Edward berhasil membawa Tom ke ujung desa, Tom mulai sadar kalau ada yang tidak beres dengan lelaki tua di hadapannya, saat Tom hendak berbalik dengan cekatan tangan Edward meraihnya, dan berhasil menghipnotis Tom agar mengikutinya, Tom di bawah kendali Edward, dia terus mengikuti langkah Edward hingga ke gua.
Saat sampai di ujung gua, Edward langsung mengikat tangan dan kaki Tom agar tidak kabur, sedangkan Edward kembali ke pondok untuk membawa jasad Arthur.
Lucifer tersenyum lebar, melihat Edward telah datang membawa apa yang dia minta.
"Baringkan dua anak ini di atas altar," perintah Lucifer.
"Baik tuan."
"Saya ingin anak ini memiliki semua kekuatan yang
"Sejak saat itu hidupku berubah, aku di rawat dan di besarkan oleh Paman Edward, namun sayang, sekarang Paman telah pergi menyusul kedua orang tuaku," jelas Arthur, netranya terlihat berkaca-kaca, tapi mata Arthur tak pernah bisa mengeluarkan air mata."Bukankah bangsa vampir dan bangsa werewolf bermusuhan?" tanya Caroline."Ya, tapi aku tidak mempermasalahkan hal itu, karena di dalam tubuhku mengalir darah keduanya, darah hasil persilangan antara vampir dan werewolf, maka terlahirlah aku yang sekarang, aku tak pernah mencari keributan dengan bangsa vampir maupun bangsa werewolf, karena bagiku mereka semua adalah saudaraku," tutur Arthur."Berarti selain vampir, kamu juga mempunyai kemampuan seperti serigala?""Ya,
"Arthur benar-benar sudah di luar batas, aku tak bisa tinggal diam, aku harus segera menjauhkan wanita itu dari Arthur," sungut Ares, tangannya mengepal menahan marah.Di lain tempat Bastian sedang mengasah kekuatannya, dia sudah siap untuk bertarung dengan Arthur."Apa kau sudah siap masuk ke dalam dimensi lain, ingat di sana kau bukan manusia, jangan mencari masalah dengan bangsa vampir bila perlu kau harus menghindari jika bertemu dengan bangsa vampir, karena mereka sangat sensitif dengan bangsaku, bersekutulah dengan bangsa werewolf dan meminta bantuan kepada mereka untuk membantumu menyerang Arthur," tutur Alan."Baik, bisakah antarkan aku kesana, di mana letak portal yang menghubungkan dimensi kita dengan dimensi mereka?"
"Kak Luna," sahut Bastian."Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Luna."Aku sedang mencari kekasihku, kamu sendiri bagaimana bisa ada di tempat ini, keluarga kita sudah putus asa mencarimu, kami pikir kamu telah tiada," ujar Bastian.Ternyata Luna adalah saudara Bastian, mereka adalah kakak beradik, Luna Fransiskus telah lama hilang saat melakukan pendakian di sebuah gunung, saat itu Luna tersesat karena terpisah dari rombongannya, dia masuk jauh ke dalam hutan, hampir saja Luna menjadi santapan para serigala hutan, beruntung dia diselamatkan oleh Arthur, sejak saat itu dia ikut dengan Arthur, Luna mengabdikan hidupnya dan menjadi pelayan untuk Arthur, meskipun Arthur pernah menawarinya untuk mengantarkan Luna kepada keluarganya, namun Luna menolak dia tetap bersikukuh ingin tinggal di kastil bersama Arthur."Apa kau pernah melihat seorang wanita cantik masuk ke sini, bola matanya berwarna biru, t
Arthur kembali menjalankan misinya, dia mengelilingi ibukota menuju tempat target selanjutnya, namun Arthur tidak pergi sendiri, kali ini ada Ares yang ikut mendampingi Arthur."Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang akar dari semua pembantaian keluargamu? Apakah kamu sudah menemukan keberadaan mereka? Apakah mereka masih hidup atau sudah mati?" tanya Ares memberondong beberapa pertanyaan kepada Arthur."Aku tidak tahu, penglihatanku tidak jelas jika menerawang mereka, mungkin mereka sudah tiada, karena tidak bisa dilacak keberadaannya, semua keluarga yang ada ikatan darah dengan mereka, sudah aku datangi dan hampir semuanya sudah kubunuh, tetapi mereka tidak ada yang tau dimana keberadaan Nenek Moyang mereka, menurut mereka makamnya pun tidak ada, jadi bisa saja mereka sudah mati waktu itu, karena ini sudah 100 tahun, bisa saja
Melihat Caroline yang begitu manja kepada laki-laki lain, lama-lama Bastian mulai merasa jijik kepada Caroline, rasa cintanya berubah menjadi benci."Munafik kamu Caroline, di depanku kamu sok jual mahal, tapi di belakangku ternyata kau tak lebih seperti wanita murahan." Bastian mendecih kesal."Sedang apa kamu Bas?" tanya Luna yang sudah berada di belakang Bastian."Lihatlah mereka, aku sangat muak dengan wanita itu." Tunjuk Bastian."Bukankah kamu pernah bilang, kamu sangat mencintainya?""Itu dulu, sekarang pikiranku berubah, yang ada di pikiranku saat ini adalah, aku hanya ingin membuat hidupnya menderita, karena telah berani mempermainkan perasaanku!" geram Bastian."Kau terlalu sadis Bastian.""Apa kamu mau membantuku Kak?""Memangnya Apa yang bisa kulakukan untukmu Bastian?""Aku butuh sedi
Malam hari seperti biasa, Arthur akan keluar memburu mangsanya, kesempatan itu langsung di gunakan Bastian untuk menculik Caroline.Caroline baru saja selesai mandi, dia telah mengganti pakaiannya dengan piyama, saat sedang memandang keluar jendela tiba-tiba ada yang membekap mulut Caroline dari belakang, seketika itu juga hilang kesadarannya.Arthur kembali dari rutinitasnya, dia bergegas masuk ke dalam kamar Caroline, karena sedari tadi perasaannya tidak tenang, benar saja saat Arthur masuk tak di dapatinya Caroline, Arthur panik dan langsung menerawang di mana keberadaan Caroline."Sial rupanya laki-laki itu ingin bermain api denganku."Arthur langsung berlari keluar kastil, menuju ke hutan tempat Bastian membawa Caroline, cukup lama Arthur mencari akhirnya mereka bisa ditemukan, namun sayang kondisi Caroline sangat memprihatinkan, pipi sebelah kanan Caroline lebam seperti bekas tamparan, bajunya
Arthur melihat kalung aneh di leher Bastian, Arthur mencoba menarik kalung yang tergantung di leher Bastian, namun Bastian selalu berhasil mengelak."Sial, sepertinya dia mengetahui kelemahanku, jangan sampai kalung ini direbut olehnya bisa-bisa mati konyol aku di sini," gumam Bastian."Kenapa, apa kamu takut?" tanya Arthur, sebelah bibirnya terangkat sedikit sambil tersenyum penuh ejekan."Sombong sekali kau vampir, siapa yang takut sama vampir culun sepertimu," cemooh Bastian."Kita lihat siapa yang culun?" tantang Arthur."Kau pikir kau siapa berani menantang ku?""Sudahlah aku sudah tau kelemah
Sepulang dari hutan, Arthur membaringkan tubuh Caroline di atas kasur, keadaan Caroline sangat kritis."Bertahanlah, aku pasti akan menyelamatkanmu," ucap Arthur panik."Tidak ada cara lain, demi menyelamatkan nyawa Caroline, aku terpaksa harus melakukan ini," gumam Arthur.Dia menggigit telunjuknya sendiri, kemudian meminumkan tetesan darahnya kepada Caroline, tak lama kemudian tubuh Caroline mengejang hebat, Arthur memegang tangan Caroline dengan cemas, sedikitpun dia tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Caroline.Arthur tetap terjaga, dia masih setia menunggu Caroline sampai sadar, perlahan Caroline menggerakkan jarinya, Arthur terkesiap dari lamunannya.
Mata Arthur terus melihat setiap sisi ruangan, dia merasa seperti ada sesuatu yang sedang memperhatikan mereka, perasaannya menjadi tidak enak, dia tidak sadar kalau ada sepasang mata yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka."Ada sesuatu yang janggal di tempat ini."Arthur mengedarkan pandangannya, sorot mata Arthur bak elang yang sedang mencari mangsa, Arron menyenggol bahu Ayahnya."Dad," bisik Arron kepada Arthur."Kenapa?""Aku merasakan ada suatu energi yang cukup besar di rumah ini," ujar Arron, mencoba mengeluarkan apa yang dia rasakan dari tadi."kamu juga bisa merasakan kekuatan itu?"
"Iya aku Caroline, siapa kamu? Apakah kamu mengenalku?" tanya Caroline, dia merasa heran karena wanita tua itu bisa mengetahui namanya."Aku kangen banget sama kamu, selama ini kamu kemana aja?""Maaf sepertinya anda salah orang." Caroline melepas dengan lembut pelukan wanita tua itu."Tidak, aku tidak mungkin salah orang, aku sangat yakin kamu adalah Caroline, sahabatku yang pernah menghilang dulu," tuturnya."Siapa nama anda? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?""Ini aku Berta, dulu kita pernah bekerja bersama di sebuah cafe," jelas wanita tua di hadapan Caroline, yang mengaku sebagai Berta sahabat lamanya."Berta Patty, itukah kau!" Teriak Caroline tidak percaya, antara senang dan sedih bercampur menjadi bahagia, mereka saling berpelukan."Kenapa keadaan kamu sekarang seperti ini, kenapa kamu terlihat seperti seorang manula?" tanya
"Katakan pada Momy, dimana Leo, serigala itu sudah Momy anggap seperti keluarga kita, dia sangat berjasa bagi Momy, di saat Momy terjebak di dunia antah berantahf ini, dialah yang selalu setia menemani Momy." Caroline terus bertanya tentang Leo kepada Arron.Arron menceritakan semuanya kepada Caroline."Aku masih tidak menyangka kalau Leo, ternyata adalah seorang ksatria," ucap Caroline."Sudah, tidak baik membicarakan orang lain, sayang duduklah, ada satu hal yang ingin aku bicarakan.""Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab dulu pertanyaanku dimana Leo?" tanya Caroline, dengan muka yang masam."Apa kalian ingin kembali ke dunia manusia?" tanya Arthur
Caroline menatap lekat suami dan putranya, mereka bagai pinang dibelah dua, sangat mirip, layaknya seorang adik kakak."Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Caroline membuka obrolan."Banyak hal baru yang aku temukan, aku mendapat banyak pelajaran," jawab Arron, sambil meneguk segelas air jeruk hangat."Pelajaran apa yang kamu dapatkan Putraku?""Kepercayaan, persahabatan, dan sakitnya perpisahan.""Tapi kamu sangat berani, Dady sangat bangga memiliki putra sepertimu, 17 tahun Dady menunggumu, hingga tibalah waktunya kini, kita dipertemukan kembali di tempat yang indah ini, itu semua berkat keberanianmu, Arron." Arthur memuji keberanian Arron, sambil mengelu
"Secepat itu kau melupakan aku Arron.""Tunggu dari nada bicaramu ,aku rasanya sangat familiar dan sering mendengarnya."Arron terus mencoba mengingat siapa pemilik suara tersebut, sedangkan pemuda tampan di hadapannya, tetap tenang dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya."Hey bocah, apa kamu masih tidak bisa mengenaliku?" tanya pemuda itu dengan senyuman yang sedikit mengejek."Leo, iya aku yakin kamu Leo, sahabatku," seru Arron, sambil memeluk Cerberus yang kini telah berganti wujud menjadi manusia, dahulu dia adalah seorang ksatria, yang dikutuk oleh Lucifer menjadi seekor serigala, beruntung dia bertemu dengan Arthur, sehingga dia dikaruniai beberapa kekuatan oleh Arthur.
Saat hendak mundur Arron menabrak sesuatu di belakangnya, saat dia menengok kebelakang, ternyata anak buah Lucifer telah mengepung mereka.Dengan senyuman licik para iblis itu mengolok-olok Arron "Mau lari kemana kau kelinci kecil.""Cerberus itukah kau? Lama tidak jumpa, ternyata kau masih sama seperti yang dulu, masih terlihat bodoh dan culun," ledeknya kepada Cerberus.Cerberus mendengus kesal, dia merasa risih jika mendengar ada orang yang berani mengejek namanya."Lihatlah, sepertinya dia marah." Gelak tawa mereka saling bersahutan."Jangan suka merendahkan orang lain, tidak baik," cetus Arron, dia mengeluarkan pedang cahaya miliknya.Para iblis langsung mundur beberapa langkah, ketika melihat Aaron mengeluarkan pedang cahaya, mereka seperti ketakutan, dan itu berhasil memunculkan ide di kepala Arron.Dengan bantuan dari pedang cahay
Setelah lama mencari, akhirnya Arron berhasil menemukan Siren, dan berhasil membebaskannya dari cengkeraman anak buah Gladiator."Apa kamu terluka?" tanya Arron kepada Siren."Tidak, beruntung tadi kamu segera datang menolongku, di mana Alex?" tanya Siren, matanya terus mencari keberadaan Cerberus."Dia sedang bertarung dengan Gladiator," jelas Arron."Ayo cepat, kita harus segera menolong Alex, Gladiator bukanlah tandingannya," ungkap Siren, dia terlihat sangat panik setelah mendengar Cerberus sedang bertarung dengan Gladiator.Setelah mereka sampai di permukaan, mereka melihat Cerberus sedang mengerang kesakitan."Alex!" teriak Siren histeris, karena melihat keadaan Cerberus yang sangat memprihatinkan."Hahahha." Tawa Gladiator menggema di sekitar danau, membuat burung-burung yang sedang bertengger berterbangan karena takut.&nbs
"Leo, awas!" Teriak Arron, memperingatkan Cerberus.Beruntung Cerberus tidak lengah, dengan sigap dia bisa mengelak dari serangan aligator."Arron, lebih baik kita segera naik ke permukaan, terlalu berbahaya jika kita terus di dalam air." Leo memberi saran kepada Arron, agar segera naik ke atas.Saat sedang berenang menuju ke atas permukaan, tak sengaja Cerberus seperti melihat sekelebat wajah Siren, dia di ikat dan ditawan oleh dua ekor buaya yang menuntunnya, saat hendak berbalik menghampiri siluet yang mirip dengan Siren, Cerberus hampir saja kena gigitan dari aligator yang hendak menyerangnya. Beruntung ada Arron yang dengan sigap menolongnya."Leo, jangan lengah, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arron, sam
"Hati-hati Siren, siapa tahu di dalam air ada aligator yang sedang bersiap ingin menerkammu," goda Cerberus, kepada Siren yang sedang asik berenang di dalam air."Alex ayo turun, airnya sangat sejuk, rasanya aku enggan untuk beranjak dari dalam air," ajak Siren, kepada Cerberus yang sedang duduk di bawah pohon, sambil menggaruk badannya."Tidak, aku sedang tidak berminat untuk mandi," tolak Cerberus sambil menggelengkan kepalanya."Dasar jorok, bilang saja kalau kamu malas," cibir Siren, dengan riang dia berenang kesana kemari sambil menyemprotkan air ke arah Cerberus."Jahil sekali kamu Siren, awas saja kamu!""Dasar anjing jadi-jadian pemarah," ledek Sire