Melihat Delis tampaknya tidak mau menerima kenyataan, jadi Kelven langsung bicara jujur,“Ayah Bety sudah datang untuk menjemputnya. Bagaimana kalau kita biarkan dia pergi bersama ayahnya?”Delis terdiam sejenak.Ayah Bety?Bety …Perlahan-lahan, Delis tersadar kembali dan langsung menggenggam lengan Kelven dengan kuat.“Jadi yang ada di rumah ini bukanlah Luna? Dia adalah Bety, bukan putriku?”Khawatir Delis akan terlalu emosional, Kelven segera memegang erat lengannya dan mengangguk, berkata, “Iya, dia bukan Luna.”“Bagaimana mungkin? Tapi aku merasa dia adalah Luna. Kelven, bagaimana mungkin dia bukan Luna?”Kelven memeluknya erat-erat.“Delis, dia benar-benar bukan putri kita. Luna masih belum ditemukan, tapi aku sudah mengirim orang untuk mencarinya di mana-mana. Begitu menemukannya, pasti akan segera membawanya pulang.”Mendengar kepastian dari Kelven lagi, Delis akhirnya menerima kenyataannya.Dia mengingat dengan jelas bahwa Bety adalah putri Yogi.Dia merasa kasihan pada anak
Setelah mengantar sepasang ayah dan anak itu pergi, Kelven segera naik ke atas.Di depan pintu kamar, dia melihat pengasuh menggendong anak mereka berdiri di luar. Kelven bertanya, “Bukannya aku sudah bilang untuk menemaninya di dalam?”Pengasuh menjawab, “Nona Delis bilang dia ingin menenangkan diri, jadi aku diminta menggendong anak ini keluar.”Kelven masih khawatir dengan Delis. Dia meminta pengasuh untuk pergi dulu, lalu dirinya mendorong pintu dan masuk ke kamar.Delis meringkuk di samping tempat tidur, menggigit jarinya dengan kuat sambil berusaha mengingat-ingat hal-hal tentang putrinya.Namun, tidak ada yang bisa diingatnya.Tanpa melihat foto yang diberikan Kelven, dirinya bahkan tidak tahu seperti apa wajah putrinya.Delis merasa dirinya sangat tidak berguna sebagai seorang ibu.Karena terlalu memikirkan putrinya yang mungkin sedang menderita di luar sana, air matanya sudah membasahi matanya sejak tadi.Kelven berjalan mendekat ke tempat tidur. Melihat tubuh Delis gemetaran
Delis juga tidak ingin menyalahkan siapa pun.Siapapun tidak ingin putrinya hilang, dia hanya bisa berdoa agar putrinya baik-baik saja di luar.Dan berharap masih bisa bertemu kembali suatu hari nanti.Tiba-tiba, seseorang muncul di depan pintu.Angel tidak menyangka akan bertemu Nyonya Joven di sana. Begitu masuk, dia memanggil, “Delis … “Setelah itu, Angel baru melihat Nyonya Joven dan dengan sopan menyapanya, “Tante.”Nyonya Joven menatap Angel dengan dingin, tetapi karena putrinya ada di sana, dia hanya mengangguk.Namun, matanya tetap terpaku pada Angel.Sebenarnya, wanita ini tidak buruk dari segi penampilan.Bahkan, dia terlihat cukup menonjol.Saat mengetahui bahwa putra sulungnya menyukai wanita ini, dirinya sempat menyelidiki latar belakang keluarganya.Keluarganya cukup baik, dengan orang tua yang merupakan seniman terhormat di Kota A dan dia hanya memiliki satu saudara laki-laki.Namun sayangnya, dia sudah bercerai dan memiliki anak.Wanita seperti ini tidak mungkin masuk
Delis tidak menyangka bahwa ibunya akhirnya menyerah.Bahkan ibunya sendiri yang mengusulkan agar kakaknya pura-pura menikah dengan kak Angel.Delis sangat terkejut dengan perubahan ibunya yang begitu cepat, lalu dia bertanya, “Ibu benar-benar ingin aku menjodohkan mereka? Ibu nggak masalah kalau kak Angel sudah pernah menikah dan memiliki putra berusia sepuluh tahun?”Nyonya Joven menghela napas, “Kamu nggak tahu, selama ini aku terus mengawasi kakakmu. Setiap hari dia bersama Albert itu, melakukan hal-hal menjijikkan yang memalukan.”“Sebelum keluarga besar dan ayahmu tahu tentang hubungan kakakmu dengan pria itu, aku harus membuatnya kembali menjadi pria normal.”“Siapa pun wanita yang menikah dengannya, itu sudah nggak penting lagi. Asalkan kamu bisa membujuk kakakmu untuk menikah.”Delis terdiam.Ternyata selama ini ibunya masih memata-matai kakaknya.Tidak heran akhir-akhir ini kak Peter jarang bersama dengan kak Angel.Setelah berpikir sejenak, Delis dengan setengah bercanda b
Peter sangat senang dan bersemangat.Dia berdiri dan mendekati Albert, lalu tiba-tiba memeluknya erat dan menepuk punggungnya beberapa kali dengan keras.Albert merasa sikap orang ini sangat aneh.Dia segera mendorong Peter menjauh dengan kesal dan berkata, “Ada apa denganmu? Sudah berapa kali kubilang, jangan sembarangan menyentuhku.”Peter terkekeh sambil memundurkan langkah, lalu meminta maaf sambil melambaikan tangannya, “Maaf, aku terlalu bersemangat.”Namun, Peter tidak bisa menahan diri untuk kembali meraih tangan Albert.“Pak Albert, aku benar-benar berterima kasih padamu. Tanpamu, aku nggak akan bisa mendapatkan apa yang kuinginkan. Kebaikanmu padaku akan selalu kuingat.”Albert dengan cepat menghempaskan tangannya dengan ekspresi tidak suka, lalu dengan dingin dia bertanya, “Apa maksudmu?”Peter tersenyum dan menjawab, “Ibuku sudah menyetujuiku dengan Angel.”Namun!Saat mendengar ini, hati Albert terasa sakit.Dia menatap Peter dengan dingin, merasa sangat terluka, tetap
Delis duduk di atas tempat tidur, meletakkan ponselnya dan kembali larut dalam kesedihan mendalam saat memikirkan putrinya.Kelve nmembawa makanan dan masuk ke dalam ruangan.Dia duduk di tepi tempat tidur, lalu mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Delis dan bertanya, “Delis, apa yang ibumu katakan padamu?”Delis tersadar dari lamunannya dan dengan jujur menjawab, “Ibu setuju kalau kak Peter menikah dengan kak Angel.”Kelven sangat terkejut dan berkata, “Itu kabar yang baik!”“Iya, aku juga merasa ini kabar baik. Akhirnya kak Peter bisa mendapatkannya.”Namun, dia tidak yakin apakah kak Angel bersedia menikah.Pacaran dan menikah adalah dua hal yang berbeda.“Kakakmu memang hebat. Kalau sudah berhasil mendapatkan persetujuan dari ibumu, nggak ada lagi hambatan antara dia dan Angel.”Delis mengangguk setuju dan melanjutkan, “Pada dasarnya ayahku selalu mengikuti keputusan ibu, jadi seharusnya nggak ada masalah lagi.”Namun, Delis menundukkan kepalanya, menunjukkan ekspresi sedih.
Jika tak datang mencarinya, Delis merasa tidak tenang.Sekarang, karena tidak menemukan makam putrinya, dia masih bisa menyimpan sedikit harapan.Berharap suatu hari nanti putrinya akan benar-benar kembali ke sisinya.“Maaf!”Kelven memeluknya erat-erat dan melanjutkan lagi, “Kami memang membohongimu, tapi itu karena kami mau kamu bangkit kembali dan kami khawatir kamu akan melakukan sesuatu yang buruk.”Delis tentu memahami niat baik mereka.Oleh karena itu, dirinya tidak boleh putus asa, apalagi terpuruk.Dia harus selalu tetap sadar, selalu memikirkan putrinya. Karena jika suatu hari nanti jika putrinya kembali, bagaimana jika dirinya tidak mengenalinya?Menarik napas dalam-dalam, Delis melepaskan diri dari pelukan pria itu, lalu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.“Aku akan berusaha bangkit kembali dan nggak membuat kalian khawatir lagi. Ayo kita pulang.”“Iya, aku pergi berpamitan dengan kakek dulu.”Kelven berjalan menuju makam kakek, berlutut dan memberi penghormatan beberapa k
Angel sama sekali tidak menyangka bahwa pria yang begitu tegas dan kaku ini tiba-tiba melamarnya.Kenapa dia mendadak melakukan ini?Tidak takut ditolak olehnya?Melihat cincin indah di tangan pria itu, jujur sana, Angel merasa ragu untuk menerimanya.Dia pernah berpikir untuk mencintai dan bersama pria ini sepenuh hati.Namun, Angel tidak pernah berani membayangkan untuk menjadi istrinya yang sah.Dia tahu jelas seperti apa Keluarga Joven.Dengan kondisinya seperti ini, memiliki seorang anak dan menikah dengannya, bagaimana mungkin bisa mendapatkan restu dari orang tuanya?Tentu saja tidak.Itulah sebabnya Angel ragu.Dia berpikir bagaimana caranya menolak secara halus agar tidak menyakiti hati Peter.Melihat Angel ragu untuk menerima, hati Peter terasa sedikit tercekik.Namun, dia tidak merasa takut dan lalu memandang ke arah tangga.Angel juga mengikuti pandangannya.Terlihat Joel turun dari tangga dengan setelan jas yang rapi, terlihat begitu gagah.Dia berjalan lurus menuju ke ara
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b