"Siapkan jalan alternatif yang lain," kata Daniel kepada Juno."Aku sudah siapkan, jenderal. Ada jalan menuju ke arah kiri. Di situ ada ruangan para staf di ujung dari ruangan itu, sebelum main hall utama gedung ini," kata Juno di ujung telpon."Ok. Aku tahu ruangan itu." Daniel teringat saat dia masuk di gedung ini, ada pintu yang sempat akan dibuka seseorang dari dalam tapi kemudian, pintu itu tidak jadi dibuka."Di ujung dari ruangan itu, ada jendela. Begitu jendela itu dipecahkan, maka ada jalan untuk keluar dari gedung itu lewat parkiran laboratorium ini. Walaupun ada penjaga yang berjaga di tempat itu, tapi jumlahnya tidak lebih dari 8 orang," jawab Juno di ujung telepon."Oke." Setelah itu, Daniel menatap Vigo dan dua temannya dan katanya, "tunggu apa lagi? Segera lah pergi ke tempat yang dibilang oleh Juno itu."Daniel tahu kalau komunikasi yang dilakukan dengan Juno tadi, juga dapat disimak oleh Vigo dan yang lainnya. Karena itu, dia segera memerintahkan mereka untuk pergi."
Saat Daniel tengah konsentrasi untuk menghadapi musuh yang setiap saat akan segera menyerbu masuk ke dalam sini, tiba-tiba terdengar suara-suara di belakangnya.Saat Daniel menoleh, ternyata ada beberapa drone yang berdatangan dari arah atas.Nampaknya drone-drone ini adalah drone-drone musuh yang digerakkan dari arah atas karena sekali lihat, Daniel segera tahu kalau drone-drone itu Bukan ciptaan negara Hawking ataupun ciptaan dari Matias.Menyadari hal itu, Daniel menjadi cemas, karena dia bisa diserang dari dua arah, dari belakang dan dari depan dan dua-duanya sama-sama berbahaya baginya.Sebenarnya bisa saja Daniel menuju ke pintu di arah kiri tempat Vigo dan yang lainnya masuk tadi tapi Daniel tidak mau mengundang musuh untuk Vigo dan kawan-kawannya yang kemungkinan masih belum naik di helikopter penyelamat.Karena itu, satu-satunya yang bisa dilakukan saat ini oleh Daniel adalah menembak ke arah belakang, ke arah drone-drone yang sudah berdatangan itu sambil dia menelpon Juno. "
Saat ini Daniel sudah mendengar suara-suara tembakan yang mengarah ke arah dirinya.Ternyata para musuhnya sudah keluar dari ruangan tempat Daniel keluar tadi dan kini mulai menembak ke arah mobilnya Daniel.Daniel putuskan untuk melompat keluar dari mobil dan terus merunduk sambil terus berjalan cepat menuju ke arah gedung di mana gadis yang meminta tolong itu berada.Saat musuh-musuhnya Daniel masih mencari-cari di antara mobil-mobil yang begitu banyak yang parkir di pelataran parkir ini, maka Daniel sudah berhasil masuk ke gedung sebelah dimana di lantai duanya ada seorang gadis yang meminta tolong kepadanya.Walaupun Daniel ingin keluar hidup-hidup dari tempat ini,tapi hati nuraninya berkata kalau dia harus menolong wanita yang berada di atas itu karena jiwa wanita itu sedang terancam bahaya itulah yang ada di pikiran Daniel.Daniel sudah masuk ke gedung kedua ini. Di Gedung kedua ini, tidak ada satupun penjaga yang terlihat hidup. Nampaknya para penjaga yang berada di tempat ini
Ternyata ada lemparan granat dari arah bawah ke arah jendela kaca yang baru saja pecah oleh tembakan-tembakan dari Drone milik Matias.Di saat terakhir sebelum granat itu meledak, secara refleks Daniel langsung memeluk tubuh Marcella dan melompat jauh bersama tubuh Marcella dalam pelukannya untuk melempar diri mereka ke arah kiri.Daniel melempar tubuhnya sendiri bersama Marcella untuk menghindar sejauh-jauhnya dari efek dari ledakan granat itu.Saat Daniel dan Marcella terjatuh, mereka terjatuh dengan posisi tubuh Marcella berada di bawah dengan kepala belakangnya ditahan oleh tangan Daniel sehingga kepala belakang Marcella terlindung dari benturan dengan lantai saat terjatuh tadi.Daniel memeluk tubuh wanita itu dengan tubuh Daniel berada di atas wanita itu hingga membuat seluruh tubuh wanita itu aman dari ledakan granat.Selain jarak yang sudah jauh dari pusat ledakan granat, juga karena tubuh Daniel yang memiliki perlindungan yang sangat kuat hingga membuat efek dari ledakan itu t
Setelah berpikir sebentar, Daniel berkata kepada Matias, "Arahkan Drone Marcella ke arah perairan.""Untuk apa, brother?" tanya Matias."Aku punya sebuah rencana. Naikkan kecepatan Drone itu.""Tapi kalau aku menaikkan kecepatan drone, maka powernya akan cepat habis, brother. Itu akan mencelakai gadis itu kalau powernya habis dan dronenya jatuh ke bawah.""Tapi ingat Matias, kalau kamu tidak naikkan kecepatannya, maka sebentar lagi pesawat tempur musuh akan segera mendekati posisi kita dan itu sama saja akan mencelakai kita."Matias terdiam sebentar kemudian dia berkata, "baiklah, brother. Aku akan segera menaikkan power Drone itu dan mengarahkan ke lautan luas.""Oke." Daniel mulai siap-siap untuk menyamakan kecepatan dengan Drone milik Matias yang membawa Marcella di depan sana.Drone milik Matias ini memang memiliki tiga kecepatan maksimal. Yang pertama adalah kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya yang sempat dilakukan oleh dua Drone milik Matias sebelumnya yang berhasil mengha
"Lalu bagaimana? Tidak terlihat daratan apapun dari sini. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Marcella cemas.Daniel tidak langsung menjawab. Setelah itu, Daniel menatap di sekelilingnya.Kemampuan penglihatan Daniel yang melebihi kemampuan Manusia Biasa, Karena itu, walaupun menurut Marcella, tidak terlihat daratan dari sini tetapi Daniel perlu mencoba sekali lagi.Dengan kemampuan penglihatannya, Daniel mampu menelusuri atau bahkan mampu melakukan Zoom hingga di kejauhan sana.Dia melakukan itu hampir satu menit. Hampir semua daerah sudah dia lihat dengan pandangan matanya sampai kejauhan.Tapi ternyata mereka benar-benar berada di laut lepas, benar-benar jauh di tengah laut, tidak satu pun daratan yang terlihat di kejauhan sana. Baik di timur, barat, utara maupun selatan."Bagaimana? Kita jauh dari manapun, bukan? Apa kita bisa bertahan?" tanya Marcella."Mungkin masih ada jalan. Kita harus mencari di mana burung beterbangan secara berkelompok.""Mengapa begitu?""Karena saat ada b
Terdengar suara pesawat di atas sana. Ini membuat Daniel langsung mengajak Marcella untuk berlari ke arah pepohonan untuk menghindar dari jangkauan pesawat yang sedang mendekat itu.Saat berada di bawah pohon, Daniel langsung menatap ke arah atas ke arah pesawat yang tadi berbunyi itu."Apakah itu pesawat musuh?" tanya Marcella penasaran.Daniel tidak langsung menjawab setelah beberapa saat dia berkata, "Bukan. Itu pesawat komersil, pesawat yang mengangkut penumpang bukan pesawat tempur yang tadi mengejar kita.""Kalau begitu, harusnya kita keluar ke arah Pantai supaya pesawat itu bisa melihat kita dan menolong kita.""Dari kokpit pesawat penumpang dengan jarak sejauh itu, kita tidak akan terlihat. Pilot tidak akan melihat kita kecuali kalau kita membuat tanda SOS yang besar di pantai ini.""Kalau begitu, bagaimana kalau kita membuatnya sekarang? Supaya pesawat itu bisa melihatnya.""Tidak bisa. Masalahnya, pesawat komersial itu tidak akan bisa langsung menolong kita. Kalaupun dia mel
Karena saat Daniel mengarahkan pandangannya ke arah barat, dia melihat ada pemukiman nun jauh di sana yang terletak di dekat pantaiPemukiman itu terdiri dari beberapa rumah yang letaknya agak berjauhan antar rumah satu dengan rumah yang lain.Walaupun cukup jauh dari atas gunung sini, tapi Daniel sangat kaget karena dia melihat ada beberapa helikopter di bawah sana.Mendengar itu, wajah Marcella menjadi gembira tapi kemudian wajahnya kembali tertekuk. dia kembali menjadi sedihKarena dengan adanya helikopter di Pulau ini, maka itu berarti Marcella dan Daniel akan segera keluar dari pulau ini.Padahal dia mulai nyaman dengan Daniel. Padahal dia mulai berusaha Mengejar Cinta Daniel dan dia sudah sangat nyaman dalam gendongan Daniel dan nyaman karena bisa memeluk tubuh Daniel seperti yang terjadi pada hari ini.Marcella ingin lebih lama berada bersama Daniel. Marcella ingin lebih lama didukung oleh Daniel seperti tadi, ingin lebih lama mengenal Daniel dan dan yang paling penting, dia in