Home / CEO / Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi / Bab 1 Kontrak Perceraian Resmi Berlaku

Share

Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi
Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi
Author: Sakura

Bab 1 Kontrak Perceraian Resmi Berlaku

Author: Sakura
last update Last Updated: 2023-11-15 17:50:17
"Da ... Davin, menginginkanku."

"Kayla, lihat baik-baik, siapa aku?"

Lampu menyala. Setelah melihat wajah pria di samping dengan jelas, Kayla Sandio langsung membelalakkan matanya!

"Theo? Kok jadi kamu?!"

Pria itu mencengkeram dagunya sambil berkata dengan dingin, "Setelah tidur denganku, seharusnya kamu tahu aku bukan orang yang mudah dihadapi."

"Bukan seperti itu, aku salah ...."

Kayla berusaha kuat untuk melepaskan diri, tapi semuanya sudah terlambat. Rasa sakit yang luar biasa menyerangnya, dia benar-benar lenyap di tengah kegelapan ....

Setelah itu, Theo Oliver melemparkan sebuah kartu kepada Kayla, tetapi dia malah menampar Theo!

Theo menyentuh sudut bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Bukannya ini yang kamu mau, hah?"

Kalimat itu benar-benar menghancurkan Kayla. Sekarang, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk menyesal.

"Theo, aku nggak mau uang, aku mau kamu menikahiku!"

Tiga tahun kemudian, di Vila Aeris.

Kayla sedang menonton berita hiburan yang disiarkan di TV, penari bernama Raline Narta terjatuh dari panggung dan situasi menjadi kacau.

Seorang pria yang mengenakan jas berjalan melalui kerumunan dengan ekspresi dingin, lalu menggendong wanita yang terluka itu dan langsung meninggalkan lokasi kejadian.

Meski hanya sekilas, setelah tiga tahun menikah, sekalipun dia berubah menjadi abu, Kayla tetap dapat mengenalinya.

Semalam ... pria inilah yang berbaring di atas kasur dan mengatakan dia akan pulang lebih awal.

Kayla menoleh untuk melihat makanan dingin di atas meja. Semua itu adalah hasil kerja kerasnya sepanjang sore.

Kayla berdiri dan berjalan ke meja makan, lalu menuang semua makanan itu ke tong sampah.

Terdapat dua benjolan di punggung tangannya yang halus, agak konyol jika dibandingkan dengan sikap cueknya saat membuang makanan.

Setelah membuang makanan, Kayla naik ke lantai atas dan mulai berkemas.

Ketika dia dan Theo menikah, dia ingat bahwa mereka juga menandatangani surat perceraian dengan ketentuan waktu tiga tahun. Saat itulah Raline pergi bersekolah ke luar negeri.

Meski masih tersisa tiga bulan dari waktu yang disepakati, Raline pulang lebih awal, berarti kontrak perceraian sudah resmi berlaku, bukan?

Kayla menurunkan kopernya dari atas, lalu menelepon Theo sebelum pergi.

Terdengar suara kasar seorang pria dari sambungan telepon, "Ada apa?"

Mendengar suara dingin ini, jari-jari Kayla yang sedang memegang ponsel pun memucat, Theo seolah-olah sudah melupakan janji yang dibuatnya tadi malam.

Namun, hal ini sudah diduga. Apa kata-kata pria saat berada di atas ranjang dapat dipercaya?

"Apa kamu sudah makan?"

Theo seolah-olah tidak ingin menjawab pertanyaan membosankan ini, setelah terdiam selama beberapa detik, dia pun menjawab, "Kalau nggak ada urusan lain, kuakhiri dulu. Aku sibuk."

Jawaban yang singkat dan padat. Setelah itu, dia langsung mengakhiri panggilan.

Kemudian, Kayla pergi dengan mengendarai mobil. Dia memilih mobil paling mahal di garasi.

Awalnya, tumpukan mobil mewah yang terparkir di garasi tampak biasa saja. Namun, saat mulai berkendara di jalan, perasaan sombong pun muncul.

Dia langsung pergi ke hotel bintang tujuh yang paling mewah di kota. Sesampainya di sana, dia mengeluarkan kartu hitam kepada resepsionis sambil berkata, "Kamar Presidensial, pesan untuk tiga bulan."

Resepsionis itu tersenyum sambil mengambil kartu hitam yang diberikan. "Baik, Bu. Totalnya 30 miliar. Anda memesan Kamar Presidensial kalau Anda keluar lebih awal, Anda akan dikenakan denda sebesar 30%."

Ekspresi Kayla tidak berubah. "Gesek kartu."

Besok, dia mungkin tidak akan bisa menghabiskan uang Theo lagi.

Kontrak perceraian yang dibuat oleh pengacaranya adalah harta dibagi dua. Namun, kalau Theo tidak setuju dan bersikap keras padanya, mungkin dia akan diusir tanpa mendapatkan apa-apa.

Bagaimanapun, tim hukum Perusahaan Oliver mencakup orang-orang terhebat di seluruh industri, mereka dapat melakukan apa pun.

Oleh karena itu, selagi dia masih menyandang status sebagai Nyonya Oliver, dia harus memanfaatkan kesempatan untuk menghabisi uang Theo.

Lagi pula, kalau Kayla tidak menghabiskan uang Theo, selingkuhan pria itu akan merasa beruntung.

Setelah menggesek kartu, resepsionis itu menyerahkan kartu dengan hormat dan berkata, "Nona, ini adalah kartu kamar Anda, silakan diterima!"

Pada saat ini, tatapan orang-orang di sekitar pada Kayla seolah-olah sedang melihat konglomerat berlapis emas ....

Di luar ruang operasi rumah sakit.

Ketika melihat notifikasi penggunaan kartu kredit, Theo agak mengernyit, bukan karena nominalnya, tetapi karena pihak penerima uang adalah hotel bintang tujuh.

Dia mengerutkan keningnya dan hendak menelepon Kayla. Namun, pada saat ini, dokter mendorong Raline keluar dari ruang operasi.

Raline masih mengenakan baju dansa, lengannya tergores dekorasi panggung saat terjatuh. Kini, dia sudah dijahit dan terlihat sangat kasihan.

Selain itu, wajahnya lebih pucat daripada selimut di bawah badannya.

Theo menyimpan ponselnya, lalu berjalan menghampiri dokter sambil bertanya, "Dokter, bagaimana lukanya?"

"Ada sedikit gegar otak, banyak memar di jaringan lunak tubuh dan trauma ringan pada tulang belakang. Tapi, dilihat dari hasil pemeriksaan, nggak terlalu parah."

Meski tidak mengalami luka berat, Raline jatuh dari ketinggian yang cukup tinggi sehingga wajahnya masih sangat pucat.

Dia memandang dokter sambil bertanya dengan cemas, "Apa ini akan memengaruhi karierku di kemudian hari?"

Dokter menjawab dengan hati-hati, "Tergantung pemulihanmu. Kemungkinan ini nggak bisa dipungkiri."

Mata Raline memerah, tetapi dia tetap menatap Theo sambil berkata, "Theo, terima kasih untuk hari ini. Pulanglah dulu, aku bisa sendiri ...."

Sebelum dia selesai berbicara, dokter menyela dengan serius, "Nggak boleh, harus ada yang menjagamu. Gegar otak ringan juga berisiko, jangan dianggap remeh."

Raline menggerakkan bibirnya dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi Theo duluan berkata, "Malam ini, aku akan tinggal di sini. Tidurlah dengan tenang."

Mereka sudah lama kenal, tentu saja Raline memahami sifat Theo. "Kalau begitu, aku akan merepotkanmu. Tapi ... apa aku perlu menelepon Kayla untuk menjelaskan?"

Insiden ini sedang menjadi topik utama, seharusnya Kayla sudah melihat berita.

Theo terdiam selama beberapa detik, lalu mengerutkan keningnya sambil menjawab dengan kesal, "Nggak usah."

Theo tinggal di rumah sakit sampai dini hari. Pembantu di rumah sudah mulai membersihkan rumah. Melihat Theo pulang, pembantu itu buru-buru berkata, "Pak, Anda baru pulang? Apa perlu saya siapkan sarapan?"

"Ya."

Theo tidak tidur semalaman dan sekarang agak sakit kepala. Dia mengusap keningnya sambil menanyakan keberadaan Kayla dengan santai, "Mana Nyonya?"

"Sepertinya Nyonya sudah pergi ke kantor. Pas datang, saya sudah nggak melihatnya."

Theo tidak suka keberadaan orang asing di rumah, jadi pembantu tidak tinggal di rumah.

Theo melihat jam tangan. Biasanya, jam segini Kayla masih sarapan, Jadi, hotel yang dipesan semalam untuk dirinya sendiri?

Kayla tidak pulang semalaman.

Ekspresi Theo berubah muram, tetapi pembantu tidak menyadari hal itu. Ketika membawakan sarapan, dia memegang sebuah dokumen di tangannya. "Pak, tadi ini diberikan pengurus vila. Katanya dikirimkan untuk Bapak."

Alamat rumah Theo dirahasiakan dan biasanya semua paket dikirim ke perusahaan. Selain itu, sekretarisnya akan memeriksa terlebih dahulu dan hanya menunjukkan kepadanya kalau benar-benar perlu.

Karena sedang senggang, Theo tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Theo langsung menerima dokumen itu dan membukanya.

Kata-kata "Kontrak Perceraian" di bagian atas membuat ekspresi muram Theo berubah menjadi dingin. Dia melirik sekilas isi dokumen. Ketika melihat bagian pembagian properti, dia pun menyeringai. "Hitungannya cukup detail."

Semua rumah, mobil, uang tunai dan saham atas namanya dibagi dua.

Theo bergumam, "Berani sekali."

Pembantu di samping terdiam. Tentu saja, dia melihat kata "Kontrak Perceraian". Sekarang, dia sungguh ingin menghilang dari muka bumi.

Theo memegang surat itu sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.

Terdengar suara wanita yang masih mengantuk dari ujung telepon lain, "Ada apa?"

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
uang theo g akan habis...
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
suka nih cara kayla menghabiskan uang sebelum bercerai ......... biar pelakor sama suami ga setia tau rasa
goodnovel comment avatar
Dilvann L
terlalu panjang kakak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 2 Dia Ingin Pisah Rumah dengan Theo

    "Kayla, apa maksud kontrak perceraian itu?"Setelah mendengar suara suram Theo, Kayla langsung tersadar."Seperti yang tertulis."Theo berkata sambil menyeringai, "Sebelum bekerja, datanglah ke kantorku untuk mengambil kembali sampah ini. Jam 8 malam, aku mau melihatmu dan ... barang-barangmu sudah berada di Vila Aeris."Kayla juga menjawabnya sambil menyeringai, "Theo, apa otakmu ...."Bermasalah?Dia tertegun. Seketika, dia menyadari makna lain dari panggilan ini."Kamu nggak perlu khawatir Raline akan disebut sebagai wanita simpanan. Hanya orang tua kita dan beberapa teman yang mengetahui soal pernikahan kita. Di mata orang lain, kamu tetap adalah pria sejati yang bersedia memikul semua kesulitan untuk membiarkan sang kekasih pergi menggapai cita-cita. Kini, kebahagiaan sudah menghampirimu, selamat."Semalam, Theo dipotret oleh para wartawan saat mengantar Raline ke rumah sakit. Hari ini, kalau berita Kayla mengajukan gugatan cerai terungkap ke media, Raline akan dicap sebagai wanit

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 3 Dia Tidak akan Kembali

    Mendengar kata pisah rumah, hati Kayla seolah-olah dicubit dengan keras, terasa sedikit perih dan nyeri.Sejak menikah, sepuluh jari cukup untuk menghitung berapa kali Theo pulang ke Vila Aeris setiap tahunnya, tidak ada bedanya dengan pisah rumah."Lagian sisa tiga bulan, kurasa kita nggak perlu tinggal bersama."Theo menatap Kayla selama beberapa detik, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Perlu atau nggak, aku yang tentukan. Hari ini, Axel akan memberimu cuti dua jam, pindahkan kembali barang-barangmu.""Aku ...."Saat Kayla hendak menolak, terdengar suara ketukan pintu. Axel mengingatkan dari luar. "Pak Theo, rapat akan segera dimulai."Theo mengancingkan manset yang dibuka tadi sambil berkata, "Keluar."Kayla tidak bergerak dan masih berkata dengan kukuh, "Theo, aku nggak akan kembali ke sana."Theo tidak menanggapinya dengan serius. "Sudah berapa kali kamu berkata demikian?"Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar, juga bukan pertama kalinya Kayla pindah, tapi tak lama kemud

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 4 Terbebas dari Penderitaan

    Kayla menggesek kartu Theo, dia tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya sendiri ... untuk tinggal di hotel.Dia pun menelepon Bella. Setelah tahu bahwa Bella berada di rumah, dia langsung pergi ke sana.Mobil Paman Dafa terus mengikuti di belakang, tetapi Kayla mengabaikannya sepanjang jalan.Setelah keluar dari mobil, Kayla pergi mengambil kopernya di bagasi dan tangannya tidak sengaja tergores sudut mobil.Tangannya berdarah, tetapi tidak parah.Bella tinggal di lantai 17 dan pintu rumahnya selalu terbuka lebar saat tahu Kayla akan datang.Melihat Kayla masuk dengan membawa koper, Bella tertegun sejenak. Ketika bertelepon, Kayla tidak mengatakan bahwa dia datang dengan membawa koper.Sepertinya dia kabur dari rumah.Bella mengabaikan masker wajahnya dan segera mengulurkan tangannya untuk mengambil koper Kayla."Kok nggak bilang kamu bawa koper? Aku 'kan bisa turun menjemputmu .... Haih, kenapa tanganmu terluka?"Melihat Bella tampak panik dan hendak pergi mencari kotak P3K, Kayla pu

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 5 Mencambuknya dengan Ikat Pinggang

    Di sepanjang jalan, keadaan di dalam mobil sangat hening. Suasana tegang ini membuat Paman Dafa tidak berani mengubah kecepatan mengemudi.Setelah sampai di tempat parkir sebuah vila yang terletak di pinggiran kota, dia baru menghela napas panjang dan turun untuk membuka pintu mobil.Kayla tidak sesombong Theo dan tidak suka "dilayani". Ketika dia hendak membuka pintu, Theo berkata dengan santai, "Aku suka cewek bodoh yang berdada besar?"...Kayla hampir tersedak. Kalau Theo tidak mengungkit hal itu, dia mungkin sudah lupa. Dia mengucapkan hal seperti itu hanya untuk memfitnah Theo, bagaimana mungkin dia tahu jenis wanita yang disukai Theo!Dia menoleh dan mata Theo kebetulan mendarat di bawah tulang selangkanya. Baik disengaja ataupun tidak, terkandung maksud lain dari tatapan Theo.Kayla dapat memahami maksud lain dari tatapan ini, yaitu merendahkan."Bukannya wajar kalau pria suka dada besar?"Karena itu, setelah tiga tahun menikah, Theo bahkan tidak mempunyai sedikit pun hasrat pa

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 6 Alasan Bercerai: Dia Tidak Kompeten

    Kayla tidak menyadari ada yang aneh dengan ucapan Theo. Karena masih kesal dengan sikap cuek Theo, dia pun mengendus dengan marah, "Ya."Theo mengambil sup itu dan menghabisinya dalam sekali teguk. Namun, Theo agak kuat ketika meletakkan mangkuk hingga membunyikan suara, "bruk".Kemudian, Theo mengangkat selimut dan berbaring. Sedangkan Kayla membelakanginya dan mematikan lampu di sisinya. Dia memejamkan mata dan bersiap untuk tidur.Tahun ini, sesekali mereka akan tidur seranjang, tetapi jarak di antara mereka masih cukup untuk ditempati dua orang.Namun, malam ini sedikit berbeda ....Dia sudah tidur nyenyak. Tubuh Theo tiba-tiba mendekat padanya dan hampir memeluknya. Punggungnya menempel pada dada Theo dan dia dapat merasakan tekstur otot Theo yang terhalang oleh dua helai kain.Napas Theo yang berat dan kasar terasa dekat di telinganya. Kini, suhu ruangan pun meningkat.Sebelum Kayla bereaksi, sesuatu menghantam pinggulnya. Dia tercengang dan langsung menyadari ada yang aneh denga

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 7 Tidak Bisa Mengendalikan Diri

    Kayla memang sengaja. Merebut pria harus menggunakan cara keji.Jakun Theo bergulir ke atas dan bawah. Tangannya yang sedang memegang ponsel menegang dan jari-jarinya mengepal.Terdengar suara di ujung lain telepon. "Pak Theo, kalau kaki Raline lumpuh, kariernya sebagai penari akan berakhir. Dulu, demi menjadi penari internasional, dia nggak ingin Anda digosipkan karena latar belakangnya, dia sudah cukup banyak menderita. Sekarang, dia cedera dan setiap minggu perlu menjalani terapi fisik."Theo menggertakkan giginya, lalu turun dari kasur sambil berkata, "Jaga dia dulu."Kayla tidak menahan Theo karena dia tahu pria itu tetap akan pergi, jadi dia tidak ingin mempermalukan diri sendiri.Lagi pula, dia tidak ingin merebut Theo, dia hanya ingin ... membuat Raline kesal, ini juga termasuk balas dendam.Setelah berganti pakaian, Theo langsung pergi. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun pada Kayla.Di lantai bawah, semua orang sudah tidur, hanya tersisa lampu darurat yang masih menyala.Di

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 8 Pak Theo Menyuruhmu Menunggunya

    "Turun!"Kayla diberhentikan di jalan raya, mudah untuk mencari taksi. Kayla menduga Theo ingin segera pergi ke rumah sakit untuk menemui Raline, dia juga tidak ingin melihat mereka bermesraan di rumah sakit.Tanpa ragu-ragu, dia langsung membuka pintu mobil dengan sombong dan melangkah turun.Bersamaan dengan deru mobil yang keras, debu pun beterbangan dan menerpa wajahnya.Kayla berteriak pada mobil yang sudah berbaur dengan mobil-mobil lainnya, "Nggak sabaran sekali. Apa dia sudah mati dan menyuruhmu pergi mengambil jenazahnya?"Satu-satunya tanggapan yang dia dapatkan adalah keheningan.Kemudian, Kayla berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Namun, ketika dia menunggu, sebuah Bentley hitam melaju ke arahnya dan berhenti di depannya.Paman Dafa keluar dari mobil sambil berkata dengan hormat, "Nyonya Kayla, Tuan Muda meminta saya mengantar Anda pulang."Kayla memahami maksud dari situasi ini. Meskipun Theo menelantarkannya, Theo sudah mengutus orang untuk menjemputnya.Dia tid

    Last Updated : 2023-11-15
  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 9 Pasangan Kencan Barunya

    Kayla tidak mungkin menunggu Theo datang. Namun, dia sudah meremehkan kecepatan pria itu. Tepat ketika dia sampai di depan pintu, dia melihat sosok tinggi berjalan menghampirinya.Theo mengenakan kemeja hitam pas badan dengan celana panjang yang rapi. Dia tampak tampan, berwibawa dan aura arogannya sangat menonjol.Tampan, berwibawa, muda dan kaya ....Selain suka mempermainkan wanita, Theo jelas merupakan tipe idaman para wanita.Axel berjalan mendampinginya. Jika dibandingkan, aura mereka berdua berbeda jauh.Kayla tertegun selama beberapa detik. Setelah Theo sampai di hadapan Kayla, dia pun mengerutkan keningnya sambil mengungkapkan kekesalannya, "Paman Dafa bilang semalam kamu nggak pulang?"Dia datang untuk menanyakan hal ini?"Apa Paman Dafa nggak memberitahumu? Aku bukan hanya nggak pulang semalam, kelak, aku juga nggak akan pulang."Kayla berbalik dan ingin berjalan dari sisi lain, tetapi dihalangi oleh Axel. "Bu Kayla, Pak Theo naik ke atas karena tahu Anda sedang berada di si

    Last Updated : 2023-11-15

Latest chapter

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 815 Aku Tidak akan Menuruti Keinginanmu

    Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 814 Tidak Bisa Memuat Dua Kursi Roda

    Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 813 Kamu Ingin Menyenangkanku

    Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 812 Diusir dari Keluarga Tomson

    Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 811 Merlin Ingin Membunuhku

    Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 810 Aku Selalu Makan Obat

    Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 809 Permainan Asmara

    Shanny baru sadar kamera ponselnya mengarah ke belakang orang-orang itu. Dia mengangkat ponselnya dan berjalan ke hadapan orang-orang itu dengan santai. "Astaga, kok bisa dipukuli sampai memar seperti ini, mungkin ibu kandungmu pun nggak mengenalimu lagi."Celine pun tidak bisa mengenali orang itu sebelum mendengar suara memohon yang familier. "Nona Celine, Nona Celine, kami sudah tahu salah, kami nggak seharusnya menindasmu. Tolong ampuni kami, tolong minta Paman Hasan jangan pergi mencari orang tua kami lagi."Dia membela diri dengan terisak-isak. Kalau dia masih memiliki cara lain, seorang pria dewasa sepertinya tidak akan memohon ampun di pinggir jalan. Meskipun reputasinya buruk dan dia tidak terlalu mementingkan harga diri, siapa yang akan menginjak harga diri sendiri?"Aku memang pernah memukulmu dulu, tapi kamu juga memukulku. Bisa dibilang kita hanya berselisih, bukan menindas secara sepihak. Beberapa waktu lalu kamu mematahkan satu kakiku dan aku pun nggak pergi mencarimu."S

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 808 Cindy akan Segera Pulang

    Sepertinya suasana hati Celine sangat baik, dia meluapkan semua emosinya yang terpendam selama ini. Dia menopang dagunya sambil melebarkan senyuman di sudut bibirnya. Dari sisi mana pun, senyuman ini tampak sangat provokatif dan bibir merahnya sedikit terbuka.Melihatnya hendak mengatakan sesuatu, Carlos mengerutkan kening dan langsung menyelanya, "Diam."Dia hanya bisa berpikir bahwa Celine sengaja membuatnya kesal karena sudah dicueki selama dua tahun ini. "Dulu siapa yang bersikeras ingin menikah denganku?"Celine mengangkat kepalanya untuk meneguk habis arak di dalam gelas. Cairan dingin mengalir ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya. Detik berikutnya, sensasi terbakar pun menyebar dari perutnya ke sepanjang pembuluh darah di tubuhnya.Perlahan-lahan muncul rona merah di kulit putihnya. Matanya berkilau, seolah-olah sedang dimasuk cinta.Melihat gelas kosong di tangan Celine, kerutan di alis Carlos menjadi makin dalam. "Apa kamu sapi? Siapa yang mengajarimu cara meminum arak?"Aw

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 807 Apa Kamu Tahu Malu?

    Carlos hendak membungkuk untuk memeriksa kondisi Merlin. Mendengar ucapan ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus melanjutkan tindakannya.Lilya yang berada di luar mendengar kebisingan dari kamar Celine. Dia mengira Celine terjatuh karena tidak leluasa bergerak, dia bergegas memasuki kamar. "Celine, ada apa?"Begitu selesai berbicara, dia langsung melihat Merlin yang terbaring diam di atas lantai. "Merlin ... kok bisa pingsan? Carlos, cepat telepon ambulans. Hasan, Hasan ...."Celine menyela teriakannya. "Dia pura-pura."Lilya berhenti berteriak, dia menatap Celine dengan kaget. "Kalau nggak percaya, tusukkan saja beberapa jarum ke tubuhnya. Kujamin dia akan melompat tinggi."Setelah dia selesai berbicara, Merlin yang berbaring di lantai mengerang pelan dan tampak sangat kesakitan. Dia memegang kepalanya sambil membuka mata. Begitu membuka mata, dia melihat sekeliling dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Carlos. "Kak Carlos, ada apa denganku?"Carlos tertegun.Begitu pula deng

DMCA.com Protection Status