“Siapa yang mengizinkan anda datang?” tanya Laura dingin.David menoleh kanan dan kiri karena orang-orang yang ada di sana masih memperhatikannya.Pria tampan itu duduk di samping Laura, mengambil alih tempat duduk Dika bocah laki-laki yang akan menjadi pewaris di perusahaannya.Dika memejamkan mata, lalu bibirnya mengerucut tanda dia tak menyukai yang dilakukan oleh David, namun berhasil membuat sang papa gemas padanya.Si kembar sangat anti dengan orang asing, dan dia juga menganggap David orang asing sehingga membuat Dika dan Dita tak nyaman dengan kehadiran pria dewasa yang sudah meniru wajah mereka tanpa izin.Setidaknya itu hal negatif tentang David di mata kedua anak kembarnya. Mereka seolah tahu kalau pria dewasa ini penyebab dirinya hampir meninggal di dalam kandungan.“Berhentilah berbicara ketus padaku sayang, kesopanan tata bicaramu seperti penghinaan untukku. Aku tak perlu meminta izin untuk datang menemani kalian,” David berbisik namun penuh ketegasan. “Mereka juga anak
Tiga hari berlalu, saatnya esok pagi David harus kembali ke Kota. Sebab Joe menghubunginya ada masalah di proyek.Meski tak dianggap ada oleh Laura dan si kembar, berada dekat dengan mereka adalah hal yang paling membahagiakan untuk David.Malam ini David mengajak Laura berbicara dari hati ke hati, dan Laura pun merasa harus bicara dengan David guna mengeluarkan unek-uneknya.“Kita makan malam di luar yuk,” David memberi tawaran. Dengan cepat Laura menggeleng.“Kita bicara di sini saja.”Laura menunjuk kursi kayu yang ada di depan rumahnya.Tak punya pilihan lain, David pun mengangguk.“Aku besok pagi harus kembali ke Kota, aku titip anak-anak padamu,” ucap David.Dia tak ada maksud apapun, David tahu betapa beratnya menjadi Laura menjaga dua anak yang super aktif dan memiliki kelainan jantung akibat lahir prematur.“Jangan sok peduli pada kami,” jawabnya ketus.David tampak gusar, wanita yang dulu sangat polos dan cenderung menjaga perasaan David setiap kali mereka berbicara, kini ju
“Sialan, aku harus memberinya pelajaran!” Alex yang datang ke rumah Laura kaget bercampur marah dengan sikap David. Alex merasa bersalah telah membiarkan Laura mengajak si kembar datang ke acara wisudanya.“Aku tidak mau dia mengambil alih anak-anakku. Aku takut dia menipuku Alex, hiks hiks.”“Menipu bagaimana maksudmu?” tanya Alex.Laura menunduk, meski tiga hari sudah berlalu nyatanya dia belum bisa tenang setelah menyetujui permintaan David.Dalam surat perjanjian itu awalnya David meminta Laura berkorban untuk kedua anak mereka dan menikah dengan David, tapi dengan tegas point itu Laura tolak. Akhirnya David menghubungi Laura melalui ponsel pak Hotman memberi tawaran terakhir, kedua anak kembarnya didaftarkan secara hukum dengan David sebagai ayah biologisnya dan Laura sebagai ibu biologisnya.Sang pengacara juga sudah meminta sampel darah dan rambut si kembar untuk dilakukan tes DNA agar ada bukti hitam di atas putih kalau si kembar benar-benar darah daging David Aditama.Buka
“A–Ada apa ini?” Laura kaget dan terbata melihat banyaknya orang yang ada di tempat itu.“Papa Alex,” teriak si kembar memeluk Alex setelah mereka menyapa sang kepala pelayan yang membukakan pintu untuk mereka.“Sayang, gimana kontrol hari ini?” tanya Alex.Dita dan Dika kembali manyun sambil melipat tangan di depan dada.“Tidak asyik, soalnya tidak dapat upah,” jawab Dita merajuk. Dika pun mengangguk menyetujui ucapan sang saudara kembar.David meminta Laura untuk duduk, Laura pun mengangguk dan memilih duduk di samping Alex. Meski kesal tapi David tak mau membuat keributan di sini, karena ini akan menjadi hari baik untuknya dan si kembar.“Bi,” panggil David.“Iya Tuan,” jawab sang pelayan. Dia berjalan mendekati David dan yang lainnya.“Tolong panggil baby sitter anak-anak,” ucapnya. Sang kepala pelayan pun mengangguk.Tak berselang lama, datang empat orang wanita berpenampilan bak pengasuh mendekat ke arah mereka.“Laura, ini mereka adalah pengasuh anak-anak kita, mereka akan menj
“Cepat suruh keluar majikan kalian! Aku mau membuat perhitungannya!” teriak seorang wanita paruh baya yang datang bersama seorang wanita muda.David mendengar jelas suara itu hingga membuat darahnya mendidih. Laura berjalan di belakangnya, dia juga ingin tahu siapa sebetulnya tamu yang sedang marah-marah. Laura hanya takut Monica sudah mengetahui keberadaannya dan si kembar.“Siapa mereka?” tanya David setelah mengetahui yang datang marah-marah bukan Mama-nya dan juga Linda.“OH jadi kamu pemilik rumah ini?” wanita yang usianya lebih tua dari sang mama kini melipat tangan di depan dada menatap tajam ke arah David. Sebetulnya dua wanita ini tinggal di kota Sun City, tapi mereka terpaksa terbang ke sudut kota New Capitol setelah mendapat laporan kalau restoran miliknya yang sudah berdiri puluhan tahun mendadak sepi pengunjung akibat tertutup bangungan besar di depannya.Semua bangunan di belakang rumah baru si kembar tertutup dan yang paling merasa dirugikan adalah sang pemilik restor
“Jadi ini alasannya kenapa dia tidak pernah menemui anaknya?”Laura saat ini sedang menonton televisi dan di sana terlihat ada berita viral mengenai pernikahan seorang Super Model Internasional bersama seorang CEO yang paling berkuasa di Kota New Capitol.Mata ibu dua anak itu tak berkedip melihat Linda dan Monica seolah enggan menjawab pertanyaan para awak media yang menanyakan sejauh mana persiapan itu sudah berlangsung.Keduanya tampak anggun dan digadang-gadang menjadi pasangan mertua dan menantu paling cocok di Negaranya.Satu tangan kanan Laura tanpa sadar menyentuh ulu hatinya yang mulai terasa sangat sakit. Sang Mama muda memberi cubitan kecil di sana agar rasa sakitnya segera hilang. Namun bukannya sakit itu berkurang justru makin menjadi-jadi.“Kenapa rasanya sakit sekali melihat dia akan menikah dengan dengan orang lain? Bukankah memang itu wanita yang dia cintai selama ini, lalu aku datang hanya untuk menjadi pelampiasan hasratnya belaka. Bila saja aku tahu dia sudah punya
“Happy birthday to you.”Laura dan David mengurai pelukannya setelah mendengar nyanyian selamat ulang tahun dengan suara khas si kembar dan para pelayan di rumah itu.Laura kaget, menutup mulutnya dengan tangan untuk pertama kali dia melupakan hari ulang tahunnya, dan untuk pertama kali pula setelah kedua orang tuanya pergi Dia kembali tiup lilin."Ayo Ma tiup lilinnya, kami sudah ngiler mau makan kuenya," kata si sulung merengek."Iya Ma, cacing kami sudah memukul-mukul di dalam minta coba rasa cake-nya Mama,” Dika menimpali.Laura mencebik, tapi dia tetap berdoa sesaat sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena masih diberi kesehatan hingga detik ini. Setelah itu Laura langsung meniup lilin tersebut.“Selamat ulang Tahun Mama Laura,” ucap David. Pria itu mengulurkan tangan pada Laura dan setelah Laura menyambutnya dengan cepat juga Davi mencuri kecup pipi kanan dan kiri dari Mama kedua anak nya.“Terima kasih, Tuan,” balas Laura membuat kami tersenyum namun David yan
“Jangan menunduk bila berhadapan dengan orang seperti mereka. Kamu harus menunjukan sikap kalau kamu tidak takut dengan siapapun. Jangan pernah menunjukan kelemahanmu di mata para musuh, meski jauh di lubuk hati yang paling dalam kamu memang merasa ketakutan!” David benar-benar ingin Laura menjadi kuat dan tangguh.“Tapi dia-” kalimatnya tak jadi dilanjutkan.David mengangkat dagu Laura agar menatap ke arahnya. Saat ini Dita dan Dika tidak ikut bersuara, hanya jantung mereka yang berdebar kencang saat melihat David berbicara dengan kencang. “Lihat Dita dan Dika, mereka membutuhkan kita yang bisa menjaganya. Aku akan menghabisi siapapun yang berani menyentuh kalian. Sekarang ada aku yang selalu akan pasang badan untuk kalian. Meski kita bukan pasangan suami istri, tapi kita ini adalah orang tua Dita dan Dika. Mereka harus bahagia,” ucap David penuh penekanan.Laura menoleh ke arah sang anak yang saat ini ikut menatap sang mama. Bukan air mata yang keluar, justru Laura dibuat tertawa