"Aku datang untuk membantu Lidya dalam transaksi di pasar saham," jawab Ken spontan.Kata-kata Ken ini membuat Alex dan Heri tertawa terbahak-bahak. Tawa mereka pecah bahkan Heri sampai memegang perutnya saking tidak bisa menahan tawanya.Walaupun Yudhoyono selama ini tidak pernah menganggap remeh cleaning service ataupun bawahan-bawahan-nya yang lainnya tapi saat Yudhoyono mendengar kalau seorang cleaning service seperti Ken akan membantu seorang pialang saham seperti Lidya, maka dia juga ikut tertawa lepas.Beberapa orang yang yang berada di sekitar, kemudian bertanya kepada Heri dan Alex tentang enapa mereka tertawa seperti itu.Heri dan Alex pun langsung bercerita tentang kata-kata Ken tadi yang ingin membantu Lidya di pasar saham.Karena memang yang tahu tentang test Ken saat mengikuti tes trading saham di depan Gatot, hanya Gatot, Mira dan Lidya, serta Aji, Ayahnya Ardy, maka kata-kata Ken ini terdengar sangat tidak masuk akal.Karena itu, mereka semua yang ada di sekitar Ken sa
"Hai," sapa Ken sambil mengembangkan senyum terbaiknya pada Lidya.Lidya menatap Ken sesaat, kemudian dia langsung meninggalkan Ken dan tidak membalas sapaan Ken tadi.Ken sangat kaget melihat reaksi Lidya ini. Karena, walaupun dia memang sudah merasakan sejak tadi kalau foto-foto tentang Mira dan dia di kantin tadi, sudah sampai ke handphonenya Lidya, sehingga Lydia sempat membalas chat dengan kata-kata yang menyiratkan kemarahan, tapi tetap saja Ken sangat kaget dengan reaksi Lidya ini.Ken berusaha mengejar Lydia yang sudah berjalan pergi bersama Clara dan Yuni tapi Clara sudah membalikkan tubuhnya dan menghadang Ken."Aku tidak sangka Kalau kamu seperti ini, Ken. Kamu betul-betul membuat Lidya malu karena kamu selingkuh secepat ini. Padahal Lidya yang kelasnya sangat tinggi, anak bos, sudah menerima kamu yang cuma seorang cleaning service untuk menjadi kekasihnya. Tapi, dibalas seperti ini, huh!""Please, ini tidak seperti dugaan kalian. Aku dan Mira tidak ada apa-apa.""Tidak ada
Clara langsung melotot ke arah Ken. "Tentu saja kamu! Kamu yang membuat Lidya semakin terpuruk, tau! Di saat dia sedang menghadapi badai masalah di pasar saham, eh, tiba-tiba dia melihat video kemesraan kamu dengan Mira di kantin. Makin kacau, deh!""Aku tidak pernah bermesraan dengan Mira, Clara," bantah Ken."Terus, itu video-video yang beredar di WA grup itu, apa, hah! Di situ kan sudah jelas banget, kamu makan bersama dengan Mira di situ, kemesraan kalian terlihat nyata.""Waktu itu aku kira aku ditraktir oleh Pak Burhan, atasanku, karena Burhan yang menaruh aku di meja itu, kemudian dia langsung meninggalkan aku dan karena aku sudah lapar, aku langsung makan. Kepalaku menunduk terus waktu aku makan.""Lalu?""Aku memang sempat merasa kalau ada orang yang duduk di depanku, tapi aku pikir itu Pak Burhan, atasanku yang kembali untuk duduk di depanku. Aku tidak mengira kalau Mira yang duduk di depanku. Itu lah yang terjadi. Tidak ada yang mesra-mesra, kok.""Kalau begitu, kamu jelask
"Hanya apa?" tanya Lidya penasaran"Hanya dengan membantumu untuk menebus semua kerugian yang dialami oleh semua investormu itu dengan jalan, balik mencari keuntungan sebanyak-banyaknya di pasar saham esok hari," jawab Ken.Lidya berpikir sebentar kemudian dia berkata, "tapi, apa kamu bisa melakukan itu lagi? Kemenangan kamu saat kamu dites oleh Pak Gatot itu, bisa saja kebetulan belaka. Di dalam dunia saham, memang ada banyak kasus seorang pialang saham baru, mengalami keberuntungan sesaat atau 'Lucky Rookie' tapi sesudah itu, hanya ada kekalahan demi kekalahan dan kerugian yang besar yang harus dia derita."Ken tersenyum kepada Lidya. Ken mengerti kalau Lidya masih belum terlalu percaya kepada kemampuannya dan berpikir kalau kemampuan Ken itu hanyalah keberuntungan sesaat yang bisa saja tidak akan berlanjut."Aku tidak mau mengambil resiko, Ken. Jadi, nampaknya aku harus mencari jurnalis saham yang lebih bagus untuk memberi masukan kepadaku supaya aku bisa memilih saham-saham terbai
“Aku sudah tahu apa yang sedang terjadi pada Lidya. Nampaknya, Ardy sedang bermain di sini. Dia sengaja membuat Lidya mengalami kerugian besar aku yakin dia mempunyai tujuan yang tidak bagus di sini,” geram Ken. Ken sangat murka akan cara licik Ardy membuat Lidya kesulitan seperti sekarang ini.“Tepat, tuan muda. Karena wakil direktur keuangan itu, adalah salah satu pamannya Ardy. Sebelumnya Pamannya Ardy itu hanya menduduki salah satu manager keuangan, tapi, saat Ardy pulang dari Amerika dan menjadi Direktur Keuangan, Ardy menaikkan pamannya ini menjadi wakilnya di Divisi Keuangan,” kata Felix.“Oke. Sekarang semuanya sudah menjadi jelas,” pungkas Ken.**Sementara itu, beberapa puluh meter dari posisinya Ken, tepatnya di lantai satu rumahnya Lidya, temgah terjadi pertengkaran hebat di sana. Lidya sedang adu argumen dengan orang tuanya, Romel dan Esy.“Lidya, kamu harus sadar. Masalah kamu ini sangat besar. Ada dana sangat banyak yang sedang dipertanyakan klien-klienmu. Mereka mengal
Ken sadar kalau bunyi deringan handphone di handphone miliknya ini telah menarik perhatian Lidya sehingga Lidya sekarang ini terus menatapnya.Tapi, Ken tahu kalau dia tidak bisa terlihat di kegelapan seperti ini. Ken yakin kalau Lidya tidak akan bisa melihatnya. Tapi, masalahnya adalah dia tidak bisa mengangkat panggilan telpon dari Lidya ini karena suara percakapan telpon, mungkin akan terdengar sampai ke telinga Lidya di sebelah sana.Jendela kaca di kamar Lidya itu, dalam keadaan terbuka dan ini membuat Lidya kemungkinan besar bisa mendengar Ken bersuara, karena itu, Ken tidak berani bersuara.Ken masih belum siap untuk mengungkapkan jati dirinya, Ken belum siap membiarkan Lidya tahu tentang siapa dirinya yang sebenarnya, karena itu, Ken cuma bisa terdiam membisu dan tidak bergerak sama sekali. Ken biarkan handphonenya terus berdering.Lidya terus menunggu dan sampai saat ini, Lidya yang sedang memegang handphone di sebelah sana, tidak terdengar bicara sedikitpun, ini semakin meya
Lidya menatap Ken dalam-dalam kemudian berkata, “karena aku cuma memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kerugian-kerugian yang aku buat, karena itu, aku tidak bisa memberimu kesempatan yang cuma satu itu. Bagaimana kalau kamu gagal?”“Kalau gagal kenapa?” tanya Ken penasaran.“Orang tuaku baru saja mengatakan kepadaku. Kalau aku gagal, maka, aku harus menikah dengan Ardy akhir minggu ini.”“Hah? Ardy kan kalah taruhan denganku saat pertarungan aku dengannya.”“Itulah. Dia tidak menepati janjinya. Huhuhu. Aku tidak mau kalau harus menikah dengan Ardy yang playboy itu. Huhuhu.”Ken menggeram marah. Tapi, mengingat cara licik Ardy yang membuat Lidya mengalami banyak kerugian dalam transaksi saham karena Ardy membayar orang untuk memberikan info palsu yang membuat Lidya rugi, maka, Ken tidak heran kalau ternyata Ardy tidak menepati janjinya seperti ini.“Karena itu, aku berencana untuk mengerahkan semua uangku untuk membayar jurnalis saham terbaik yang info-infonya tentang perdagangan
Dengan penuh semangat, Ken membuka email-nya. Ken langsung tersenyum saat membuka kotak pesannya dan menemukan banyak sekali email masuk dari emaill yang identik dengan nama Lidya.Ken sangat menyesal karena baru sekarang dia membuka email rahasia-nya ini. Kalau saja dia tahu sejak lama kalau Lidya mengirim pesan email kepadanya, maka, dia pasti akan selalu membalas email dari Lidya ini.Ken membaca beberapa email dari Lidya yang berisi kekaguman Lidya kepada Ken sebagai Master Wing. Lidya menganggap Ken sebagai idola besar Lidya. Ken hanya bisa tersenyum saat menyadari kalau sebenarnya dia sudah terhubung dengan Lidya sejak lama, tapi, dia tidak menyadarinya.Sebenarnya, Ken adalah Master Wing, maestro saham yang sangat terkenal pada masa setahun yang lalu. Awalnya, tidak ada yang bernama Master Wing, si orang misterius itu. Awalnya Ken bekerja di perusahaan kakeknya, menjadi vice direktur di bawah ayahnya sekaligus menjadi Direktur Keuangan Diamond Grup, perusahaan milik kakeknya it