Ryan mengetuk ruang kerja Bosnya, setelah mendapat izin dari David, pria itu masuk lebih jauh ke dalam ruang kerja sang CEO.“Permisi Tuan, meeting hari ini akan segera dimulai, dan nanti akan dilanjutkan dengan meeting kedua terkait kejutan untuk Nyonya.”Ryan melaporkan kalau para karyawan sudah menunggu David di ruang meeting.“Enak benar jadi Laura, tiap saat dapat kejutan,” Angel membatin.“Baiklah Ryan, kita segera ke ruang meeting. Angel mungkin bisa mulai hari ini sekalian saya mau perkenalkan kamu dan beberapa karyawan baru di perusahaan ini.”David sudah menerima data tentang orang-orang yang diterima di bagian keuangan dan marketing. Dan mereka semua diminta datang untuk menandatangani kontrak yang sudah ditandatangani tadi pagi saat menyerahkan perlengkapan meeting.“Baik Tuan,” sahut Angel.Ryan dan Angel keluar dari ruangan Bosnya menuju ke ruang meeting. Tak berselang lama mereka mendengar langkah kaki semakin mendekati ruang meeting dan seketika suasana mendadak sunyi
“Hari ini kalian boleh makan apa saja di sini sepuasnya, biar saya yang bayar.”Seluruh karyawan yang datang riuh bertepuk tangan mendengar ucapan Laura. Selain ramah Laura juga sangat baik dan tidak membeda-bedakan status orang. terlihat dari tempat duduk yang mereka pilih tidak ada yang spesial sama seperti karyawan lainnya.Laura menerima ucapan terima kasih dari karyawan Aditama Group, dia juga meminta karyawan yang lain yang ikut makan tagihannya atas namanya.“Istri sultan sih beda,” ucap Riana. Lalu mereka tergelak bersama. Ryan duduk satu meja dengan Angel dan tidak ada dalam meja yang sama dengan sang atasan. “Baik apanya, aku yang calon sekretarisnya saja malah duduk di bangku berbeda. Awas saja nanti kalau aku mengambil kendali penuh, kamu tidak akan punya waktu makan siang bareng dengan suamimu.”Asal melihat Laura dan David bermesraan wajah Angel memang tersenyum tapi hatinya memanas.“Makaaaan,” tegur Ryan saat melihat angel membiarkan makanannya dingin.“Ah iya Pak Ry
“Ada ya lelaki tidak peka seperti itu, harusnya dia tahu dong jam segini tidak mungkin ada angkutan umum lewat depan kantornya.”Angel masih marah-marah tak jelas, dia menghentak-hentakan kakinya meluapkan kekesalannya. Dia memilih berjalan sampai diujung jalan, karena setelah jam 5 sore jalanan ini ditutup untuk kendaraan umum termasuk taksi online.“Seharusnya sekali ditawari itu aku mau. Begooooooo!” umpatnya pada diri sendiri.Sejak tadi dia memang sengaja menunggu David di halte, bahkan tadi saat mendengar deru mobil David keluar area kantor Angel pura-pura sibuk dengan ponselnya. Dan sekarang berakhir dengan berjalan kaki sekitar 200 meter.David pun tadi hanya basa-basi memberi tumpangan pada Angel. Dia tak ingin kejadian yang dulu terulang berujung dengan dirinya merasa bersalah atas malangnya calon anak sang sekretaris baru.“Hai cantik,” seseorang menyapa dari dalam mobil membuat darah Angel mendidih.Angel ingat betul pria brengsek ini yang dengan sengaja memperkosanya samp
Esok harinya Angel masuk ke dalam ruang kerja Bosnya berniat untuk membawakan jadwal kerja David.“Permisi Tuan, saya ingin memberikan jadwal kerja anda hari ini,” ucapnya.David yang masih sibuk dengan tumpukan berkas tak melihat ke arah sang sekretaris sedikitpun, dia tetap fokus pada pekerjaannya sambil merespon dengan ucapan.“Bacakan saja,” ucapnya datar.“Baik Tuan,” jawab Anagel.Angel membuka macbook tadi sengaja di bawa ke dalam ruang kerja sang atasan, seperti yang selalu dilakukan Ryan setiap kali mau memberikan jadwal kerja sang atasan.“Setelah jam makan siang nanti, anda ada pertemuan dengan klien baru untuk membicarakan kontrak kerjasama, karena pihak mereka tertarik dengan proposal yang pernah kita ajukan dulu.”“Hmmmmm,” komentar David namun tetap tak menoleh ke arah sang sekretaris.Angel kembali membuka jadwal untuk Bosnya setelah tadi membacakan jadwal pertama setelah makan siang.“Setelah dari pertemuan dengan klien nanti anda ada tinjauan proyek karena pihak inve
“Sus Margareth beneran tidak ada masalah dalam pekerjaan? Mungkin saya ada salah sama suster yang tidak sengaja saya lakukan. Saya mau kok minta maaf sus asal jangan berhenti. kasihan tuh anak-anak sedih banget.”Ternyata Dita menghubungi sang papa karena tak kuasa menahan sedih kalau suster yang selama ini selalu ikut dengan mereka akan segera berhenti bekerja.Suster Margareth dan Suster Alma adalah yang paling dekat dengan Laura juga si kembar, wajar kalau dua malaikat David itu saat ini sedang terisak.“Nyonya adalah orang paling baik yang pernah saya kenal. Saya sangat beruntung pernah punya kesempatan menjadi pengasuh Dita dan Dika. Saya beruntung sejak bekerja di sini sering diajak ke luar negeri. Tapi ibu saya sudah tua dan tinggal sendiri Nyonya, saya tidak punya siapa-siapa lagi selain Ibu saya.”Laura menghela nafas kasar, dia juga tak bisa memaksakan kehendaknya untuk tetap mempertahankan sang suster.Laura menoleh ke ruang keluarga, Dita dan Dika masih menangis ditemani s
Dua jam berikutnya David dan Laura bersama Bapaknya Ryan kembali ke kediaman Ryan.“Loh, kok datang malah numpang makan?” Laura disambut senyum manis si kembar yang sedang asyik mengunyah makanan.“Ini buatan Oma, enak banget loh Ma.”Dita mengambilkan potongan kue yang lain di piring dan disuapkan ke mulut sang mama.“Enak?” tanya Dita.Laura mengacungkan kedua jempolnya sebagai jawaban. Laura dan David disambut baik disana, terlebih selama bekerja dengan David, Ryan diperlakukan seperti keluarga sendiri.“Bagaimana dengan tanahnya Vid?” tanya Joe.“Lokasinya sih strategis, hanya saja saat aku menawar mereka masih minta waktu untuk berunding dulu dengan keluarga besarnya.”David sih menyukai lokasi itu meski ternyata lebih bagus bila dibangun outlet atau hotel bukan villa karena tempatnya masih di pinggir kota. Biaya pajaknya yang sangat mahal di sana hingga David merasa kalau pajak ditanggung yang punya tanah dia tak keberatan, tapi kalau pajak darinya ya itu kemahalan menurut Davi
“Ibu tidak menyangka kamu seperti ini,” sahut Ibunya Alex meluapkan rasa kecewanya.“Aku sih tidak peduli ya Bu. Asal ingat jangan berani ngadu pada Alex, atau ibu akan tahu sendiri akibatnya!”Wanita paruh baya itu mengira Angel benar-benar berubah seperti yang dibilang sang anak, nyatanya wanita ini sama jahatnya seperti ibu tirinya.“Aku bahkan sekarang bisa menghasilkan uang lebih dari anakmu meski dia punya pabrik. Ibu tidak mau bukan melihat anak kesayangan ibu kecewa atau membenci ibu? Aku punya seribu alasan untuk memutar balikan fakta. Jadi tolong jangan banyak tingkah.”Angel tak pernah main-main dengan ucapannya sejak dulu dia anti dengan orang miskin, hidupnya selalu bergelimang harta. Sang papa pernah punya kedudukan tinggi di Aditama Group dan sekarang Angel sebentar lagi akan menjadi tangan kanan David.Bayangan segala kemudahan itu sudah terlihat jelas di depan matanya dia tak ingin wanita ini malah mengacaukan semua rencana Angel.“Tuhan tidak pernah tidur, Ibu pikir
Laura dan David diturunkan oleh sopir yang disediakan pihak hotel persis di depan lobby hotel.Dika memakai kemeja krem lengan pendek dan bawahan celana kodok dengan warna senada.Jangan lupakan sepatu sneaker warna kuning senada dengan gagang kacamata yang bocah itu gunakan sebagai busananya malam ini.Sedangkan si cantik, memilih mini dress tanpa lengan warna merah darah senada warna sepatunya, kacamata gaya berwarna biru yang kontras dengan busananya malam ini.David dan Laura sekuat tenaga menahan tawanya agar tak membuat kedua bocah pintar itu tersinggung, namun sayangnya Joe dan Riana yang tiba lebih dulu di hotel tak kuasa menahan tawanya.“David anakmu seperti lolipop.”Joe berusaha menyelesaikan kalimatnya di tengah tawanya yang tak kunjung berhenti.Dengan cepat David menginjak kaki sang sahabat sampai Joe meringis kesakitan.“Ketawain kami ya, coba kalau kami tidak seperti ini pasti orang akan melihat kami biasa saja, tapi dengan busana keren ini kami akan menjadi pusat pe
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng