Jihan yang menerima kabar tersebut sedang menemani Wina menjemput Gisel.Setelah menatap pesan itu beberapa saat, dia mengerutkan bibir dan tersenyum.Tampaknya Cessa sangat menyukai Zeno, jika tidak, Jodie tidak akan mengesampingkan martabatnya dan menghubunginya.Jihan tidak bisa mengendalikan pilihan Zeno, tapi dia tetap menelepon Zeno dan membujuknya untuk mendekati Cessa kembali."Apa dia akan menjadi menantu Keluarga Ivoron?"Tangan Zeno yang memegang telepon sedikit gemetar, tapi dia berusaha sekuat tenaga mengendalikan emosinya."Jika mereka berangkat ke Loana sekarang, kamu masih punya waktu untuk mencegah mereka bertemu."Zeno yang sudah berada di Loana ragu-ragu selama beberapa detik sebelum memilih untuk mengirimkan berkahnya."Pengusaha itu sangat baik. Cessa menikah dengan Tuan Muda Andrew, itu cukup cocok. Aku nggak akan mengganggunya.""..."Karena menghidupkan speaker ponsel, Wina, Alta dan Daris semua bisa mendengarnya. Mereka saling memandang, tidak tahu harus berkat
"Kalau gitu ... maka aku akan melakukan apa yang kamu katakan."Ketika Cessa mengatakan ini, dia menghela napas lega.Dia ingin membantu kakaknya, tetapi Andrew sudah menjelaskan niatnya.Karena tidak menguntungkan, untuk apa menghabiskan membuang-buang waktunya.Andrew menatap Cessa yang terlihat santai, segera bertanya dengan rasa ingin tahu,"Semua wanita yang menemuiku ingin menikah denganku, hanya kamu yang nggak mau. Kenapa?"Andrew terus terang dan Cessa tidak menyembunyikannya."Aku sudah menyukai orang lain.""Oh, gitu.""Kalau kamu?"Setelah berbicara banyak, Cessa benar-benar santai. Ketika dia bertanya pada Andrew, ada sedikit kenakalan dalam senyumannya."Karena kamu bilang nggak mengandalkan pernikahan untuk mengkonsolidasikan status keluargamu, kenapa kamu selalu mau bertemu dengan calon pasanganmu?""Saat aku memilih jodoh, aku harus memilih yang benar."Berbicara tentang ini, Andrew terdiam sejenak, "Aku nggak mau seperti kakakku, yang bertengkar dengan istrinya setiap
Ketika Reynaldi kembali, dia melihat Cessa duduk termenung di ruang tamu."Tuan Muda Andrew baru saja menelepon dan mengatakan nggak menyukaimu. Apa kamu menolaknya?"Ketika Reynaldi melamar itu, dia membawa foto Cessa, Andrew melihatnya sekilas, mengatakan itu tidak buruk dan setuju untuk bertemu.Sepertinya Andrew berminat pada putrinya, kenapa setelah bertemu tiba-tiba dia tidak menyukainya. Reynaldi, yang sudah sangat berharap, tidak mengerti apa masalahnya."Ayah, Andrew berkata meskipun kita menikah dengannya, dia nggak akan memberikan sumber daya apa pun kepada Keluarga Naula."Ketika Reynaldi mendengar ini, alisnya yang tebal berkerut, tetapi dia meletakkan mantelnya tanpa komitmen dan duduk di hadapan Cessa."Selama kamu menikah dan berhubungan baik dengan Tuan Muda Andrew itu, perlahan-lahan dia akan memberikannya padamu.""Andrew terlihat mudah diajak bicara, tetapi dia punya prinsip yang sulit diatur, nggak mungkin menyerah pada seorang wanita.""Kamu hanya bertemu denganny
Zeno merasa sangat berkecamuk. Dia harus pergi saat ini juga, tetapi kakinya tidak menuruti perintahnya."Bagaimana kabarmu ... dan Tuan Muda Andrew?""Cukup baik. Beberapa hari lagi kami akan menikah."Zeno tertegun, lalu melompat dari ambang jendela, meraih bahu Cessa dan berkata dengan cemas,"Kamu baru bertemu dengannya sekali, tapi kamu sudah mau menikah dengannya. Kamu harus berkencan dengannya setidaknya selama setengah tahun dulu untuk mengenal dia dengan baik. Belum terlambat kalau kamu baru mau menikah habis itu ....""Itu 'kan bukan urusanmu?"Respons Cessa yang tenang sontak membuat Zeno terdiam.Dia menatap mata Cessa untuk waktu yang lama, lalu mengumpulkan keberanian untuk memeluknya."Jangan menikah dengannya."Cessa mencoba mendorongnya menjauh, tetapi Zeno memeluknya lebih erat."Kamu lucu sekali. Kamu nggak menyukaiku, tapi malah ke sini dan melarangku menikah dengan orang lain. Kamu nggak gila, 'kan?"Zeno menunduk dan menyandarkan dagunya di bahu Cessa, lalu mengec
Tidak lama kemudian, Zeno kembali. Kali ini, Cessa sedang duduk di sofa sambil menangis.Ini pertama kalinya Zeno melihat Cessa menangis. Sepertinya Cessa sedang sangat sedih. Zeno bergegas mendekat dan berjongkok di depan Cessa, lalu menyeka air mata wanita itu."Maaf, maaf .... Tadi cara bicaraku kasar banget ...."Cessa merasa sangat malu. Jelas-jelas dia merasa kecewa dengan Zeno, tetapi amarahnya langsung reda begitu melihat Zeno kembali menemuinya.Cessa sangat membenci dirinya yang seperti ini, tetapi perasaannya benar-benar bergantung pada Zeno. Setiap tindakan Zeno akan dengan mudah memengaruhinya.Karena Cessa tidak bisa berhenti menangis, Zeno pun sontak memeluk Cessa dengan panik. Zeno menepuk-nepuk punggung Cessa dan menggenggam tangan wanita itu sambil berulang kali menyuruh Cessa untuk menamparnya saja."Tampar saja aku sepuasmu, yang penting kamu nggak akan nangis lagi ...."Cessa menatap pipi kanan Zeno yang bengkak, lalu mengelusnya dengan rasa bersalah."Sakit nggak?
Berlutut?Apa Jihan juga berlutut saat meminta Wina kembali kepadanya?Zeno menatap lututnya. Selama ini dia hanya berlutut untuk berdoa dan sebagai bentuk menghormati orang tuanya, tetapi masa dia berlutut di depan Cessa!Malam itu, Zeno berlutut di atas karpet yang lembut sambil menggenggam tangan Cessa dan memohon padanya."Maafkan aku, aku berjanji nggak akan memanfaatkanmu lagi ...."Cessa mendorong tangan Zeno, lalu menatap pria itu sambil menyilangkan tangan di depan dadanya."Apa kamu benar-benar harus pergi setelah lima bulan?"Zeno tidak punya pilihan, dia memang harus pergi."Selama aku bisa kembali, aku akan menikahimu."Cessa menghela napas dalam-dalam mendengar sumpah Zeno.Dia tidak menanyakan ke mana Zeno harus pergi, dia hanya balas mengangguk.Karena Cessa menyukai Zeno, dia harus memberanikan diri mencintai pria itu walaupun akhir cerita mereka mungkin tidak bahagia. Cessa bukanlah seorang pengecut.Zeno tidak menyangka berlutut seperti ini akan berguna. Dia berterim
Sementara itu, di Keluarga Lionel. Selain Aulia dan orang tuanya, Jihan, Leona, Jefri dan yang lain juga hadir.Jihan awalnya ingin membawa Wina bersamanya, tetapi Wina mengatakan bahwa proyek terakhir Vera berhubungan dengan Keluarga Ivoron.Wina takut setelah hadir sebagai istri Jihan, dia akan ketahuan ketika dia pergi menemui Keluarga Ivoron untuk mendiskusikan proyek dengan identitasnya sebagai Vera, jadi dia tidak datang.Setelah Andrew bertemu Cessa, dia kembali ke Alvinna dan bertemu dua orang lagi. Karena dia tidak menemukan calon yang cocok, kakeknya pun mengenalkannya pada Keluarga Lionel.Kakeknya sangat menyukai gaya Keluarga Lionel dalam melakukan sesuatu, sementara Andrew mengagumi kemampuan Jihan dalam mendominasi dunia bisnis.Jihan berbeda dari yang lain, dia sama sekali tidak mengandalkan perjodohan atau kekuatan harta, tetapi fokus pada kemajuan proyek dan kemampuannya.Adik laki-laki Jihan, Jun, juga merampas beberapa proyek dari tangan Keluarga Ivoron saat memasuk
Jefri menyingsingkan lengan bajunya hendak memukuli Andrew, tetapi Leona menahannya. "Tuan Muda Andrew, kamu belum main-main di Kota Aster, 'kan? Gimana kalau Aulia temani jalan-jalan? "Andrew berpura-pura tidak peduli dan berhenti mengasihani Jefri. "Ya, ini pertama kalinya aku ke sini. Tolong Nona Aulia ajak aku jalan-jalan."Aulia segera berdiri. "Kalau gitu, aku akan mengajakmu ke pantai untuk melihat pemandangan."Andrew mengiakan dengan sopan, lalu bangkit berdiri dan hendak berjalan pergi ketika Jefri tiba-tiba ikut berdiri. "Aku ikut kalian."Leona meraih lengan bajunya dan menarik Jefri kembali ke sofa. "Aulia, kamu ajak Tuan Muda Andrew jalan-jalan saja. Ada yang ingin kubicarakan dengan kakakmu."Aulia melirik wajah pucat kakaknya, dia penasaran kenapa Jefri begitu menentang Andrew.Namun, tetap saja Aulia harus menghormati Andrew. Jika tidak, bisa-bisa dia dianggap tidak sopan.Aulia pun membuat gestur mempersilakan kepada Andrew. "Ayo, Tuan Muda Andrew, biar kuantar berke