Beranda / Fantasi / Pangeran Dari Neraka / Pembantaian Keluarga Arthur

Share

Pangeran Dari Neraka
Pangeran Dari Neraka
Penulis: kheisa aurelia

Pembantaian Keluarga Arthur

Brakkkk…

Pintu ditendang dari luar, terlihat sekumpulan orang berdiri membawa obor dan parang, wajah mereka terlihat sangat marah, Maria dan Fernandes yang sedang menikmati makan malam langsung berdiri, sedangkan Arthur kecil kaget, dia langsung berlari dan bersembunyi di belakang lemari.

"Sudah kuduga kalian pasti bersembunyi di dalam!"

"Apa mau kalian, kenapa kalian mengganggu ketenangan kami?" tanya Fernandes.

"Kamu masih berani bertanya apa mau kami, tentu saja kami ingin kematian kalian, karena ulah kalian telah membuat resah penduduk!" hardik Marcus, dia adalah kepala suku di kampung kami.

"Apa maksud kalian, aku tak mengerti?"

"Kalian jangan berlaga polos, mengaku saja jika kalian adalah salah satu dari anggota sekte keparat itu bukan? Dan kalian juga yang telah menculik dan mengambil jantung anak-anak para penduduk untuk kalian persembahkan kepada iblis Lucifer?" tuduh Marcus.

"Itu tidak benar, kami tidak tahu menahu tentang anggota sekte itu, setiap hari kami selalu sibuk bekerja di ladang, kami hanya seorang petani biasa yang tak punya apa-apa, jika kami menyembah iblis tak mungkin hidup kami tetap miskin seperti ini, pasti kami akan meminta kekayaan dan kekuasaan darinya," sahut Maria dengan berderai air mata.

"Sudahlah, kalian tak perlu banyak alasan, kami sudah muak mendengarnya, ayo kita seret saja mereka!" perintah Marcus.

Penduduk yang tersulut emosi karena hasutan Marcus, langsung masuk dan menarik paksa Fernandes dan Maria keluar dari rumahnya.

"Tolong lepaskan kami, kami tak bersalah, jangan bawa kami," pinta Maria.

"Diam kau wanita pemuja iblis!" bentak Antonio, dia menampar pipi Maria berkali-kali, sangat terlihat jelas gambar tangan bekas pukulan Antonio.

"Jangan sakiti Istriku, jika kalian berani menyentuhnya lagi aku tak akan segan kepada kalian!" hardik Fernandes.

"Masih punya nyali kamu Fernandes, lihat, lihat orang ini penduduk, dengan sombongnya dia menantang kita," tunjuk Marcus kepada Fernandes.

Marcus terus menghasut warga dengan cerita karangannya, warga yang sedang tersulut emosi makin murka, mereka semakin membabi buta, dihajarnya Fernandes dan Maria sampai babak belur, Fernandes kalah jumlah jika harus melawan mereka semua.

"Sudah Jangan dengarkan ocehan mereka, ayo kita seret pasangan terkutuk ini ke ujung kampung, sekalian saja kita musnahkan mereka agar tak ada lagi korban yang berjatuhan di sini."

"ayo… bakar… bakar…"

Arthur tak kuasa menahan air matanya, dia tak tahan melihat orang yang dia sayang sedang disiksa, mereka dicambuk dan dilempari dengan batu, tak hanya itu bahkan ada yang tega melempar kotoran ke wajah dan badan orang tua Arthur, hinaan dan makian terdengar di sepanjang jalan, belum lagi sumpah serapah yang mereka lontarkan, mereka seakan puas melihat Fernandes dan Maria tersiksa.

Arthur tak bisa berbuat apa-apa, dia kalah jumlah dengan mereka, Arthur hanya seorang anak kecil, tentu saja tenaganya tak akan mungkin kuat melawan mereka.

"Tolong hentikan, lepaskan Ayah dan Ibuku," teriaku, aku terus berlari mengikuti rombongan orang yang sedang mengarak kedua orang tuaku.

"Diam kau anak kecil!" hardik salah seorang dari mereka, ditendangnya tubuh ringkih Arthur sampai terjerembab ke tanah.

Arthur tak menyerah dia bangkit dan terus berlari, mencoba menggapai tangan orang tuanya yang sudah tak berdaya, Ayahnya sudah tak melakukan perlawanan, terlihat wajah sang Ayah yang meringis kesakitan, sedangkan Ibunya pingsan karena cambukan yang dilayangkan para penduduk.

"Kumohon lepaskan mereka!" lirih Arthur, Arthur bertekuk lutut di hadapan para penduduk mengharap pengampunan untuk kedua orang tuanya.

Mata penduduk sudah dibutakan oleh amarah, mereka mengabaikan Arthur dan terus menyeret kedua orang tuanya sampai keujung kampung.

Maria dan Fernandes diikat disebuah tiang di pinggir jurang, badan mereka disiram dengan minyak tanah, Marcus melemparkan korek api yang sudah menyala ke dalam tumpukan kayu, dengan cepat api menyebar dan melahap tumpukan kayu beserta tubuh mereka, jeritan Fernandes dan Maria terdengar sangat pilu, Arthur tak kuasa menahan diri, dia melompat ke dalam kobaran api.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ananda zhia
keren kakk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status