Share

Loh, Kok Bisa?

Author: Nona Ekha
last update Last Updated: 2022-08-12 09:14:29

"Kasih, kamu seriusan tadi ngomong gitu?" tanya Diana.

Kasih melirik temannya itu dengan sinis. "Emangnya kenapa? Ada yang salah?"

"Ya nggak tahu sih. Aku, kan, nggak tahu kalian ada masalah apa, tapi dengan kamu ngomong kayak gitu, itu sama aja kalau kamu ... halah, sudahlah, tuh dari tadi ponsel kamu bunyi terus. Diangkat kenapa," gerutu Diana.

"Ish! Nggak mau, dia itu nyebelin banget. Giliran ada maunya aja hubungi aku."

Diana mengedikkan bahunya acuh. "Terserah kamu aja deh, aku mau ke kamar aku dulu ya, nanti kalau butuh apa-apa tinggal panggil aku. Eh, telepon aku aja, kamu kan malu kalau keluar kamar."

"Oke deh, ingat ya, jangan ngewe dulu, nanti kena azab loh karena bercinta mendekati pernikahan," peringat Kasih.

Diana tergelak mendengarnya. "Bahasamu masih belepotan, Kasih. Lagian kalau dipikir-pikir mana mungkin bercinta di saat lagi ada banyak orang di sini. Nah, kecuali kalau semi-semi baru bisa dipikirkan."

Kasih mendelik kesal. "Udahlah, sana pergi aja. Mesum aja kamu tu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Partner di Atas Ranjang   Masa Habis ditunggang nggak dikasih Imbalan?

    "Habis ketemu sama Rio kenapa kamu banyak melamun gitu? Pasti terpesona sama dia ya? Aku bilang juga apa," cibir Diana.Kasih diam saja, dia masih memikirkan kejadian tadi. Dia tidak salah lihat, wanita tadi itu benar-benar istri Gilang.Bahkan Kasih juga sempat mengikuti kedua sejoli itu sampai masuk ke kamar hotel. Jelas saja di situ pikiran Kasih mulai ke mana-mana.Kasih terus menggelengkan kepalanya ketika menyadari pikirannya yang terlalu jauh.'Astaga! Mikir apa sih kamu, Kasih. Kamu itu nggak ada jauh bedanya sama dia,' batin wanita itu."Kasih!" sentak Diana.Kasih terlonjak, dia mengelus dadanya karena kaget, Diana memanggilnya cukup keras."Apa sih, kamu ini selalu aja kalau ngomong selalu ngegas," decak wanita itu."Jelas aja aku ngegas, orang kamunya diajak ngobrol malah melamun, kesambet baru tahu rasa," cibir Diana. "Sampai segitunya ya karena terpesona sama si Rio," ejeknya lagi.Kasih mengerutkan keningnya. Terpesona? Hah! Memikirkannya saja tidak pernah."Kamu ngomon

    Last Updated : 2022-08-13
  • Partner di Atas Ranjang   Punya 2 Istri?

    "Jadi bagaimana, Pak. Apa pembangunan hotel di sini bisa kita lanjutkan?"Gilang menatap rekannya itu dengan kesal, kalau saja dia tidak menjunjung tinggi tentang profesional, sudah dia tonjok laki-laki yang ada di depannya itu."Kau tahu, kalau aku membatalkannya, sudah pasti aku rugi karena pembangunan itu sudah setengah jalan. Lalu kalau aku melanjutkan pembangunan itu, apa kamu pikir aku bakal percaya lagi sama kamu?" tanya Gilang sinis."Saya berani bersumpah, Pak, saya tidak pernah mengambil dana itu, mandor itu benar-benar tidak bertanggung jawab karena sudah membawa kabur uangnya," kata pria itu menunduk."Tetap saja di sini kamulah yang patut untuk disalahkan. Aku ingin melanjutkan pembangunan, tapi yang pegang uangnya bukan kamu."Pria itu mengangguk paham. "Saya memakluminya, Pak. Sebenarnya ada yang ingin saya katakan pada Anda, sepertinya saya sudah tidak bisa memegang tanggung jawab ini, karena saya akan pulang untuk menemui istri saya," jelas pria itu."Istri? Memangnya

    Last Updated : 2022-08-17
  • Partner di Atas Ranjang   Mulai Curiga

    "Kamu yakin mau pulang?" tanya Diana lesu."Iya, Gilang minta agar aku secepatnya untuk pulang, bentar lagi dia akan sampai sini," ucap Kasih memberitahu."Jadi kamu kasih tahu alamatnya ke dia?""Iya, emangnya kenapa?""Ya ... nggak apa-apa sih, cuma kenapa nggak nunggu acara sampai selesai aja sih," keluh Diana."Sebenarnya sih penginnya kayak gitu, tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba Gilang memintaku untuk segera menemuinya. Kayaknya ada hal penting yang mau dia katakan deh, aku juga bingung. Padahal waktu itu dia beri aku izin pergi selama seminggu."Diana mendesah berat. "Ya sudahlah, mau gimana lagi.""Minta tolong pamitin ke calon mertua kamu ya," pinta Kasih."Kenapa nggak pamit sendiri aja, nanti dibilangnya nggak sopan loh."Kasih menggeleng. "Nggaklah, mending kamu aja. Dia itu nyeremin, dan kayaknya memang aku nggak cocok sama dia. Kalau ngelihat aku tuh sinis banget, kayak nggak suka sama aku. Jadi kamu aja ya nanti yang bilang.""Iya deh iya, itu kayaknya ada mobil parkir d

    Last Updated : 2022-08-18
  • Partner di Atas Ranjang   Kenikmatan yang Terpotong

    Kasih mengernyit heran karena sedari tadi dia selalu melihat Gilang tampak melamun. Dia begitu penasaran, sebenarnya apa yang tengah pria itu pikirkan. Apa dia tengah memikirkan istrinya? Ah, bisa jadi. Entah mengapa mengingat hal itu membuat hati kecil Kasih menjadi nyeri."Mau aku buatkan kopi?" tawar wanita itu.Lihatlah, bahkan Kasih berbicara dengan pelan saja bisa mengagetkannya. Sebenarnya apa yang terjadi?Gilang menatap Kasih sambil tersenyum tipis, lalu arah pandangnya beralih ke perut Kasih."Tidak usah, lebih baik kamu duduk di sini di dekatku. Aku tidak ingin membuatmu kelelahan," kata pria itu lembut.Meskipun kebingungan, Kasih tetap menuruti perintah pria itu."Kamu capek?" tanya Kasih hati-hati."Hemm, sepertinya begitu. Bayangkan saja, empat jam aku baru nyampe, lalu lanjut menjemputmu," kata Gilang lirih, dia menidurkan kepalanya di pundak Kasih. "Uh, nyaman sekali," gumamnya."Kalau capek sebaiknya kamu tidur saja."Gilang menggeleng, dia malah semakin mengeratkan

    Last Updated : 2022-08-19
  • Partner di Atas Ranjang   Datang Bulan

    Di dalam taksi itu Kasih cepat-cepat membersihkan ponselnya, baik chat, panggilan atau apapun itu dengan Gilang segera dia hapus, buat jaga-jaga kalau nanti Dani akan memeriksa ponselnya."Kenapa aku harus seheboh ini, padahal dia juga tengah menyembunyikan sesuatu dariku, kan?" gerutu wanita itu.Beberapa saat kemudian taksi itu sudah sampai di pelataran rumah Kasih, jantung wanita itu berdegup begitu kencang ketika melihat suaminya tengah duduk di teras depan, sepertinya tengah menunggu dirinya.'Aduh, kok jadi deg-degan gini sih,' batin Kasih."Kita sudah sampai, Mbak," tegur supir taksi tersebut."Ah ya," ucap wanita itu setengah tergagap.Kasih merogoh tasnya, kemudian memberikan uang pada supir taksi itu."Kembaliannya ambil aja ya, Pak.""Makasih ya, Mbak.""Sama-sama, Pak."Kasih pun akhirnya keluar dari taksi tersebut, jantungnya semakin ketar-ketir ketika pandangan mereka saling bertemu.Dan ketika Kasih sudah berada di depan pria itu, Dani masih saja memperhatikannya dengan

    Last Updated : 2022-08-21
  • Partner di Atas Ranjang   Foreplay

    [Aku merindukanmu.]Kasih tersenyum tipis ketika mendapat pesan dari Gilang. Dengan cepat dia membalas pesan dari pria itu.[Tidak! Kamu hanya merindukan tubuhku.]Lagi-lagi wanita itu tersenyum ketika membayangkan raut wajah kesal Gilang saat ini.[Oh, ayolah. Apa yang kamu katakan memang benar, tapi pikiranku nggak melulu ke arah sana. Aku merindukanmu, aku rindu dengan suara kamu, tawamu, dan juga perutmu.]Kasih mengerutkan keningnya, ketika membaca kata yang terakhir yang Gilang ketik.'Perut? Apa dia salah ketik? Atau typo?' batin wanita itu bertanya-tanya.[Perut?]Kasih tak sabar menunggu balasan dari Gilang, dia sedikit dongkol karena Gilang membalas pesannya cukup lama.[Ya, aku sangat menyukai perutmu, sangat seksi. Ada masalah?][Nggak, hanya saja terdengar cukup aneh.][Jadi, kapan kamu akan datang ke sini? Pokoknya aku nggak mau ya kamu terus-terusan nempel sama suami kamu itu!]Ketika membaca pesan itu, Kasih merasakan aura mengintimidasi dari Gilang.[Aku tidak bisa pe

    Last Updated : 2022-08-23
  • Partner di Atas Ranjang   Hobi Baru

    "Di sini tempat kerja kamu?" tanya Dani sambil menurunkan standar motornya."Iya, emangnya kenapa?""Aku pikir rumahnya mewah, seperti istana. Nggak tahunya majikan kamu tinggal di apartemen," gumam pria itu."Dia itu memang orang kaya, tapi akhir-akhir sini sering tinggal di apartemen.""Memangnya majikan kamu itu laki-laki atau perempuan?" tanya Dani penasaran."Ya laki-laki sama perempuan, pertanyaan Mas itu aneh. Ya udah sana, Mas pulang aja," usir Kasih.Dani menggeleng, dia tetap dengan pendiriannya, ingin mengantar wanita itu sampai pintu apartemen, sekaligus dia juga penasaran seperti apa majikan istrinya itu."Aku mau antar kamu sampai pintu masuk, emangnya nggak boleh kenalan sama majikan kamu?"Wajah Kasih mendadak pias, dia tidak mungkin membiarkan Dani masuk ke dalam sana dan membiarkan Dani bertemu dengan Gilang, yang ada nanti rahasianya bisa terbongkar. Tapi, jika saja dia ngotot mengusir Dani, yang ada malah menambah pria itu curiga."Ya udah, terserah Mas aja," ucapn

    Last Updated : 2022-08-25
  • Partner di Atas Ranjang   Ambigu

    "Kasih, bisa kamu jelaskan ini maksudnya apa?" tanya pria itu lagi.Kasih menunduk, tak berani menatap pria itu, karena menurutnya Gilang begitu menakutkan."Kenapa diam saja? Ayo jawab!" bentak pria itu lagi."Maaf, Gilang. Sebenarnya tadi aku sudah melarangnya agar tidak usah mengantarku, tapi dia ngotot, takutnya nanti kalau aku tidak memperbolehkannya, dia malah curiga sama aku, makanya aku ... izinkan dia buat ikut," kata Kasih lirih, wanita itu menelan salivanya dengan susah payah.Gilang menyugar rambutnya dengan kasar. "Aku memakluminya, tapi bagaimana sekarang. Apa aku harus membukakan pintu untuknya?"Kasih menggeleng cepat. "Jangan! Nanti yang ada malah dia curiga sama kita," larangnya dengan suara tegas."Terus membiarkan dia berdiam diri seperti itu?""Nanti juga dia capek sendiri, pulang sendiri.""Tapi aku nggak setuju dengan pendapatmu, sebaiknya aku bukakan pintunya," usul Gilang."Jangan! Aku mohon jangan, please." Mata Gilang melotot ketika Kasih loncat dari ranjan

    Last Updated : 2022-08-27

Latest chapter

  • Partner di Atas Ranjang   Perihal Burung

    Tidak ada yang paling membahagiakan menurut Gilang selain menikah dengan orang yang dia cintai.Wanita yang selama ini dia tunggu-tunggu kehadirannya akhirnya sudah berada digenggamannya untuk selamanya.Kebahagiaan Gilang terasa sangat lengkap karena kedua anak yang lahir dari perut Kasih, wanita yang dicintainya.Ya, bukankah pria itu dari dulu sangat menginginkan hal itu? Mungkin dulunya Kasih menganggap jika omongan Gilang hanya candaan belaka, tapi tidak menurut Gilang, pria itu benar-benar sangat serius mengatakannya.Dulu, hubungan mereka sangatlah salah, tidak pantas ditiru untuk siapapun. Sebatas partner di atas ranjang, karena dia begitu kesepian, dan dia memanfaatkan Kasih karena wanita itu sangat membutuhkan bantuan.Gilang menggeleng seraya tersenyum kecil ketika mengingat awal pertemuan mereka yang menurut pria itu sangat berkesan."Ngapain senyum-senyum sendiri? Hayo, pasti lagi mikirin sesuatu," celetuk Kasih. Wanita itu menatap suaminya penuh curiga."Iya nih, tahu aj

  • Partner di Atas Ranjang   Permainan yang Sesungguhnya Pun dimulai

    "Selamat ya, akhirnya hari-hari yang kalian tunggu tiba juga," celetuk Fandi seraya menyalami Gilang."Makasih, Bro. Kalau bukan karena kamu, pasti hari ini nggak akan terjadi," ucap Gilang dengan suara tulus.Fandi tertawa kecil. "Habisnya aku greget banget sama hubungan kalian berdua. Sama-sama mau tapi gengsinya gede banget. Wanita itu memang harus digertak, kalau nggak digituin nanti malah teus mengulur waktu. Dan ya ... rencanaku berhasil, kan. Pada dasarnya itu Kasih cinta sama kamu, terlihat begitu jelas dengan tatapan matanya. Cuma ya seperti tadi yang aku bilang, gengsinya wanita itu besar. Yang dia mau lelaki harus berusaha sekuat mungkin berjuang buat meyakinkan dia, kalau sudah dirasa cukup barulah dia nerima kamu. Pikiran wanita itu gampang ditebak," celoteh Fandi panjang lebar."Ya, ya, ya. Terserah kamu bilang apa, intinya aku berterima kasih karena pada akhirnya kami sudah menikah, itu semua berkat kamu."Fandi menepuk pundak Gilang dengan pelan. "Sama-sama, tapi aku y

  • Partner di Atas Ranjang   Sama-sama Janji

    "Apa kamu menyesal karena sudah melakukan kesalahan fatal, Dina?" tanya Bima sinis.Wanita itu tak berani menatap calon suaminya itu, dia benar-benar begitu malu.Karena melihat Dina diam saja, Bima pun duduk di hadapan wanita itu, pria itu menghela napas berat."Sejujurnya aku nggak mau lihat kamu seperti ini, tapi ... kamu memang pantas dihukum seperti ini, karena kesalahanmu itu. Apa sampai saat ini kamu belum menyadari kesalahanmu itu? Apa sampai saat ini kamu masih menyalahkan aku dan Kasih karena kami dekat? Dan masih benci dengan Bastian yang jelas-jelas anak itu tidak memiliki kesalahan apapun? Apa kamu masih mempertahankan egomu itu, Dina?" tanya Bima secara beruntun.Tak lama setelah itu, terdengar suara isak tangis dari wanita itu. Sejujurnya Bima tak tega mendengarnya, ingin sekali memeluk wanita itu, tapi mati-matian ia tahan, dia ingin kalau Dina menyadari kesalahannya."Aku ... aku sangat menyesal, Mas. Aku menyesal. Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, aku nggak

  • Partner di Atas Ranjang   Disamakan Seperti Kucing?

    Gilang tersenyum puas karena pada akhirnya Tiara sudah masuk ke dalam penjara. Untuk sebagai bukti yang akan dia tujukan pada calon istrinya itu, Kasih, jadi dia mengambil foto Tiara ketika sedang di dalam penjara."Gimana? Enak, kan, rasanya hidup di sini. Makan gratis, nggak ngapa-ngapain lagi, harusnya kamu berterima kasih sama aku," kata pria itu dengan bangga.Tiara menggerakkan giginya. Rasa amarah dan juga malu menjadi satu.Niatnya ingin memiliki pria itu, malah berakhir seperti ini. Sungguh mengenaskan."Saya mohon, Pak. Tolong bebaskan saya dari sini," mohon wanita itu."Gimana? Kamu minta untuk dibebaskan? Bukannya di sini tempatnya sungguh nyaman?" Lagi-lagi Gilang mengejek wanita itu."Saya tidak mau tinggal di sini, Pak. Tolong keluarkan saya dari penjara ini, Pak. Saya janji akan menuruti semua perintah Anda kalau Anda mau mengeluarkan saya dari sini." Lagi-lagi Tiara memohon ampun.Wanita itu sangat menyesal karena sudah masuk ke dalam kehidupan pria itu. Sungguh, keja

  • Partner di Atas Ranjang   Tubuhmu itu Canduku

    "Aku sudah menuruti semua keinginanmu, sekarang giliran aku menagih janjimu.""Janji? Emangnya aku punya janji sama kamu?" tanya Kasih heran."Oh, jadi kamu mau melupakan hal itu?""Aku serius!" bantah Kasih."Bukankah kamu yang bilang sendiri kalau aku sudah berhasil memecahkan kasus siapa yang menabrak Bastian, kamu mau menikah denganku? Apa kamu mencoba untuk ingkar janji?" tanya Gilang dengan sorot mata tajam."Oh, yang itu. Aku kira apaan. Masih ada satu lagi yang belum kamu selesaikan.""Mencoba cari alasan lagi?"Kasih menggeleng. "Aku sama sekali nggak cari alasan," bantah wanita itu dengan mata melotot."Ya sudah, katakan saja. Aku harap ini yang terakhir kalinya kamu mencari alasan. Setelah itu, tidak ada lagi yang namanya ngeles, kamu harus menikah denganku secepatnya.""Kenapa harus terburu-buru?" tanya Kasih dengan senyum remeh."Serius kamu bertanya seperti itu? Baiklah, aku akan menjawabnya dengan sejujur-jujurnya. Apa lagi kalau tidak merindukan tubuhmu. Tubuhmu itu ca

  • Partner di Atas Ranjang   Nabung Bayi Dulu

    "Untuk apa kamu datang ke sini?" tanya Kasih heran. Bima menghela napas berat, dia melirik ke arah Gilang yang saat ini tengah duduk anteng di dekat Kasih. Tatapan mereka berdua bertemu, Bima memberi kode pada Gilang agar pria itu pergi dari situ, karena Bima ingin berbicara berdua saja dengan Kasih. Sayangnya yang diberi kode sama sekali tak mengerti, lebih tepatnya Gilang pura-pura tidak tahu apa maksud Bima, pria itu malah melengos. "Bim?" panggil Kasih heran karena melihat pria itu tampak diam saja. "Tadi katanya mau ngomong, kok malah diam aja?" "Bisakah hanya kita berdua saja di sini, nggak lama kok," pinta Bima. Gilang mendelik kesal ketika mendengar Bima berbicara seperti itu. Tidak cukup jelaskah kalau tadi Gilang menolak usiran dari pria itu melalui tatapannya? Lantas kenapa harus diperjelas lagi? "Kalian ngobrol aja, anggap aja aku nggak ada di sini. Aku nggak bakalan dengar pembicaraan kalian berdua kok," kata Gilang dengan suara tenang. "Gilang, biarkan kami berdua

  • Partner di Atas Ranjang   Jangan Lihat Covernya Aja, tapi Lihat Isinya Juga

    "Mas aku beneran minta maaf, Mas. Tolong maafin aku, Mas. Please," mohon Dina."Kamu itu salah, Din. Salah besar! Apa pantas aku maafin kamu?" tanya pria itu sinis."Aku benar-benar khilaf, Mas. Aku minta maaf, Mas. Aku harus gimana supaya kamu mau maafin aku?"Bima terus menggeleng. "Aku benar-benar masih nggak nyangka aja, Din. Wanita yang selama ini aku anggap baik, nyatanya aku salah kira. Di depanku aja kamu terlihat begitu baik, tapi di belakangku ... hatimu begitu busuk," desis pria itu."Aku akui kalau aku ini salah, Mas. Aku ini cemburu melihat kedekatan kalian, Mas," kata Dina jujur."Aku selalu meluangkan waktu untukmu, Din. Bahkan aku menemui Kasih dan Bastian itu termasuk jarang, itu semua aku lakukan demi menjaga hati kamu. Tapi apa? Kamu malah egois!" tandas pria itu."Aku nggak egois, Mas. Aku hanya ingin mempertahankan hubungan kita!" kata Dina tak terima.Bima yang melihat sikap arogan Dina pun tertawa sinis."Kamu itu ya, udah tahu salah bukannya minta maaf tapi mal

  • Partner di Atas Ranjang   Nggak Nyangka

    "Iya bentar!" Bima terlihat begitu kesal karena sedari tadi ada yang mengetuk pintu rumahnya dengan sangat kencang.Pria itu berjalan menuju ke arah pintu dengan terburu-buru, setelah itu dia pun membuka pintu, matanya terbelalak ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya."Selamat siang," sapa pria itu.Bima tak segera menjawab, dia masih kaget dengan kedatangan pria itu."Ehem! Selamat siang," kata pria itu sekali lagi."Siang," jawab Bima kikuk."Apa aku mengganggu waktumu?""Nggak, nggak kok," sahut Bima seraya menggeleng cepat. "Omong-omong ada apa ya datang ke sini, apa ada yang bisa dibantu?""Apa aku tidak dipersilahkan untuk duduk?""Oh, ya, silakan duduk. Tunggu sebentar, aku buatkan minum dulu.""Nggak usah, aku datang ke sini bukan untuk minta minum, tapi ada yang harus aku selesaikan.""Kamu datang ke sini mau cari Kasih? Sorry aja ya, Kasih nggak pernah datang ke sini," jelas Bima, dia mengira kedatangan Gilang ke rumahnya karena ingin mencari wanita itu."Kedatangank

  • Partner di Atas Ranjang   Keceplosan

    "Kasih!" teriak Diana, wanita itu berlari kecil mendekati sahabatnya. "Selama ini kamu ke mana aja sih, kok nggak pernah ada kabar," lanjut wanita itu seraya memeluk erat tubuh Kasih."Pelan-pelan, Di. Aku sesak napas, kamu meluknya kekencengan," keluh wanita itu."Oh, sorry-sorry." Diana pun langsung melepaskan pelukannya itu. "Ke mana aja sih kamu, kok nggak pernah kasih aku kabar. Udah lupa ya sama aku?"Kasih tertawa kecil. "Kalau udah lupa, nggak mungkin aku ngajak kamu ketemu, Di.""Terus selama ini kamu ke mana?" tanya Diana lagi."Nggak ke mana-mana sih, cuma menenangkan diri aja."Diana mendengkus keras. "Nyatanya dirimu nggak bisa tenang, kan, selain di sini?" cibir wanita itu.Lagi-lagi Kasih menanggapinya dengan tawa. "Kok tahu sih?" "Ya tahu lah, secara, kan, pujaan hatimu ada di sini. Gimana? Udah ketemu belum sama dia? Pasti udah dong ya. Omong-omong, si Manda itu anak kamu sama Gilang, kan? Itu beneran nggak sih, takutnya dia bohongin aku, siapa tahu itu anaknya sama

DMCA.com Protection Status