Rhea tertawa getir. Selama ini, dia selalu ingin menunjukkan seakan-akan rumah tangganya baik-baik saja di hadapan Bagas. Sekarang dia baru sadar betapa konyolnya pemikirannya itu."Ayah, ini adalah jalan yang kupilih sendiri, hasilnya juga harus aku terima."Kala itu, saat dia menikah dengan Jerico, Bagas sudah pernah memberitahunya, Keluarga Santana sudah bangkrut, kelak hari-harinya di Kediaman Keluarga Thamnin akan sulit.Dia sendiri yang mengira selama dia dan Jerico saling mencintai, mereka bisa menghadapi semua kesulitan bersama. Sekarang dia baru mengerti betapa naifnya dirinya.Bagas menghela napas, lalu berkata dengan perlahan, "Rhea, kamu nggak perlu memedulikanku. Kalau kamu merasa kamu sudah nggak bisa mempertahankan pernikahan kalian lagi, apa pun keputusan yang kamu buat, aku akan mendukungmu."Air mata Rhea sudah nyaris tumpah setelah mendengar ucapan ayahnya."Ayah, aku mengerti. Sekarang yang paling penting adalah Ayah harus menjaga kesehatan sendiri dengan baik."Bag
Isi dalam dokumen tersebut adalah bukti-bukti Sizur bersekongkol dengan Zuis untuk menjebak Perusahaan Farmasi Hokada. Begitu dokumen ini diserahkan pada Rhea, kemungkinan besar Sizur akan masuk penjara.Terlepas dari seberapa jahatnya Sizur, dia tetap adalah kakak kandung Arieson.Arieson menerima dokumen tersebut, lalu berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Aku tahu apa yang harus kulakukan, kamu keluar saja."Tio ingin membujuk atasannya lagi, tetapi begitu melihat ekspresi sedingin es Arieson, dia tetap memutuskan untuk berbalik dan pergi.Setelah suasana di dalam ruangan hening kembali, Arieson membuka dokumen tersebut dan melihatnya sejenak. Pada akhirnya, dia memasukkan dokumen tersebut di laci paling bawah meja kerjanya.Kalau dia menyerahkan bukti-bukti itu pada Rhea, memang bisa membuat Jerico bercerai dengan Rhea, tetapi kemungkinan besar Sizur juga akan masuk penjara.Walaupun Sizur sudah melakukan banyak tindakan kejahatan, tetapi pria itu tetap adalah keluarganya.Setela
Pupil mata Jerico langsung mengecil, ekspresinya berubah menjadi sangat masam."Bagaimana kamu bisa ....""Apa bagaimana aku bisa mengetahuinya itu penting?"Ekspresi Jerico sangat muram, dia menatap Rhea tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.Setelah pintu lift terbuka, Rhea langsung berjalan masuk ke dalam lift.Melihat Jerico masih berdiri di depan pintu, dia berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Bukankah kita mau pergi ke kediaman lama?"Jerico menarik napas dalam-dalam, melangkah masuk ke dalam lift. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Rhea dan berkata, "Rhea, saat itu ayah Stella mengalami kecelakaan mobil, situasinya lebih berbahaya ...."Ekspresi tidak sabar menghiasi wajah Rhea, dia langsung menyela pria itu dengan dingin, "Kamu nggak perlu mencari-cari alasan lagi. Sesungguhnya, antara aku dan Stella, kamu sudah membuat pilihan.""Bukan begitu ....""Cukup, bisakah kamu nggak berbicara lagi? Sekarang, makin kamu menjelaskan, aku hanya akan makin membencimu."Ek
Sorot mata kecewa sang kakek membuat hati Jerico mencelus. "Kakek, aku hanya nggak tahan godaan sesaat ... aku sudah menyadari kesalahanku ...."Mendengar ucapannya, api amarah Tuan Besar Thamnin kian tersulut. Dia berkata dengan penuh amarah, "Kamu bahkan nggak bisa menahan godaan seperti ini! Bagaimana kelak kamu bisa menahan godaan yang lebih besar lagi?! Aku juga nggak berani menyerahkan Grup Thamnin padamu lagi, sebaiknya kamu mengundurkan diri sendiri."Sontak saja ucapan Tuan Besar Thamnin membuat ekspresi Jerico berubah seketika. Saat dia hendak berbicara, terdengar suara tidak puas Siska."Ayah, Ayah mengambil keputusan seperti ini, bukankah Ayah sudah terlalu nggak adil terhadap Jerico?! Dia bisa berselingkuh, bukankah karena Rhea nggak bisa melahirkan anak untuknya? Apa mungkin Jerico harus setia pada seorang wanita yang nggak bisa melahirkan anak selamanya?"Rhea mencibir. 'Siska, oh Siska, kamu benar-benar pandai mencari alasan untuk perselingkuhan Jerico, ya?''Jelas-jela
Tuan Besar Thamnin menatap Rhea dengan tatapan arogan dan berkata, "Pilihan nggak ada di tanganmu.""Rekaman suara perselingkuhan Jerico ada di tanganku. Kalau kalian nggak setuju, aku akan mengeksposnya."Tekad yang kuat tampak jelas di mata Rhea, dia tidak bisa melewatkan kesempatan ini untuk bercerai dengan Jerico.Ekspresi Tuan Besar Thamnin berubah menjadi muram, sama sekali tidak merasa terancam oleh ancamannya. "Jangan lupa, ayahmu masih dirawat di rumah sakit. Aku nggak ingin membesar-besarkan masalah ini. Jadi aku harap kamu juga bisa tahu diri. Setelah kegemparan ini mereda, aku akan mengatur orang untuk mengatur perceraian kalian secara diam-diam.""Atas dasar apa aku harus percaya kamu benar-benar bisa membuat kalian bercerai?""Aku hanya percaya kamu nggak punya pilihan lain. Bagaimanapun juga, sekarang kamu nggak punya modal untuk bernegosiasi denganku."Kedua tangan Rhea terkepal makin erat. Sempat tebersit dalam benaknya untuk mengutarakan tentang Sizur yang telah menje
Kalau bukti-bukti ini diekspos, Sizur dan Zuis pasti akan membusuk dalam penjara.Dia segera menyalin dokumen tersebut, menyimpannya di beberapa lokasi yang berbeda, lalu baru mematikan laptopnya.Dengan adanya bukti ini, kalau ke depannya orang-orang Keluarga Thamnin tidak menepati janji, dia sudah punya kemampuan untuk melancarkan serangan balik.Namun, baik orang-orang Keluarga Thamnin menepati janji atau tidak, dia akan mencari kesempatan untuk menyerahkan semua ini kepada pihak kepolisian, agar Zuis dan Sizur menerima hukuman yang setimpal.Keesokan paginya, begitu Rhea tiba di perusahaan, Ivory sudah menatapnya dengan ekspresi bersemangat."Kak Rhea! Aku benar-benar nggak menyangka ternyata suamimu adalah Jerico, manajer umum Grup Thamnin! Kalau begitu, bukankah Pak Arieson dari Perusahaan Teknologi Hongdam adalah pamanmu?!"Pantas saja sebelumnya dia merasa Arieson sangat memperhatikan Rhea, ternyata karena hubungan mereka ini.Rhea mengerutkan keningnya dan berkata, "Bagaimana
Kilatan terkejut melintasi matanya. Mengapa Arieson tiba-tiba mengajaknya makan malam?Saat dia sedang dilanda keraguan, pria itu mengirimkan sebuah pesan lagi untuknya.[Setengah tujuh malam, aku akan menunggumu di tempat parkir.]Sepertinya pria itu sama sekali tidak berencana untuk memberinya kesempatan menolak.Namun, kali ini dia bisa membuat Tuan Besar Thamnin menyetujui dia bercerai dengan Jerico, juga berkat bantuan pria itu. Memang sudah seharusnya dia mentraktir pria itu makan sebagai bentuk terima kasihnya.Setelah mengirimkan pesan balasan singkat "hmm", Rhea menyimpan ponselnya, lalu mulai melakukan penelitian."Kak Rhea, belakangan ini penelitian berjalan dengan cukup mulus. Beberapa waktu lagi, seharusnya kita sudah bisa menggunakan tikus kecil untuk melakukan penelitian."Rhea menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak semudah itu. Sebelum melakukan penelitian itu, kita harus melakukan uji coba berkali-kali terlebih dahulu, mendapatkan proposal yang paling bagus. Dari
Suaranya lembut, tetapi diwarnai dengan tekad yang kuat.Arieson sangat mengenal Rhea. Mungkin wanita itu terlihat mudah diajak berkompromi. Namun, sesungguhnya, begitu wanita itu mengambil keputusan, keputusan wanita itu tidak akan berubah karena siapa pun. Itulah sebabnya, dia tidak membujuk wanita itu lagi.Begitu mereka berjalan ke arah pintu masuk restoran, mereka bertemu dengan Jerico dan Stella.Melihat Rhea dan Arieson, raut wajah Jerico langsung berubah menjadi sedingin es."Paman, mengapa kamu bisa berduaan saja dengan Rhea?""Aku sudah memberinya bantuan, dia mentraktirku makan sebagai bentuk terima kasih, apa ada masalah? Sebaliknya kamu. Apa kamu merasa foto yang beredar di internet sebelumnya kurang banyak? Berencana untuk muncul di depan umum bersama wanita simpananmu secara terang-terangan, agar para wartawan bisa mengambil beberapa foto kalian lagi untuk mempertegas perselingkuhanmu?"Jerico mencibir. Restoran ini adalah salah satu restoran dengan privasi paling baik d
"Menanganimu, aku masih nggak membutuhkan Grup Thamnin."Ekspresi Jerico berubah menjadi makin muram, dia mencibir dan berkata, "Aku dan Rhea adalah pasangan suami istri. Kamu nggak berhak ikut campur dalam urusan kami.""Biarpun kalian adalah suami istri, kamu juga nggak berhak untuk memaksanya melakukan hal yang nggak ingin dia lakukan."Apalagi, tidak lama lagi Jerico dan Rhea sudah akan bercerai.Jerico menatap Arieson dengan tatapan dingin. Saat dua orang pria itu bertatapan, suhu di sekeliling mereka seakan-akan langsung menurun dengan signifikan."Jerico, jangan ganggu aku lagi. Apa pun yang terjadi, aku nggak akan menyetujui apa yang kamu katakan tadi."Melihat ekspresi sedingin es Rhea, Jerico merasakan hatinya diliputi kekecewaan.Jelas-jelas wanita itu tahu betapa pentingnya Grup Thamnin bagi dirinya, tetapi wanita itu tidak bersedia membantunya.Namun, dia juga tahu jelas, sekarang ada Arieson di sini, dia sama sekali tidak mungkin bisa membicarakannya secara baik-baik deng
Sebelumnya orang tersebut sudah menyuap pelayan vila untuk mengganti gaunnya. Dia masih belum sempat mencari perhitungan dengan orang itu. Baru beberapa hari berlalu, orang itu muncul untuk cari mati lagi.Mengingat "bukti-bukti" itu, Rhea hanya merasa hal itu sangat konyol.Tanpa membawa bukti-bukti itu ke badan penilai untuk diverifikasi sebentar, itu artinya mata dan hati Jerico sudah buta.Setelah berpikir sejenak, Rhea menghubungi Yurik.Setelah mendapatkan rekaman suara yang disebut sebagai "bukti" itu, Rhea langsung pergi mengunjungi sebuah badan penilai dengan reputasi bagus di Kota Batur, lalu mengirimkan rekaman suara tersebut.Dengan mempertimbangkan uang yang ditawarkan, staf badan penilai menjanjikan dalam tiga hari saja sudah ada hasilnya.Mengingat besok Jerico pasti akan datang untuk menemuinya lagi, Rhea langsung mengambil dua setelan pakaian bersih, lalu menginap di hotel.Sebelum hasil verifikasi dari badan penilai keluar, dia tidak terlibat dalam pertengkaran sia-si
Setelah melihat dengan jelas "bukti" di layar ponsel Jerico, kilatan mengejek melintasi mata Rhea."Oh? Hanya dengan beberapa lembar tangkapan layar obrolan ini, kamu sudah meyakini aku yang melakukannya?""Tentu saja nggak hanya ini, masih ada sebuah rekaman suara."Jerico memutar rekaman suara itu tepat di hadapan Rhea. Selesai mendengar rekaman suara itu, akhirnya Rhea sudah mengerti. Ini adalah perangkap yang dipasang untuk menjeratnya.Namun, dia tidak mengerti, keuntungan apa yang diperoleh orang itu?""Suara dalam rekaman suara ini memang sangat mirip dengan suaraku, tapi kalau rekaman suara ini diverifikasi di badan penilai, akan ketahuan rekaman suara ini palsu."Jerico menatap Rhea dengan tatapan penuh kekecewaan. "Kamu mau bukti, aku juga sudah memberikannya padamu. Sekarang kamu masih saja keras kepala seperti ini. Rhea, kapan kamu berubah menjadi begitu kejam?""Sebenarnya aku yang kejam, atau kamu yang berharap aku kejam? Alih-alih membawa rekaman suara dan riwayat obrola
Devon tidak marah, dia berkata dengan perlahan, "Paling nggak aku nggak akan melakukan hal seperti membuat saham Grup Thamnin jatuh karena kehamilan wanita simpanan. Ya, 'kan?"Jerico menatap adik sepupunya itu dengan tatapan dingin, aura yang terpancar dari tubuhnya sangat menakutkan."Pergi sana!""Kalau begitu, aku tunggu Kak Jerico selesai beres-beres, lalu pindah kemari besok."Tak lama kemudian, semua orang di dalam ruangan itu sudah pergi, hanya tersisa Jerico sendiri.Dia langsung menyapu semua dokumen di atas mejanya ke lantai, lalu bangkit dan langsung pergi.Satu jam kemudian, Stella keluar dari pintu belakang kompleks dengan membawa sebuah koper kecil, lalu masuk ke dalam mobil Jerico."Jerico, untung saja ada kamu. Kalau nggak, aku benar-benar nggak tahu lagi apa yang harus kulakukan ...."Jerico hanya fokus mengendarai mobilnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ekspresinya tampak sangat muram dan menakutkan.Merasakan suasana hati pria itu sangat buruk, Stella mengatupk
Tuan Besar Thamnin meneleponnya di saat seperti ini, membuatnya merasakan firasat buruk."Kakek ...."Dengan suara diliputi amarah, Tuan Besar Thamnin berkata, "Jangan panggil aku Kakek, aku nggak punya cucu sebodoh kamu! Masalah kehamilan wanita itu sudah memanas, sampai memengaruhi saham Grup Thamnin! Kamu harus mengundurkan diri dari Grup Thamnin sekarang juga!"Ekspresi Jerico tampak sangat muram. "Kakek ... kalau begitu, mengenai perpindahanku ke cabang perusahaan ....""Kamu juga jangan mengharapkan hal ini lagi. Sekarang para pemegang saham Grup Thamnin sangat nggak puas denganmu. Kamu tangani dulu masalah perselingkuhanmu itu. Kalau kamu nggak bisa menanganinya dengan baik, kamu juga nggak perlu kembali ke Grup Thamnin lagi."Ucapan sang kakek bagaikan petir yang menyambar Jerico. Dengan ekspresi panik menghiasi wajahnya, dia buru-buru berkata, "Kakek, aku akan menangani masalah ini secepatnya. Aku berjanji nggak akan terulang lagi. Kalau para pemegang saham keberatan, aku bisa
Mendengar nada bicara memohon Vani, hawa dingin menjalar di punggung Rhea.Sepertinya inilah maksud wanita itu meneleponnya hari ini.Dia sudah diancam oleh Jerico dengan menggunakan donor ginjal berkali-kali, bahkan pada akhirnya pria sialan itu tidak memberikan donor ginjal kepada Bagas, melainkan memberikannya pada ayah Stella."Bibi Vani, bukannya aku nggak setuju, tapi jadi orang itu harus punya batasan. Kalau aku berkompromi lagi, kelak aku hanya akan dikendalikan oleh Jerico."Dia sudah berkompromi berkali-kali, tetapi pada akhirnya dia disakiti oleh Jerico lagi dan lagi.Dia tidak akan memercayai Jerico lagi, juga tidak akan berkompromi lagi.Setelah orang di ujung telepon terdiam cukup lama, panggilan telepon pun terputus.Rhea juga tidak memilih untuk menelepon wanita itu lagi. Dia langsung meletakkan ponselnya, lalu pergi mandi.Beberapa hari berikutnya, situasi tenang dan damai. Jerico tidak datang mencarinya lagi, kehidupan Rhea menjadi tenang kembali.Tepat pada saat dia
Jerico mencibir, lalu berkata, "Kalau malam ini kamu berani naik mobil Paman, sebentar lagi aku akan menelepon Kakek dan Nenek, memberi tahu mereka Paman menyukaimu!"Rhea mengerutkan keningnya. Dia tidak menyangka Jerico bisa berubah menjadi begitu tidak tahu malu.Aura di sekeliling Arieson langsung berubah menjadi dingin, dia menatap Jerico dengan tatapan mengintimidasi."Kalau kamu yakin kamu mampu menanggung konsekuensinya, kamu bisa menelepon mereka sekarang juga.""Paman, kamu ingin mengancamku dengan menggunakan Grup Thamnin, 'kan? Sayang sekali, kali ini kamu harus menelan kekecewaan. Aku sudah nggak memedulikan Grup Thamnin lagi."Melihat bocah ingusan di hadapannya itu berpura-pura tenang, sorot mata mengejek tampak jelas di mata Arieson."Oh, begitu? Tapi, setahuku kamu bukannya nggak peduli pada Grup Thamnin lagi, melainkan foto perselingkuhanmu sudah beredar di internet. Kakekmu sudah kecewa padamu. Dia berencana untuk menempatkanmu di sebuah perusahaan cabang di bawah na
Suaranya lembut, tetapi diwarnai dengan tekad yang kuat.Arieson sangat mengenal Rhea. Mungkin wanita itu terlihat mudah diajak berkompromi. Namun, sesungguhnya, begitu wanita itu mengambil keputusan, keputusan wanita itu tidak akan berubah karena siapa pun. Itulah sebabnya, dia tidak membujuk wanita itu lagi.Begitu mereka berjalan ke arah pintu masuk restoran, mereka bertemu dengan Jerico dan Stella.Melihat Rhea dan Arieson, raut wajah Jerico langsung berubah menjadi sedingin es."Paman, mengapa kamu bisa berduaan saja dengan Rhea?""Aku sudah memberinya bantuan, dia mentraktirku makan sebagai bentuk terima kasih, apa ada masalah? Sebaliknya kamu. Apa kamu merasa foto yang beredar di internet sebelumnya kurang banyak? Berencana untuk muncul di depan umum bersama wanita simpananmu secara terang-terangan, agar para wartawan bisa mengambil beberapa foto kalian lagi untuk mempertegas perselingkuhanmu?"Jerico mencibir. Restoran ini adalah salah satu restoran dengan privasi paling baik d
Kilatan terkejut melintasi matanya. Mengapa Arieson tiba-tiba mengajaknya makan malam?Saat dia sedang dilanda keraguan, pria itu mengirimkan sebuah pesan lagi untuknya.[Setengah tujuh malam, aku akan menunggumu di tempat parkir.]Sepertinya pria itu sama sekali tidak berencana untuk memberinya kesempatan menolak.Namun, kali ini dia bisa membuat Tuan Besar Thamnin menyetujui dia bercerai dengan Jerico, juga berkat bantuan pria itu. Memang sudah seharusnya dia mentraktir pria itu makan sebagai bentuk terima kasihnya.Setelah mengirimkan pesan balasan singkat "hmm", Rhea menyimpan ponselnya, lalu mulai melakukan penelitian."Kak Rhea, belakangan ini penelitian berjalan dengan cukup mulus. Beberapa waktu lagi, seharusnya kita sudah bisa menggunakan tikus kecil untuk melakukan penelitian."Rhea menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak semudah itu. Sebelum melakukan penelitian itu, kita harus melakukan uji coba berkali-kali terlebih dahulu, mendapatkan proposal yang paling bagus. Dari