Saat itulah Darius mendekat. "Halo, Lidya. Lama tidak berjumpa," sapa Darius sambil memunculkan wajah ramahnya. Waktu masih di parkiran tadi, Darius berusaha tampil sombong, tapi, saat sudah di dalam ruangan, dia mencoba tampil ramah."Halo, Darius. Apa kabarmu?" kata Lidya basa-basi. Setelah itu dia kembali menatap Ken dengan penuh cinta. Lidya sengaja memperlihatkan kepada Darius tentang perasaan Lidya kepada Ken, karena itu, Lidya menatap Ken dengan mesra."Aku baik-baik saja dan sukses, tentu saja. Begitulah aku," kata Darius penuh percaya diri dan terkesan sombong. Darius agak kecewa melihat Lidya yang diajaknya bicara, masih tetap menatap ke arah Ken."Good for you. Oh iya. Ini Ken, pacar tercintaku." Lidya menunjuk ke arah Ken.Ken mengangguk ke arah Darius. "Nice to meet you, Darius.""Dia benar-benar pacarmu? Apa dia benar-benar seorang cleaning service seperti yang dibicarakan orang?" tanya Darius.Ken dan Lidya saling pandang. Ken menunggu sikap Lidya kepadanya setelah mend
Ken dan Lidya mulai berjalan ke depan mengikuti langkah Darius. Sepanjang perjalanan, ada kasak-kusuk yang seperti berbisik tapi sengaja disuarakan dengan keras sehingga bisa didengar oleh Ken dan Lidya.Kasak-kusuk itu terus mempertanyakan pilihan Lidya yang memilih Ken yang hanya seorang cleaning service itu, bahkan ada yang menuduh Lidya kena guna-guna karena menyukai Ken."Ini adalah pilihanku. Ini jalan hidupku! Aku memilih Ken walaupun dia hanya cleaning service, tanpa paksaan dan aku yakin tanpa guna-guna karena aku memilihnya dengan hati. Jadi, kuharap ini bisa menghentikan dugaan kalian," tegas Lidya sambil mengedarkan pandangannya.Lidya tidak tahu dengan jelas akan orang yang kasak-kusuk menuduhnya kena guna-guna, karena itu, dia mengedarkan pandangannya dan menatap tajam ke beberapa orang karena dia tahu, si tukang gosip itu, ada di antara mereka ini.Ken menatap Lidya penuh perasaan. Ken begitu bangga akan kata-kata Lidya itu. Karena dalam kata-kata Lidya itu, terkandung
Ken yang sedari tadi sudah menduga kalau Darius memang punya rencana licik untuknya, kini mulai tertawa dalam hati setelah mendengar sogokan yang dilontarkan Darius itu. Ken mulai geram kepada Darius.Karena itu Ken segera menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan menerima tawaran itu.""Kenapa? Apa kamu mau lebih? Aku tahu orang macam apa kamu ini, seorang cleaning service seperti kamu, pasti tidak akan bisa mengatasi godaan uang banyak, iya kan? Oke, aku naikkan tawaranku. Aku bisa berikan 10 miliar kepadamu asalkan kamu meninggalkan Lidya sekarang juga. Bagaimana?"Saat ini, tanpa setahu Darius, Ken sudah mengarahkan kamera handphonenya ke arah Darius serta menghubungkannya dengan teleponnya Felix, anak buahnya yang ahli IT dan juga Tony, supaya dua anak buahnya Vigo ini bisa mendengar pembicaraan antara Darius dan Ken ini."Bagaimana? Aku rasa 10 miliar itu sudah cukup untukmu. Iya kan? Aku bahkan bisa menambahkan sebuah mobilku yang harganya satu setengah miliar, mobil yang aku pa
Mendengar kata-kata Ken itu, semua orang jadi terkejut. Bukan hanya orang-orang di sekitar Ken yang terkejut tapi juga semua peserta reuni.Apalagi di saat ini, sebuah kamera langsung disorot ke arah Ken dan wajah Ken langsung terpampang di proyektor besar yang berada di panggung sehingga semua orang langsung tahu kalau Ken yang seorang cleaning service itu, berani mengikuti lelang bahkan dengan harga yang berkali-kali lipat dari harga lelang sebelumnya.Elizabeth yang tahu kalau Ken hanya seorang cleaning service, berbisik kepada Ken, "apa yang kamu lakukan? Kamu tidak perlu mengikuti lelang itu, Ken.""Aku harus melakukannya karena aku sudah berjanji untuk mendampingi Lidya di acara ini. Karena itu, aku akan mendampingi Lidya sampai akhir acara. Jadi, aku tidak mau diusir dari tempat ini," tegas Ken.Elizabeth menatap Lidya tapi Lidya cuma mengangkat bahu dengan cueknya. Lidya biarkan Ken mengikuti lelang, dalam hatinya, dia berniat untuk membayarkan biaya lelang itu. Ini demi membu
"15 miliar 10 juta," kata Ken tenang dengan suara keras.Darius di depan sana menjadi meradang mendengar Ken masih menyainginya. Dia kemudian keluar dari kursinya dan memberi isyarat kepada kameraman yang meliput acara ini untuk terus mengikuti dia menuju ke tengah untuk mendekati tempat Ken duduk dengan terus membawa sebuah mike wireless di tangannya.Darius tersenyum sinis kepada Ken. "Ingat, cleaning service! Kalau sampai kamu tidak membayar lelang yang kamu menangkan nanti, maka kamu akan masuk penjara. Hal ini memang tidak ada dalam peraturan reuni, tapi hal ini ada dalam peraturan lelang karena kalau kamu mengikuti lelang dan kamu tidak membayar, maka itu berarti kamu melakukan penipuan!""Kamu tidak perlu mengingatkan aku tentang itu, Darius. Walaupun aku cuma seorang cleaning service, tapi aku tahu, peraturan dalam mengikuti lelang. Kamu tidak perlu mengajari aku. Saat aku menang, maka, otomatis aku harus membayar apa yang sudah aku menangkan," kata Ken tenang."Baik." Setelah
"Atas nama siapa? Tidak mungkin kan seorang cleaning service yang biasanya cuma mendapatkan upah setara UMR bisa transfer uang begitu banyak." potong Darius dengan memakai pengeras suara sehingga suaranya bisa didengar oleh semua peserta reuni SMA ini."Siapa nama saudara itu?" tanya Eintracht, perwakilan dari yayasan amal itu sambil menunjuk ke arah Ken."Namanya Ken. Pekerjaannya cleaning service yang suka mengepel lantai dan membersihkan toilet WC. Apakah yang mentransfer itu atas nama Ken?""Bukan, sih. Tapi, atas nama Tony. Tapi orang yang transfer itu sudah menelpon aku barusan kalau uang yang ditransfer itu untuk kepentingan saudara Ken itu, untuk membeli meja untuk penggalangan dana ini."Kata-kata Eintracht itu membuat banyak orang kaget, karena dengan ini, berarti Darius yang sombong itu, berada di pihak yang kalah dalam persaingan untuk mendapatkan meja lelang itu dan ini akan membuat Darius malu karena dia bisa dikalahkan oleh seorang cleaning service.Belum lagi kalau men
"80 miliar," kata Ken untuk menyaingi jumlah 75 miliar yang sudah disanggupi oleh Darius tadi.Bahkan Ken mengatakannya dengan suara lantang di depan pengeras suara sambil mengangkat tangannya.Mendengar itu, Lidya, Elizabeth dan Laura cuma bisa menutup wajah mereka dengan kedua tangan mereka. Mereka betul-betul sudah tidak bisa lagi mengendalikan apa yang terjadi saat ini.Mereka menatap Ken, merasa sayang kalau Ken harus menjadi budak di rumah orang cuma untuk bersaing dalam acara amal untuk memperebutkan sebuah meja.Darius dan juga semua hadirin sangat kaget mendengar kata-kata Ken ini. Mereka tidak menyangka kalau Ken akan mengajukan angka fantastis seperti itu yang berarti melebihi 5 miliar daripada angka yang diucapkan Darius tadi.Darius tertawa dan berkata, "sekarang aku tahu apa yang terjadi. Nampaknya cleaning service ini memiliki organ yang langka yang dibutuhkan oleh orang yang kaya bernama Tony itu. Aku tidak tahu organ yang mana itu, tetapi nampaknya sesudah malam ini,
"Apa? Bangkrut? Tapi itu tidak mungkin, Ayah. Perusahaan kita kan besar, tidak mungkin bangkrut dalam sekejap," kata Darius kaget.Darius begitu kaget akan perkataan dari ayahnya sehingga dia lupa untuk mematikan loudspeaker di handphone-nya sehingga pembicaraan dia dengan ayahnya ini masih terus terdengar oleh semua orang yang berada di ruangan ini."Iya, Darius. Perusahaan kita kan memang sedang bermasalah beberapa bulan ini tapi masalah ini semakin besar dengan gaya hidupmu yang sangat mewah dan juga dengan kesalahanmu yang mengganti manajemen dengan orang-orang baru yang bukannya membawa perubahan tetapi justru membawa kehidupan boros yang jauh lebih hebat daripada manajemen sebelumnya.""Tapi management yang aku pilih itu, adalah manager-manager hebat dari perusahaan-perusahaan saingan kita, ayah. Walaupun harus membayar tinggi gaji mereka dan fasilitas mereka tapi, kita akan menuai hasil bagus di masa yang akan datang, ayah.""Masalahnya, kita tidak punya waktu lebih banyak, Da