Home / Rumah Tangga / Papa Baru untuk Anakku / 32. Akhirnya Dimas Tahu

Share

32. Akhirnya Dimas Tahu

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2023-08-04 18:21:56

Lily menggeleng pelan lalu lekas membuntuti Keenan yang berjalan di depannya. Tak ada yang berbicara hingga mobil yang dikemudikan oleh sang sopir sudah tiba di rumah.

“Aku mau mengucapkan terimakasih karena Abang sudah ikut mengantar Farel.”

Ucapan barusan hanya ditanggapi Keenan dengan anggukan kepala. Lily pun lekas pamit undur diri dari sisi suaminya. Dia menunggui mobil tersebut kembali ke luar pagar lalu setelahnya masuk ke rumah.

Masih sama. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah tatapan tidak suka dari para pelayan yang ada di sana.

“Aku tidak melakukan apapun. Jadi berhenti melihatku seperti ini,” kata Lily yang merasa tersinggung. Namun, mereka malah berbisik seolah tidak mempercayai kata-katanya.

Tidak ada pilihan memang. Lily lantas segera menaiki anak tangga. Perasaannya semakin tak menentu sekarang. Tidak ada yang percaya padanya selain Mbok Jum.

Wanita itu memilih berdiam diri di balkon sembari mena
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Papa Baru untuk Anakku   33. Itu Takkan Mungkin!!

    Sorot mata tajam Keenan membuat Dimas mengangguk paham. Pria itu lantas kembali melanjutkan makannya tanpa berkata-kata lagi.“Makanan kamu enak. Makasih ya,” ucap Dimas yang sudah menerbitkan senyumnya. Lily hanya merespon perkataan barusan dengan anggukan kecil. Setelahnya dia pergi bersama dengan para pelayan ke dapur. Sekarang hanya tinggal Farel dan kedua pria dewasa tersebut yang ada di ruang makan.“Hai, Anak Ganteng! Tadi kita belum sempat berkenalan bukan?” Dimas lebih dulu membuka obrolan setelah ketiganya sepakat beranjak menuju ruang tengah.Farel mengangguk sambil tersenyum. “Namaku Farel, Om.”“Iya, Om tahu. Sudah sekolah?” tanya Dimas kemudian. Dan begitulah obrolan keduanya berlanjut. Dimas yang pandai menciptakan suasana membuat Farel terus menjawab pertanyaannya. Bahkan menyahut jika sesekali mendengar candaan dari tamu tersebut. Sementara Keenan hanya diam dan membiarkan tangannya digamit sang bocah. Hingga sep

    Last Updated : 2023-08-06
  • Papa Baru untuk Anakku   34. Apa Itu Enak?

    “Kenapa? Kenapa berhenti?” tanya Lily dengan suara yang terdengar parau.Keenan mengembuskan napas kasar lalu mengepalkan tangan yang tadi sempat diayunkannya ke udara. Pria dingin itu mengutuki sikapnya barusan. Bisa-bisanya dia hendak memukul wajah sang istri. Suasana mendadak hening lantaran Lily yang bergegas pergi ke kamar mandi. Sementara Keenan terduduk di atas ranjang dengan kepala yang sudah menunduk. Entah mengapa dia tak suka bagaimana cara Dimas memandang Lily tadi. Hatinya kembali memanas mengingat dirinya yang sempat berkata bahwa pernikahan mereka hanya sebatas status saja. Tepat saat pintu kamar mandi terbuka, dia bisa melihat wajah sembab Lily. Mulutnya langsung berkata, “Aku tidak bermaksud begitu tadi. Maaf.” Tak ada respon dari wanita tersebut. Tentunya membuat Keenan berdecak kesal. “Aku tidak akan berbuat kasar kalau kau mendengarkan kata-kataku.”“Ucapan mana yang tidak aku patuhi, hemm?” sentak Lily akhirnya. “Katakan

    Last Updated : 2023-08-07
  • Papa Baru untuk Anakku   35. Aku Hanya Bercanda

    Ucapan barusan membuat semua orang bertanya-tanya. Namun, Keenan masih membungkam mulutnya. Tak mau menjelaskan apa yang akan dilakukannya nanti.“Sayang, hari ini mama masuk pagi. Jadi tidak bisa mengantar kamu sampai ke depan,” ucap Lily pada buah hatinya. “Nanti nurut sama Nek Jum ya.”“Iya, Ma,” jawab Farel patuh. Sementara Keenan yang baru saja tiba di depan pintu utama mengernyit ketika melihatnya sudah rapi dengan pakaian kerja. Dia hendak bersuara, tetapi sebelum itu terlebih dahulu melirik ke arah Farel. “Papa berangkat ya. Kau masuklah duluan. Papa mau bicara dengan mamamu.”“Papa mau mengantar mama?” tanya Farel usai mengecup punggung tangan keduanya secara bergantian. Keenan hanya membalasnya dengan senyuman. Lantas memberi tatapan menuntut agar sang anak sambung segera pergi ke dalam rumah. Setelahnya dia menatap Lily dengan sinis.“Kenapa? Aku harus berangkat sekarang. Busnya akan lewat lima belas menit lagi.” Lily melirik sekila

    Last Updated : 2023-08-08
  • Papa Baru untuk Anakku   37. Terungkap

    “Lain kali kalau mau deketin orang itu ngaca dulu. Kamu enggak selevel sama Pak Dimas. Ngerti??”“Iya nih. Enggak tahu malu. Dasar janda gatal!”“Cukup!” sentak Lily yang merasa muak dengan cibiran dua orang di depannya sekarang. “Aku enggak pernah ngurusin hidup kalian. Jadi tolong berhenti gangguin aku.”“Huu!! Janda enggak tahu diri ya.” Setelahnya Lily bergegas pergi meninggalkan dua orang wanita tersebut. Langkahnya terhenti saat berpapasan dengan Keenan.“Itu semua tidak akan terjadi kalau kau mendengarkan kata-kataku,” ucap Keenan dengan sorot mata tajamnya.“Aku memang salah. Maaf,” gumam Lily kemudian. Dia mengangguk pelan lalu segera pamit undur diri dari hadapan sang suami. Wanita itu mengulum bibir lalu mengembuskan napasnya perlahan ketika sudah tiba di ruangan kerja. Di depan alat pemanggangan roti dia masih saja melamunkan kata-kata pedas dari dua orang tadi. Hingga tanpa sadar ujung jari manisnya menyentuh bagian dalam oven yang tentu sangat

    Last Updated : 2023-08-09
  • Papa Baru untuk Anakku   37. Gugup?

    Keputusan sudah dibuat. Tadi Keenan mengatakan bahwa besok pagi Asih harus angkat kaki dari kediamannya. Jadilah sekarang kesalahpahaman telah beres. Namun, Lily masih terlihat gelisah.“Ada apa?” tanya Keenan yang baru saja ke luar dari kamar mandi. Aroma tubuhnya sangat kuat. Belum lagi hanya mengenakan jubah mandi yang menampakkan bulu-bulu halus di sekitar dadanya. Membuat sang istri langsung menundukkan kepala.“A-aku ke kamar Farel dulu. Nanti saja,” kata Lily yang segera pamit pergi dari kamar tersebut. Karena kejadian tak mengenakkan beberapa hari yang lalu. Farel sempat mengeluh kalau dia takut akan celaka.“Apa aku tinggal dengan nenek dan kakek saja ya? Aku tidak mau di sini,” rengek Farel yang sudah memeluk erat tubuh mamanya.“Sayang, maafin mama ya. Semuanya udah beres. Bi Asih juga akan pergi,” kata Lily menenangkan putranya. Ternyata rengekan itu terdengar juga di telinga Keenan yang sudah berdiri di ambang pintu. Dia lekas mas

    Last Updated : 2023-08-09
  • Papa Baru untuk Anakku   38. Keenan Pingsan?

    Sebulan sudah Lily dan Keenan menjadi pasangan suami istri yang sah. Namun, tidak ada kemajuan pesat dalam hubungan mereka. Keduanya masing-masing membangun tembok tinggi tak kasat mata yang sulit dijangkau oleh satu sama lain. Seperti pagi ini contohnya. Keenan bangun lebih dulu untuk melangkah menuju ruang kerja. Pria beralis tebal tersebut menatap Lily yang menggeliat pelan di atas sofa. Tempat yang sudah menjadi ranjang sang istri selama berada di rumah mewah miliknya. Matanya mengerjap pelan ketika melihat Lily perlahan membuka kedua netranya. Dalam hitungan detik dia pun bergerak mundur.“Kenapa kau bangun?” tanya Keenan berusaha menyembunyikan rasa gugup yang belakangan ini menghampirinya.Lily mengusap matanya lalu segera duduk. Hingga kemudian dia berkata, “Mbok Jum lagi pulang kampung. Jadi beliau minta agar aku yang mengantarkan kopi untuk Abang.”Keenan berdecak usai menyadari bahwa ketua pelayan yang dibicarakan istrinya sedang ti

    Last Updated : 2023-08-10
  • Papa Baru untuk Anakku   39. Apa Kau Keberatan?

    “Keenan!!” Lily hanya mematung diri begitu melihat Lisna sudah menubrukkan diri di tubuh suaminya. Tak tahu harus marah atau bagaimana menghadapi wanita penggoda bermulut manis tersebut.Keenan mengerang pelan. Satu tangannya berusaha mendorong Lisna yang masih menempel seperti ulat bulu. “Menjauhlah!”“Ck. Aku justru ke sini karena mencemaskanmu. Bagaimana sih?” decak Lisna yang sungguh kesal. Belum sempat mendengar balasan Keenan orang yang ditunggu akhirnya muncul juga. Seorang pria paruh baya berjas putih dengan stetoskop yang berada di leher berjalan mendekat.“Ya ampun. Kenapa kau tidak tunggu om dulu sih?” tanyanya pada Lisna. “Sebegitu cemasnya dengan Keenan sampai memaksakan diri meninggalkan jadwal pemotretan siang ini.”“Iya nih,” kata Lisna dengan bibir yang mencebik. “Eh enggak tahunya yang dijengukin malah begini. Aku nyesal karena udah belain datang.” Dokter yang merupakan kerabat dekat Lisna itu pun terkekeh. Tak pelak memberi

    Last Updated : 2023-08-11
  • Papa Baru untuk Anakku   40. Tetaplah Di sini

    Sentakan barusan membuat Lily bergidik cepat. Lantas dia pun mengangguk dengan gerakan pelan. Tubuh yang tadi menjauh kini perlahan mendekat ke arah sang suami.“Ck. Naiklah ke sini!” titah Keenan yang sudah tak sabaran. Dirinya refleks menarik pergelangan tangan Lily agar sama-sama duduk di atas ranjang.Wanita berambut sebahu itu menyambar mangkuk berisi bubur buatannya. Lantas mengaduk sebentar lalu menyendokkannya ke depan mulut Keenan. “Aak!” Awalnya mereka tampak canggung karena posisi yang bisa dikatakan tak pernah sedekat itu. Namun, lama kelamaan berubah menjadi biasa karena Keenan yang fokus pada makanannya. Hingga ketukan dari arah luar membuat Lily menghentikan pergerakan tangannya tadi.“Masuklah!” sahut Keenan.Sang asisten muncul lalu segera menyerahkan sebuah plastik kecil berisi vitamin pada Lily. “Maaf, Tuan. Apa ada lagi yang harus saya lakukan?”“Bagaimana dengan Lisna?”“Nona Lisna sudah pergi sejak tadi, Tuan,” jawab pria berseragam se

    Last Updated : 2023-08-12

Latest chapter

  • Papa Baru untuk Anakku   141. Keluarga Yang Hangat (TAMAT)

    “Maafkan aku karena telah membuatmu hamil.” Pernyataan barusan membuat Lily yang tengah kesakitan sontak tertawa. Tak pelak sopir yang juga ikut mendengarnya terbahak tanpa sadar. “Abang?” rengek Lily di sela-sela kontraksi yang memelan sekejap. “Enggak pa-pa. Aku bisa. Jangan cengeng dong. Anak kita mau lahir. Masa’ papanya nangis.” “Iya, Tuan. Harus semangat supaya Nyonya kuat lahirannya.” Sang sopir juga tak mau kalah memberikan dukungan. “Kalian benar.” Keenan menyeka cepat air matanya yang sudah membasahi pipi. “Aku harus mendampingimu di ruang bersalin nanti. Kalau dokter melihatku lemah, mereka tidak akan mengijinkanku masuk.” Lily tersenyum mendengar ucapan suaminya. Tak berapa lama mobil pun tiba di tempat tujuan. Keenan pun memekik dari arah luar agar para petugas menyiapkan kursi roda untuk istri tercintanya. Seorang bidan yang kebetulan bertugas shift sore memeriksa jalan lahir Lily. Lantas mengatakan, “Ini masih pembukaan sembilan lebih. Sebentar lagi waktunya ber

  • Papa Baru untuk Anakku   140. Menjelang Persalinan

    “Hai, Tante!” sapa Farel sembari melambaikan tangannyan ke arah Lisna. Bocah polos itu bahkan sudah bergerak untuk salim pada wanita yang ada di depan mereka. Lisna pun mengangguk sambil tersenyum. “Kau sudah semakin besar ya.” “Iya dong,” sahut Farel cepat. “Aku juga mau punya adik.” “Ya.” Lagi-lagi Lisna hanya bisa mengangguk saja. Dia pun menoleh pada Lily lalu berkata, “Selamat ya atas kehamilannya.” “Terimakasih.” Kali ini Keenan yang menjawab dengan sorot mata tidak bersahabat. Dia masih menyimpan amarah atas perbuatan Lisna kala itu. “Maafkan aku.” “Sudahlah. Jangan dipikirkan lagi,” kata Lily yang kini sudah tersenyum manis. “Kamu apa kabar?” “Aku … baik.” Tak lama setelah itu mereka mendengar nama Lisna yang dielukan oleh seseorang. Semuanya sontak menoleh. “Sayang, kamu di sini?” Dimas. Pria tersebut terlonjak kaget begitu melihat tiga orang yang sekarang bersama Lisna. Dia pun jadi salah tingkah. “A-aku dan Dimas —” “Bulan depan kami akan tunangan,” potong Dima

  • Papa Baru untuk Anakku   139. Lily Yang Manja

    Farel sangat bersemangat bercerita dengan Adrian tentang kabar janin yang dikandung oleh sang mama. Dia bahkan sama sekali tak menggubris kue dan camilan yang disediakan di atas meja. Seperti biasa. Suaranya selalu mendominasi di antara para orang dewasa.“Wah. Papa turut senang karena sebentar lagi kamu mau jadi seorang kakak.” Adrian merespon dengan kuluman senyumnya. Lantas dia menoleh ke arah Lily yang tengah mengusapi perut buncitnya. Jujur kalau memang sampai sekarang rasa cinta itu masih belum memudar.“Ya sudah. Papa antar kau ke atas untuk bersiap-siap ya.” Keenan bangkit dari duduknya lalu menggamit tangan Farel. Meninggalkan Lily bersama Adrian yang masih berada di ruang tengah. Suasana berubah menjadi hening. Hingga kemudian Adrian memilih untuk berbicara terlebih dahulu. Dia tersenyum getir menyaksikan sang mantan istri yang kini sedang berbadan dua.“Selamat ya untuk kehamilan kamu.”“Makasih, Mas.” Lily mengangguk sambil tersenyum. “Jangan lu

  • Papa Baru untuk Anakku   138. Persiapan Tujuh Bulanan

    “…, ya. Dia laki-laki seperti dirimu.”“Laki-laki?” ucap Farel mengulang pernyataan sang dokter. Pria berjas putih itu mengangguk singkat sambil tersenyum.“Kau senang?” tanya Keenan yang dilangsung diiyakan oleh Farel tanpa jeda.“Aku punya teman. Yeay!!” soraknya lagi. Setelahnya dokter pun menginformasikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan pada Lily dan Keenan. Kini pasangan suami istri tersebut saling menggenggam sembari tersenyum penuh.“Usia kehamilan Anda sudah masuk 22 minggu. Semoga prediksi jenis kelamin tetap tidak berubah ya.”“Kalaupun adikku perempuan tidak masalah,” celetuk Farel masih dengan keceriaan yang sama. “Nanti aku bisa minta papa untuk—”“Sayang?” potong Keenan cepat. “Tali sepatumu terlepas.” Atensi bocah usia empat tahunan itu pun teralihkan. Beruntung percakapan tadi tidak berlanjut. Kalau tidak bisa dipastikan bahwa Keenan dan Lily akan merasa malu. Tahu bahwa anak mereka tersebut mengutarakan hal yang menggelikan.“Makanya

  • Papa Baru untuk Anakku   137. Detak Cinta

    “Aku mau adik laki-laki,” ucap Farel ketika keluarga kecil mereka baru saja beristirahat usai berjibaku di dalam kolam renang. Matanya berbinar ketika ikut meletakkan tangan di perut buncit sang mama. “Sepertinya kau yakin sekali,” goda Keenan yang kini sudah menempelkan telinga di bagian sisi perut yang lain. Pria itu mengerjap ketika merasakan sesuatu menendang dari dalam sana. Membuat dia dan Farel terkekeh serempak lalu sibuk berdebat tentang jenis kelamin calon anggota keluarga baru mereka tersebut. “Tuh ‘kan? Dia bilang kalau akan menjadi temanku bermain badminton nanti.” Kali ini Farel justru merasa sangat percaya diri dengan tebakannya. Sementara Lily hanya tersenyum sembari mendengar dua pria beda usia yang dicintainya itu berdebat terus-terusan. Pemandangan indah yang sudah lama ia dambakan sejak jauh hari. Tak lama kemudian dirinya menyingkirkan tangan mereka dan bersiap hendak bangkit dari kursi. “Ma, katakan kalau adikku laki-laki,” rengek Farel yang ham

  • Papa Baru untuk Anakku   136. Jangan Jadi Ayah Seperti Daddy

    “Om minta maaf ya.” Namun, Keenan masih membungkam mulutnya. Sama sekali tak menggubris permintaan maaf dari pria paruh baya tersebut. Sementara Lily yang memang gampang sekali kasiha menatap wajahnya dengan iba.“Bang, kasihan sama Dokter Faisal.” Lily meremas lembut telapak tangan suaminya agar respon. Barulah Keenan berdecak pelan lalu menoleh ke arah tamu yang tak diharapkannya itu.“Om tidak salah apa-apa.”“Iya, Nak, tapi Lisna—”“Itu tidak ada sangkut pautnya dengan Om,” tegas Keenan dengan rahang yang sudah mengetat. “Dari dulu Om selalu menutupi kesalahannya. Memanjakannya dan selalu jadi tameng. Lihatlah sekarang! Dia bahkan hampir menjadi seorang pembunuh. Untungnya janin di kandungan istriku bisa selamat.”“Lily hamil?” Dokter Faisal semakin merasa bersalah.“Ya.” Keenan lantas menatap kesal dokter kepercayaan keluarganya itu. “Sebenarnya aku ingin melaporkannya pada polisi, tetapi gagal karena istriku yang mencegah. Jadi sebagai gantinya aku mohon dengan san

  • Papa Baru untuk Anakku   135. Masih Lima Minggu

    Keenan kehilangan suaranya begitu menyadari apa yang terjadi. Pria itu terus memeluk Lily sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Tak pelak melabuhkan kecupan kecil di area wajah wanitanya tersebut. Sementara Bagas sesekali menoleh ke belakang. Berusaha memacu kendaraan yang saat ini ia kemudikan sendiri agar bisa berjalan lebih cepat lagi. Jika dia ada di posisi sang tuan sekarang, mungkin juga akan berlaku sama. “Tuan Keenan??” “Lakukan yang terbaik untuk istriku!!” Semua petugas yang ada di ruangan IGD rumah sakit itu bergerak cepat menangani Lily, sedangkan Keenan sibuk mondar-mandir tak karuan. Dia merasa sesak sekaligus menyesali apa yang telah terjadi. Menyalahkan diri sendiri karena keadaan istrinya sekarang. Dua jam kemudian … &n

  • Papa Baru untuk Anakku   134. Wanita Gila

    “Dua kali dia menemuiku. Mengajakku bekerja sama untuk menghancurkan pernikahan kalian.”“Aku tidak percaya.”“Ck. Itu urusanmu. Aku hanya berharap semoga Lily baik-baik saja karena kalau benar wanita itu yang menculiknya, maka habislah sudah.” Percakapan tadi masih terngiang di telinga Keenan. Sekarang dia sudah tidak sabar untuk kembali ke Medan. Beruntung Bagas bisa menyediakan jet pribadi sehingga memudahkan pergerakan mereka tiba di sana dengan cepat.“Saya sudah menghubungi orang suruhan kita untuk mengawasi Nona Lisna,” kata Bagas yang baru saja memutus panggilan lewat ponselnya sebelum kendaraan pribadi itu terbang. “Kita akan langsung dapat kabar begitu sampai di Medan.”“Good,” gumam Keenan yang segera memasang kaca mata hitamnya. “Bagaimana dengan Dimas? Kau juga suruh orang untuk mengawasinya ‘kan?”“Iya, Tuan.” Keenan mengembuskan napasnya dengan keras. Benar-benar tak sabar ingin membuktikan tudingan Adrian tadi. Kalau memang apa yang dikataka

  • Papa Baru untuk Anakku   133. Mencurigai Adrian

    “Tidak!” tolak Keenan cepat. “Aku yakin dia yang menculik Lily.”“Kau gila ya?” Lisna pun geleng-geleng kepala.Keenan menatap tajam Lisna. “Atau kaulah orangnya! Oh ya. Aku pernah melihatmu berbicara dengan Adrian. Kalian mungkin sudah bekerja sama. Jawab, Lisna!!” Pria yang sudah frustrasi itu hendak melayangkan satu pukulan lagi ke wajah Dimas, tetapi sang daddy dan Bagas lebih dulu menahan tubuh kekarnya. Membuat dia jadi terhalang oleh keduanya.“Hentikan!” sentak daddy-nya lagi. “Bukan begini caranya bertindak. Kamu harus berpikir dengan kepala dingin. Kenapa jadi malah brutal??”“Lily itu istriku, Dad!” tukas Keenan dengan perasaan yang campur aduk. “Aku bisa gila karena kehilangan dia. Apalagi saat ini dia sedang … agh!! Dia lagi sakit. Bagaimana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja? Tidak ada yang tahu ‘kan?”“Kami mengerti perasaanmu. Tenanglah sebentar,” bujuk daddy-nya. Waktu makan malam sudah lewat sejak beberapa jam yang lalu. Namun, Keenan ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status