Daniel langsung bergerak cepat sambil memberi isyarat kepada tiga rekannya untuk diam di posisi mereka masing-masing.Dengan langkah nyaris tanpa mengeluarkan suara, Daniel langsung melompat mendekati pintu yang akan segera terbuka itu.Daniel menunggu tapi kemudian terdengar lagi suara anak kunci diputar dan suara gumaman seseorang di dalam yang berkata kepada temannya kalau dia tidak jadi keluar untuk mengambil kopi karena masih ada tugas lain yang harus dia kerjakanSetelah itu terdengar langkah kaki orang itu kembali masuk lebih jauh ke dalam ruangannya nampaknya ruangan pertama ini cukup luas di dalam sana.Daniel segera memberi isyaratkepada teman-temannya untuk mulai melangkah, setelah itu, Daniel kembali melompat dan dengan nyaris tanpa menggunakan suara, dia sudah berada di depan tiga rekannya.Mereka berempat kembali menyusuri koridor dengan nyaris tanpa mengeluarkan suara. Mereka terus berjalan dengan memasang telinga mereka baik-baik untuk jaga-jaga akan segala kemungkinan
"Jadi, yang mana, jenderal?" tanya Vigo.Sebenarnya Vigo agak khawatir kalau jenderalnya atau perdana menterinya ini memutuskan untuk mengikuti jalan lewat jalan limbah itu karena akibatnya mungkin akan merasuk ke dalam diri dan merusak atau membuat sakit di masa depan."Tenang. Aku tidak akan mengikuti jalan masuk keluar limbah itu, tapi kita akan tetap mengikuti lift."Vigo dan dua temannya menarik nafas lega."Tapi, Tuan perdana menteri, di depan lift itu ada banyak sekali penjaga dengan senapan otomatis di tangan dan juga senjata mesin yang mengarah ke arah pintu lift," kata Juno di ujung telepon."Senjata mesin?" tanya Daniel memastikan."Iya, tuan perdana menteri. Nampaknya akan susah sekali untuk bisa keluar dari tempat itu, karena penjagaan ketat dilakukan dari mulai Lantai minus 1, lantai minus 2 dan juga lantai minus 3 yang menjadi tempat laboratorium utama di laboratorium Umbrella company ini."Mendengar ini, Daniel merasa dia harus memikirkannya sekali lagi semuanya, karen
Saat ini, masih ada banyak tembakan yang mengarah ke arah lift yang sudah terbuka sejak tadi itu.Di luar sana, ada gerakan-gerakan beberapa orang yang berusaha mendekati lift dari arah kiri dan kanan.Sebenarnya untuk menyelamatkan dirinya, Daniel hanya perlu menekan tombol untuk menutup pintu tapi dia tidak melakukannya. Karena kalau dia melakukannya, dia takut posisinya akan terlalu jauh dari lantai minus 3 ini sehingga saat Vigo dan yang lainnya datang ke lantai minus 3 ini, mereka akan menjadi sasaran empuk para musuh.Walaupun Daniel adalah seorang pemimpin utama, panglima tertinggi dan juga perdana menteri di negaranya dan di mancanegara Pemimpin tertinggi bisa mengorbankan banyak prajuritnya untuk keselamatan dirinya pribadi, tapi Daniel bukan tipe pemimpin seperti itu.Daniel tidak mau lari dari kenyataan. Daniel tidak mau lari di saat anak buahnya harus berhadapan dengan musuh yang sangat banyak.Karena itu Daniel memilih suatu hal yang mungkin konyol bagi banyak pemimpin ta
Saat Daniel baru saja berada di balik senjata mesin, tiba-tiba dia melihat ada banyak pintu lift terbuka dan ada banyak orang yang langsung mengarahkan senjatanya ke arah luar.Nampaknya orang-orang itu sudah melihat CCTV di mana Daniel menghabisi teman-teman mereka di lantai minus 3 ini karena itu begitu pintu lift terbuka, mereka Langsung menembak ke arah luar.Tapi dengan segera, begitu tiga pintu lift itu terbuka seperti ini, menjadi makanan empuk untuk senjata mesin yang berada di tangan Daniel. Daniel segera menghamburkan pelurunya ke arah 3 lift yang saling bersebelahan itu.Terdengar jeritan kesakitan bahkan jeritan kematian dari para penjaga laboratorium rahasia milik Umbrella company ini yang terkena tembakan dari Daniel yang bertubi-tubi masuk ke tubuh mereka.Sementara Doni dan Almy sekali-sekali menembak dari balik tiang.Tapi pada saat itu juga, ada beberapa orang yang bersembunyi di balik lift di bagian sisi kiri dan kanan lift yang kini melemparkan granat ke arah Danie
Dari posisi yang tidak terlihat oleh musuh-musuhnya ini, Daniel langsung mempersiapkan senjata api otomatisnya.Untung saja dia sempat mengambil megazin peluru dari musuh-musuhnya yang berada di terowongan tempat naik barang-barang, karena itu dia segera memastikan megasin peluru di senjata api otomatisnya ini, terisi penuh.Setelah itu, Daniel mulai mengendap-endap untuk mendekati salah seorang penjaga yang berada di dekat senjata mesin.Daniel mencengkram mulut dan leher orang itu supaya dia tidak bisa bersuara. Setelah itu, dengan satu sentakan pelan namun pasti, Daniel mematahkan leher penjaga itu hingga dia langsung tewas seketika itu juga tanpa bersuara sama sekali.Setelah itu, Daniel kembali mengendap-endap untuk mendekati posisi musuh yang berada di dekat senjata mesin.Dengan cepatnya Daniel melompat ke arah senjata mesin dan langsung mendorong tubuh dua orang penjaga yang berada di balik senjata mesin itu. Setelah itu, dia langsung mengambil alih senjata mesin dan mulai men
"Siapkan jalan alternatif yang lain," kata Daniel kepada Juno."Aku sudah siapkan, jenderal. Ada jalan menuju ke arah kiri. Di situ ada ruangan para staf di ujung dari ruangan itu, sebelum main hall utama gedung ini," kata Juno di ujung telpon."Ok. Aku tahu ruangan itu." Daniel teringat saat dia masuk di gedung ini, ada pintu yang sempat akan dibuka seseorang dari dalam tapi kemudian, pintu itu tidak jadi dibuka."Di ujung dari ruangan itu, ada jendela. Begitu jendela itu dipecahkan, maka ada jalan untuk keluar dari gedung itu lewat parkiran laboratorium ini. Walaupun ada penjaga yang berjaga di tempat itu, tapi jumlahnya tidak lebih dari 8 orang," jawab Juno di ujung telepon."Oke." Setelah itu, Daniel menatap Vigo dan dua temannya dan katanya, "tunggu apa lagi? Segera lah pergi ke tempat yang dibilang oleh Juno itu."Daniel tahu kalau komunikasi yang dilakukan dengan Juno tadi, juga dapat disimak oleh Vigo dan yang lainnya. Karena itu, dia segera memerintahkan mereka untuk pergi."
Saat Daniel tengah konsentrasi untuk menghadapi musuh yang setiap saat akan segera menyerbu masuk ke dalam sini, tiba-tiba terdengar suara-suara di belakangnya.Saat Daniel menoleh, ternyata ada beberapa drone yang berdatangan dari arah atas.Nampaknya drone-drone ini adalah drone-drone musuh yang digerakkan dari arah atas karena sekali lihat, Daniel segera tahu kalau drone-drone itu Bukan ciptaan negara Hawking ataupun ciptaan dari Matias.Menyadari hal itu, Daniel menjadi cemas, karena dia bisa diserang dari dua arah, dari belakang dan dari depan dan dua-duanya sama-sama berbahaya baginya.Sebenarnya bisa saja Daniel menuju ke pintu di arah kiri tempat Vigo dan yang lainnya masuk tadi tapi Daniel tidak mau mengundang musuh untuk Vigo dan kawan-kawannya yang kemungkinan masih belum naik di helikopter penyelamat.Karena itu, satu-satunya yang bisa dilakukan saat ini oleh Daniel adalah menembak ke arah belakang, ke arah drone-drone yang sudah berdatangan itu sambil dia menelpon Juno. "
Saat ini Daniel sudah mendengar suara-suara tembakan yang mengarah ke arah dirinya.Ternyata para musuhnya sudah keluar dari ruangan tempat Daniel keluar tadi dan kini mulai menembak ke arah mobilnya Daniel.Daniel putuskan untuk melompat keluar dari mobil dan terus merunduk sambil terus berjalan cepat menuju ke arah gedung di mana gadis yang meminta tolong itu berada.Saat musuh-musuhnya Daniel masih mencari-cari di antara mobil-mobil yang begitu banyak yang parkir di pelataran parkir ini, maka Daniel sudah berhasil masuk ke gedung sebelah dimana di lantai duanya ada seorang gadis yang meminta tolong kepadanya.Walaupun Daniel ingin keluar hidup-hidup dari tempat ini,tapi hati nuraninya berkata kalau dia harus menolong wanita yang berada di atas itu karena jiwa wanita itu sedang terancam bahaya itulah yang ada di pikiran Daniel.Daniel sudah masuk ke gedung kedua ini. Di Gedung kedua ini, tidak ada satupun penjaga yang terlihat hidup. Nampaknya para penjaga yang berada di tempat ini
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv