Tapi keberadaan Garry dikamar ini membuat Jack tidak bisa berbuat banyak.Saat Jack masih putar otak untuk mencari kesempatan mendekati Lidya, tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari Max.Karena kamar yang disewa ini tidak memiliki ruang tamu, maka Jack terpaksa menuju ke dekat jendela di sudut yang agak jauh dari posisi Lidya dan Gerry yang sedang berdekatan dengan handphone mereka masing-masing."Ya, halo. Bagaimana?" tanya Jack."Sudah ada yang memenangkan lelang untuk memiliki gadis itu, Jack. Jadi, kamu harus segera menculiknya karena sang pemenang lelang itu sudah menunggu di sebuah hotel di Macau.""Oke. Semuanya akan segera terjadi. Tim sudah berada di dekat sini," jawab Jack.Jack sengaja tidak menyebut lengkap tentang tim penculik, dia hanya menyebut 'tim' karena dia takut kalau menyebut tim penculik, maka Gary dan Lidya akan mulai curiga.Klien kita itu sudah membayar 80 persen jadi, dia ingin segera memiliki gadis itu. Ini adalah transaksi terbaik yang pernah kita dapat, Ja
Ken sangat kaget saat dia melihat ke arah pasangan yang sedang memadu kasih, saling raba, saling cium di depan pintu kamar ini karena ternyata dia mengenal wanita itu, karena wanita itu adalah Lidya.Ken tertegun. Langkahnya terhenti. Dia hampir-hampir tidak percaya dengan penglihatannya pada saat ini. Dia tidak menyangka kalau saat ini, dia akan melihat saat Lidya, gadis yang sangat dia cintai, gadis yang sangat dia percayai, sedang bercumbu dengan mesranya dengan seorang lelaki yang tidak Ken kenal."Li ... dyahhh." Ken menjerit lirih. Ada setangkup kesedihan di dalam dadanya, sehingga dia tidak mampu mengucapkan nama Lidya dengan sempurna. Matanya merah walaupun tidak ada air mata yang keluar. Kesedihan di dalam dadanya terpancar ke air mukanya hingga membuat matanya memerah."Maafkan aku, Ken. Maafkan aku," batin Lidya yang tidak tahan lagi dengan cumbuan demi cumbuan yang sejak tadi dilakukan oleh Jack sehingga saat dia mendengar jeritan lirih Ken tadi, dia sudah tahu kalau Ken s
Romel yang sempat melihat bagaimana Jack berusaha mencium Lidya tadi, menjadi marah. Dia berkata, "woy! Kamu tidak boleh lagi mencium Lidya! Yang tadi itu cuma sandiwara, sekarang sandiwara sudah selesai dengan keberhasilan. Kami akan membayarmu sesuai kesepakatan untuk melakukan drama tadi, tapi, kamu tidak boleh lagi mencium anakku, tahu!"Jack tersenyum licik dan berkata, "sorry. Tapi, setelah mengenal anakmu, aku tidak bisa membiarkan dia pergi. Dia akan menjadi tambang emasku sudah ada orang yang akan membayarnya mahal. Mereka akan membayarku 9 juta dolar untuk anakmu ini dan sebelum aku membawa anakmu ini kepada orang yang membelinya, maka aku akan memakainya saat di mobil. Huahaha.""Kamu gila!" Romel berusaha memukul Jack tapi Jack langsung melakukan tendangan yang membuat Romel jatuh ke belakang membentur dinding.Jack langsung menarik tangan Lidya dengan dibantu oleh salah seorang dari anak buahnya dari tim penculik yang baru saja datang.Lidya berusaha melawan, tapi ada dua
Saat Jack berusaha menyentuh tubuh Lidya, dia menyimpan pisaunya dulu di pintu mobil.Karena melihat hal itu, Lidya mulai berani untuk melawan Jack.Lydia yang sejak tadi sudah mulai meraba-raba di sekitar tempat dia duduk ini, menemukan handphone yang tergeletak begitu saja di jok mobil belakang ini.Karena itu, waktu Jack berusaha mendekati Lidya, berusaha menyentuh tubuh Lidya, dengan sekuat tenaga, Lidya langsung menghantamkan handphone di tangannya ke arah kepala Jack.Tapi sayangnya, Jack adalah seseorang yang terbiasa berkelahi. Dia memiliki gerak refleks yang cukup bagus sehingga dia berhasil menangkis tangan Lidya yang hendak menyerangnya sehingga handphone itu tidak berhasil memukul kepalanya. Handphone itu bahkan jatuh dari tangan Lidya."Kamu tidak berhasil, sayangku. Hehehe. Tapi aku akan berhasil menyentuh tubuhmu dan membawamu ke surga. Kamu pasti akan ketagihan pada senjataku. Hahaha." Jack menyeringai sambil tertawa-tawa.Lidya kembali mencari benda lain tapi dia tida
Dengan ancaman senjata api dari dua orang anak buahnya Johnny, Lydia terpaksa keluar dari mobil tanpa bisa berteriak.Lidya terus berjalan mengikuti salah seorang anak buahnya Johnny dan Jack yang berjalan di depan sementara dari belakang, anak buahnya Johnny yang lain menodongnya dan terus menyuruh dia untuk berjalan dengan lebih cepat.Hanya ada sedikit orang yang berada di dermaga ini. Lidya berusaha memberikan isyarat kalau dirinya sedang diculik kepada beberapa orang yang dia lewati tapi tidak ada yang menanggapi isyarat Lidya ini.Apalagi kedatangan beberapa orang memakai jaket yang langsung berkerumun di dekat Lidya dari arah kiri, arah kanan dan belakang membuat Lidya tidak bisa lagi memberikan isyaratnya.Hal ini membuat Lidya semakin merasa hilang harapan untuk mendapatkan pertolongan, karena orang-orang berjaket yang baru datang ini ternyata juga adalah anak buahnya Johnny.**Sementara itu, di jarak sekitar 300 meter dari Lidya berada, Gerry baru saja tiba dengan membonceng
Esy terus memohon pada Kurt. Dia terus menangis di telpon. “Please … bilang pada sang kaisar kalau dia boleh memisahkan lagi Ken dan Lidya setelah Ken menolong Lidya. Hihihi. Itu saja permintaanku.”“Aku tidak bisa begitu saja menghubungi Tuan Muda Ken karena aku harus melewati persetujuan sang kaisar dulu,” kata Kurt yang saat ini berada di rumah kekaisaran.“Please … bilang sama kaisar. Please … aku mohon. Huhuhu.” Esy terus menangis di ujung telpon.Kata-kata Esy itu semakin memelas sehingga membuat Kurt mulai iba. “Baiklah. Aku akan coba bicara pada sang kaisar. Nanti aku telpon lagi.” Setelah berkata seperti itu, Kurt memutuskan hubungan telpon.Kemudian Kurt menelpon sang kaisar. Karena di jam seperti ini, dia tidak diperbolehkan untuk mengetuk pintu kamar Alvin.**Sementara itu, di bagian dalam dari rumah kekaisaran ini, tepatnya di sebuah kamar yang disebut kamar peraduan kaisar. Sang kaisar sedang bersama Joune ketika telpon berdering.Joune yang berada di dekat sang kaisar
“Membunuh opa?” tanya Ricky di ujung telpon.“Ya. Kalau opamu sudah tidak ada lagi dan dengan kamu yang sedang menjabat sebagai presiden direktur Diamond Grup, maka kamu yang akan otomatis menjadi Presiden komisaris sekaligus menjadi pemegang saham mayoritas, iya kan?” tanya balik Joune.“Iya sih, menurut peraturan seperti itu. Kalau seorang presiden komisaris meninggal, maka, selama dia tidak menulis surat wasiat untuk mengatur saham-sahamnya, maka, saham miliknya akan jatuh pada Presiden Direktur yang sekarang dijabat olehku.”“Nah. Sampai sekarang dia baru membuat surat wasiat untuk mengatur aset dia di uar Diamond Group. Yaitu aset-asetnya di Beijing dan San Fransisco senilai 238 juta dolar yang dia peruntukkan untukku. Sementara harta utamanya yaitu saham Diamond Group dan aset di Hongkong, masih belum dia atur akan jatuh pada siapa. Ini berarti …”“Jatuh ke tanganku? Iya kan?”“Iya, Ricky. Kalau dia meninggal sekarang, semua hartanya akan jatuh ke tanganmu.”“Baiklah. Kalau begi
“ADA APA?” teriak Andreas.Felix tidak menjawab dengan teriakan. Karena posisinya cukup jauh, Felix langsung menepon Andreas. “Nyonya Besar Maggie dan para pengawalnya baru saja datang. Dia meminta posisinya tuan muda. Dia meminta disediakan speedboat,”“Bilang nyonya Maggie, kalau speedboat sudah tersedia. Tapi, kami akan segera pergi.”“Nyonya besar Maggie ingin ikut kalian. Pengawal yang lain yang akan naik speedboat yang lain.”Mendengar kata-kata Felix itu, Andreas terpaksa pasrah menunggu kedatangan Maggie.Beberapa saat kemudian, Maggie datang sambi berlari keci menuju ke arah speedboat dimana Andreas berada. Tapi, Maggie tidak sendiri, tapi dia datang bersama Yoona dan kepala pengawalnya.Begitu mereka bertiga naik ke atas speedboat, Maggie langsung bertanya pada Andreas, “sebenarnya apa yang terjadi? Aku dengar Lidya selingkuh. Benarkah itu?”“Iya, nyonya.”“Kok bisa? Lidya kan terlihat sangat mencintai Ken?”“Aku juga tidak tahu, nyonya. Karena aku tidak melihat secara langs