Keesokan harinya.Theo pergi ke alamat yang disebutkan Hannah. Begitu mengetuk pintu, pintu langsung terbuka, seolah-olah ada yang sedang menantikan kedatangannya. Hannah yang berdiri di balik pintu menyerahkan sebuah surat padanya dengan terburu-buru, lalu menutup pintu.Saat ini sudah memasuki musim kemarau, tetapi Hannah masih mengenakan pakaian berlengan panjang. Meskipun hanya sekilas, Theo dapat melihat bekas luka di balik lengannya. Area yang terluka sangat luas, merah, bengkak dan melepuh, seperti bekas terbakar.Setelah masuk ke dalam mobil, Theo tidak langsung memerintahkan sopir pergi. Dia membuka surat yang ditinggalkan Giselle untuknya.Pria misterius yang memaksa Giselle bunuh diri di kediaman Keluarga Klinton sudah tertangkap dan kasus penculikan pun sudah terpecahkan. Dialah orang yang menghasut mereka. Polisi juga menemukan beberapa kasus kriminal terkait pria tersebut. Meskipun Adam belum terlibat, Adam akan segera muncul.Polisi menemukan bahwa keduanya saling kenal
Theo ingin menolak, dia sudah berobat ke beberapa dokter dan sudah ada dokter yang mengusulkan metode pengobatan, hanya saja dia belum bisa membuat keputusan.Karena dia tidak setuju dengan metode pengobatan itu ....Setelah melalui berbagai macam cobaan, hubungannya dengan Kayla baru membuahkan hasil. Apa pun alasannya, Theo tidak ingin hal ini memengaruhi hubungan mereka.Namun, menghadapi tatapan khawatir Kayla, Theo pun mengangguk. "Oke, ayo pergi berobat."Kayla pun puas. "Apa masih sakit?"Theo menggelengkan kepala. "Nggak."Dia mengamati Theo dengan hati-hati. Meskipun Theo masih agak pucat, Theo tidak tampak kesakitan. "Dokter mana yang pernah kamu temui?"Theo menyebutkan nama beberapa dokter yang masih dia ingat dan sengaja melewatkan nama dokter yang mengusulkan metode pengobatan itu.Kayla bukanlah staf medis, dia tidak pernah mendengar nama-nama itu. Namun, dokter yang ditemui Theo pasti adalah dokter hebat di industri ini. "Dari begitu banyaknya dokter yang kamu temui, ng
Melihat sikapnya melembut dan tidak semarah sebelumnya lagi, Theo buru-buru meyakinkannya. "Aku akan berkonsultasi dengan dokter lain lagi untuk menanyakan apakah ada metode pengobatan lain, aku nggak akan kesakitan seumur hidup."Bukannya Kayla tidak marah, dia sedang memikirkan sesuatu dan agak tidak fokus. Kalau sesederhana yang dikatakan Theo, Davin tidak akan datang kemari."Davin, kalau dia terus menunda pengobatan, apa yang akan terjadi?"Davin menjawab, "Kamu mungkin harus mengikatnya dengan tali. Kalau nggak, dia nggak tahu jalan pulang, ingatannya melemah, nggak pandai menghitung, bicara tergagap-gagap dan jalan terhuyung-huyung, seperti yang dialami pasien Alzheimer. Kemungkinan besar dia akan menjadi seperti itu."Kayla tertegun.Theo mengerutkan kening. "Jangan asal ngomong."Dia mengatakan bahwa dirinya mengidap penyakit Alzheimer karena malas berbasa-basi dengan Davin. "Kay, nggak separah itu, jangan dengarkan omong kosongnya."Davin bertanya, "Bukannya kamu sendiri yang
Dua detik setelah pesan terkirim, panggilan video dari Ferry masuk. Kayla mengangkat panggilan. "Ayah ...."Pria berusia lima puluhan tahun yang berada di ujung lain telepon bertanya dengan penuh semangat, "Kayla, ada apa? Kenapa tiba-tiba menanyakan soal dokter? Kamu nggak enak badan? Sebenarnya kamu mau mencari dokter neurologi atau psikiater? Meskipun kedua departemen ini berhubungan, mereka menangani penyakit yang berbeda."Dia berbicara dengan sangat cepat. Akhirnya, Kayla menemukan kesempatan untuk menyela. "Bukan aku, tapi Theo.""Oh." Ferry merasa lega, perkataan "baguslah kalau begitu" hampir terukir di wajahnya. "Apa yang terjadi padanya? Sampai perlu mencari dua jenis dokter? Karena dia terlalu kaya, penyakit yang diidapnya juga berbeda dengan penyakit orang awam?"Kayla menjelaskan kondisi Theo secara singkat. Setelah mendengar penjelasan Kayla, Ferry pun tertegun. "Kutanyakan terlebih dahulu.""Terima kasih, Ayah."Kayla menanyakan kabar Ferry dengan perhatian. Sebelum men
Tingkat efisiensi Axel dalam bekerja sangat tinggi. Setelah Theo memberi perintah, dia hanya memerlukan waktu lima hari untuk menyelamatkan Hannah dari tangan pria kasar itu.Setelah menanyakan pendapat Hannah, dia segera menyiapkan selembar daftar keluarga yang pergi ke panti asuhan untuk mengadopsi anak dalam satu bulan ini.Pria kasar itu sudah lama ingin mencampakkan Hannah. Sebelumnya dia bisa mengabaikan Hannah karena Hannah hidup bersama Giselle dan tidak menghabiskan uangnya. Setelah Giselle meninggal, dia sudah mencoba untuk menelantarkan Hannah beberapa kali, tetapi diantar kembali oleh polisi.Saat Axel mengatakan ingin membawa Hannah pergi, pria kasar yang tak tahu diri itu langsung meminta imbalan sebanyak dua miliar.Kayla tidak tahu bagaimana Axel menangani masalah ini, tetapi Axel pasti tidak memberikannya uang. Apalagi pada akhirnya pria kasar itu yang berinisiatif memohon pada Axel untuk membawa Hannah pergi.Axel mengirimkan daftar keluarga yang ingin mengadopsi anak
Baron berkata, "Aku melakukan hipnotis ringan pada Pak Theo untuk membantunya menangani ingatannya yang kacau. Gejala sakit kepalanya sudah berkurang, jadi aku menyimpulkan selain karena obat-obatan, ingatannya yang tidak sesuai dengan ingatan yang ditanamkan secara paksa juga adalah salah satu penyebab sakit kepala dan kekacauan ingatan. Kalau kedua ingatan ini dibiarkan terus membaur, kelak kondisinya akan menjadi makin parah ...."Baron menjelaskan dengan rinci. Meskipun Kayla tidak memahami sebagian istilah profesional yang disebutkan olehnya, Kayla dapat memahami maksudnya. "Apakah kedua ingatan itu bisa dipisahkan? Beri tahu dia mana yang asli dan mana yang palsu."Baron menggelengkan kepala. "Ingatan adalah sesuatu yang misterius, nggak bisa dilihat dan nggak bisa disentuh. Selain dirinya sendiri, nggak ada yang bisa membedakan keaslian ataupun kepalsuan ingatan. Selain itu, ingatan ini dapat berkembang dan menjadi titik tumpu yang membuatnya mulai berimajinasi. Sekarang Pak The
Bahkan setelah masuk ke dalam mobil pun, Bella terus mengumpat Theo. 'Bisa-bisanya pria yang hampir berusia 30 tahun begitu menyebalkan dan suka mengadu seperti siswa SD.'Namun, Theo adalah suami Kayla dan pasien. Sekalipun dia ingin mengumpat Theo, dia tetap menahan diri. Dadanya terasa sangat sesak, dia harus menenangkan diri.Tepat ketika dia memikirkan hal ini, ponsel Bella berdering. Seorang teman yang suka berfoya-foya meneleponnya.Kebetulan sekali, dia sedang ingin melampiaskan amarah dan seseorang datang untuk memberinya ruang.Dia menjawab telepon. "Mau bertemu di mana? Aku traktir."Orang itu tertegun. Dia menelepon untuk meminjam uang, tak disangka Bella malah ingin mentraktirnya. Dia segera berkata dengan penuh semangat, "Kak Bella atur saja, aku akan menuruti semua perintah Kak Bella."Bella berpikir sejenak. "Vetro?"Ketika melontarkan kata ini, wajah Darius langsung muncul di benaknya dan membuat bulu kuduknya berdiri. "Ganti, ganti. Apa ada tempat baru yang menarik? K
Bella tertegun.'Aku sungguh harus berterima kasih pada leluhurmu.'Setelah mengetahui bahwa orang yang datang adalah Darius, dia memutar kembali kepalanya. Dari sudut mata, dia dapat melihat adanya sesosok tubuh yang mendekat dan tempat duduk di sampingnya agak tertekan ke bawah.Darius duduk di sampingnya. Ketika mencium suatu aroma yang familier, Bella otomatis menegakkan punggungnya, dia duduk seperti siswa SD yang patuh.Darius berkata dengan nada ambigu, "Kak Bella?"Bella tersenyum dan buru-buru menjawab, "Adik, adik. Bukan kakak, aku nggak pantas menjadi kakakmu."Bagaimana mungkin dia berani menjadi kakak Darius. Pria ini sangat perhitungan dan pandai menjebak orang, kalau dia membiarkan Darius memanggilnya "kakak", besok mungkin dia harus memanggil Darius "kakek moyang".Darius mengangkat alis sambil tersenyum nakal. "Adik Bella? Dik Bella?"Bella hampir menyemburkan seteguk darah ke wajahnya. Bella berseru, "Dik ...."Kepalamu.Kemudian, dia teringat bahwa dirinya sendiri ya