Beranda / Romansa / Partner di Atas Ranjang / Karena Aku Melakukan Hal yang Sama

Share

Karena Aku Melakukan Hal yang Sama

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 19:57:08

Gilang tertawa miris sambil geleng-geleng kepala, masih tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan.

Istrinya baru saja bercinta dengan orang lain, entah sudah berapa lama pria itu bermain di belakangnya.

Sebenarnya Gilang ingin marah, tapi kalau dipikir-pikir lebih jauh lagi untuk apa? Toh dia juga melakukan hal yang sama. Tapi menurutnya Yura benar-benar keterlaluan. Sempat-sempatnya bercinta dengan orang lain di saat dia sedang bersama dengan wanita itu.

Pikirannya kali ini benar-benar tak karuan, tiba-tiba saja dia teringat dengan Kasih. Lagi, dia kembali mengingat mimpi itu yang sialnya membuat emosinya seketika naik.

Dia menggeram kesal ketika dia menghubungi Kasih, nomor wanita itu tidak aktif, dia hanya mendengar suara datar dari wanita yang dia yakini operator.

"Sial! Dia ke mana sih, kenapa nomornya tidak aktif? Atau jangan-jangan dia mau menjauhiku, berengsek! Ini nggak boleh terjadi. Awas saja kau, aku akan memberikanmu pelajaran karena berniat tidak mengangkat telepon d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
pododene cocok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Partner di Atas Ranjang   Siapa Wanita Itu?

    "Apa kamu bilang? Aku nggak salah dengar, kan?" tanya Yura tak percaya.Gilang menggeleng. "Kamu nggak salah dengar," ucap pria itu meyakinkan."Jadi ... kamu juga selingkuh?""Kenapa? Jangan merasa di sini kamulah yang paling tersakiti, karena nyatanya kamu duluan yang memulainya," desis pria itu. Dia sudah muak dengan tingkah polos Yura."Tapi ... aku--""Sebaiknya hal itu nggak usah dibahas lagi. Lebih baik kita bahas masalah kita ke depannya," sela Gilang cepat.Yura menggeleng, wanita itu rupanya tidak setuju dengan penuturan Gilang. "Nggak, aku ingin tahu masalah ini lebih detail. Bukannya kamu cinta banget sama aku? Kenapa kamu bisa kepikiran untuk selingkuh?" tanya wanita itu beruntun.Gilang menghela napas gusar. "Gini aja deh, sekarang pertanyaan itu aku balikin ke kamu, kenapa kamu selingkuh? Padahal kamu nyadar, kan, kalau kamu udah punya suami?"Yura langsung terdiam, dia bingung untuk menjawabnya."Nah, kenapa diam. Aku sedang bertanya.""Maaf, aku khilaf," tutur wanita

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-16
  • Partner di Atas Ranjang   Aku Bukan Selingkuhannya!

    Gilang menggeram kesal ketika berkali-kali menghubungi nomor Kasih tapi tidak pernah tersambung. Berbagai pikiran buruk sudah bersarang di kepalanya.Apa yang saat ini wanita itu lakukan? Kenapa nomornya sampai tidak aktif? Apa wanita itu sedang bermesraan dengan suaminya?Itulah pertanyaan yang selalu Gilang lontarkan.Saat ini dia tengah mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju rumah wanita itu, mungkin hanya untuk memastikan bahwa Kasih baik-baik saja. Dia akan memantau dari jarak jauh. Jika saja dia melihat Kasih bermesraan dengan suaminya, dia sudah memutuskan untuk mendatangi wanita itu, memberitahu apa yang sebenarnya terjadi."Sialan!" Berkali-kali Gilang mengumpat ketika pikirannya selalu mengarah ke sana. "Kenapa dia mematikan ponselnya, awas saja kau, habis kau malam ini!" desis Gilang.Kini Gilang sudah berada di dekat rumah wanita itu, Gilang menatap rumah wanita itu cukup tajam. Karena tidak terlalu terlihat, akhirnya pria itu memutuskan untuk memajukan mobil

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Partner di Atas Ranjang   Aku Mencintaimu

    "Udah kayak orang gila aja kamu itu, kenapa?" tanya Fandi sinis, dia pura-pura tidak tahu masalah pria itu. Dia sengaja memberikan pelajaran untuk pria itu."Diam, Lo!" bentaknya seraya mengacak rambutnya frustasi."Cuma tanya aja, kenapa malah nyolot? Oh, aku tahu, pasti masalah perempuan, kan?"Gilang mendelik kesal, sejujurnya dia enggan untuk membicarakan hal ini, menurutnya sungguh memalukan, tapi dia juga butuh teman curhat, agar emosi yang ada pada dirinya bisa mereda. Siapa tahu dengan dia bercerita, temannya itu bisa membantu mencari solusinya."Kasih pergi, dan aku nggak tahu dia ke mana," katanya pelan.Fandi mendengkus keras. "Kemarin-kemarin kamu ke mana aja? Kenapa baru sekarang dicari? Udah bosan bercinta sama istri baru cari pelampiasan lain," ejek pria itu.Gilang menatap Fandi dengan dahi mengernyit. Curiga sepertinya Fandi tahu sesuatu."Aku sama sekali nggak senang-senang. Aku ketemu Yura karena dia bilang lagi sakit, setiap aku mau pergi selalu ditahan. Kenapa kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Partner di Atas Ranjang   Rumput Tetangga Lebih Hijau

    "Sekarang Kasih sudah pergi, jadi perbaiki lah hubunganmu dengan Yura, bila perlu kamu minta maaf sama dia kalau kamu pernah membuat kesalahan," kata Fandi tiba-tiba.Gilang menggeleng pelan. "Hubunganku dengan Yura udah nggak bisa diperbaiki lagi," katanya pelan.Fandi mengerutkan keningnya. "Kenapa? Apa karena Kasih? Kamu lebih memilih wanita itu dari pada istrimu sendiri?" tanya Fandi kesal.Lagi-lagi Gilang menggeleng. "Ini nggak ada sangkut-pautnya sama Kasih, aku dengan Yura udah selesai, bukan suami-istri lagi, makanya aku bertekat mau nikahi Kasih," ujar pria itu memberitahu."Kalau bukan karena Kasih, terus apa?""Sebenarnya Yura telah lama berselingkuh, sejak awal memulai karirnya, mirisnya aku baru tahu hal itu kemarin."Fandi menganga ketika mendengarnya. "Kamu serius? Nggak mengada-ada, kan?" tanyanya tak percaya."Memangnya sekarang aku lagi mood buat bercanda?" tanya Gilang kesal."Wah, wah, wah, pria setampan kamu aja dia bisa berpaling darimu, atau jangan-jangan dia k

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • Partner di Atas Ranjang   Benar-benar Pergi

    Plak!Gilang meringis pelan ketika mendapat tamparan keras dari Diana."Dari awal aku udah peringatin kamu berkali-kali, tapi kamu anggap semuanya itu gampang. Sekarang lihat sendiri akibatnya, ini benar-benar fatal, Gilang!" pekik wanita itu, dia tidak terima jika nasib temannya itu akan seperti itu.Diana tahu, seberapa penting hidup ibunya bagi Kasih, bahkan wanita itu rela menukar kehidupannya demi ibunya, sampai-sampai rela menjual diri pada orang asing, itu juga karena campur tangan dari dia juga."Aku tahu aku salah, makanya aku datang ke sini, aku ingin bertemu dengannya."Diana tertawa sinis. "Kamu pikir Kasih ada di sini? Kalaupun ada, aku nggak bakal izinin kalian untuk bertemu.""Please, kasih tahu aku di mana dia sekarang.""Aku bilang nggak tahu ya nggak tahu! Kenapa maksa banget sih, aku aja kaget karena nasib Kasih sekarang seperti itu. Ibunya meninggal aja aku nggak tahu," gerutu wanita itu.Gilang mengerutkan keningnya. "Emangnya kamu nggak dikasih tahu?""Kasih kala

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Partner di Atas Ranjang   Bayi?

    Beberapa bulan kemudian.Tok ... tok ... tok ...Gilang mendengkus keras ketika ada yang mengetuk pintu rumahnya berkali-kali, bukan hanya mengetuk pintu saja, tapi juga memencet bel rumah itu tanpa jeda. Jelas saja hal itu sangat menganggu tidurnya.Mau tak mau Gilang bangun dari tidurnya, dia langsung berjalan ke arah pintu. Ketika pintu sudah dia buka, Gilang menatap seseorang yang sedari tadi mengusik ketenangannya itu dengan tajam."Permisi, Pak. Maaf telah menganggu waktunya, ini ada paket atas nama Gilang, apa benar itu adalah Anda? Karena di sini tertera alamat rumahnya ada di sini," tanya kurir itu dengan ramah.Gilang terdiam beberapa saat, kemudian mengangguk pelan. "Iya, emang ada apa? Siapa yang mengirimnya? Setahu saya, saya tidak pernah belanja online," kata Gilang dengan dahi berkerut.Kurir itu tampak membolak-balik paket tersebut. Sepertinya tengah mencari tahu apa isi di dalamnya."Sepertinya sejenis kertas, Pak," sahut kurir itu.Gilang manggut-manggut, dia langsun

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Partner di Atas Ranjang   Dia Cantik Seperti Dirimu

    Gilang langsung menggendong bayi itu, ketika bayi itu sudah berada digendongnya, tiba-tiba saja dia melihat sebuah surat yang ada di kereta dorong, di mana tempat bayi itu diletakkan.Dengan cepat dia mengambil surat itu.[Sesuai dengan apa yang aku ucapkan. Ketika bayi itu lahir, aku akan memberikannya padamu. Aku sudah menunaikan janjiku, dan aku mohon padamu untuk sayangi bayi ini setulus hatimu. Aku sudah memberikan nama bayi ini, Amanda Jafran, itulah namanya. Panggil dia Manda. Dia cantik, wajahnya mirip seperti dirimu.]Gilang meremas kertas itu, matanya tampak berkaca-kaca ketika melihat bayi itu sedang tidur. Wajahnya begitu menenangkan."Tidak. Dia cantik seperti dirimu, Kasih," lirih pria itu.Gilang langsung bergegas menuju ke arah jalanan, dia sangat berharap jika masih bisa bertemu dengan wanita itu. Wanita yang selama ini dia rindukan, tapi semesta seakan tak berpihak padanya. Gilang sama sekali tak melihat kehadiran wanita itu. Padahal kalau dipikir-pikir belum begitu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Partner di Atas Ranjang   Merasa Gagal

    Lima tahun kemudian."Bunda. Aku pulang."Kasih menatap anak lelakinya dengan dahi mengernyit, tak biasanya anaknya bertindak seperti itu."Kenapa wajahnya cemberut begitu, ada apa, hem?" tanya Kasih lembut, menyuruh anak itu untuk mendekat ke arahnya. Bastian pun menurut."Kenapa?"Anak itu menggeleng pelan, membuat Kasih menghela napas panjang."Bastian lapar, Nak?"Lagi-lagi anak itu menjawab dengan gelengan saja."Terus kenapa, coba bicara sama Bunda. Bicara pelan-pelan, Bastian kenapa?" tanya Kasih sekali lagi."Tadi aku dimarahin sama Bu Dina, dia marah-marah kalau aku belum bayar SPP selama dua bulan, Bun," adu anak lelaki itu dengan wajah cemberut.Kasih mengusap kepala anaknya secara perlahan. "Besok kita bayar ya, biar Bastian nggak dimarahin lagi."Bastian menatap wajah ibunya dengan iba. "Memangnya Bunda udah punya uang? Jualan Bunda udah laku banyak ya?"Kasih mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, tadi ada orang yang beli dagangan Bunda, dia borong semuanya. Bastian ng

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05

Bab terbaru

  • Partner di Atas Ranjang   Perihal Burung

    Tidak ada yang paling membahagiakan menurut Gilang selain menikah dengan orang yang dia cintai.Wanita yang selama ini dia tunggu-tunggu kehadirannya akhirnya sudah berada digenggamannya untuk selamanya.Kebahagiaan Gilang terasa sangat lengkap karena kedua anak yang lahir dari perut Kasih, wanita yang dicintainya.Ya, bukankah pria itu dari dulu sangat menginginkan hal itu? Mungkin dulunya Kasih menganggap jika omongan Gilang hanya candaan belaka, tapi tidak menurut Gilang, pria itu benar-benar sangat serius mengatakannya.Dulu, hubungan mereka sangatlah salah, tidak pantas ditiru untuk siapapun. Sebatas partner di atas ranjang, karena dia begitu kesepian, dan dia memanfaatkan Kasih karena wanita itu sangat membutuhkan bantuan.Gilang menggeleng seraya tersenyum kecil ketika mengingat awal pertemuan mereka yang menurut pria itu sangat berkesan."Ngapain senyum-senyum sendiri? Hayo, pasti lagi mikirin sesuatu," celetuk Kasih. Wanita itu menatap suaminya penuh curiga."Iya nih, tahu aj

  • Partner di Atas Ranjang   Permainan yang Sesungguhnya Pun dimulai

    "Selamat ya, akhirnya hari-hari yang kalian tunggu tiba juga," celetuk Fandi seraya menyalami Gilang."Makasih, Bro. Kalau bukan karena kamu, pasti hari ini nggak akan terjadi," ucap Gilang dengan suara tulus.Fandi tertawa kecil. "Habisnya aku greget banget sama hubungan kalian berdua. Sama-sama mau tapi gengsinya gede banget. Wanita itu memang harus digertak, kalau nggak digituin nanti malah teus mengulur waktu. Dan ya ... rencanaku berhasil, kan. Pada dasarnya itu Kasih cinta sama kamu, terlihat begitu jelas dengan tatapan matanya. Cuma ya seperti tadi yang aku bilang, gengsinya wanita itu besar. Yang dia mau lelaki harus berusaha sekuat mungkin berjuang buat meyakinkan dia, kalau sudah dirasa cukup barulah dia nerima kamu. Pikiran wanita itu gampang ditebak," celoteh Fandi panjang lebar."Ya, ya, ya. Terserah kamu bilang apa, intinya aku berterima kasih karena pada akhirnya kami sudah menikah, itu semua berkat kamu."Fandi menepuk pundak Gilang dengan pelan. "Sama-sama, tapi aku y

  • Partner di Atas Ranjang   Sama-sama Janji

    "Apa kamu menyesal karena sudah melakukan kesalahan fatal, Dina?" tanya Bima sinis.Wanita itu tak berani menatap calon suaminya itu, dia benar-benar begitu malu.Karena melihat Dina diam saja, Bima pun duduk di hadapan wanita itu, pria itu menghela napas berat."Sejujurnya aku nggak mau lihat kamu seperti ini, tapi ... kamu memang pantas dihukum seperti ini, karena kesalahanmu itu. Apa sampai saat ini kamu belum menyadari kesalahanmu itu? Apa sampai saat ini kamu masih menyalahkan aku dan Kasih karena kami dekat? Dan masih benci dengan Bastian yang jelas-jelas anak itu tidak memiliki kesalahan apapun? Apa kamu masih mempertahankan egomu itu, Dina?" tanya Bima secara beruntun.Tak lama setelah itu, terdengar suara isak tangis dari wanita itu. Sejujurnya Bima tak tega mendengarnya, ingin sekali memeluk wanita itu, tapi mati-matian ia tahan, dia ingin kalau Dina menyadari kesalahannya."Aku ... aku sangat menyesal, Mas. Aku menyesal. Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, aku nggak

  • Partner di Atas Ranjang   Disamakan Seperti Kucing?

    Gilang tersenyum puas karena pada akhirnya Tiara sudah masuk ke dalam penjara. Untuk sebagai bukti yang akan dia tujukan pada calon istrinya itu, Kasih, jadi dia mengambil foto Tiara ketika sedang di dalam penjara."Gimana? Enak, kan, rasanya hidup di sini. Makan gratis, nggak ngapa-ngapain lagi, harusnya kamu berterima kasih sama aku," kata pria itu dengan bangga.Tiara menggerakkan giginya. Rasa amarah dan juga malu menjadi satu.Niatnya ingin memiliki pria itu, malah berakhir seperti ini. Sungguh mengenaskan."Saya mohon, Pak. Tolong bebaskan saya dari sini," mohon wanita itu."Gimana? Kamu minta untuk dibebaskan? Bukannya di sini tempatnya sungguh nyaman?" Lagi-lagi Gilang mengejek wanita itu."Saya tidak mau tinggal di sini, Pak. Tolong keluarkan saya dari penjara ini, Pak. Saya janji akan menuruti semua perintah Anda kalau Anda mau mengeluarkan saya dari sini." Lagi-lagi Tiara memohon ampun.Wanita itu sangat menyesal karena sudah masuk ke dalam kehidupan pria itu. Sungguh, keja

  • Partner di Atas Ranjang   Tubuhmu itu Canduku

    "Aku sudah menuruti semua keinginanmu, sekarang giliran aku menagih janjimu.""Janji? Emangnya aku punya janji sama kamu?" tanya Kasih heran."Oh, jadi kamu mau melupakan hal itu?""Aku serius!" bantah Kasih."Bukankah kamu yang bilang sendiri kalau aku sudah berhasil memecahkan kasus siapa yang menabrak Bastian, kamu mau menikah denganku? Apa kamu mencoba untuk ingkar janji?" tanya Gilang dengan sorot mata tajam."Oh, yang itu. Aku kira apaan. Masih ada satu lagi yang belum kamu selesaikan.""Mencoba cari alasan lagi?"Kasih menggeleng. "Aku sama sekali nggak cari alasan," bantah wanita itu dengan mata melotot."Ya sudah, katakan saja. Aku harap ini yang terakhir kalinya kamu mencari alasan. Setelah itu, tidak ada lagi yang namanya ngeles, kamu harus menikah denganku secepatnya.""Kenapa harus terburu-buru?" tanya Kasih dengan senyum remeh."Serius kamu bertanya seperti itu? Baiklah, aku akan menjawabnya dengan sejujur-jujurnya. Apa lagi kalau tidak merindukan tubuhmu. Tubuhmu itu ca

  • Partner di Atas Ranjang   Nabung Bayi Dulu

    "Untuk apa kamu datang ke sini?" tanya Kasih heran. Bima menghela napas berat, dia melirik ke arah Gilang yang saat ini tengah duduk anteng di dekat Kasih. Tatapan mereka berdua bertemu, Bima memberi kode pada Gilang agar pria itu pergi dari situ, karena Bima ingin berbicara berdua saja dengan Kasih. Sayangnya yang diberi kode sama sekali tak mengerti, lebih tepatnya Gilang pura-pura tidak tahu apa maksud Bima, pria itu malah melengos. "Bim?" panggil Kasih heran karena melihat pria itu tampak diam saja. "Tadi katanya mau ngomong, kok malah diam aja?" "Bisakah hanya kita berdua saja di sini, nggak lama kok," pinta Bima. Gilang mendelik kesal ketika mendengar Bima berbicara seperti itu. Tidak cukup jelaskah kalau tadi Gilang menolak usiran dari pria itu melalui tatapannya? Lantas kenapa harus diperjelas lagi? "Kalian ngobrol aja, anggap aja aku nggak ada di sini. Aku nggak bakalan dengar pembicaraan kalian berdua kok," kata Gilang dengan suara tenang. "Gilang, biarkan kami berdua

  • Partner di Atas Ranjang   Jangan Lihat Covernya Aja, tapi Lihat Isinya Juga

    "Mas aku beneran minta maaf, Mas. Tolong maafin aku, Mas. Please," mohon Dina."Kamu itu salah, Din. Salah besar! Apa pantas aku maafin kamu?" tanya pria itu sinis."Aku benar-benar khilaf, Mas. Aku minta maaf, Mas. Aku harus gimana supaya kamu mau maafin aku?"Bima terus menggeleng. "Aku benar-benar masih nggak nyangka aja, Din. Wanita yang selama ini aku anggap baik, nyatanya aku salah kira. Di depanku aja kamu terlihat begitu baik, tapi di belakangku ... hatimu begitu busuk," desis pria itu."Aku akui kalau aku ini salah, Mas. Aku ini cemburu melihat kedekatan kalian, Mas," kata Dina jujur."Aku selalu meluangkan waktu untukmu, Din. Bahkan aku menemui Kasih dan Bastian itu termasuk jarang, itu semua aku lakukan demi menjaga hati kamu. Tapi apa? Kamu malah egois!" tandas pria itu."Aku nggak egois, Mas. Aku hanya ingin mempertahankan hubungan kita!" kata Dina tak terima.Bima yang melihat sikap arogan Dina pun tertawa sinis."Kamu itu ya, udah tahu salah bukannya minta maaf tapi mal

  • Partner di Atas Ranjang   Nggak Nyangka

    "Iya bentar!" Bima terlihat begitu kesal karena sedari tadi ada yang mengetuk pintu rumahnya dengan sangat kencang.Pria itu berjalan menuju ke arah pintu dengan terburu-buru, setelah itu dia pun membuka pintu, matanya terbelalak ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya."Selamat siang," sapa pria itu.Bima tak segera menjawab, dia masih kaget dengan kedatangan pria itu."Ehem! Selamat siang," kata pria itu sekali lagi."Siang," jawab Bima kikuk."Apa aku mengganggu waktumu?""Nggak, nggak kok," sahut Bima seraya menggeleng cepat. "Omong-omong ada apa ya datang ke sini, apa ada yang bisa dibantu?""Apa aku tidak dipersilahkan untuk duduk?""Oh, ya, silakan duduk. Tunggu sebentar, aku buatkan minum dulu.""Nggak usah, aku datang ke sini bukan untuk minta minum, tapi ada yang harus aku selesaikan.""Kamu datang ke sini mau cari Kasih? Sorry aja ya, Kasih nggak pernah datang ke sini," jelas Bima, dia mengira kedatangan Gilang ke rumahnya karena ingin mencari wanita itu."Kedatangank

  • Partner di Atas Ranjang   Keceplosan

    "Kasih!" teriak Diana, wanita itu berlari kecil mendekati sahabatnya. "Selama ini kamu ke mana aja sih, kok nggak pernah ada kabar," lanjut wanita itu seraya memeluk erat tubuh Kasih."Pelan-pelan, Di. Aku sesak napas, kamu meluknya kekencengan," keluh wanita itu."Oh, sorry-sorry." Diana pun langsung melepaskan pelukannya itu. "Ke mana aja sih kamu, kok nggak pernah kasih aku kabar. Udah lupa ya sama aku?"Kasih tertawa kecil. "Kalau udah lupa, nggak mungkin aku ngajak kamu ketemu, Di.""Terus selama ini kamu ke mana?" tanya Diana lagi."Nggak ke mana-mana sih, cuma menenangkan diri aja."Diana mendengkus keras. "Nyatanya dirimu nggak bisa tenang, kan, selain di sini?" cibir wanita itu.Lagi-lagi Kasih menanggapinya dengan tawa. "Kok tahu sih?" "Ya tahu lah, secara, kan, pujaan hatimu ada di sini. Gimana? Udah ketemu belum sama dia? Pasti udah dong ya. Omong-omong, si Manda itu anak kamu sama Gilang, kan? Itu beneran nggak sih, takutnya dia bohongin aku, siapa tahu itu anaknya sama

DMCA.com Protection Status