Ketiga pria itu mendongak serentak.Melihat Delis berdiri di tepi pagar lantai dua, mereka langsung merasa gawat.Peter melirik ke arah Kelven dan berkata, “Kenapa kamu nggak kasih tahu kalau Delis ada di rumah?”Peter mengira adiknya sedang di sebelah menemani Angel.Sekarang sudah terlanjur, pembicaraan mereka sudah didengar oleh Delis.Peter tersenyum pada adiknya dan berkata, “Nggak ada apa-apa, kamu belum tidur?”Melihat ketiga orang itu terlihat mencurigakan, Delis berjalan turun melewati pagar dan menuju ruang tamu.Dia berdiri di depan tiag pria itu, dia memandangi mereka dengan tatapan menginterogasi.“Ada yang kalian sembunyikan dariku?”“Siapa yang menyembunyikannya darimu?” ujar Albert sambil ikut tersenyum.Sementara Kelven yang duduk di tengah, terlihat bingung harus menjelaskan apa.Jika dirinya menceritakannya, Delis pasti akan sedih.Namun, jika tidak menceritakannya, Delis pasti akan curiga.Jadi, apa yang harus dirinya lakukan?Delis menatap Kelven dan berkata, “Ka
“Sebenarnya, sejak awal aku sudah membohongimu. Selama setahun terakhir saat kamu hamil, aku sebenarnya nggak pergi ke luar negeri.”“Semua orang tahu bahwa kita dulu pernah menikah, tapi mereka semua sengaja menyembunyikan itu darimu.”Mendengar ini, Delis hampir tidak bisa duduk diam.Kemarahannya naik dengan cepat.Kelven buru-buru menggenggam tangannya erat-erat dan melanjutkan, “Alasan kenapa kamu melupakan masa lalu adalah karena kak Alfred melakukan hipnotis padamu, sengaja membuatmu lupa.”“Karena punya seorang putri dan dia hilang. Kamu nggak bisa menerima kenyataan itu, menangis sepanjang waktu, nggak mau makan dan nggak mau minum. Mereka melihatmu semakin hari semakin kurus, jatuh sakit. Jadi, mereka terpaksa membuatmu melupakan putri kita.”“Dan aku, demi mencari keberadaan putri kita, aku pergi selama lebih dari setahun.”“Delis, Luna adalah putri kita. Kalau dia nggak menghilang, sekarang sudah sebesar Bety.”“Itulah adalah aku nggak terlalu menerima kamu mengangkat Bety
Delis terbangun pagi hari berikutnya.Saat membuka mata, dia melihat orang-orang berdiri di sekeliling tempat tidurnya.Ada Kelven, Albert, Peter, Alfred, Angel, Joel, Bety dan juga pengasuh yang menggendong Lesi.Semua orang menatapnya dengan wajah serius.Melihat Delis sudah bangun, mereka semua mendekat dengan penuh perhatian dan bertanya, “Delis, kamu baik-baik saja?’Dengan bantuan Kelven, Delis perlahan duduk dan bersandar di kepala tempat tidur. Dia memandang orang-orang di sekelilingnya.Delis tidak menyangka bahwa mereka semua telah membohonginya, menyembunyikan kenyataan bahwa putrinya telah hilang.Tapi apakah mereka benar-benar melakukannya demi kebaikannya?Meskipun dirinya masih tidak bisa mengingat apa pun tentang masa lalunya, mengetahui bahwa dia memiliki seorang putri yang hilang, hatinya terasa hancur dan tak tertahankan.“Kalian semua keluar, aku nggak mau melihat siapa pun sekarang.”Mereka semua pembohong.Mereka semua ikut menyembunyikan fakta dari Kelven, mempe
Mendengar tangisan Delis dari lantai bawah, sekelompok orang segera berlari ke atas.Ketika mereka melihat Delis berlutut di lantai, memeluk Bety sambil menangis dan mengira Bety adalah Luna, semua orang hanya bisa berdiri di tempat dengan perasaan berat, tidak tahu harus berkata apa.Mereka sudah menduga, begitu Delis tahu tentang keberadaan Luna, dia pasti tidak akan bisa menerimanya.Delis bahkan belum mengingat apapun tentang masa lalunya, hanya mengetahui bahwa putrinya hilang saja sudah membuatnya seperti ini.Jika dia sampai mengingat masa lalunya, Delis mungkin akan merasa lebih sedih dan bersalah.Dengan mata berkaca-kaca, Kelven kembali mencoba memisahkan Delis dan Bety.“Delis, jangan seperti ini, dia benar-benar bukan Luna.”Namun, pikiran Delis sudah kacau dan dia bersikeras menganggap Bety adalah Luna.Dengan emosi yang tak terkendali, Delis memeluk Bety erat-erat dan tidak mau melepaskannya.“Dia adalah putriku, dia adalah Luna.”Sambil menangis, Delis menepis tangan Kel
“Semuanya akan baik-baik saja, pasti akan baik-baik saja.”Kelven menundukkan kepala, menyembunyikan kesedihan di wajahnya, lalu menatap mata sahabatnya.“Iya, setidaknya aku tahu bahwa Luna belum meninggal. Dia masih ada di dunia ini.”“Aku akan melakukan segala cara untuk menemukannya dan membawanya kembali ke sisi Delis.”“Aku akan mendukungmu.”Jawab Albert dengan suara yang terdengar serak.Mengingat putrinya yang telah meninggal dan mantan istrinya yang kini bersama Peter bersama dengan anaknya. Albert merasa dirinya tidak punya hak untuk merasa kasihan pada Kelven.Dirinya sudah cukup menderita, penderitaan Kelven tidak sebanding dengannya.Merasa tak sanggup untuk tetap tinggal, melihat Angel dan Peter berdiri berdampingan membuatnya merasa sakit hati, Albert berkata, “Aku pulang dulu. Hubungi aku kalau ada apa-apa.”Kelven menjawab, “Iya, aku mengantarmu.”Di dalam kamar.Pandangan Angel mengikuti bayangan Albert yang pergi, menatapnya sedikit lebih lama.Dia merasa Albert ya
Terkadang, Alfred benar-benar ingin menghajar Kelven habis-habisan.Dia sudah berusaha keras membuat Delis melupakan rasa sakitnya dan hidup dengan tenang, tanpa beban.Namun, Kelven malah mengingatkan Delis tentang Luna.Jika kali ini Delis tidak bisa pulih, Alfred merasa tidak ada gunanya lagi membiarkan Kelven berada di dekatnya.Selain rasa sakit, apa lagi yang bisa diberikan Kelven pada Delis?Alfred benar-benar sangat membenci Kelven.“Bagaimana kalau kalian pergi saja dulu? Aku akan tinggal untuk menemani Delis,” ujar Angel.Saat ini, Delis lebih baik tidak dikelilingi oleh terlalu banyak orang, karena itu bisa memengaruhi emosinya.Peter mengerti, lalu menggandeng tangan Joel.“Joel, ayo kita pergi.”Joel mengangguk dan menundukkan kepala, berjalan pergi dengan tenang.Alfred melihat ke arah Angel, lalu berpesan, “Kalau ada apa-apa, jangan lupa hubungi aku.”“Iya.”…Kelven baru saja mengantar Albert pergi dan kembali ke ruang tamu. Dia melihat Alfred dan Peter menggandeng Joel
Setelah memastikan dirinya baik-baik saja, Kelven akhirnya masuk ke kamar sambil menggendong anaknya dari pengasuh.Melihat Angel masih ada di sana, Kelven dengan lembut berkata, “Kamu bisa lanjurkan urusanmu, biar aku saja yang menemani Delis.”Angel mendekatinya dan berbicara pelan, “Tapi kondisi Delis masih nggak stabil, kamu yakin bisa mengatasinya sendiri?”Kelven melihat Delis yang sedang duduk di tempat tidur, sambil memeluk Bety dan menyanyikan lagu pengantar tidur. Hatinya terasa sangat sakit.Namun, Kelven menenangkan dirinya dan mengangguk, menjawab, “Aku bisa.”“Yasudah, kalau terjadi sesuatu, jangan lupa hubungi aku.”Menyadari bahwa Delis tidak boleh dikelilingi oleh terlalu banyak orang, jadi Angel merasa sebaiknya dirinya pergi.Setelah memandang Delis yang tampak linglung dengan penuh rasa kasihan, Angel akhirnya mengalihkan pandangannya dan keluar dari kamar.Kelven mendekati tempat tidur sambil menggendong anaknya dan dengan lembut berbicara pada Delis yang masih m
Kelven tidak menyangka pria ini akan datang secepat ini untuk menjemput putrinya.Jika dulu, dirinya mungkin akan senang jika pria ini menjemput anak itu pergi.Namun sekarang, bagaimana dengan Delis jika Bety dijemput?Kelven duduk di sebelah Yogi dan memandangnya dengan serius, lalu berkata, “Bukannya kamu sangat sibuk? Lagipula, ibu angkatnya juga nggak ada kerjaan. Bagaimana kalau anak ini tetap tinggal di sini? Kami bisa mendaftarkannya di TK terdekat dan ibu angkatnya juga bisa mengantar jemputnya setiap hari.”Yogi menatap Kelven dan tersenyum, menjawab, “Jadi, sekarang kamu nggak rela aku menjemput putriku pulang?”“Istriku sangat menyukainya, dia nggak rela kalau Bety pergi.”Kelven berusaha keras untuk meyakinkannya.Meski sebenarnya dirinya tidak terlalu suka dengan ayah anak itu. Namun, demi Delis, dirinya harus merendahkan diri dan memohon.Yogi bersandar di sofa, kedua kakinya yang panjang disilangkan dengan snatai, sambil terus menatap Kelven dengan senyuman tipis.“Tap
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b