“Sudah telepon Riana sana!” Titah David memberi perintah saat Riana tak kunjung kembali ke ruang tunggu.“Sabar Tuan,” jawab Ryan.“Sabar-sabar, kalau dia kabur gimana?”Belum sempat Ryan menjawab, kini nampak Riana dengan wajah ditekuk berjalan mendekat ke arah keduanya."Ayo masuk ke dalam pesawat sekarang, kalian ini memang selalu berhasil membuatku kesal!" ucap Riana ketus.Tanpa menunggu jawaban dari dua pria tampan di depannya, wanita itu memilih berjalan meninggalkan David dan Ryan yang bahkan sudah menunggunya sejak satu jam yang lalu di Bandara."Loh kenapa jadi dia yang marah? Bukannya kita yang menunggunya di sini sudah satu jam lamanya!" protes DavidRyan menghela nafas panjang, untuk saja Riana yang keras kepala dan tidak pernah takut dengan apapun tidak berjodoh dengan David. Andai Tuhan menjodohkan keduanya Ryan yakin rumah tangga keduanya tidak akan pernah akur."Begitulah wanita Tuan, sejak dulu mereka selalu menjadi pemenang! Sabar ya Tuan," jawab Ryan lalu melengos
“Jadi kamu cemburu ya sayang?” tanya David setelah selesai menjelaskan alasannya kenapa dia sangat terpukul dalam kecelakaan itu.David juga berani bersumpah kalau di hatinya hanya akan ada Laura dan untuk selamanya.“Jangan kegeeran, kami hanya pergi liburan,” jawab Laura.Laura juga sudah menjelaskan pada sang suami kalau dia tidak menyalahkan David bila ingin membantu Angel sampai sembuh, namun Laura sangat marah ketika pria itu mengabaikan kesehatannya hanya karena kepikiran akan kondisi Angel.David yang selalu menyalahkan dirinya dan juga keadaan atas musibah pagi itu sampai melupakan kalau dia juga ada tumor ganas yang bisa kapan saja merenggut nyawanya.“Aku tahu kamu cemburu kan?” tanya David.“Kok maksa?” protes Laura.David terkekeh. Demi melepas rindu hingga pagi menjelang David menitipkan si kembar pada Riana. Saat ini tepat pukul 04.00 waktu setempat, mereka baru saja menyelesaikan ronde ketiganya.David membawa Laura dalam dekapannya, mungkin benar kata Joe dia terlalu
Dua hari berikutnya, Alex sengaja tidak memberitahu David dan Laura kalau Angel sudah siuman, itu pun atas saran dari Joe. Sebab Joe dan Natali akan menyusul ke Kota South Island dan mereka akan menghabiskan weekend di sana.Joe dan Natali berangkat bersama enam orang pengawal serta dua orang pengasuh si kembar.Dan kini mereka sudah berada di hotel yang sama. Dua hari ke depan, David akan mengajak keluarga kecilnya berlibur sebagai pengganti waktu kebersamaan yang pernah terlewatkan begitu saja."Kenapa Mama tidak bangunin kami pagi-pagi, malah jadinya bangun siang begini keburu tutup nanti Disneyland-nya Ma," rengek Dika saat membuka mata dan melihat di luar jendela kamar tampak terang."Baru jam tujuh pagi sayang, jangan marah-marah gitu ih Mama tidak suka!" Laura memilih masuk ke dalam kamar mandi sedangkan David sudah duduk di balkon kamar hotel itu sambil menikmati kopi yang baru dia pesan dari pihak hotel.Dita menoleh ke arah samping ternyata sang saudara kembar tampak masih
Setelah selesai sarapan bersama mereka pun menuju ke lokasi objek wisata untuk menikmati wahana yang ada di tempat itu. Demi apapun Joe jadi kembali seperti anak kecil yang anteng mengantarkan si kembar menikmati semua wahana permainan.“Aku dulu tidak pernah merasakan permainan seperti ini,” ucap Joe pada Riana.“Maka sekarang nikmatilah semua hukumannya karena Paman sudah kalah taruhan,” sahut Dita.“Taruhan?” Riana membeo.Dita dan Dika mengangguk, “kalau kami bisa bangun sebelum jam delapan pagi, maka semua biaya hari ini ditanggung oleh Paman, plus Paman akan menemani kami menikmati semua wahananya,” jawab Dita.“Hey anak kecil, awalnya tidak begitu ya. Kalian saja yang memaksa jam tujuh jadi jam delapan pagi,” sahut Joe sewot.“Jangan panggil kami anak kecil Paman.”Joe memutar bola mata malas, berdebat pun rasanya percuma. Setidaknya hanya dengan menghabiskan waktu bersama Dita dan Dika sudah membuat hatinya senang. Si kembar membawa hiburan tersendiri di hati Joe.Meski setia
“Ma,” panggil David.Matanya sudah sembab karena Pak Hotman mengatakan sang mama sudah sangat ngedrop kondisinya.Monica membuka mata lalu menatap ke arah sang anak. “Da-vid,” sapanya lirih, hampir tak terdengar oleh sang anak.“Ma,” giliran Laura memanggil sang mama mertua. Monica menoleh ke arah sang menantu yang berada di sisi kanan ranjang pasien, sedangkan David ada di sisi kirinya.Mereka langsung terbang dari South Island dan langsung menuju ke rumah sakit untuk menemui sang mama.“Terima kasih sudah datang.”Monica menyentuh tangan David dan juga sang menantu, lalu disatukan di atas dadanya.“David, tolong kamu jaga Laura dan kedua cucu Mama seperti dulu orang tua Laura menjagamu.”Suaranya sangat kecil, bahkan David dan laura hanya melihat dari mimik sang mama saat berucap. Permintaan itu terdengar sangat sederhana namun menyimpan maksud yang begitu dalam. Monica sudah mendengar kekacauan yang terjadi antara anak dan menantunya.“Mama bicara apa sih, sekarang fokus sama kes
Berhubung cuaca tidak bersahabat karena terjadi hujan badai, akhirnya Monica baru bisa dimakamkan esok harinya.Tepat pukul 14.00 waktu setempat makam keluarga Aditama sudah dipenuhi oleh para pelayat dan keluarga inti.“Jangaaaaaaaaaan!” teriakan Dika begitu kencang sambil berlari mendekati peristirahatan terakhir sang nenek.Dika tahu yang di dalam peti itu adalah neneknya, dan bocah laki-laki itu tidak terima sang nenek akan ditidurkan di bawah tanah.Laura memegang Dita yang sejak tadi juga tak berhenti menangis. Alex buru-buru merengkuh tubuh Dika agar tak menghalangi pemakaman sang nenek.“Nenek bawa pulaaaaang. Tolong nenek bawa pulaaaaaaaang,” teriaknya lagi sambil menangis terisak.Alex yang tampak kewalahan, membuat David mengambil alih Dika dan menenangkan sang anak. Dika menangis dalam pelukan sang papa.Terlihat David sambil menangis menenangkan bocah laki-laki itu yang tampak tak mau peduli dengan ucapan sang papa.“Nenek bawa pulang Pa, nenek bobo di rumah sama Dika. To
“Sialan orang ini seperti hantu, aku lupa menutup pintu kamar dengan remote.”Angel bicara di dalam hati, dan dia yakin sang suami tidak mendengar dengan jelas gumaman nya. Alex berjalan dengan wajah masam mendekati ranjang pasien.“Aku habis nonton drama romansa, kisahnya sangat tidak masuk akal jadi aku matikan saja.”Untung saja Angel menemukan alasan yang sedikit membuat Alex percaya hingga pria yang masih menjadi suaminya ini tidak marah-marah tak jelas padanya.“Kamu sudah makan?” tanya Alex.“Sudah, lalu bagaimana dengan pemakaman Nyonya Monica? Tolong sampaikan rasa belasungkawa dari aku kepada Tuan David."Angel enggan kalau sang suami menuntutnya lagi soal ucapannya tadi, biar bagaimanapun dia masih membutuhkan Alex untuk jadi suaminya demi menutupi rencana yang akan dia susun.Bahkan wanita itu sudah lupa kalau anaknya telah meninggal, dan dia akan kembali bersedih bila ada orang lain yang membahas itu."Setelah kamu sembuh nanti aku akan mengurus perceraian kita."Alex tak
Setelah hampir empat bulan di rawat di rumah sakit bahkan Sebelum hari ini diizinkan pulang oleh dokter, Angel sudah menjalani operasi wajah di rumah sakit West Country. Rumah sakit terbaik untuk urusan operasi plastik.Dan selama menjalani perawatan itu Angel ditemani oleh Alex, bahkan wajahnya saat ini tampak sepuluh tahun lebih muda dari biasanya.Sikapnya pada Alex juga sangat ramah dan baik berbeda dengan Angel yang dulu. Tanpa ada yang menyadari ada rencana besar yang akan dijalan wanita itu.Dua hari yang lalu Angel sudah kembali dirawat di rumah sakit New Capitol, dan beruntung dokter menyarankan Angel untuk tinggal di Kota ini sementara waktu jadi tak perlu membuat alasan saat akan dibawa ke Desa.“Jadi apa kamu mau memberiku kesempatan terakhir untuk menjadi istri yang baik? Aku janji akan adopsi anak bila kesehatanku benar-benar pulih, dan aku ingin kita tinggal di apartemen, bukan numpang lagi di rumah Laura.”Angel saat ini bicara dengan raut wajah memelas, seolah dia ber