"Terjadi sesuatu, jenderal," kata suara di ujung telepon."Ada apa? Apa yang terjadi, Brigjen Stark. Kalau kamu meleponku seperti ini, maka aku yakin kalau ada sesuatu yang sangat penting yang telah terjad," kata Daniel."Iya, jenderal dan ini adalah ketidak becusanku, jenderal. Maafkan aku, jenderal.""Apa yang terjadi Brigjen Stark?" Sejak menerima telepon ini, Daniel merasa tidak enak karena Brigjen Stark ini adalah orang nomor satu di bagian intelijen negara dan kalau sampai dia menelepon sendiri, maka itu berarti ada sesuatu yang sangat penting yang telah terjadi menyangkut rahasia negara.Karena Brigjen Stark ini adalah seorang yang sangat lurus, dia tidak pernah menelpon untuk basa-basi. Dia cuma menelepon kalau ada sesuatu yang sangat penting dan setelah mendapatkan telepon dari Brigjen Stark ini, Daniel yakin kalau sesuatu yang buruk yang sudah terjadi."Ada orang yang berhasil menyusup dan mengambil data-data rahasia intelijen kita, jenderal.""APA?""Iya, jenderal. Yang boc
Tiba-tiba, pria yang membawa ransel tadi, langsung berbalik dengan pisau di tangannya yang langsung dia arahkan ke tubuh Daniel.Daniel tidak menyangka akan mendapatkan serangan ini, karena sebenarnya, feelingnya mengatakan kalau hacker yang dia cari itu, adalah wanita muda yang membawa tas belakang di punggungnya sehingga dia mengesampingkan pria yang membawa ransel itu.Karena itu, Daniel yang sudah melewati posisi dari pria yang membawa ransel tadi, tidak menyangka kalau dia akan mendapatkan serangan tiba-tiba dari jarak sedekat ini.Tapi, Daniel adalah seorang petarung elite yang biasa dibokong orang di banyak perang yang diikuti Daniel. Karena itu, Daniel tidak asing lagi dengan serangan tiba-tiba seperti ini. Daniel langsung bereaksi utuk menepis serangan pisau dari pria yang membawa ransel itu.Tapi, kalau Daniel pikir tenaga yang dipakai oleh pria yang membawa ransel ini hanya seperti para anggota Geng Kapak yang tadi dia hadapi, maka, Daniel kecele, karena ternyata lelaki ini
Saat Daniel berada dalam keadaan terancam bahaya dengan pisau musuh yang hampir mengenai dirinya, maka Daniel menjatuhkan dirinya ke bawah dan langsung memegang sebuah kursi tunggu berbahan besi yang sebenarnya merupakan 3 kursi tunggu yang kakinya disatukan dengan baut pada lantai.Orang lain pasti tidak akan mampu mengeluarkan kursi besi ini dari posisinya yang sudah menancap pada lantai itu, tapi tidak bagi Daniel.Dengan satu hentakan yang memakai special powernya, Daniel bisa mencabut kursi tunggu stasiun kereta api cepat itu dari tempatnya semula untuk dia hantamkan ke arah atas, ke arah pria yang dari tadi berusaha mencecarnya dengan tusukan pisau.Pisau dari lelaki itu yang seharusnya dia tujukan untuk merobek tubuh Daniel kini cuma bisa merobek kursi besi yang dihantamkan Daniel ke arahnya.Ini juga membuktikan kualitas dari logam yang dimiliki oleh pisau di tangan lelaki itu karena dia bisa dengan beberapa gerakan merobek-robek kursi yang dihantamkan Daniel ke arahnya ini.I
Tapi sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh wanita itu maupun lelaki yang membawa tas ransel adalah pukulan yang dilancarkan Daniel kepada si lelaki bukan pukulan biasa tapi pukulan yang tidak biasa.Si wanita yang merasa tidak bisa lagi melindungi si lelaki yang membawa ransel itu karena si lelaki membawa ransel itu sudah berada di jarak pukulan yang dilancarkan Daniel dan sedikit lagi akan membuat si lelaki yang membawa ransel itu terlempar oleh pukulan Daniel, memilih untuk menembak ke arah Daniel.Wanita itu berpikir walaupun dia harus mengorbankan temannya dengan dipukul dengan telak oleh Daniel tapi di saat yang sama, dia akan bisa menembak Daniel sesukanya karena Daniel sedang melancarkan pukulan ke arah si lelaki.Tapi ternyata apa yang dilakukan Daniel tidak seperti yang dipikirkan oleh si wanita maupun si lelaki yang membawa ranselWanita yang berpakaian modis dan memakai tas bermerek ini tidak menyangka kalau pukulan yang dilancarkan oleh Daniel tidak membuat efek yang bis
Kereta api cepat ini mulai melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan stasiun kereta api ini.Daniel bertahan di belakang kereta api dengan seluruh tenaganya. Dia tidak mau membiarkan buruannya lepas dari tangannya.Daniel harus melakukan ini, karena dengan kemampuan sang hacker yang bisa mematikan semua CCTV yang dia lewati, maka Daniel tidak mau mengambil resiko kehilangan hacker itu.Karena itu, walaupun harus mengambil resiko besar, Daniel terpaksa melakukan adegan yang sangat berbahaya ini.Belakangan Daniel harus menutup matanya sambil tangannya mencengkram pada belakang bertahan dengan sekuat tenaganya pada belakang gerbong kereta api ini.Rasa-rasanya Daniel hampir saja terlempar dari kereta api cepat ini saking cepatnya laju kendaraan transportasi darat tercepat di dunia ini.Belakangan Daniel merasa hampir-hampir saja dia tidak bisa lagi bertahan sehingga dia tidak mendengar saat beberapa kali Stark berkata lewat earphone yang masih berada di telinga Daniel, kalau kereta ap
"Benarkah kamu bisa menolong orang tuaku?" tanya gadis muda ini sambil menatap sendu ke arah Daniel."Yakinlah kepadaku. Aku bisa melakukannya. Katakan dimana orang tuamu berada. Kita akan segera ke sana, menolong orang tuamu dan membawa mereka ke Negara Hawking," tegas Daniel."Tapi, benarkah kau bisa menolong mereka?""Kamu kan sudah melihat kemampuanku tadi. Aku bisa melenyapkan dua temanmu itu di stasiun kereta api Auburn. Iya kan?""Mereka bukan temanku. Mereka dikirim oleh penculik orang tuaku untuk mengawalku saat aku membobol pusat data intelijen negaramu.""Ok. Aku mengerti. Tapi yakinlah kalau aku punya kemampuan untuk menolong orang tuamu.""Bagaimana kalau mereka menemukan orang tuaku saat sudah di Hawking?""Aku akan mengikutkan mereka dan dirimu dalam program perlindungan saksi. Dengan demikian, kalian akan terlindung."Gadis itu cuma mendengus mendengar perkataan Daniel itu."Kenapa kamu mendengus. Ohya siapa namamu?""Namaku Susane. Karena sebelumnya, ada seorang perw
"Militer Negara Krimia," bisik Susane putus asa saat dia melihat seragam militer yang dikenakan orang-orang yang baru datang ini."Jangan cemas. Tetaplah tenang," bisik Daniel yang yakin kalau mereka akan bisa melewati pasukan militer yang baru datang iniDaniel langsung menekan kabel earphone-nya yang masih berada di telinganya untuk menelpon Juno. "Juno, lakukan sesuatu.""Baik, jenderal," kata Juno di ujung telepon. "Aku sudah siap untuk beraksi, jenderal.""Oke." Setelah itu, Daniel memeluk tubuh Susane, padahal sebelumnya dia tidak pernah memeluk tubuh Susane. Sebelumnya dia hanya berjalan di belakang atau kadang di samping Susane tapi kali ini dia langsung memeluk tubuh Susane.Susane sangat kaget saat merasakan pelukan dari Daniel ini."Kita harus berakting seolah-olah kita sepasang kekasih supaya kita bisa melewati pasukan militer yang baru datang ini. Kamu mengerti, kan?"Susane mengangguk tetapi tak urung dalam dadanya ada debaran yang sangat kuat yang bergejolak sejak Danie
Saat sudah mendekati kamar tempat orang tuanya Susane disekap, Daniel berlagak seperti seorang pemabuk yang mulai mengucapkan kata-kata sembarangan sehingga membuat tiga orang penjaga di dekat sini tertawa-tawa.Saat sudah berada sangat dekat dengan tiga penjaga itu, tiba-tiba Kevin bergerak cepat, memukul 3 orang itu dengan sangat cepat. Kemampuannya hingga dijuluki sebagai jenderal satu pukulan, kini terlihat nyata saat 3 orang ini jatuh ke lantai di depan kamar.Untung saja lantai hotel ini beralaskan karpet yang cukup tebal sehingga membuat suara jatuh 3 orang ini tidak terdengar. Bahkan pegawai hotel yang mengantar Daniel dan Susane, masih terus melangkah ke depan tanpa menyadari kalau sebuah peristiwa pemukulan telah terjadi di belakang sana.Daniel tidak ingin membuang waktu lagi. Setelah memukul 3 orang di depan kamar, Daniel meminta Susane untuk menunggu di depan kamar, setelah itu, dia langsung membuka pintu kamar.Seperti yang diduga oleh Daniel, pintu kamar tempat orang tu