"Theo. Dialah orangnya.”
“Sudah aku duga,” sambung Alena setelah dia mendengar nama yang keluar dari mulut Carla.
“Lantas apa yang akan kamu lakukan padanya?”
Alena melihat ke arah orang yang duduk di sampingnya tanpa permisi. Dia mengerutkan dahinya karena orang itu sama sekali tidak memedulikan reaksi yang diperlihatkan olehnya. “Apa kamu mengikuti aku?” tanya Alena pada orang yang duduk di sampingnya.
"Brian, apa ini kamu?” Alena kembali bertanya pada orang yang ada di ujung telepon.Namun, orang itu kembali terdiam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Sehingga membuat hati Alena semakin tidak menentu. Antara senang dan kesal karena orang itu tidak mengeluarkan suaranya.
Alena melihat ke arah orang yang barusan bicara yang ditujukan padanya. Dia tersenyum kecut karena orang itu tidak lain adalah Mika. Dia berpikir jika wanita itu sudah merebut kekasihnya.“Aku tidak peduli jika semua orang menganggap aku gila,” Alena kembali berkata sembari berdiri dan menatap Mika yang sudah ada di depannya.
Alena berhenti berlari. Dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Dia pun sekarang sudah ada di rumah dan di dalam kamarnya. Dia terduduk di atas ranjang dan masih memikirkan semua yang sudah terjadi.Dia pun kembali teringat dengan seseorang yang sedang mengawasinya. Namun, orang itu bisa dengan cepat menghilang begitu saja.
Alena sudah ada di dalam mobil. Sedangkan Carla yang mengemudi dengan kecepatan tinggi meninggalkan area rumah. Wanita itu tetap tidak mengatakan apa yang sudah terjadi. Sehingga membuatnya semakin penasaran saja.“Apa ada masalah dengan suamimu?” tanya Alena yang memecah keheningan dan ketegangan yang ada di dalam mobil.
"Kamu mau membunuhku, Theo?” tanya Mika sembari menatap ke arah Theo.“Tentu saja! Apa kamu pikir aku tidak bisa melakukannya?”Alena tidak tahu jika Theo memiliki senjata api. Dia pun melihat ke arah Ethan dan Juan yang sudah mengu
Alena melihat sang kakak yang melihat sang kakak yang melepaskan sabuk pengamannya. Setelah itu meloncat ke luar dari dalam mobil. Namun, Alena tidak menyerah. Dia juga melepaskan sabuk pengamannya dan mengendalikan setir mobilnya dan membanting ke bahu kiri jalan.Dia pun tidak sadarkan diri setelah mobilnya menghantam sebuah pembatas jalan.Alena tersadar saat dirinya sudah ada di rumah sakit. Dia melihat Carla dan Caca.
Alena melihat ke arah orang itu. Dia tidak mengira jika orang itu berani menemuinya dan juga sang kakak setelah yang terjadi. Dia terus saja memandangi orang itu hingga ada di dekatnya. “Mika, seharunya aku menghabisimu saat itu!” geram Erica yang melihat Mika ada di depannya.