“Ibu tidak menyangka kamu seperti ini,” sahut Ibunya Alex meluapkan rasa kecewanya.“Aku sih tidak peduli ya Bu. Asal ingat jangan berani ngadu pada Alex, atau ibu akan tahu sendiri akibatnya!”Wanita paruh baya itu mengira Angel benar-benar berubah seperti yang dibilang sang anak, nyatanya wanita ini sama jahatnya seperti ibu tirinya.“Aku bahkan sekarang bisa menghasilkan uang lebih dari anakmu meski dia punya pabrik. Ibu tidak mau bukan melihat anak kesayangan ibu kecewa atau membenci ibu? Aku punya seribu alasan untuk memutar balikan fakta. Jadi tolong jangan banyak tingkah.”Angel tak pernah main-main dengan ucapannya sejak dulu dia anti dengan orang miskin, hidupnya selalu bergelimang harta. Sang papa pernah punya kedudukan tinggi di Aditama Group dan sekarang Angel sebentar lagi akan menjadi tangan kanan David.Bayangan segala kemudahan itu sudah terlihat jelas di depan matanya dia tak ingin wanita ini malah mengacaukan semua rencana Angel.“Tuhan tidak pernah tidur, Ibu pikir
Laura dan David diturunkan oleh sopir yang disediakan pihak hotel persis di depan lobby hotel.Dika memakai kemeja krem lengan pendek dan bawahan celana kodok dengan warna senada.Jangan lupakan sepatu sneaker warna kuning senada dengan gagang kacamata yang bocah itu gunakan sebagai busananya malam ini.Sedangkan si cantik, memilih mini dress tanpa lengan warna merah darah senada warna sepatunya, kacamata gaya berwarna biru yang kontras dengan busananya malam ini.David dan Laura sekuat tenaga menahan tawanya agar tak membuat kedua bocah pintar itu tersinggung, namun sayangnya Joe dan Riana yang tiba lebih dulu di hotel tak kuasa menahan tawanya.“David anakmu seperti lolipop.”Joe berusaha menyelesaikan kalimatnya di tengah tawanya yang tak kunjung berhenti.Dengan cepat David menginjak kaki sang sahabat sampai Joe meringis kesakitan.“Ketawain kami ya, coba kalau kami tidak seperti ini pasti orang akan melihat kami biasa saja, tapi dengan busana keren ini kami akan menjadi pusat pe
“Kalian ini bikin malu Mama saja.”Laura masih memarahi anaknya, bayangkan saja semua tamu undangan jadi tahu kebiasaannya dan sang suami.“Tahu nih, kalian berhasil buat Mama dan Papa kesal.”David ikut menimpali memarahi sang anak, namun dengan suara yang cukup lembut agar Dita dan Dika takut padanya. Joe pernah bilang ada anak klien bisnis mereka yang tidak mau dekat lagi dengan Papanya hanya karena sang Papa pernah membentaknya.Kalau sampai itu terjadi David bisa gila. Dia tak bisa jauh sedikitpun dari si kembar dan Laura.“Ck!”Si kembar berdecak kesal. Mereka sudah ada di dalam kamar yang sama dengan kedua orang tuanya. Tadi setelah si kembar berceloteh tentang Mama dan Papanya yang suka bermesraan di sembarang tempat, David langsung mengajak anak-anaknya kembali sesaat setelah Ryan dan Natali meninggalkan tempat resepsi.Mereka duduk di sofa sambil menaikkan kedua kakinya. Sedangkan sang papa duduk di depannya, sementara Laura memilih berganti pakaian.“Kan Papa sendiri ngajar
Dua hari berlalu kini mereka sudah tiba kembali di Kota New Capitol, bahkan pagi ini Joe akan mewakili David memenuhi undangan penting yang dihadiri banyak pengusaha dari berbagai belahan dunia.Tadi pagi Riana mengalami muntah hebat dan Joe ingin mengajak Riana ke rumah sakit, tapi sang calon istri yang tahu Joe akan ada urusan penting memilih untuk menunda niatnya pergi ke dokter dengan alasan kalau semua wanita hamil saat ngidam akan mengalami hal yang sama, dan Joe percaya.Pria itu segera bersiap untuk menuju ke tempat acara."Aku berangkat dulu ya sayang." Joe berpamitan pada sang calon istri karena pagi ini dia akan menggantikan David memenuhi undangan untuk para pengusaha, sementara David ada urusan lain yang lebih penting."Hati-hati di jalan ya sayang, kalau sudah sampai di sana tolong kabari aku," pesan Riana pada calon suaminya.Joe mengangguk lalu Riana membantu calon suaminya memakai jas kerja. Joe sangat tampan dan menawan, rasanya tak kalah tampan dari David, pikir sa
Sore harinya Joe kembali ke apartemennya dan langsung mengajak Riana ke rumah sakit, sebab tadi diam-diam Joe mendaftarkan sang istri untuk kontrol kandungannya.“Sayang aku kan sudah bilang semua ibu hamil pasti melewati masa ngidam,” Riana merajuk karena dipaksa diajak ke rumah sakit.“Hatiku tak sekuat itu melihatmu kesakitan saat muntah-muntah sayang,” jawab Joe jujur.Riana pun tak punya alasan lagi untuk menolak keinginan calon suaminya. Mereka menuju ke basement di apartemennya.Laura dan si kembar sudah puang saat Joe tiba tadi, David menjemput anak dan istrinya lebih awal, sebab si kembar merengek minta diajak ke mall dan David mengabulkannya. bahkan Joe dan david belum sempat membahas mengenai hasil pertemuan tadi karena Dita dan Dika selalu punya alasan untuk tidak membiarkan sang papa membahas soal bisnis di depan mereka.Mobil Joe melaju dengan kecepatan sedang, sampai akhirnya setelah tiga puluh menit di jalan mereka tiba di rumah sakit yang dituju.Setelah memarkirkan
“Suruh dia kembali. Mama tidak suka ada dia di ruangan ini, bisa-bisa Mama tambah sakit,” ucap sang mama penuh emosi.Riana tak habis pikir, harus dengan cara apalagi di berbicara dengan sang mama agar mau merestui hubungannya dengan Joe.“Tapi Ma, Joe kan harus nunggu Riana. Kalau Mama usir dia itu artinya Mama juga usir Riana.”Riana masih membela Joe dan menolak permintaan sang mama yang berniat menjauhkannya dari calon suaminya ini. Terlebih ada Nail tentunya Joe pasti akan cemburu.“Jadi maksud kamu, Mama tinggal sendirian di sini? Kamu tahu Mama lagi dirawat inap tapi kamu justru masih memikirkan kesenanganmu sendiri,” jawab sang mama ketus.Riana menghela nafas kasar, dia kehabisan akal setiap kali berbicara dengan sang mama terkait Joe.“Kalau Mama memang mau Riana tetap tinggal, berarti Joe juga harus tinggal di sini. Masa Mama sudah tahu Riana sedang mengandung harus nungguin Mama dengan lelaki pilihan Mama.”Jujur saja Joe sudah lelah berdebat dengan calon Mama mertuanya, i
“Aku pikir kamu belum pulang dari Mall.”Joe membuka pembicaraannya setelah David mengajak Joe duduk di taman belakang rumahnya.Joe mengeluarkan satu batang rokok lalu menyalakannya, hatinya sedang tidak baik-baik saja akibat ulah mertuanya.“Laura marah,” jawab David.“Marah kenapa? Aku juga tahu dia marah sampai mengusirmu dari kamar, belum lagi Dita dan Dika bilang sedang ada perang dunia.”Setelah berujar demikian Joe kembali tergelak karena sang sahabat sangat takut membentak Laura karena alasan kesalahan di masa lalu yang David lakukan.David memicingkan matanya menatap tajam ke arah sang sahabat seketika membuat Joe diam. Dua pria itu mulai menghisap rokok di tangannya, lalu membuang asapnya ke udara, selain miras rokok adalah jalan pintas penghilang stres.“Tadi pas mau pulang salah satu klien kita hampir terjatuh, aku menolongnya tapi jujur aku tak tahu kalau kalau ada lipstik menempel di kemejaku. Belum lagi bau parfum Angel yang khas dikenali Laura melekat di jasku. Bahka
Tepat pukul 05.30 waktu setempat, Laura mengerjap pelan karena tidurnya terusik oleh pelukan tangan David di perutnya.Laura membuang nafas kasar, sejak kapan sang suami pindah tidur jadi di sampingnya, apa mungkin tidur Laura terlalu lelap sampai tak menyadari keberadaan suaminya.Yang Laura ingat David tidur di samping Dika dan memeluk putra mereka, Laura menoleh ke samping kedua anaknya tengah terlelap dan seperti biasa posisi tidur Dita yang seperti baling-baling helikopter karena kakinya yang nyaman ada di atas bantal. Laura melepaskan pelukan tangan David, pria itu tampak menggeliat namun hanya sesaat dan matanya kembali terpejam.Sang mama merengkuh tubuh Dita untuk dibenarkan posisi tidurnya.“Anak gadis kok tidurnya begini,” omel Laura bergumam.“Masih bayi Ma,” sahut Dita tapi matanya terpejam.Bukan hal aneh lagi Laura bisa ngobrol dengan Dita bila sang anak masih terlelap. Laura menanggapi dengan tertawa kecil.Laura turun dari atas kasur dengan pelan agar tak mengusik ti
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng