Home / Romansa / Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi / Bab 3 Dia Tidak akan Kembali

Share

Bab 3 Dia Tidak akan Kembali

Author: Sakura
Mendengar kata pisah rumah, hati Kayla seolah-olah dicubit dengan keras, terasa sedikit perih dan nyeri.

Sejak menikah, sepuluh jari cukup untuk menghitung berapa kali Theo pulang ke Vila Aeris setiap tahunnya, tidak ada bedanya dengan pisah rumah.

"Lagian sisa tiga bulan, kurasa kita nggak perlu tinggal bersama."

Theo menatap Kayla selama beberapa detik, lalu berkata sambil tersenyum sinis, "Perlu atau nggak, aku yang tentukan. Hari ini, Axel akan memberimu cuti dua jam, pindahkan kembali barang-barangmu."

"Aku ...."

Saat Kayla hendak menolak, terdengar suara ketukan pintu. Axel mengingatkan dari luar. "Pak Theo, rapat akan segera dimulai."

Theo mengancingkan manset yang dibuka tadi sambil berkata, "Keluar."

Kayla tidak bergerak dan masih berkata dengan kukuh, "Theo, aku nggak akan kembali ke sana."

Theo tidak menanggapinya dengan serius. "Sudah berapa kali kamu berkata demikian?"

Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar, juga bukan pertama kalinya Kayla pindah, tapi tak lama kemudian, dia selalu pindah kembali.

Saat ini, Kayla tahu bahwa Theo tidak memercayainya dan malas membuang-buang tenaga. Bagaimanapun, seiring berjalannya waktu, Theo akan tahu bahwa kali ini dia benar-benar tidak akan kembali.

Setelah meninggalkan kantor Theo, Kayla pergi ke kamar mandi untuk merias wajah. Area dagunya yang dicubit oleh Theo sudah membiru.

Setelah selesai merias, dia hendak pergi ke departemen Sumber Daya Manusia dengan surat pengunduran dirinya, tetapi seseorang memanggilnya ....

"Kayla, mesin pencetak kehabisan tinta. Cepat ganti, sudah mau digunakan."

Dia mendengar banyak perintah seperti ini setiap hari. Sebagai asisten pribadi Theo, dia hanya perlu bertanggung jawab atas kebutuhan hidup Theo. Namun, Theo tidak ingin melihatnya dan selalu menyuruh Axel melakukan tugasnya. Jadi, Kayla perlahan-lahan menjadi orang yang disuruh-suruh di lantai 36.

"Kayla, kusuruh kamu ganti tintanya." Orang yang memanggilnya adalah Sekretaris Liya, orang yang paling tidak menyukainya. Tadi, orang inilah yang juga mengejeknya karena putus dengan pacar kaya. "Sekalipun mau mengundurkan diri, kamu harus profesional, 'kan? Kamu belum resmi mengundurkan diri, loh!"

"Tugasku adalah menaati perintah Pak Theo dan bertanggung jawab atas makanan yang dikonsumsinya. Kenapa? Sekarang, kamu sudah bisa menggantikan Pak Theo memerintah?"

Meskipun jabatannya sebagai asisten pribadi terdengar sangat sulit, jabatannya diinginkan oleh banyak orang.

Orang di depannya ini sangat ingin mengusirnya agar bisa menempati posisinya.

Liya memelototinya dengan galak sambil berkata, "Kayla, apa otakmu rusak? Kamu bertanggung jawab atas makanan Pak Theo? Kapan kamu melihat Pak Theo memakan makanan yang kamu pesan?"

Memikirkan makanan yang dibuang ke tong sampah, hati Kayla terasa sakit.

Detik berikutnya, muncul rasa sakit di dadanya. Liya melemparkan setumpuk dokumen ke pelukannya sambil berkata dengan sombong, "Cetak dua puluh set sebelum jam dua. Bu Kayla, jadi orang harus tahu diri."

Kayla mengerutkan keningnya. Karena mendengar suara dari belakang, dia berbalik dan melihat Theo keluar dari ruangan bersama Axel. Keduanya saling bertatapan ....

Theo tersenyum sinis dan tatapannya seolah-olah menyiratkan suatu makna. Bahkan pekerjaan kecil seperti ini pun nggak bisa kamu lakukan, bagaimana bisa bercerai dengannya?

Kayla tersenyum kesal. Di hadapan Theo, dia melemparkan dokumen itu kepada Liya.

Sebelum Liya bereaksi, terdengar suara gemerisik dari dokumen-dokumen yang jatuh ke lantai itu. Kayla berbalik pergi. Terdengar suatu suara dari kejauhan ....

"Bu Liya, jadi orang bukan hanya harus tahu diri, tapi juga harus pandai memilah kata-kata. Aku nggak akan pergi mengganti tinta, juga nggak mau pergi mencetak dokumen. Kalau kamu hebat, pergilah melapor ke Theo. Oh ya ... dia juga suka wanita berdada besar yang bodoh. Kamu memang bodoh, tapi itumu agak kecil."

Karena dia akan segera mengundurkan diri, dia tidak takut menyinggung siapa pun. Mempermalukan Theo sebelum pergi membuatnya sangat gembira!

Ekspresi Theo berubah muram. Bibir tipisnya menunjukkan kekesalan yang luar biasa.

Kemudian, Kayla pergi ke departemen Sumber Daya Manusia untuk mengajukan pengunduran diri. Manajer SDM melihatnya sambil berkata, "Bu Kayla, mohon tarik kembali permohonan pengunduran dirimu ini. Kamu adalah asisten pribadi Pak Theo. Kami belum bisa menerima permohonanmu sebelum disetujui dan ditandatangani oleh Pak Theo."

Kayla tidak menanggapi hal tersebut. Dia berkata dengan terus terang, "Mulai besok, aku nggak akan datang lagi. Mau dianggap cuti atau bolos, terserah kalian."

Manajer SDM tercengang. "Tindakanmu ini melanggar kontrak. Sekalipun kamu mau mengundurkan diri, masih ada masa serah terima tugas selama setengah bulan."

Dia hanya bertanggung jawab atas makanan sehari-hari Theo, apa perlu serah terima pekerjaan? Menyampaikan apa yang tidak dimakan oleh Theo?

Theo pasti mati kelaparan, karena dia pernah memesan semua jenis makanan.

Kayla berkata dengan lantang, "Kalau begitu, suruh Theo tuntut aku."

Setelah meninggalkan Perusahaan Oliver, dia mengangkat telepon dari sahabatnya, Bella Guandy yang mengajaknya pergi minum-minum. Bella mungkin sudah melihat berita kemarin dan khawatir dia akan sedih.

Karena sudah lelah, Kayla pun menolak ajakan Bella. Setelah pulang ke hotel, dia bahkan tidak makan malam dan langsung tidur.

Dia terbangun dengan linglung karena mendengar suara ketukan pintu. Dia melihat jam, pukul 07.50.

Kayla bangun dan pergi membuka pintu. Orang di luar pintu adalah manajer hotel, dia tersenyum sambil berkata dengan sungkan, "Halo, Nona Kayla. Begini, ada yang salah dengan kamar Anda dan perlu diperbaiki."

Kayla tidak mempersulitnya. "Kalau begitu, beri aku kamar lain."

Sembari berbicara, dia hendak kembali untuk mengemas barang-barangnya.

Namun, manajer hotel itu malah berkata, "Maaf, nggak ada kamar kosong lagi. Uang sudah dikembalikan ke kartu Anda. Karena ini adalah kesalahan kami, kami sudah mentransfer biaya ganti rugi kepada Anda."

Kayla tertegun. Theo menyuruhnya kembali ke vila sebelum jam 8 dan manajer hotel datang mengusirnya jam 7.50. Bagaimana mungkin dia tidak tahu alasan di balik semua ini?

"Apa si berengsek Theo itu yang memerintahmu? Aku nggak mau pindah!"

Seketika, dia tidak bisa mengendalikan emosinya dan menjadi kasar.

Manajer hotel itu pun tidak menyangkal. "Nona Kayla, kami hanyalah pebisnis kecil, tolong jangan mempersulit saya."

Bisnis kecil bernilai puluhan miliar?

Sekalipun Kayla tidak setuju, dia tidak berdaya. Pihak hotel bersikap kukuh dan bersedia membayar ganti rugi. Teknisi yang datang untuk memeriksa hotel berdiri di depan pintu dan mengatakan ada masalah listrik, kalau tidak diperbaiki sesegera mungkin, akan terjadi kebakaran.

Akhirnya, Kayla pun membawa kopernya keluar dari hotel. Ternyata mobil Keluarga Oliver sudah menunggu di luar. Melihatnya keluar, Paman Dafa segera turun dari mobil dan hendak membantunya membawa barang. "Nyonya, Pak Theo menyuruh saya datang menjemput Anda."

Kayla segera menghindar sambil berkata, "Beri tahu Theo, aku nggak akan pulang."

Setelah berkata demikian, dia berbalik dan pergi ke hotel terdekat.

Paman Dafa tidak menghentikannya, Kayla pun segera tahu alasan mengapa Paman Dafa membiarkannya pergi.

Resepsionis di salah satu hotel terdekat mengembalikan kartu kepadanya sambil berkata, "Maaf, kartu Anda baru saja dibatasi. Apa Anda punya kartu lain?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
okasian kayla
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 4 Terbebas dari Penderitaan

    Kayla menggesek kartu Theo, dia tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya sendiri ... untuk tinggal di hotel.Dia pun menelepon Bella. Setelah tahu bahwa Bella berada di rumah, dia langsung pergi ke sana.Mobil Paman Dafa terus mengikuti di belakang, tetapi Kayla mengabaikannya sepanjang jalan.Setelah keluar dari mobil, Kayla pergi mengambil kopernya di bagasi dan tangannya tidak sengaja tergores sudut mobil.Tangannya berdarah, tetapi tidak parah.Bella tinggal di lantai 17 dan pintu rumahnya selalu terbuka lebar saat tahu Kayla akan datang.Melihat Kayla masuk dengan membawa koper, Bella tertegun sejenak. Ketika bertelepon, Kayla tidak mengatakan bahwa dia datang dengan membawa koper.Sepertinya dia kabur dari rumah.Bella mengabaikan masker wajahnya dan segera mengulurkan tangannya untuk mengambil koper Kayla."Kok nggak bilang kamu bawa koper? Aku 'kan bisa turun menjemputmu .... Haih, kenapa tanganmu terluka?"Melihat Bella tampak panik dan hendak pergi mencari kotak P3K, Kayla pu

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 5 Mencambuknya dengan Ikat Pinggang

    Di sepanjang jalan, keadaan di dalam mobil sangat hening. Suasana tegang ini membuat Paman Dafa tidak berani mengubah kecepatan mengemudi.Setelah sampai di tempat parkir sebuah vila yang terletak di pinggiran kota, dia baru menghela napas panjang dan turun untuk membuka pintu mobil.Kayla tidak sesombong Theo dan tidak suka "dilayani". Ketika dia hendak membuka pintu, Theo berkata dengan santai, "Aku suka cewek bodoh yang berdada besar?"...Kayla hampir tersedak. Kalau Theo tidak mengungkit hal itu, dia mungkin sudah lupa. Dia mengucapkan hal seperti itu hanya untuk memfitnah Theo, bagaimana mungkin dia tahu jenis wanita yang disukai Theo!Dia menoleh dan mata Theo kebetulan mendarat di bawah tulang selangkanya. Baik disengaja ataupun tidak, terkandung maksud lain dari tatapan Theo.Kayla dapat memahami maksud lain dari tatapan ini, yaitu merendahkan."Bukannya wajar kalau pria suka dada besar?"Karena itu, setelah tiga tahun menikah, Theo bahkan tidak mempunyai sedikit pun hasrat pa

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 6 Alasan Bercerai: Dia Tidak Kompeten

    Kayla tidak menyadari ada yang aneh dengan ucapan Theo. Karena masih kesal dengan sikap cuek Theo, dia pun mengendus dengan marah, "Ya."Theo mengambil sup itu dan menghabisinya dalam sekali teguk. Namun, Theo agak kuat ketika meletakkan mangkuk hingga membunyikan suara, "bruk".Kemudian, Theo mengangkat selimut dan berbaring. Sedangkan Kayla membelakanginya dan mematikan lampu di sisinya. Dia memejamkan mata dan bersiap untuk tidur.Tahun ini, sesekali mereka akan tidur seranjang, tetapi jarak di antara mereka masih cukup untuk ditempati dua orang.Namun, malam ini sedikit berbeda ....Dia sudah tidur nyenyak. Tubuh Theo tiba-tiba mendekat padanya dan hampir memeluknya. Punggungnya menempel pada dada Theo dan dia dapat merasakan tekstur otot Theo yang terhalang oleh dua helai kain.Napas Theo yang berat dan kasar terasa dekat di telinganya. Kini, suhu ruangan pun meningkat.Sebelum Kayla bereaksi, sesuatu menghantam pinggulnya. Dia tercengang dan langsung menyadari ada yang aneh denga

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 7 Tidak Bisa Mengendalikan Diri

    Kayla memang sengaja. Merebut pria harus menggunakan cara keji.Jakun Theo bergulir ke atas dan bawah. Tangannya yang sedang memegang ponsel menegang dan jari-jarinya mengepal.Terdengar suara di ujung lain telepon. "Pak Theo, kalau kaki Raline lumpuh, kariernya sebagai penari akan berakhir. Dulu, demi menjadi penari internasional, dia nggak ingin Anda digosipkan karena latar belakangnya, dia sudah cukup banyak menderita. Sekarang, dia cedera dan setiap minggu perlu menjalani terapi fisik."Theo menggertakkan giginya, lalu turun dari kasur sambil berkata, "Jaga dia dulu."Kayla tidak menahan Theo karena dia tahu pria itu tetap akan pergi, jadi dia tidak ingin mempermalukan diri sendiri.Lagi pula, dia tidak ingin merebut Theo, dia hanya ingin ... membuat Raline kesal, ini juga termasuk balas dendam.Setelah berganti pakaian, Theo langsung pergi. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun pada Kayla.Di lantai bawah, semua orang sudah tidur, hanya tersisa lampu darurat yang masih menyala.Di

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 8 Pak Theo Menyuruhmu Menunggunya

    "Turun!"Kayla diberhentikan di jalan raya, mudah untuk mencari taksi. Kayla menduga Theo ingin segera pergi ke rumah sakit untuk menemui Raline, dia juga tidak ingin melihat mereka bermesraan di rumah sakit.Tanpa ragu-ragu, dia langsung membuka pintu mobil dengan sombong dan melangkah turun.Bersamaan dengan deru mobil yang keras, debu pun beterbangan dan menerpa wajahnya.Kayla berteriak pada mobil yang sudah berbaur dengan mobil-mobil lainnya, "Nggak sabaran sekali. Apa dia sudah mati dan menyuruhmu pergi mengambil jenazahnya?"Satu-satunya tanggapan yang dia dapatkan adalah keheningan.Kemudian, Kayla berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Namun, ketika dia menunggu, sebuah Bentley hitam melaju ke arahnya dan berhenti di depannya.Paman Dafa keluar dari mobil sambil berkata dengan hormat, "Nyonya Kayla, Tuan Muda meminta saya mengantar Anda pulang."Kayla memahami maksud dari situasi ini. Meskipun Theo menelantarkannya, Theo sudah mengutus orang untuk menjemputnya.Dia tid

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 9 Pasangan Kencan Barunya

    Kayla tidak mungkin menunggu Theo datang. Namun, dia sudah meremehkan kecepatan pria itu. Tepat ketika dia sampai di depan pintu, dia melihat sosok tinggi berjalan menghampirinya.Theo mengenakan kemeja hitam pas badan dengan celana panjang yang rapi. Dia tampak tampan, berwibawa dan aura arogannya sangat menonjol.Tampan, berwibawa, muda dan kaya ....Selain suka mempermainkan wanita, Theo jelas merupakan tipe idaman para wanita.Axel berjalan mendampinginya. Jika dibandingkan, aura mereka berdua berbeda jauh.Kayla tertegun selama beberapa detik. Setelah Theo sampai di hadapan Kayla, dia pun mengerutkan keningnya sambil mengungkapkan kekesalannya, "Paman Dafa bilang semalam kamu nggak pulang?"Dia datang untuk menanyakan hal ini?"Apa Paman Dafa nggak memberitahumu? Aku bukan hanya nggak pulang semalam, kelak, aku juga nggak akan pulang."Kayla berbalik dan ingin berjalan dari sisi lain, tetapi dihalangi oleh Axel. "Bu Kayla, Pak Theo naik ke atas karena tahu Anda sedang berada di si

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 10 Lihat, Bukannya Itu Istrimu?

    Kayla menatapnya dengan kaget sambil berkata, "Kalau kamu menyukai seseorang, apa kamu akan mengabaikannya selama tiga tahun? Cintamu sungguh unik!"Bella setuju. "Benar juga, tapi kenapa dia bersikeras menyuruhmu pulang? Lagian, kamu juga harus pindah lagi setelah tiga bulan. Sungguh merepotkan."Kayla tidak tahu alasan di balik pertanyaan itu dan tidak tertarik untuk mencari tahu.Malam ini, mereka berdua pergi makan sup bersama.Kayla memesan sup super pedas hingga sekujur tubuhnya berkeringat dan terasa segar.Malam ini, Kayla mematikan ponselnya karena takut diganggu oleh Theo lagi.Keesokan harinya, dia bangun pagi-pagi sekali. Dia memasukkan kopernya ke dalam mobil dan pindah ke kompleks kontrakan barunya.Kemudian, dia merapikan pakaiannya dan pergi ke tempat kerja yang dia lamar.Studio Yunox.Hardy adalah penanggung jawab tempat ini. Dia berusia enam puluhan tahun dan sosoknya tidak tinggi. Dia kaget saat melihat Kayla!"Kamu adalah ahli restorasi bernama 'Key' yang diperkena

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 11 Ini Pria Barumu?

    Suasana di kedai sangat ramai dan dipenuhi dengan aroma kembang api yang menyengat.Kayla menyanggul rambutnya yang agak kering dengan jepitan rambut. Saat dia menundukkan kepalanya, poninya tergerai hingga menutupi kedua sisi wajahnya. Rambut hitamnya membuatnya kulitnya yang putih terlihat makin cerah dan menawan.Dia menunjuk menu sambil memiringkan kepalanya ke dekat seorang pria untuk mengatakan sesuatu.Pria itu mengangguk dan Kayla pun tersenyum sambil mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.Carlos mengernyit sambil berkata, "Sepertinya setelah berpisah denganmu, istrimu hidup bahagia!"Theo tidak menjawab, dia berbalik meninggalkan ruangan ....Di kedai, Rio meneguk sebotol bir, lalu berkata dengan tidak percaya, "Aku kamu benar-benar adalah Key? Orang yang berhasil memperbaiki vas bunga yang rusak parah?"Kayla terdiam.Rio sudah menanyakan pertanyaan ini berulang kali, sekarang, dia tidak tahu harus bagaimana menjawab Rio.Hardy menendangnya dari bawah meja sambil berka

Latest chapter

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 815 Aku Tidak akan Menuruti Keinginanmu

    Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 814 Tidak Bisa Memuat Dua Kursi Roda

    Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 813 Kamu Ingin Menyenangkanku

    Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 812 Diusir dari Keluarga Tomson

    Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 811 Merlin Ingin Membunuhku

    Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 810 Aku Selalu Makan Obat

    Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 809 Permainan Asmara

    Shanny baru sadar kamera ponselnya mengarah ke belakang orang-orang itu. Dia mengangkat ponselnya dan berjalan ke hadapan orang-orang itu dengan santai. "Astaga, kok bisa dipukuli sampai memar seperti ini, mungkin ibu kandungmu pun nggak mengenalimu lagi."Celine pun tidak bisa mengenali orang itu sebelum mendengar suara memohon yang familier. "Nona Celine, Nona Celine, kami sudah tahu salah, kami nggak seharusnya menindasmu. Tolong ampuni kami, tolong minta Paman Hasan jangan pergi mencari orang tua kami lagi."Dia membela diri dengan terisak-isak. Kalau dia masih memiliki cara lain, seorang pria dewasa sepertinya tidak akan memohon ampun di pinggir jalan. Meskipun reputasinya buruk dan dia tidak terlalu mementingkan harga diri, siapa yang akan menginjak harga diri sendiri?"Aku memang pernah memukulmu dulu, tapi kamu juga memukulku. Bisa dibilang kita hanya berselisih, bukan menindas secara sepihak. Beberapa waktu lalu kamu mematahkan satu kakiku dan aku pun nggak pergi mencarimu."S

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 808 Cindy akan Segera Pulang

    Sepertinya suasana hati Celine sangat baik, dia meluapkan semua emosinya yang terpendam selama ini. Dia menopang dagunya sambil melebarkan senyuman di sudut bibirnya. Dari sisi mana pun, senyuman ini tampak sangat provokatif dan bibir merahnya sedikit terbuka.Melihatnya hendak mengatakan sesuatu, Carlos mengerutkan kening dan langsung menyelanya, "Diam."Dia hanya bisa berpikir bahwa Celine sengaja membuatnya kesal karena sudah dicueki selama dua tahun ini. "Dulu siapa yang bersikeras ingin menikah denganku?"Celine mengangkat kepalanya untuk meneguk habis arak di dalam gelas. Cairan dingin mengalir ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya. Detik berikutnya, sensasi terbakar pun menyebar dari perutnya ke sepanjang pembuluh darah di tubuhnya.Perlahan-lahan muncul rona merah di kulit putihnya. Matanya berkilau, seolah-olah sedang dimasuk cinta.Melihat gelas kosong di tangan Celine, kerutan di alis Carlos menjadi makin dalam. "Apa kamu sapi? Siapa yang mengajarimu cara meminum arak?"Aw

  • Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi   Bab 807 Apa Kamu Tahu Malu?

    Carlos hendak membungkuk untuk memeriksa kondisi Merlin. Mendengar ucapan ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus melanjutkan tindakannya.Lilya yang berada di luar mendengar kebisingan dari kamar Celine. Dia mengira Celine terjatuh karena tidak leluasa bergerak, dia bergegas memasuki kamar. "Celine, ada apa?"Begitu selesai berbicara, dia langsung melihat Merlin yang terbaring diam di atas lantai. "Merlin ... kok bisa pingsan? Carlos, cepat telepon ambulans. Hasan, Hasan ...."Celine menyela teriakannya. "Dia pura-pura."Lilya berhenti berteriak, dia menatap Celine dengan kaget. "Kalau nggak percaya, tusukkan saja beberapa jarum ke tubuhnya. Kujamin dia akan melompat tinggi."Setelah dia selesai berbicara, Merlin yang berbaring di lantai mengerang pelan dan tampak sangat kesakitan. Dia memegang kepalanya sambil membuka mata. Begitu membuka mata, dia melihat sekeliling dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Carlos. "Kak Carlos, ada apa denganku?"Carlos tertegun.Begitu pula deng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status