"Di mana Laura?" tanya David pada sang kepala pelayan, saat baru menginjakan kaki di rumahnya.
"Apa-apaan sih kamu, Sayang? Masih ada aku, kamu sudah menanyakan wanita lain," sungut Linda kesal.Mendengar perdebatan keduanya, Monica mendekati anak dan calon menantu pilihannya. "Jangan khawatir, Linda. Laura itu cuma anak dari kakak angkatnya David dulu. Mana mungkin dia menyukai wanita lain. Percaya deh sama tante, David hanya mencintaimu sayang," ucap Monica.Linda hanya mengangguk. Sebenarnya, ia berpura-pura tidak mengetahui soal Laura. Padahal, ide pertunangan dadakan ini terjadi karena Monica sudah menceritakan pada Linda kalau David ada hubungan dengan anak ingusan itu.Ck! Membayangkannya saja, ia sudah kesal.Hanya saja, David terus berlalu--meninggalkan Linda."David! Mau kemana kamu, Nak?" teriak Monica seketika."Mandi," jawabnya ketus.Melihat itu, Monica menghela napas panjang."David jadi dingin banget, Tante," adu Linda tiba-tiba begitu mereka duduk di ruang keluarga."Ini semua pasti karena gadis bodoh itu! Dia sengaja membuat David merasa bersalah padanya," sahut Monica."Aku juga heran, kenapa sih David bisa tidur dengan wanita itu? Kalau dibandingkan denganku, dia untuk jadi pelayanku saja tidak pantas!" serunya semakin membenci Laura.Monica tentu saja menyetujui ucapan calon menantunya tersebut. Biar bagaimanapun Linda adalah keponakan dari Edward, kekasihnya.Bibit, bebet, bobotnya lebih jelas dari Laura.Selain itu, Monica juga sudah tidak sabar menunggu hubungan David dan Linda segera diresmikan. Sebab, Edward ingin keponakan dan David yang lebih dahulu menikah sebelum mereka."Kamu tenang saja sayang! Tante sudah memberinya peringatan padanya, dan tante yakin dia tidak akan berani macam-macam," balas Monica cepat."Tapi, bagaimana kalau dia nekat memberitahu David, Tante?"Rosalinda tampak sangat khawatir. Ia teringat chat Monica tadi di butik kalau gadis bodoh dan miskin itu sedang berbadan dua. Jika David tahu ... bisa-bisa impiannya selama ini untuk menjadi Nyonya muda Aditama akan kandas di tengah jalan!Linda tidak mau itu terjadi."Selagi Tante masih hidup semuanya akan berjalan sesuai dengan rencana kita, kamu tenang saja sayang, tante pastikan Laura akan menjadi salah satu pelayan di acara pertunangan kalian," janji Monica pada calon menantunya.Rosalinda tidak pernah meragukan Monica sedikitpun. Ia yakin segala yang direncanakan oleh calon mertuanya ini pasti akan terwujud. Beruntung, dirinya merupakan calon menantu idaman dari wanita kaya raya ini."Terima kasih, Tante. Linda jadi lebih tenang setelah mendengar ini dari tante," ucapnya."Sama-sama, Sayang. Apapun, akan tante lakukan untuk mempertahankan hubungan kalian. Tante juga tidak sudi memiliki menantu miskin, seperti Laura. Sekarang masuklah ke kamar David, sebentar lagi tante akan meminta gadis miskin itu untuk membawakan minuman ke kamar David," ucap Monica dengan segudang rencana liciknya.Rosalinda tersenyum menyambut bahagia rencana dari calon mertuanya."Baiklah tante, kalau begitu Linda ke kamar David dulu ya," pamitnya yang dibalas anggukan oleh Monica.Setelah memastikan calon menantunya masuk ke dalam kamar sang anak, kini Monica memerintahkan sang kepala pelayan untuk memberitahu Laura agar membawakan minuman ke kamar David.Awalnya sang kepala pelayan yang menawarkan diri, tapi dengan tegas Monica menolaknya.Dia hanya mau Laura yang masuk ke dalam kamar itu.Sang kepala pelayan jelas tidak memiliki kewenangan untuk melanggar perintah sang Nyonya rumah, dia pun melakukan perintah Monica untuk memberitahu Laura segera mengantarkan minuman ke dalam kamar David.Dengan mata sembab akibat tangisan yang tak bisa Laura cegah, kini gadis cantik bertubuh mungil itu menaiki anak tangga satu demi satu.Sampai akhirnya dia tiba di depan kamar David, dan kamar tersebut tampak sedikit terbuka."Kenapa kamarnya tidak dikunci?" gumamnya di dalam hati.Laura menarik nafas berat, lalu membuangnya secara kasar. Jujur dia masih kecewa dan sakit hati pada David. Rasanya Laura ingin pergi dari rumah ini, tapi Laura takut kalau ancaman Monica benar-benar terjadi."Aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa," ucapnya pada diri sendiri.Laura pun mendorong pintu kamar David, matanya membelalak melihat David dan Rosalinda sedang berciuman bersamaan dengan suara cangkir yang jatuh hingga membuat David kaget.Praaaaang!"La–Laura," David terbata.****"Dengarkan penjelasanku, Laura," pinta David penuh permohonan.Setelah kejadian tadi, Laura memilih masuk ke dalam kamarnya. Hanya saja, David baru menyusul Laura 2 jam kemudian.David tidak ingin pembicaraannya dengan Laura nanti didengar oleh sang mama dan juga Rosalinda. Namun, tindakannya itu justru makin membuat Laura salah paham."Laura tidak apa-apa Om," jawabnya."Om?" David membeo karena panggilan itu kembali digunakan oleh Laura."Maaf, Laura lebih nyaman memanggil Om, juga untuk menghindari kesalahpahaman bila nanti Nyonya mendengarnya. Sekarang tak ada lagi yang perlu dijelaskan, Laura mau istirahat. Keluarlah," usir Laura lembut tanpa berani menatap ke arah David.Pria ini sudah membohonginya habis-habisan. Laura sangat kecewa."Aku tahu kamu pasti marah. Sekarang tolong beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya," pinta David.Laura yang awalnya berdiri kini memilih duduk di atas ranjang. Lalu David berlutut di depan Laura, sambil menggenggam kedua tangan Laura.Entah kenapa David merasa jadi manusia paling hina di dunia ini telah membuat Laura terluka. Dan ini justru terjadi disaat dirinya sudah merenggut kesucian gadis yang ia cintai."Aku minta maaf, kalau belum pernah menceritakan soal Rosalinda. Tapi percayalah aku hanya mencintaimu Laura."David mengecup punggung tangan Laura yang di pegangnya. Laura memberanikan diri untuk bertanya mengenai hubungan David dan wanita bersama Rosalinda itu.Meski Monica sudah menceritakan banyak hal tentang David dan Linda, tapi Laura ingin mendengar langsung dari mulut David."Apa benar dia kekasih Om?" tanyanya.David membuang nafas kasar, situasi inilah yang tidak ia sukai jika berhadapan dengan wanita."Kami memang berpacaran sejak lima tahun yang lalu, itupun karena dijodohkan oleh Mama. Hubungan kami selama ini sangat tidak sehat, bahkan satu tahun belakangan kami tak pernah berkomunikasi. Sampai akhirnya dia datang ke Indonesia," ucap David menjelaskan.David menceritakan semua yang dia lalui bersama Rosalinda, dia tak ingin ada yang ditutup-tutupi lagi di depan Laura.Sebab rasa bersalahnya terhadap anak dari Kakak angkatnya ini begitu besar hingga membuat David merasa menjadi manusia yang paling hina.David juga merasa menjadi pria paling pengecut di muka bumi ini.Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Laura setelah mendengar penuturan David terkait hubungannya dengan Rosalinda."Sekarang aku mohon pengertianmu Laura. Aku meminta izin untuk bertunangan dengan Rosalinda. Aku janji akan mencari cara agar tidak sampai menikah dengannya. Ku mohon bersabarlah," bujuk David lagi.Bulir bening berhasil keluar dari kedua sudut mata Laura. Dia sudah tidak respect lagi pada David"Aku akan memberi izin asal Om mengabulkan permintaanku," jawab Laura."Apa Laura? Cepat katakan," pinta David.Apapun yang Laura mau akan dikabulkan olehnya asal Laura mau bersabar menunggunya menyelesaikan masalah dengan Rosalinda."Aku mau hubungan kita berakhir sampai di sini."Wajah David tampak terkejut. "Apa maksudmu?""Jangan bercanda Laura, itu tidak akan pernah terjadi!" ucap David menahan emosi."Om, kita hanya pantas sebagai kerabat bukan pasangan. Laura mohon mengertilah, Om," pinta Laura."Mengerti katamu? Apa Kamu lupa malam panas yang selalu kita lewati bersama huh?" tanya David.Pria itu mendekati Laura lalu mencengkram keras kedu bahu Laura. "Apa kamu menganggap kebersamaan kita hanyalah angin lalu, huh?" Laura hanya menunduk. Ia begitu sakit hati dengan apa yang terjadi saat ini dalam hidupnya. Kenapa Tuhan harus mempertemukannya dengan David kalau akhirnya akan seperti ini?Bahkan sekarang, sudah ada dua benih di dalam rahimnya. Tapi, benih ini tidak akan pernah terlahir ke dunia apabila Laura mengatakan mengenai kehamilannya pada David.Laura tak ingin menambah dosanya lebih dalam lagi. Lebih baik kehilangan David daripada kehilangan anak tak berdosa ini karena dia Monica tidak main-main. Terlebih, wanita itu sejak awal sudah membencinya. Mungkin, mereka tak bisa bersama meski saling
"Saya tidak akan pernah menggugurkan anak ini, Tuan. Kalau kalian terus nekat mengancam saya, maka saya pun terpaksa memberi tahu Om David tentang semua ini." Laura akhirnya mengancam balik. Sebenarnya, dia lelah hidup dalam tekanan seperti ini. Jujur, Laura ingin pergi dengan calon anak-anaknya. Tapi, ke mana? Dia tak punya uang dan tak tahu siapa-siapa di negeri orang."Lancang kamu ya mau mengancam kami?" bentak Edward tiba-tiba. "Satu setengah miliar itu bukan jumlah yang sedikit! Kamu bisa pulang dan membangun duniamu di negara asalmu. Kamu bisa hidup mewah asal menggugurkan bayi itu!" ucapnya sekali lagi.Laura menatap tajam Edward. "Anda benar. Tapi, bayi dalam kandungan saya lebih berharga dari itu semua." "Brengsek!" maki Edward dengan rasa kesal. Tahu bahwa ia tak bisa menekan Laura, kekasih Monica itu lantas bergegas pergi dari sana. Diam-diam, Laura bernapas lega. "Tenang saja, Nak. Meski tak ada yang mengiginkanmu, tapi Mama akan mempertahankanmu, Sayang," janji ga
"Tuan, ini tidak seperti yang Anda lihat. Saya dan Alex hanya-"Belum selesai bicara, David sudah pergi.Alex ingin mengejar pria itu, tapi Laura berhasil mencegahnya."Aku mohon biarkan seperti ini. Aku ingin keluar dari rumah itu. Mungkin ini, sudah jalan Tuhan kami berpisah dengan cara seperti ini," ucap gadis itu pasrah.Hanya saja, matanya sudah kembali basah kala mengingat dua kata yang disematkan David untuknya sangat menyakiti Laura. Wanita murahan? Apa benar dirinya seperti itu sampai mau berhubungan badan tanpa ada ikatan pernikahan?Melihat keadaan Laura, Alex pun memeluk gadis itu. Dia sangat tulus menyayangi Laura yang begitu menyedihkan."Kamu harus kuat demi si kembar. Besok aku akan mencarikan rumah untuk mu di dekat kampus, agar kamu tak jauh juga bekerja. Kemarin aku melihat ada rumah yang disewakan di sana," ucap Alex, setelah mengurai pelukannya. "Terima kasih ya Alex, kamu sangat baik padaku. Aku janji kalau sudah gajian aku akan mengembalikan uangmu," sahut Lau
"Hanya ini satu-satunya cara aku pergi dari rumah itu. Sakit ini tak sebanding dengan ancaman Tante Monica yang akan menghilangkan nyawa cucunya sendiri. Aku harus kuat melewati ini," ucapnya menguatkan diri sendiri. Laura terdiam. Ia kembali mengingat kedua orang tuanya. Takdir begitu kejam mempermainkan hidupnya. Laura dibawa ke luar negeri hanya untuk disakiti. Tapi, Laura janji bahwa akan menjaga si kembar dengan baik,Ceklek!Pintu tiba-tiba terbuka. Alex yang baru tiba dirumah dibuat terkejut kala melihat Laura menangis. Matanya juga menangkap ke arah koper besar yang masih ada di dekat pintu.Seketika, pria itu tahu alasannya.Alec pun menghela napas panjang. Ditaruhnya makanan yang dibelinya tadi di atas meja tamu, lalu duduk di samping Laura. "Apa kamu ingin kembali ke rumah itu?" tanyanya.Laura menggeleng lemah. "Aku hanya belum terbiasa. Ke depannya, semua akan baik-baik saja," jawabnya."Kamu tak boleh egois hanya memikirkan keadaanmu saja, tapi kamu harus tetap memikirk
"Pecat dia sekarang!" bentaknya lagi, sampai menjadi pusat perhatian pengunjung lain."Maafkan karyawan kami Nyonya. Kami akan mengganti makanan anda, dengan yang baru," ucap sang manajer berusaha menenangkan Monica yang tampak murka.Sedangkan Laura, ia terlihat sangat ketakutan karenaapapun yang diucapkan wanita paruh baya ini pasti akan terjadi.Lalu, bagaimana nasibnya bila dirinya benar-benar dipecat? Bagaimana caranya bertahan hidup di negeri orang?Ataukah ini jalan agar dia kembali ke kampung halamannya? Tapi ... dia pun tak punya rumah lagi di sana akibat bencana alam dahsyat itu.Tak ada satu pun pertanyaan yang mampu Laura jawab. Ia merasa nasibnya sungguh tak mujur! Bahkan saat Laura sudah pergi dari kediaman Aditama, ia masih belum bisa lepas dengan para penguasa ini."Aku tak butuh makanan baru! Pecat dia sekarang, atau aku akan membawa masalah ini ke jalur hukum karena kalian sudah melakukan perbuatan tidak menyenangkan pada pelanggan!" serunya lagi."Tapi Nyonya, ini
"Jadi, ini alasan seorang David Aditama, pemilik perusahaan nomor satu di kota New Capitol mendadak menjadi galau?" Kalimat itu diucapkan oleh Joe dengan nada mengejek. Seketika mata David melotot ke arah sang sahabat.Joe tergelak. "Ternyata, cinta tak pandang usia dan asal usul! Yang katanya, hanya keponakan angkat berhasil mengacaukan hidup seorang CEO hebat sepertimu," ucapnya lagi."Bisa diam tidak?!" seru David kesal."Tidak! Karena ini sangat lucu. Kamu memiliki tunangan seorang Super Model Internasional dengan bayaran fantastis. Tinggi, cantik, berkelas dan cocok denganmu. Sorry, bila dibandingkan dengan Laura, mereka begitu jauh. Sekarang aku baru percaya cinta tak punya logika David," sambung Joe lagi.Pria itu masih saja terkekeh sendiri melihat kekacauan David karena Laura. David memeloti tajam Joe. "Sekali lagi kamu bicara, gajimu bulan ini dipotong lima puluh persen dan kamu tidak akan mendapatkan bonus apapun!" Bersamaan dengan ancaman maut David, Joe pun menutup rap
"Mama sangat cantik sekali, Dika sayang banget sama Mama."Anak lelaki berusia dua setengah tahun kini berdiri di samping Laura, dia menatap penuh cinta ke arah sang mama yang baru saja mengenakan pakaian untuk wisuda.Tak terasa 3 tahun telah berlalu dan Laura sudah melahirkan anak kembar yang sangat lucu. Dia adalah si tampan nan posesif bernama Andika dan si cantik yang super bawel bernama Andita.Laura berjuang seorang diri tanpa lelah untuk memberikan kehidupan yang layak bagi kedua buah hatinya. Laura terpaksa berhenti bekerja di restoran setelah tiga tahun lalu mendapat ancaman pembunuhan dari Monica.Demi keselamatan kedua anak kembarnya, Laura terpaksa mengalah dan memilih tinggal di sudut kota New Capitol. Atas bantuan Alex, Laura berhasil merubah kuliahnya yang awalnya dijalani offline menjadi kuliah online.Hari ini adalah hari wisudanya. Berkat biaya kuliah yang sudah dibayar lunas di awal oleh David, Laura berhasil meraih gelar sarjana dengan nilai terbaik di kampusny
"Jangan pernah tangan sucimu itu menyentuh kulit anak yang terlahir dari darah wanita murahan!"Kalimat tajam itu diucapkan penuh keyakinan oleh Laura. Belum pernah David mendengar Laura berbicara penuh tantangan dan ancaman, tapi tidak dengan sekarang.Lauranya sudah berubah dan tak peduli dengan siapapun dia berhadapan, termasuk David pria yang dulu sangat Laura cintai dan sekarang menjadi pria yang paling dibenci olehnya."Laura, maafkan aku," ucap david lirih."Tak ada yang perlu dimaafkan Tuan muda. Yang perlu kita lakukan memantapkan hati dan menganggap kalau pertemuan itu tidak pernah ada. Anda hanya masa lalu buruk untuk saya dan sudah saya buang dari ingatan saya. Jadi tolong jangan sampai saya melakukan hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya!" ancam Laura lagi.Alex yang tadinya sempat pergi, kini kembali dengan tas kecil di tangannya."Laura, pakaikan ini untuk Dita dan Dika. Jangan sampai orang-orang mengenalinya, sepertinya David menjadi salah satu tamu undangan da
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng