Setelah puas melihat isi kastil, Caroline mulai merasa lelah.
"Arthur apa ku boleh melihat kamar yang akan aku tempati?" tanya Caroline.
"Tentu saja, ayo, ikuti aku," ajak Arthur.
Arthur mulai berjalan melewati lorong dan menaiki anak tangga, diikuti dengan Caroline yang mengekor di belakangnya, tibalah mereka di sebuah pintu kamar yang sudah usang, Arthur langsung membukakan pintu untuk Caroline.
"Silahkan ini kamarmu, aku harap kau jangan bertindak gegabah selama tinggal di sini, dan satu lagi jangan pernah berani keluar saat malam hari di kastil ini, karena akan sangat berbahaya untuk manusia sepertimu."
"Banyak banget aturannya."
Caroline terkejut, melihat pria asing yang berdiri di hadapannya."Siapa kau? Bagaimana caramu masuk kemari? Apa kau pencuri ? Jangan berani macam-macam atau aku akan teriak agar orang-orang di sini akan menghajarmu!" ancam Caroline, dia memberondong beberapa pertanyaan kepada sosok lelaki yang berdiri di hadapannya."Hey, tenanglah nona, jangan panik, tak sedikitpun aku mempunyai niat jahat terhadapmu.""Siapa kau?" tanya Caroline."Kau tak perlu tahu namaku, yang pasti aku masih salah satu penghuni kastil ini.""Ada apa kau datang ke kamarku?""Aku hanya ingin memperingatkanmu, agar menjaga jarak
Caroline berdiri tepat di hadapan Arthur, lagi dan lagi muncul perasaan aneh di hati Arthur, dia nampak terpesona melihat kecantikan Caroline."Selamat malam Arthur," sapa Caroline."Iya," jawab Arthur singkat."Maaf, telah membuatmu menunggu," ujar Caroline."Duduklah." Arthur mempersilahkan Caroline untuk duduk."Wow.. banyak sekali hidangannya, siapa yang memasak makanan sebanyak ini?""Luna.""Siapa Luna, apa dia memasak semua ini sendiri?""Iya, dia yang memasak semua makanan
Pagi ini Arthur dan Caroline berangkat ke kampus bersama, lagi dan lagi selama di perjalanan Caroline sangat mengantuk, hingga dia tertidur di mobil."Bangun, sebentar lagi kita sampai," tegur Arthur, sambil menepuk pundak Caroline."Hoams.. masa sih udah nyampe, perasaan baru juga tadi naik mobil." Perlahan Caroline membuka matanya, sambil menggeliat."Lihat saja di depanmu,""Eh.. ko bisa, kita kok udah nyampe di depan gerbang, kenapa nggak bangunin dari tadi, mana berantakan banget ini rambut, muka juga kucel gara-gara tadi ketiduran," gerutu Caroline.Mobil masuk ke pelataran parkiran kampus, saat semua mata tertuju pada mobil Arthur yang baru datang.
"Kemana sih si cowok es batu, lama amat, pegel nih lama-lama berdiri."Karena terlalu lama menunggu Arthur, Caroline merasa kakinya sangat pegal, akhirnya dia memutuskan untuk duduk di teras, dekat parkiran sambil menunggu Arthur, tiba-tiba muncul Bastian dengan mobil sportnya."Ayo naik, biar aku antar kamu pulang," ajak Bastian."Nggak ah, makasih," tolak Caroline."Lagi nungguin siapa emang di situ? Udah ayo naik aja, yang lain juga udah mulai pada pulang, nggak takut memang di situ sendirian?""Gpp, duluan aja Bas, aku lagi nungguin teman," sanggah Caroline.Bastian melajukan mobilnya, tak lama
Ternyata diam-diam Bastian mengikuti Caroline, dia terus memantau kemana mobil itu membawa Caroline."Itu dia, Caroline pergi sama siapa? Kok mukanya kaya baru ngeliat?" Bastian bertanya-tanya dalam hati.Mobil yang ditumpangi Caroline berhenti di sebuah cafe, yang diketahui bastian adalah tempat Caroline bekerja, Bastian memarkirkan mobilnya cukup jauh dari lokasi cafe, agar tak ada yang mencurigainya.Caroline turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam cafe."Kok dia cuma sendirian, mana cowok yang berani ngasih tumpangan buat Caroline, makin penasaran aja, siapa sih orangnya?"Cukup lama bastian menunggu, akhirnya munculah Caroline dari dalam cafe, nam
"Terimakasih atas semua pertolonganmu Arthur," ucap Caroline."Jangan sungkan.""Aku harap kamu akan selalu setia mendampingi dan menjagaku, aku ingin kamu menjadi bagian dari hidupku, aku merasa sudah menemukan orang yang tepat untuk melabuhkan cinta dan hidupku.""Jangan bicara soal cinta denganku, aku tak mengerti.""Hahaha" tawa Caroline."Kamu sangat lucu Arthur, bagaimana mungkin, apa kamu tak pernah merasakan jatuh cinta," sambung Caroline."Tidak, selama aku hidup di dunia, aku tidak pernah diajari tentang cinta, orang tua angkatku melarang aku untuk jatuh cinta, karena cinta hanya akan mer
"Akhirnya kau datang juga, sudah lama aku menunggu kedatanganmu.""Sepertinya aku memang butuh bantuanmu," ujar Bastian."Hahaha," tawa si pria misterius."Apa yang harus aku lakukan?" tanya Bastian."Aku kau siap dengan persyaratannya?""Sebutkan apa persyaratannya.""Apa kau yakin, jika sudah menyetujui semua persyaratannya, kau tak boleh mundur, jika kamu berani melanggar, nyawamu yang akan jadi taruhannya," ujar si pria, Bastian menelan saliva mendengar persyaratan yang diberikan si pria."Jika kamu tak sanggup, kamu boleh pulang sekar
"Selamat pagi," sapa Arthur."Mmm," sahut Caroline yang masih mengantuk, tanpa sadar Caroline menarik tangan Arthur hingga Arthur terjatuh tepat di samping badan Caroline, wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.Arthur memandang lekat wajah Caroline, terdapat kedamaian di sana, membuat Arthur semakin nyaman melihatnya, rasa aneh itu muncul lagi, Arthur tak kuasa menahan gejolak di dalam dadanya, dia mencoba melepaskan genggaman Caroline, dan memilih menunggu Caroline sampai terbangun.'Apa ini, kenapa seperti ada getaran jika aku dekat dengannya," gumam Arthur."Hoam." Caroline menggeliat, sambil mengucek sebelah matanya Caroline, mulai terbangun dari tidurnya.