Home / CEO / Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak / Bab 40 | Ancaman dan Jebakan

Share

Bab 40 | Ancaman dan Jebakan

Author: Arta Pradjinta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kalau begitu jawabanmu bersama Jovian, jadi bersiaplah pada bencana keduamu, Wanita Kampung," cibir Julia.

Julia mendecak kesal. Seharusnya dia sudah menghabisi Alessa yang jadi penghambat untuknya tapi Julia tahu cara melemahkan tekad Alessa. "Lihatlah dirimu, apa kau model? pendidikanmu? bisa apa kau bersanding dengan anakku yang kemilau di podium itu, Tuan Muda Kaya Raya yang seharusnya berdampingan dengan Wanita jelas asal usulnya." Julia menegak segelas wine yang sedari tadi ia pegang. "Kau tidak ingat ya, anakmu sudah pernah mati, ckck," kekeh Julia.

Julia beranjak pergi usai melihat wajah terancam dari Alessa. Dia tersenyum puas menatap raut wajah Alessa yang menyadari ancamannya. "Setelah ini, kau akan merasakan kematian lagi," ucap Julia sembari melenggang pergi.

Alessa langsung bersandar pada ujung meja. Pikirannya jadi tak fokus belum lagi kedua tangannya jadi mendingin. Perasaan tak nyaman menyelimuti dirinya. "Apa ... apa dia baru saja mengancamku lagi?" tanya Alessa s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 41 | Camelia Putih Melarikan Diri

    Sehari sebelumnya ... "Kak, ini aku Alessa," ucap Alessa sembari memegang ponselnya. Niatnya sudah bulat, usai terbebas dari penculikan atas penyelamatan yang dilakukan Jovian. Alessa menyusun rencana kaburnya bersama Eidar. Semula Alessa menceritakannya pada Mina namun Mina menyarankan Alessa meminta bantuan Eidar. Semua itu karena sebenarnya seseorang bernama Rinka Amarei mencari keberadaan Alessa melalui Eidar. Kebetulan ini membuat keuntungan bagi Alessa. "Kak kata Kak Mina sedang pendidikan lanjut di Kyoto ya?" tanya Alessa masih pada sambungan teleponnya. "Aku mau kabur, Kak." Alessa berucap sembari menahan getar pada bibirnya. Saat ini Alessa sudah memantapkan keinginannya. Ia bertemu dengan Eidar di bandara. "Iya, ayo kita pergi Kak Eidar," ucap Alessa sembari menurunkan topi yang ia kenakan. "Biar aku saja yang membawa kopermu," sahut Eidar. Pria itu mengambil alih koper yang semula Alessa pegang. Dia bahkan menggandeng tangan kanan Alessa sembari berjalan mendorong koper

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 42 | Waktu Demi Waktu

    "Itu karena ... dendam sudah membutakannya tapi ujung-ujungnya Alessa terperangkap pada dendamnya sendiri," jawab Eidar. Rinka memengang cangkir keramiknya. Selama ini dia tidak tahu menahu dengan hidup yang Alessa alami. "Bisakah kau katakan semuanya yang kau tahu mengenai Alessa?" pinta Rinka. Raut wajah Eidar langsung berubah. Alessa pernah berucap padanya untuk merahasikan masalahnya dengan Julia dan Jovian. Keraguan menyelimuti Eidar ketika Pria itu hendak berucap terdengar derapan langkah kaki. "Oh, Kak Eidar," gumam Alessa sembari menguap. Alessa bahkan menyelimuti tubuhnya dengan selimut seperti gulungan bola yang berjalan. Eidar jadi tersenyum ragu. "Alessa, hai," ucap Eidar. Alessa melirik ibunya yang tengah duduk di depan Eidar. Alessa tahu pasti sudah terjadi perbincangan diantara mereka mengenai Alessa karena Eidar tidak bisa berbohong. Raut wajah ragunya sudah tampak oleh Alessa. "Aku tahu kalian sedang membicarakanku," terka Alessa. Rinka tersenyum sembari men

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 43 | Mencintaimu Tanpa Pamrih

    "Ayolah Alessa, anak-anak kalian tidak tahu masalah yang kalian lakukan tapi mereka berhak untuk sehat, lihat badan kurusmu bagaimana bisa nutrisi anak-anak kalian terpenuhi?" Mina berusaha membujuk Alessa meski harus menaikkan nada bicaranya. Mina jadi saksi buruknya sikap Jovian karena Alessa menghilang dan Alessa yang menderita karena jauh dari Jovian. "Kalian sebenarnya sama-sama saling mencintai tapi senang menyakiti diri sediri," celetuk Mina sembari menghela napas. "Alessa, Mina benar ... selama ini kamu mengurung diri, bersembunyi dan tak perduli dengan dirimu sendiri," sahut Eidar yang berdiri diambang pintu sembari membawa kantung berisi minuman pesanan Mina. Eidar jadi tahu jika Mina sengaja menyuruhnya keluar untuk berbincang berdua dengan Alessa. Mina menghela napas. "Aku bukan membela Jovian ...," ucap Mina terpotong oleh Eidar yang menyahut."Aku tahu, kau sering menemui Jovian belakangan ini," sahut Eidar."Kau mau menuduhku begitu!" bentak Mina."Tidak salah bukan?

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 44 | Twins

    "Apa ... Dia tadi utusan Kak Jovian?" tanya Alessa.Eidar menatap Alessa yang saat itu senyuman dan kedua tatapan matanya tidak sejalan. Kedua mata madu Alessa menatap sendu namun senyumannya terpatri lembut. Tidak ada kebahagiaan yang semu seperti itu. Eidar meraih tangan kanan Alessa. "Jawab aku dengan jujur, apa kamu mencintai Jovian?" tanya Eidar. Pertanyaan itu membuat Alessa membelalakkan matanya. Perasaan yang Alessa rasakan saat ini berbanding terbalik. Ia mencintai Jovian tapi juga membencinya. Alessa menggelengi pertanyaan Eidar. "Aku tidak tahu," jawab Alessa."Baiklah, maaf seharusnya tidak menanyakannya," ucap Eidar bernada kecewa. Meskipun begitu Eidar mengajak Alessa bertemu dengan Mina di klinik Kakak iparnya. Eidar menatap Alessa yang kala itu hanya termangun di dalam bus. Eidar tidak bisa meluluhkan hati Alessa meski ia sudah mencobanya. Eidar pun membiarkan Alessa yang larut dalam lamunannya sembari terus mengawasi sekitar. Tiba di distrik Higashiyama Eidar terus

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 45 | Pangeran Berhati Es

    "Boss, pagi ini Anda harus menghadiri meeting," ucap Kenzo di ambang pintu kamar yang berantakan. Kenzo juga mencium aroma alkohol dan asap rokok yang menyeruak ke seluruh penjuru kamar luas ini, belum lagi dua orang wanita yang berbaring di sekitar tuannya. Jovian membuka kedua kelopak matanya. Jovian langsung menampaki kedua iris birunya yang menyalang dingin. Pria itu menduduki tubuh bertelanjang dada bidangnya kemudian menghidupkan sebatang rokok. "Pergilah, kalian hanya sampah yang tak bisa memuaskanku." Jovian berucap sembari menyesap rokoknya. Kedua wanita sewaan itu baru bangun tapi bergelayut manja di kedua lengan kekarnya Jovian. "Ah, Tuan kami bisa melakukannya lagi, kok," ucap mereka. Jovian terkekeh kecil. Dia melempar tumpukan uang pada kedua wanita itu. "Pergi, menyingkir dariku!" bentak Jovian menggelegar meski tak mengemingkan tubuhnya. Kedua wanita itu bergidik takut kemudian buru-buru beranjak keluar dari kamar luas dan megah ini. Kedua wanita itu berlari terbir

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 46 | Alasan Lainku Pergi dari Cerita Ini

    "Aku akan mengirimimu beberapa surat tapi tolong nanti berikan pada Jovian ya," ucap Alessa. Alessa sudah menyiapkan semua ini. Ia sudah merencanakan kepergiannya untuk berpisah dari Jovian. Alessa menatap wajah terkejut Kenzo dari layar ponsel Mina, tak kala Mina juga terkejut saat itu dengan ucapannya. "Terima kasih sudah melindungiku selama ini Kenzo," ucap Alessa sembari menunduk. Mina tak mau Alessa memperpanjang ucapannya lagi. Mina pun langsung mematikan ponselnya. "Alessa, serius? kamu tidak sedang emosi untuk berbicara begitu kan?" tanya Mina. Alessa langsung menjawab. "Keputusanku sudah bulat, lebih baik aku cerai dari Kak Jo," jawab Alessa. "Dia mencintaimu, loh Alessa, apalagi akan berat jika merawat dua bayi sendirian," bujuk Mina. Sebenarnya Mina tidak tega dengan Alessa. Ini juga yang jadi alasan Mina berlama-lama di Kyoto karena mau mengawasi kehamilan Alessa. Alessa tersenyum simpul. "Anak-anak ini jadi sumber kekuatanku." Alessa berucap sembari mengelus perut bun

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 47 | Perpisahan

    Secarik kertas tulisan tangan Alessa sampai pada Jovian. Kertas yang sedikit lusuh bahkan ada bekas air mata yang mengering itu berdampingan dengan surat gugatan perceraian yang resmi. Jovian langsung merobek surat gugatan cerainya. Genap nyaris delapan bulan mencari-cari keberadaan Alessa, Jovian justru diberi surat seperti ini oleh Alessa."Alessa, kau mencoba mempermainkanku," ucap Jovian mengerang kesal.Jovian semula sedang duduk di kursi mahal kantornya. Ia tak menduga surat itu sampai padanya. Jovian pria yang senantiasa tenang dan datar langsung tersulut emosi. Jovian meninju meja kaca di hadapannya untuk menyalurkan seluruh amukan yang selama ini menampung dalam perasaannya. "Boss, tenanglah." Kenzo bergidik ngeri meski tak berani mendekati tuannya, jadi Kenzo hanya memperingati dari tempatnya berdiri."Kau! di mana kau menemukan surat ini?" Jovian mengeraskan rahangnya. Seolah ia tahu dengan sikap janggal dari Kenzo."Dari kurir kantor pos," jawab Kenzo seraya memalingkan w

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 48 | Selalu Menanti

    "Bos, kalau itu ... kurasa alasan yang kompleks," jawab Kenzo ragu-ragu. Jovian dengan tatapan datarnya tak berbicara satu patah kata. Pria berambut pirang itu beranjak menuju ruangannya. Malam itu juga ia berusaha menelpon Mina. Jovian menunggu hingga ponselnya terhubung oleh sambungan telepon dari Mina. Suara desiran telepon berbunyi kemudian Jovian mendengar jelas suara Mina. "Kau menyembunyikannya selama ini?" suara berat Jovian berucap dingin. "I warn you, jangan coba-coba mendekati Alessa," celetuk Mina dari seberang telepon tapi tak lama mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Jovian mendesah pelan sembari menyandarkan punggung lebarnya di sofa. Pria itu sudah begitu lama jauh dari Alessa. Wanita yang berhasil membuatnya jatuh hati. "My Alessa, one and only mine," gumam Jovian menyeringai tipis. Peringatan Mina jadi tantangan baginya sendiri. Besok pagi Jovian mengganti tampilan acak-acakanna. Dia pakai kembali setelan jas rapi untuk menjemput pujaan hatinya. Pada

Latest chapter

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 122 | End

    Alessa baru saja memasak nasi goreng, dia merasa sedikit nasi gorengnya kemudian dirasa kurang cukup jika tak ditaburi oleh bawang goreng. Lantas, dia pun menjinjit untuk menggapai lemari atas yang lumayan tinggi dari tinggi badannya. “Ah~ kenapa tinggi tubuhku ini.” Alessa menggerutu berusaha menggapai lemari atas itu. Sebuah tangan kanan meraih wadah berisi bawang goreng kemudian memberikannya kepada Alessa. “Mama, mau mengambil bawang goreng bukan?” tanya Seorang remaja pria bersurai pirang yang baru berusia lima belas tahun itu tersenyum kepadanya. Putera Jovian Arsenio Heide dan Alessa Camelia Amarei. Si mata Aquamarine, Elio Heide. “Elio, membantu banyak!” Alessa meraih wadah itu dari Elio kemudian mengusap-usap puncak kepalanya, walaupun Elio harus menunduk agar sang Mommy bisa menggapainya. Elio tersenyum dengan lembut, sifatnya yang tenang dan serius menuruni sang ayah. Omong-omong, Elio ini terlahir lahir lima menita setelah saudara kembarnya. “MAMA! Lihat, Ayah membelika

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 121 | Wedding

    Gugup. Tentu saja, itulah yang dirasakan Mina Harun saat ini. Gaun putih yang dikenakannya itu begitu pas pada tubuh langsingnya, Mina ini masih bersiap-siap di ruang rias, selagi dirias di sampingnya Alessa tersenyum-senyum sendiri.“Kak Mina cantik," puji Alessa sembari tersenyum.Sebaliknya Mina juga mengangumi kecantikannya Alessa. Tak tampak seperti ibu dengan dua anak. “A-ah itu, terima kasih.” Mina berucap sembari mengangguk gugup. Dia bukan seseorang yang pandai menguasai situasi berbeda dengan si mata lelehan madu yang ceria dan lemah lembut.Mina tak lama merasa jika tangannya terasa digenggam. “Tenang saja, Kenzo itu benar-benar mencintaimu juga. Terus ... dia itu pencemburu akut loh~” Gadis itu mengedipkan matanya, dia tersenyum dengan ringan."Aku kadang iri padamu Alessa, dibandingkan aku, kamu lebih hebat bahkan sudah jadi sosok ibu yang baik bahkan aku takut menikah karena aku takut jika aku tak bisa jadi ibu yang baik," ucap Mina gusar.Alessa mengangguk paham, kini

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 120 | Gangguan Kecil

    "Baiklah, besok pagi kita jemput Si Kembar ya, karena sebenarnya lusa Mina dan Kenzo akan menikah," ucap Jovian. Malamnya Alessa dan Jovian masih bersantai di hotel. Alessa menatap Jovian yang saat itu sedang berkutat dengan laptopnya. Alessa mendekati suaminya dan memeluk Jovian. Alessa menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jovian kemudian berbaring dengan santai di sana.Jovian sama sekali tak terganggu dengan kehadiran Alessa yang lebih manja itu. Jovian melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. Ia melirik Alessa kemudian mematikan laptopnya. "Kamu sedang mau makan apa?" tanya Jovian."Kakak sungguhan bertanya padaku?" Alessa balik bertanya heran karena suaminya yang super kaku itu bisa bertanya padanya. Alessa tersenyum kecil karena menatap wajah heran Jovian.Alessa tampak menimbang sebentar isi kepalanya. "Aku pengen makan burger, fries dan ayam, apa boleh?" "Ayo, kita pergi cari makanan yang kamu mau," ajak Jovian. Malam itu Alessa dan Jovian sama-sama perg

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 119 | Heaven

    Alessa tengah duduk di sebuah sofa, dia tampak kesulitan mengikat tali sepatu heels rendah itu. Alessa pun menghela napas dan menyerah, ia memilih bersandar pada sofa yang empuk itu sembaru mengusap-usap perutnya yang bundar."Lelahnya," gumam Alessa.Jovian baru masuk ke dalam ruang tamu, sedang mengancingi ujung lengan kemeja putihnya. Ia tersenyum melihat ibu hamil yang sedang menyerah itu. Jovian menatap kedua sepatu heels Alessa yang sudah dipasang cuman belum diikat. "Kamu padahal bisa memakai sepatu lain, Alessa," ucap Jovian sembari berlutut untuk mengikatkan kedua tali sepatu Alessa. Alessa mengerucutkan bibirnya. Tidak senang dengan ucapan suaminya itu. "Kan aku sedang mau memakai sepatu itu, ish Kak Jovian tahu memberi anak saja," celetuk Alessa sebal. "Baiklah, maaf," sahut Jovian usai mengikat tali sepatunya Alessa kemudian duduk di sebelahnya. Jovian langsung melihat Alessa yang mendekati tubuh kekarnya dan melingkari kedua tangannya di dada Jovian. Alessa kini bersan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 118 | Dear Old Friend

    "Selamat pagi Alessa, selamat kamu hamil enam minggu," ucap Mina."Kakak bercanda," elak Alessa masih tak menyangka.Mina menggeleng. "Benar Lessa, rahimmu yang terkena luka peluru ternyata belum diangkat namun hanya dijahit tapi tampaknya ada kesalahan saat penyampaian mengenai prosedur ini, tapi beruntungnya rahimmu bertahun-tahun lamanya pulih dan bisa mengandung bayi lagi meski nanti kamu harus operasi caesar agar mengurangi resikonya," ucap Mina menjelaskan. "Ini keajaiban Alessa, selamat untuk kalian berdua," ucap Mina tersenyum. Mina terhanyut menatap Alessa yang menangis dengan pelukan Jovian yang menyambutnya. Ia pun beranjak keluar dari ruangan itu untuk memberi waktu luang bagi Alessa dan Jovian.Mina Harun, dokter berdedikasi tinggi teman dekatnya Jovian dan Eidar sejak remaja. Mina jadi satu-satunya perempuan yang menjaga persahabatan kedua Pria itu. Mina bahkan masih rela membantu urusan Alessa dan Georgina dalam urusan kehamilan. Usai menyelesaikan visite dari ruangan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 117 | Kenangan dan Keajaiban

    "Alessa, kaukah itu?"Alessa menoleh mendapati seorang Wanita sedang menggengam tangan mungil gadis cilik yang cantik jelita. Wanita itu menatap Alessa dengan tatapan berkaca-kaca. Ia hendak mendekati Alessa namun mengurungkan niatnya. Alessa tersenyum kecil dan berlari kecil mendatangi Wanita itu. "Apa kabarmu, Gina?" tanya Alessa riang.Georgina tersentak kaget. Ia sangka Alessa akan menolak menyapanya, mengingat dosa dan kesalahannya pada Alessa begitu fatal. Georgina tersenyum kecil kemudian mengangguk. "Aku baik-baik saja, kamu semakin cantik," puji Georgina. "Haha jadi malu dipuji oleh seorang model," kekeh Alessa. Alessa pun melirik pada sosok gadis cilik yag malu-malu menatapnya, Alessa pun menunduk untuk menyetarakan tingginya. Ia pun tersenyum pada Anak Kecil itu. "Kamu mirip seseorang, siapa namamu, Cantik?" tanya Alessa."Emily," gumam Anak itu.Alessa pun tersenyum sembari mengusap puncak kepala Anak itu. "Anakmu dan Kak Eidar ya?" tanya Alessa. Georgina pun mengangguk

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 116 | Hari Baru

    “Lessa, apakah kau bahagia bersamaku?”Alessamenoleh, pada pria yang ada disampingnya itu. Mereka baru saja mengantri membeli Poffertjes pada sebuah restoran cepat saji, Alessa masih memengang Poffertjes yang dibungkus kertas cokelat itu. Bahkan dia baru saja mengigit Poffertjes. “Ha?! Kau berbicara apa, kak Jev?”Sebelah alis Alessamenaik.“Tidak, bukan apa-apa.” Pria pirang itu menoleh, dia mengelap ujung bibir Alessa yang terdapat gula halus dari Poffertjes yang tengah dimakannya itu “Mau kemana lagi?”Ujar Jovian dengan lembut.Alessa tampak berpikir sejenak “Aku sukanya pantai sih, tapi kalau mengunjungi pantai saat malam hari rasanya tidak enak. Apa kau memiliki rekomendasi?”“Nonton?”“Tch. Film yang Kak Jo pasti pilih film-filem yang temanya serius.”Jovian terkekeh pelan, dia mengakui hal itu. “Jarang-jarang bisa santai seperti ini tanpa Si Kembar bukan?”Alessa mengangguk saja tanpa menggubris Jovian karena sibuk mengunyah makanan manisnya. Sulit bagi Alessa berpaling dari mak

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 115 | Hidup Berdampingan

    Alessa termangun, sejak kemarin duduk menemani Aji Santoso yang terbaring tak sadarkan diri. Kedua tangannya yang di perban kini sudah diganti dengan perban yang lebih kecil. Alessa menunggui Aji menemui keajaibannya, meski rasanya percuma karena alat-alat penunjang hidup Pria itu sudah memeluk hidupnya sejak kemarin.Alessa melamun dengan tatapan datar yang sendu, dia tak menangis karena air matanya terasa sudah terkuras habis. Alessa hanya diam duduk di samping Aji Santoso, bapaknya kemudian mengingat momen-momen ketika ia kecil, remaja hingga dewasa. Alessa menghela napas cukup panjang usai mendengar bunyi monitor disampingnya berbunyi setiap detik seiras dengan pernapasannya yang juga harus ditunjang. Alessa tahu hidup bapaknya bisa saja berakhir sebentar atau di waktu yang tidak ia duga-duga jadi Alessa memilih tidak beranjak sama sekali. Alessa menyentuh permukaan punggung tangan bapaknya itu. Tangan yang dulu Pria itu gunakan untuk memukulnya bahkan buah karya tangannya menye

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 114 | Membencimu Bukan Pilihanku

    "Tuan, Pak Aji Santoso pingsan dan kini sedang gawat," beritahu Kenzo. Alessa terperanjat kaget begitu juga dengan Jovian. Keduanya buru-buru mendatangi ruang gawat darurat. Alessa tak menyangka bapaknya menderita congestive heart failure. Selama ini yang Alessa tahu bapaknya yang hobi judi dan mabuk-mabukan itu terlepas dari semua penyakit."Pak AJi Santoso menderita gagal jantung, kami berhasil memberi perawatan intensif namun tampaknya membutuhkan perawatan yang maksimal," ucap Dokter.Alessa hanya mengangguk sementara ibunya, Rinka sudah terisak oleh tangisnya. Alessa gantian menatap Jovian kemudian Pria itu mengelus puncak kepalanya. Memberi ketennangan dan kehangatan di sana."Alessa, semuanya akan baik-baik saja," ucap Jovian menenangkan Alessa.Bukan itu yang jadi alasan Alessa terdiam pada perasaannya sendiri, melainkan masa lalu yang terus terbayang-bayang olehnya. Alessa segera menggeleng kemudian membalikkan tubuhnya membiarkan sosok Aji Santoso yang terbaring di atas ran

DMCA.com Protection Status