dingin setelah kepergian pria itu.Freya sadar, sepenuhnya sadar, bahwa dirinya kini hanyalah alat untuk Javier. Meski begitu, ia tahu, jika bukan karena dirinya yang pertama kali memancing perhatian Javier, pria itu mungkin tak akan pernah mendatanginya.Namun, mengapa meskipun ia berhasil membuat Javier datang padanya, rasa sakit yang ia rasakan justru semakin dalam? Setiap sentuhan, setiap ciuman, bukannya mengisi kekosongan dalam hatinya, malah semakin memperparah luka yang tak terlihat.Di sisi lain, setelah selesai bersama Freya, Javier kembali menyusul Viona yang sedang menunggunya dengan wajah sedikit kesal."Javier, kau dari mana? Aku mencarimu sejak tadi," gerutu Viona.Javier tersenyum, berusaha meredakan amarah istrinya. Ia merangkul Viona mesra, seperti seorang suami sempurna."Aku ke ka

    Last Updated : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 35. Tekanan batin

    Selama sisa waktu liburan yang masih ada, semua berlangsung seperti biasanya. Freya akan pergi dengan David, menikmati kebersamaan mereka yang singkat. Sementara Javier, tentu saja pria itu bersama istrinya.Tertawa bahagia seolah tidak terjadi apapun, sampai akhirnya mereka selesai menikmati waktu dua minggu liburan dengan menyenangkan.Besok, mau tidak mau mereka harus kembali ke Manhattan. "Kau masih tinggal berapa lama lagi di sini?" tanya Freya.David menoleh sekilas, sambil memilih souvenir yang tergantung di depannya. “Aku punya satu bulan liburan selama musim panas. Sebelum kamu datang, aku sudah di sini selama seminggu. Jadi, aku akan pulang seminggu lagi.”Setelah membayar souvenir yang dipilih, David menyerahkannya pada Freya. “Ini hadiah dariku,” katanya ringan.Freya tersenyum tipis saat menerima hadiah itu, sebuah bingkai foto yang dihias cangkang kerang kecil-kecil. "Apa yang akan kamu isi di bingkai ini nanti?" tanya David penasaran."Aku akan mengisinya dengan fotoku,

    Last Updated : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 36. Dipaksa keadaan

    Liburan telah berakhir, dan kehidupan kembali kerutinitas di kediaman pribadi keluarga Javier. Freya, seperti biasa, melanjutkan tugasnya sebagai pelayan, mengurus segala kebutuhan majikan yang mewah namun selalu sibuk.Saat mereka tiba di rumah, Viona merenggangkan tubuhnya dengan lelah. “Liburan menyenangkan, tapi entah kenapa tubuhku butuh pijatan,” keluhnya. Dia kemudian melirik Javier yang tampak sibuk dengan ponselnya. “Ayo pergi ke spa,” ajaknya ringan.Javier menoleh, lalu kembali melihat layar ponsel. Tampak sibuk berkirim pesan dengan seseorang. “Sebentar, asistenku baru saja mengirimkan pekerjaan yang harus aku selesaikan,” lalu tanpa menoleh, Javier pun menuju ruang kerjanya.Viona mendesah panjang, ia melihat ke arah Freya yang sedang berkemas merapikan barang bawaan mereka. "Padahal libur musim panas masih belum berakhir dan kita baru saja sampai rumah, tapi lihatlah dia, masih saja sibuk dengan pekerjaannya," ucapnya menggerutu.Freya menoleh dengan tenang. “Nyonya, b

    Last Updated : 2024-10-03
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 37. Penghinaan 

    Hari masih sangat pagi, bahkan langit pun masih belum terang. Suara lantang Viona langsung menghantam keheningan, membangunkan Freya yang terlelap."Freya!" serunya, nada penuh otoritas.Freya tersentak, langsung bangun dari tempat tidur. "Nyonya," jawabnya terbata, kaget dan cemas.Viona berdiri dengan tangan terlipat, alisnya berkerut tajam. "Kau bekerja di rumah ini sebagai pelayan, tapi lihat dirimu, masih tertidur seperti ini di jam segini. Kamu pikir ini rumahmu?"Dengan kepala tertunduk, Freya hanya bisa meminta maaf, "Maaf, Nyonya."“Jam dua nanti teman-temanku akan datang. Kau harus siapkan makanan untuk mereka di halaman belakang. Pergi ke supermarket sekarang dan beli bahan-bahan yang berkualitas. Jangan sampai pukul dua semuanya belum siap!" perintahnya dengan tajam.Freya mengangguk patuh, lalu Viona pergi meninggalkan ruangan dengan langkah cepat. Freya hanya bisa menarik napas panjang, matanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Jarang sekali Viona ban

    Last Updated : 2024-10-04
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 38. Harus bertahan

    Pukul sembilan malam, Freya akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Tubuhnya terasa begitu lelah, seolah akan roboh kapan saja. Tapi keadaan memaksanya terus bertahan. Rumah besar itu hanya diurus olehnya, setiap sudut dan setiap perintah harus dijalankan dengan sempurna, tanpa istirahat.Pukul sepuluh, Freya merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur. Sekujur tubuhnya seperti akan hancur, tapi begitu kepalanya menyentuh bantal, ia langsung terlelap dalam hitungan detik.Namun, bahkan dalam mimpi Freya tak bisa menemukan kedamaian. Sesuatu yang asing menyentuh tubuhnya, membuatnya gelisah. Sepasang kelopak matanya terbuka, dan betapa kagetnya ia melihat Javier berdiri sangat dekat di sampingnya."Jav—" Freya mencoba bersuara, tapi bibirnya langsung dibungkam oleh tangan besar Javier. Pria itu menggeleng, memberi isyarat agar Freya diam. Setelah itu, dia melepaskan tangan dari mulutnya."Apa yang kau lakukan di kamarku tengah malam seperti ini?" Freya berbisik, cemas.Javier menyeringa

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 92. Pernikahan

    Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Udara pagi itu terasa segar, namun bagi Javier, udara seolah dipenuhi dengan ketegangan yang manis. Berdiri di ruang gantinya, ia merapikan tuksedo putih bersih yang melekat sempurna di tubuhnya. Setiap detail tampak serasi, memberikan kesan bahwa ia adalah pria yang siap memulai kembali kehidupan baru dalam hidupnya, sebagai suami dari wanita yang ia cintai.Javier menatap cermin di depannya, memperhatikan bayangan dirinya. Ada sedikit senyum puas di wajahnya, namun tatapannya segera berubah lembut ketika ia membayangkan sosok Freya."Aku ingin melihat seperti apa dia sekarang," gumamnya pelan.Namun, ketika ia berbalik untuk pergi, langkahnya di hadang oleh David yang tiba-tiba muncul di pintu."Hei, hei! Kau mau kemana, Dude?" David bertanya dengan nada menggoda, tangannya terangkat seolah ingin menghentikan langkah Javier."Bertemu istriku," jawab Javier tanpa ragu, alisnya sedikit terangkat.David tertawa kecil, melipat tangannya di dada. "Di

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 191. Keluarga

    Malam itu, suasana rumah Javier berubah menjadi hidup ketika suara deru mobil terdengar berhenti di halaman. Beberapa saat kemudian, riuh celotehan anak-anak mengisi udara. Dylan dan Felix melompat keluar dari mobil, berlari ke arah Freya dengan semangat yang nyaris meledak-ledak. Mereka berlomba-lomba untuk menceritakan petualangan mereka selama di luar rumah, wajah mereka berseri-seri seperti dua matahari kecil yang membawa keceriaan.Javier yang duduk di ruang tamu menoleh sejenak. Senyumnya tipis, cukup hangat untuk menandakan kebahagiaannya melihat anak-anak begitu bersemangat. Tapi pandangannya segera tertuju ke arah pintu mobil yang masih terbuka. Dari sana, Morgan muncul, langkahnya mantap namun terlihat lelah. Javier meletakkan ponselnya di meja, bangkit dan berjalan menghampirinya."Biasanya anak buahmu yang mengantar mereka pulang," ucap Javier, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.Morgan hanya menatap Javier sekilas, tidak langsung merespons. Ia menyerahkan dua tas milik D

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 190. Pernikahan sudah dekat

    Langkah Javier terdengar ringan ketika memasuki rumah, senyuman tak henti-hentinya menghiasi wajahnya. Di tangannya ada sebuah kotak beludru hitam, kecil namun begitu berharga, isinya adalah cincin pernikahan yang telah ia pesan. Pandangannya menyapu ruangan sesaat, mencari sosok yang sudah memenuhi setiap sudut hidupnya dengan kehangatan.Ia menemukannya di halaman belakang, wanita cantik dengan perut yang mulai membesar itu sedang memetik buah plum dari pohon. Freya terlihat begitu damai dalam kesederhanaannya, meskipun tubuhnya tengah mengandung keajaiban kecil yang sebentar lagi akan hadir di dunia.Javier berjalan perlahan ke arahnya, menikmati setiap detik pemandangan ini. Ada kebahagiaan sederhana yang terpancar dari Freya, meskipun dia tampak sibuk dengan keranjang buah di tangannya.“Hai, kau sedang apa?” tanya Javier sambil menyandarkan tubuhnya pada pintu kaca yang menghubungkan ruang tamu dengan halaman belakang.Freya menoleh, senyuman lembut menghiasi wajahnya. “Memetik b

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 189. Pengaruh Morgan

    Hari-hari berlalu dengan cepat, tapi satu hal selalu sama, setiap kali Dylan dan Felix pulang dari pertemuan mereka dengan Morgan, keduanya terlihat kelelahan. Javier sudah mulai terbiasa melihat wajah letih kedua putranya, meski rasa penasarannya terus mengganggu. Setiap kali ia bertanya apa yang mereka lakukan, jawaban mereka selalu singkat, "Bermain dengan Kakek."Namun sore itu berbeda. Wajah Dylan terlihat memerah seperti habis terbakar matahari, dan kulitnya tampak kasar. Freya yang cemas melihat kondisi anaknya, segera mengambil pelembap dan mengoleskannya ke wajah Dylan dengan lembut.Javier yang berdiri di sudut ruangan sambil memperhatikan, "Permainan apa yang kalian lakukan dengan Kakek sampai seperti ini?" tanyanya dengan nada tegas, tatapannya tajam mengarah pada Dylan.Dylan hanya menunduk, sementara Felix yang biasanya lebih blak-blakan, terlihat ragu-ragu. Tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, Dylan buru-buru menutup mulut saudaranya.Alis Javier terangkat tinggi. "Jad

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 188. Persiapan dimulai

    "Kau yakin hanya pesta biasa saja?" tanya Javier, matanya memandang Freya dengan ragu, seolah memastikan dia tidak salah dengar.Freya mengangguk mantap, senyum lembut tersungging di wajahnya. "Aku tidak terlalu menyukai sesuatu yang berlebihan. Lebih baik kita mengadakan pernikahan yang sederhana. Hanya menghadirkan orang-orang terdekat, tanpa kemewahan yang berlebihan. Bagiku yang penting adalah maknanya, bukan pesta besar yang mencuri perhatian."Javier terdiam sejenak, lalu meraih tangan Freya, menggenggamnya erat. Ia menatap mata wanita itu dengan penuh perhatian. "Jangan khawatir soal biaya. Aku bisa memberikan segalanya untukmu. Aku ingin hari itu menjadi sempurna, sesuatu yang tak akan pernah kita lupakan."Freya tersenyum lagi, kali ini lebih lebar, seolah meyakinkan pria di depannya. "Bukan soal biaya, Javier. Ini tentang apa yang membuatku bahagia. Aku tidak butuh pesta yang megah untuk merasa istimewa. Yang aku butuhkan hanyalah kamu, dan janji yang kita bangun bersama. It

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 187. Rencana rahasia

    Seperti yang Javier harapkan, keesokan paginya, bahkan sebelum cahaya matahari menyentuh cakrawala, suara mesin mobil terdengar memasuki halaman rumah. Javier yang sudah menunggu sejak semalam turun dari lantai dua ke ruang tamu.Saat pintu mobil terbuka, dua pria dengan tubuh tegap keluar, masing-masing menggendong Dylan dan Felix yang tertidur pulas di pelukan mereka. Bocah-bocah itu tampak damai, seolah-olah tak terganggu oleh perjalanan panjang yang baru saja mereka lalui.Javier melangkah keluar, matanya menyapu kendaraan dengan hati-hati, berharap menemukan sosok Morgan. Namun yang ia temui hanyalah seorang supir berdiri kaku di sisi pintu mobil.“Dimana bos kalian?” tanya Javier dengan nada datar, meskipun ada sedikit ketegangan yang terselip dalam suaranya.Supir itu menunduk hormat. “Tuan mempercayakan kami sepenuhnya untuk mengantar putra Anda kembali dengan selamat. Jika tidak ada yang lain, kami permisi.”Tanpa menunggu jawaban, kedua pria yang menggendong Dylan dan Felix

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 186. Menculik si kembar

    Keduanya menuju mobil terparkir, niat Javier ingin mengajak Freya ke butik hari ini berakhir di tunda. Mereka pulang, perjalanan dari pantai yang Freya kunjungi dari rumah sangat jauh dan mereka tiba di rumah saat langit sudah gelap. Tapi, rumah dalam keadaan sepi. Biasanya saat jam seperti ini, Dylan dan Felix sangat ribut sehingga rumah sepi seperti ini cukup membuat Freya curiga apa yang dilakukan oleh mereka. "Aku akan lihat mereka di kamar," kata Freya. Ketika Freya menghilang menuju lantai atas, Javier menerima panggilan telepon yang datang tiba-tiba. Ia menjawab dengan santai, “Halo?” Suara berat di ujung telepon langsung terdengar tanpa basa-basi. “Aku akan mengembalikan kedua putramu besok.” Belum sempat Javier menjawab, panggilan itu langsung terputus. Ia menatap layar ponselnya yang kembali gelap, lalu mendesah panjang, memijat pelipisnya perlahan. Sementara itu Freya membuka kamar putranya, tapi kosong. Perasaannya mendadak cemas, dengan langkah tergesa-gesa ia kembal

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 185. Menabur bunga

    Beberapa hari kemudian, setelah banyak pertimbangan akhirnya Javier dan Freya sepakat untuk menikah sebelum musim dingin tiba. Itu artinya, hanya tersisa kurang dari empat bulan untuk mempersiapkan hari istimewa mereka.Namun, bagi Javier waktu yang singkat itu bukan alasan untuk tergesa-gesa, justru ia ingin memastikan setiap detail sempurna, karena hari itu akan menjadi momen yang mengikat Freya sepenuhnya dalam hidupnya.Pagi itu, tepat pukul sembilan, Javier baru saja keluar dari ruang gym. Tubuhnya masih berkeringat, dan handuk kecil di tangannya ia gunakan untuk menyeka leher dan wajah. Suara dering ponsel memecah kesunyian. Ia melihat layar ponselnya, mendesah pelan, lalu mengangkatnya.Dari ujung telepon, suara berat Morgan terdengar penuh dengan kemarahan yang ia coba tahan.“Kau menguji kesabaranku, Javier!”Javier hanya menyeringai tipis sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding. Ia tidak tampak terintimidasi sedikit pun. “Aku tidak pernah berjanji apapun padamu,” jawabnya da

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 184. Setelah fakta terungkap

    Setelah mendengar penjelasan Morgan, Javier tak bisa berkata kata lagi. Rasanya ia turut hanyut dalam kisah yang terjadi diantara Pamela dan Morgan, ia telah salah paham menilai Morgan yang ternyata berusaha untuk melindunginya."Sekarang, terserah padamu untuk percaya atau tidak. Keputusan untuk percaya ada di tanganmu, memang sulit menerima kenyataan bahwa ayah kandungmu adalah seorang pembunuh. Kau pasti malu, jadi sebaiknya kau tidak perlu mengakui diriku." kata Morgan.Javier tetap diam, masih mencerna apa yang sudah ia dengar. Morgan adalah korban, sementara selama ini Javier tau bahwa ibunya, Pamela, tidak pernah mencintai Rodeo. Mereka menikah karena bisnis, dan kemungkinan besar Pamela juga terpaksa hidup bersama dengan Rodeo walaupun yang sering kali Javier lihat, Pamela terlihat bahagia.Tapi tidak dengan hatinya, bahkan Morgan juga sama, dia memilih untuk tidak menikah hingga sekarang demi satu wanita yang dicintainya."Lalu ... kenapa ayahku memintamu untuk bertanda tanga

DMCA.com Protection Status