"Tapi, bagaimana mungkin kamu membiarkan hidup banyak karyawan terancam, Ken? tanya Lidya memelas."Mereka kemungkinan tidak terancam, sayang. Kalaupun terancam, seperti yang aku bilang tadi, aku akan segera membuat grup perusahaanku sendiri dan merekrut sebagian pegawai Diamond Group untuk masuk dalam perusahaanku. Apalagi aku pernah punya pengalaman--""Pengalaman apa?" tanya Lidya memotong kata-kata Ken."Dulu aku pernah membuat grup perusahaanku sendiri di luar Diamond Group tapi sayangnya karena aku masih harus berada di Diamond Group, maka kupercayakan kendali perusahaan itu, bahkan nama pendirinya kepada seseorang yang akhirnya merampas perusahaanku itu.""Siapa dia? Mengapa kamu percayakan perusahaanmu kepadanya?""Dia adalah pacar keduaku. Bekas sekretarisku. Ternyata dia berselingkuh dariku. Dia bersama pacar rahasianya menguasai perusahaan baruku itu sehingga perusahaan yang sebenarnya berpotensi itu lepas dari tanganku karena perusahaan itu dari awal atas nama pacarku yang
"Caranya bagaimana, mah?" tanya Lidya sambil menghela nafas berat.Lidya yang mencintai Ken dengan tulus, tidak rela kalau Ken harus melepaskan hak Ken sebagai pewaris utama Diamond Group cuma karena dirinya, karena itu, dia berada dalam kebimbangan. Dia merasa berada di persimpangan jalan."Kamu harus membuat Ken membencimu karena kalau dia tidak membencimu, dia tidak akan meninggalkan kamu. Dia akan terus memperjuangkan cintanya padamu meskipun ada banyak sekali karyawan yang berharap padanya. Jadi, kamu tidak boleh egois, Lidya."Lidya mulai menangis. Kata-kata Esy itu membuat dia semakin merasa bersalah karena menyebabkan Ken memutuskan untuk meninggalkan Diamond Grup dan itu sesuatu yang tidak adil bagi Ken, karena harusnya Ken yang memimpin Diamond Group.Melihat tangisan Lidya ini, Romel memberi isyarat agar supaya Esy semakin mempengaruhi Lidya, agar supaya rasa bersalah di dalam diri Lidya semakin terbentuk dan Romel berharap pada akhirnya nanti, Lidya akan merasa sangat bers
“Lihat tuh. Pria ini tampan banget. Gak kalah lah sama Ken. Jadi, gak akan malu-maluin kalau dia jalan sama Lidya. Ken pasti tidak akan curiga. Ken pasti akan pikir pria ini betul-betul pacar batunya Lidya. Iya kan?” kata Romel sambil menunjuk ke layar handphonenya.Gerry dan juga Esy, sama-sama melihat ke arah layar handphone milik Romel dan keduanya sepakat dengan pilihan Romel itu.“Oke. Kalau begitu, papa akan segera menghubungi orang ini dan mengatir rencana kencan dia dengan Lidya secepatnya,” pungkas Romel.**Sementara itu, baru saja Ken sampai di kompleks rumahnya yang juga merupakan kompleks kantor Diamond Group, tiba-tiba, Andreas mendekati Ken dan berkata, “tuan muda, ada yang ingin bertemu.”“Siapa?” Ken tidak menyelesaikan kata-katanya karena dia sudah melihat seseorang yang dia kenal, berada di belakang Andreas. Sebelumnya orang itu terhalang oleh tubuh tinggi besar Andreas, tapi, sekarang ini, Ken sudah melihat orang itu.Melihat Ken menatap ke arah belakangnya, Andrea
"Maafkan aku, Vivian. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Apalagi aku sudah memberi instruksi kepada beberapa asistenku untuk memulai grup perusahaan baruku--""Tapi itu akan butuh waktu, Ken," potong Vivian. "Please ... terimalah kembali perusahaanmu. Perusahaan itu adalah hak-mu. Kamu yang memulainya sejak awal. Kamu cuma meminjam namaku karena saat itu kamu malu diketahui kakekmu membuat perusahaan lain di luar Diamond Grup. Iya kan"Aku sudah melepaskan perusahaan itu. Aku tidak mau lagi mengambil kembali perusahaan itu. Walaupun mungkin akan lebih lambat tapi aku memilih untuk menggunakan perusahaan baruku. Maafkan aku." Ken langsung berdiri sebagai tanda dia ingin menyudahi pembicaraannya dengan ViviaVivian berdiri tapi dia langsung terisak-isak saat menatap wajah Ken. "Aku sangat menyesal karena saat kamu mencintaiku, aku ... huhuhu. Masih mencintai orang lain. Aku baru menyadari kalau sebenarnya aku sudah mencintaimu amat sangat, justru ... huhuhu. Saat kamu sudah menghilangV
Romel mendekati Jack dan setelah berada sangat dekat dengan Jack, Romel celingukan sebentar ke arah luar. Karena dia belum melihat Lidya dan Esy masuk kembali ke dalam ruangan ini, dia berkata kepada Jack dengan memakai bahasa inggris karena sejak dari internet, komunikasi dilakukan dengan bahasa inggris, “tolonglah … kamu jangan menggoda anakku seperti tadi.”“Tapi kenapa? Kenapa tidak boleh?” tanya Jack sambil diam-diam mendekati tas milik Lidya yang tertinggal di kursi dekat pintu.Dengan alat canggih yang Jack miliki di dalam handphonenya, dia berhasil mengambil foto-foto dan video milik Lidya yang berada di handphone Lidya itu. Dengan cuma menempelkan handphone-nya ke handphone milik Lidya, foto dan video milik Lidya langsung pindah ke handphonenya.“Kami menyewamu cuma untuk menjadi pacar bohongannya dan bukan untuk menjadi pacar realnya. Dia tidak mungkin bisa melupakan pacarnya itu tapi, dia harus meninggalkan pacarnya itu, makanya, kamu diperlukan untuk menjadi pacar bohongan
Hari ini, Ken merasa galau karena sejak pagi dia mendapatkan beberapa berita yang tidak mengenakkan.Berita pertama dimulai dengan tangisan dari Meggy yang menelepon Ken dan mengatakan kalau Alvin tidak memenuhi janjinya untuk menunggu hingga akhir tahun.Alvin sudah menggelar rapat umum luar biasa yang langsung mencopot Meggy dari jabatan sebagai presiden direktur Diamond Group.Kemudian, berita ke-2 datang di mana Ricky sudah langsung dinaikkan menjadi Presiden direktur Diamond Grup untuk menggantikan Meggie.Kemudian, saat Ken berusaha menelpon Lidya, ternyata telepon Lidya itu tidak pernah diangkat dan hanya ada satu pesan dari Lidya yang bilang kalau pada hari ini Lidya diajak jalan-jalan di seputar Hongkong oleh tante Rara-nya.Karena sudah mendapatkan pesan dari Lidya itu, maka Ken menjadi agak tenang. Dia kemudian konsentrasi untuk membuat perusahaan barunya.Tetapi baru saja 2 jam pengambilalihan kekuasaan di diamond grup terjadi, Ken mendapatkan berita kalau ada 7 anak perus
Tapi keberadaan Garry dikamar ini membuat Jack tidak bisa berbuat banyak.Saat Jack masih putar otak untuk mencari kesempatan mendekati Lidya, tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari Max.Karena kamar yang disewa ini tidak memiliki ruang tamu, maka Jack terpaksa menuju ke dekat jendela di sudut yang agak jauh dari posisi Lidya dan Gerry yang sedang berdekatan dengan handphone mereka masing-masing."Ya, halo. Bagaimana?" tanya Jack."Sudah ada yang memenangkan lelang untuk memiliki gadis itu, Jack. Jadi, kamu harus segera menculiknya karena sang pemenang lelang itu sudah menunggu di sebuah hotel di Macau.""Oke. Semuanya akan segera terjadi. Tim sudah berada di dekat sini," jawab Jack.Jack sengaja tidak menyebut lengkap tentang tim penculik, dia hanya menyebut 'tim' karena dia takut kalau menyebut tim penculik, maka Gary dan Lidya akan mulai curiga.Klien kita itu sudah membayar 80 persen jadi, dia ingin segera memiliki gadis itu. Ini adalah transaksi terbaik yang pernah kita dapat, Ja
Ken sangat kaget saat dia melihat ke arah pasangan yang sedang memadu kasih, saling raba, saling cium di depan pintu kamar ini karena ternyata dia mengenal wanita itu, karena wanita itu adalah Lidya.Ken tertegun. Langkahnya terhenti. Dia hampir-hampir tidak percaya dengan penglihatannya pada saat ini. Dia tidak menyangka kalau saat ini, dia akan melihat saat Lidya, gadis yang sangat dia cintai, gadis yang sangat dia percayai, sedang bercumbu dengan mesranya dengan seorang lelaki yang tidak Ken kenal."Li ... dyahhh." Ken menjerit lirih. Ada setangkup kesedihan di dalam dadanya, sehingga dia tidak mampu mengucapkan nama Lidya dengan sempurna. Matanya merah walaupun tidak ada air mata yang keluar. Kesedihan di dalam dadanya terpancar ke air mukanya hingga membuat matanya memerah."Maafkan aku, Ken. Maafkan aku," batin Lidya yang tidak tahan lagi dengan cumbuan demi cumbuan yang sejak tadi dilakukan oleh Jack sehingga saat dia mendengar jeritan lirih Ken tadi, dia sudah tahu kalau Ken s
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv