Jihan yang "mengesalkan" itu sedikit memiringkan kepalanya, sorot tatapannya tampak dingin sekaligus penuh dengan amarah.Jordan menatap Jihan dan refleks menelan ludah. Aneh. Sebelum ini, dia sama sekali tidak merasa takut saat melihat Jihan.Kenapa sekarang dia mendadak merasa takut? Rasa takutnya sama seperti saat Jodie sedang tidak bisa mengendalikan amarahnya ....Jordan yang tidak mengerti pun menggaruk bagian belakang kepalanya dan mengganti topik pembicaraan, "Uhm .... Kak, waktu Kakak memintaku untuk bertemu, apa itu karena Kakak setuju kembali ke Britton bersamaku demi bertemu terakhir kalinya dengan bibi pertamaku?"Wina menggelengkan kepalanya dan menjelaskan tujuannya, "Aku mengajakmu bertemu karena mau minta sehelai rambutmu ...."Jordan sontak kebingungan. "Kalau Kakak pinjam uang, aku pasti akan mikir pernikahan Kakak nggak bahagia. Tapi, kenapa Kakak malah meminta rambutku?"Kalimat sebelumnya merupakan sindiran terhadap Jihan. Wina merasa Jordan berani sekali memperta
Jihan menatap Jodie yang tampak terburu-buru itu dengan tenang. "Buat apa juga kamu memintaku keluar?"Jodie benci sekali dengan pembawaan Jihan yang arogan dan sombong, tetapi dia menggertakkan gigi dan menahan diri. "Ya tentu saja karena ada hubungannya denganmu! Kalau nggak, ngapain juga aku ke sini!"Jihan mendengus, "Tuan Muda Jodie, seingatku, hubungan kita nggak akur. Kalau memang urusan mendesakmu itu ada hubungannya denganku, masa kamu akan menemuiku dan nggak membiarkanku kenapa-kenapa saja?"Benar juga. Jika sampai Jihan kenapa-kenapa, Jodie pasti akan menjadi orang pertama yang bertepuk tangan. Masalahnya, dia tidak boleh bersikap seperti itu sekarang. "Ya, ya, nggak usah keluar. Pokoknya nanti Jeana akan membawa istrimu dan keponakannya pergi. Aku sudah memperingatkanmu, jadi jangan salahkan aku, ya."Jeana baru-baru ini menemukan seorang pengacara internasional terkenal. Dia baru saja kembali ke Alvinna bersama para bawahannya dan berencana untuk menuntut Wina dalam beber
Firasat Jodie langsung berubah menjadi buruk, jadi dia mengernyit sambil bertanya, "Mau ke mana?"Jihan mengedikkan dagunya ke arah si sopir yang langsung mengunci mobil, lalu mobil Jihan melesat pergi.Desta tidak mungkin bisa mengejarnya, jadi dia menuliskan nomor pelat mobil Jihan. Setelah itu, Desta menghubungi semua pengawal Keluarga Naula untuk sesegera mungkin menemukan Jodie.Desta merasa inilah kesempatannya, jadi dia menyamar sebagai penculik dan bergegas masuk ke kafe bersama sekelompok orang sambil membawa dua buah karung.Dia pikir lebih baik menculik Wina dulu, baru nanti menyelamatkan Jodie. Namun ....Desta pikir dia bisa menculik Wina dan Jordan dengan mudah, tetapi ternyata Jihan sudah menugaskan seseorang yang sangat ahli di sini.Alta adalah anggota Organisasi Shallon yang paling terampil. Bahkan Zeno tidak bisa mengalahkannya. Itu sebabnya dia bisa melumpuhkan pengawal seperti Desta dengan mudahnya.Desta menatap rekan-rekannya yang terkapar di atas lantai sambil m
Wina mengira rencana ini dibuat oleh Jodie dan Jordan, tetapi saat tadi melihat Jordan merekam perkelahian Alta dengan polosnya, Wina menyadari bahwa Jordan tidak tahu apa-apa dan menjadi salah satu target penculikan Jodie juga.Wina pun bertanya dengan lega kepada Jordan, "Kamu tahu cara keluarnya?"Jordan mengedipkan matanya ke Wina dengan riang. "Ikuti aku!"Jordan berbalik dan berjalan menuju area gudang, jadi Wina segera mengikutinya.Ketika melewati salah satu bilik, Jordan menyentuh pisau makan makanan Barat orang lain dengan santai sambil mengambil segelas anggur merah yang baru saja disajikan.Jordan berjalan menuju gudang itu dengan tenang, lalu meminum anggur merah itu dan membuang gelasnya ....Begitu gelas anggur Jordan pecah mengenai lantai, lampu di seluruh kafe tiba-tiba ikut pecah ....Lampunya padam!Sebelum Wina sempat bereaksi, seseorang meraih pergelangan tangannya. Seseorang berujar dengan riang dari atas kepalanya,"Ikut aku, Kak."Jordan menyeret Wina menghindar
Jodie menunduk menatap ujung belati yang tajam di lehernya dan tersenyum."Oh, kamu mau tahu?"Senyuman Jodie penuh dengan provokasi seolah-olah dia tahu Jihan tidak akan melakukan apa pun padanya."Aku nggak mau kasih tahu."Jihan yang memegang pisau itu pun mengangkat alisnya menatap Jodie. Ekspresinya yang semula tampak datar itu perlahan-lahan menjadi dingin."Kamu nggak usah memberitahuku."Sambil bicara, Jihan sambil mengarahkan pisaunya ke dada Jodie. Jantung Jodie sontak berdebar, ujung pisau Jihan mengarah secara akurat ke jantungnya."Sebagai gantinya, jantungmu akan terkoyak."Jodie tahu betul adegan berdarah macam apa yang akan terjadi jika Jihan menyerangnya, jadi dia tidak takut sama sekali."Silakan saja kalau kamu nggak mau tiga generasi berikutnya menjadi seperti Keluarga Dinsa"Jodie adalah pemimpin Keluarga Naula. Jika Jihan membunuhnya, maka seluruh Keluarga Naula akan menjadi seperti Keluarga Dinsa dan menyimpan dendam terhadap Keluarga Lionel selama beberapa gener
Jodie menahan bau darah yang memenuhi mulutnya dan menggertakkan gigi untuk membantah Jihan, "Jelas-jelas ibu Wina-lah yang menghalalkan segala cara untuk menjadi tunangan ayahku! Sejak kecil, ayahku hanya mencintai ibuku dan nggak pernah berniat menikahi bibiku!"Ternyata demi menciptakan pernikahan yang terkesan penuh cinta, orang tua Jodie sampai mengkambinghitamkan Veransa. Benar-benar tipuan yang bagus. Pantas saja anak yang mereka besarkan begitu "polos" ....Jihan terlalu malas untuk berdebat dengan Jodie tentang hal ini, jadi dia hanya berkata dengan dingin, "Sana cari tahu sendiri rahasia tentang Keluarga Dinsa."Apa maksud Jihan adalah Jodie dibohongi orang tuanya sendiri?Tidak mungkin. Orangtua Jodie sangat menyayanginya, mereka tidak membohonginya.Namun, Jihan malah mengatakan bahwa ibunyalah yang mengambil tunangan bibinya dengan tipu muslihat!Jihan menatap Jodie yang kebingungan, dengan dingin. "Kamu mungkin masih bisa bertahan selama 20 menit. Kalau kamu memberitahuku
Jihan menutup jendela mobil, lalu menoleh dan berkata dengan dingin, "Sampai jumpa di bandara jam delapan besok pagi."Sama seperti Jihan, Jodie tidak akan mengkhianati orang yang ingin dia lindungi dan orang yang ingin dilindungi Jodie adalah ibunya. Sekalipun Jodie dibunuh, dia tidak akan memberi tahu alasannya. Bagaimanapun juga, Jihan tidak akan menemukan apa-apa ....Lima bulan lagi, Jihan harus pergi ke Medan Hitam. Jihan tidak tahu bisa bertahan hidup atau tidak, tetapi sebelum dia pergi, dia akan membereskan siapa pun yang tidak disukai Wina secepat mungkin. Jihan baru bisa pergi dengan tenang apabila Wina berada di bawah perlindungan Keluarga Lionel.Saat ini, orang yang paling tidak disukai Wina adalah ibunya Jodie, lalu Jeana yang sukanya merebut Gisel. Setelah membereskan ibu Jodie, target Jihan selanjutnya adalah Jeana.Jodie pikir Jihan tidak akan menyetujui penawarannya, ternyata dia salah. Jodie jadi sedikit terkejut. Apa jangan-jangan Jihan sedang mempermainkannya?Jod
Jodie pun berujar memperingatkan Jordan,"Jangan anggap putri wanita jahat itu sebagai kakakmu. Kalau nggak, kamu pasti akan berujung kecewa."Setelah berkata seperti itu, Jodie menutup telepon.Jordan menurunkan ponselnya dan menatap Wina yang berjalan ke dalam vila sambil berpikir.Benar juga, dia hampir saja melupakan moto hidup Keluarga Dinsa. Bahwa putri Veransa tidak boleh dianggap sebagai kerabat.Namun, dia merasa Wina seribu kali lebih baik daripada Cessa. Jordan ingin sekali memiliki seorang kakak seperti Wina.Jordan jadi merasa agak berkecamuk, jadi dia mengalihkan pandangannya. Dia menyalakan kembali sepeda motornya dan melaju meninggalkan Bundaran Blue Bay ....Mobil Jihan kebetulan melewati sepeda motor Jordan dan keduanya saling memandang ....Jika Jordan masih ada di sini selarut ini, itu berarti dia mengantar Wina pulang ....Pemuda satu ini peduli juga dengan Wina.Jihan melihat melalui kaca spion ke arah sepeda motor yang melaju di jalan pegunungan. Yang ada di piki