Di Kota Aster.Karena tidak bisa menelepon Lilia, Daris pun mendatangi rumah Lilia. Ternyata Lilia tidak ada di sana.Firasat Daris sontak terasa buruk, jadi dia bergegas ke rumah sakit.Dari para dokter di sanalah Daris jadi tahu bahwa Yuno membawa pergi Lilia secara paksa.Daris juga mengetahui bagaimana Yuno menendang Wina!Wah, berani sekali Yuno menyakiti wanita yang Jihan cintai!Wajah Daris sampai terlihat pucat saking marahnya. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Jihan.Sayangnya, pesawat pribadi Jihan sudah terlanjur lepas landas. Jihan tidak mengangkat telepon.Jadi, Daris pun mengunduh rekaman kamera pengawas dan mengirimkannya ke ponsel Jihan, lalu bergegas ke Kota Ostia untuk mencari Lilia.Keesokan paginya, Wina kembali memegang pensil dan membandingkan hasil desainnya. Saat sedang fokus menyelesaikan desain gedung terakhir, tiba-tiba ponselnya berdering.Dia melirik ponselnya yang terletak di samping dengan santai. Begitu melihat nama si penelepon, ujung pe
Pesawat pribadi itu pun tiba di bandara. Jihan bergegas keluar dari bandara sambil dikawal oleh sekelompok pengawal.Jihan masuk ke dalam mobilnya yang mewah, lalu mengeluarkan ponsel pribadinya dan menyalakannya. Dia hendak menelepon Wina untuk mengabarkan bahwa dia sudah mendarat dengan selamat.Akan tetapi, wajahnya yang tampan mendadak berubah menjadi pucat. Matanya bahkan tampak merah padam ....Jihan melemparkan ponselnya dengan tangan yang gemetar. Dia mengeluarkan beberapa butir obat penghilang rasa sakit yang diresepkan oleh si kepala rumah sakit dari Walston dan meminumnya.Begitu melihat Jihan yang masih begitu kesakitan walaupun sudah menjalani pengobatan, seorang pengawal yang duduk di kursi depan pun langsung bertanya dengan cemas, "Tuan, gimana kalau Tuan langsung menjalani operasi saja?"Operasi berarti pembukaan tengkorak kepala. Tidak ada yang bisa memastikan apakah Jihan bisa sadar lagi atau tidak setelah menjalani operasi sebesar itu. Jihan tidak akan mengambil risi
Wajah para pengawal pun sontak memucat ketakutan.Eh? Apa-apaan ini? Jelas-jelas sedari tadi mereka terus berjaga di depan pintu, kok bisa-bisanya Wina mendadak hilang?Namun, mereka sudah tidak punya waktu lagi untuk berpikir dan mencari tahu. Mereka langsung mengiakan perintah Jihan dengan hormat, lalu bergegas pergi untuk mencari Wina ....Jihan hendak menyuruh Daris dan Zeno untuk ikut mencari Wina, jadi dia kembali ke mobil dan mengeluarkan ponsel kerjanya yang belum dihidupkan sejak pesawatnya mendarat.Saat hendak menelepon mereka, barulah Jihan menyadari bahwa Daris ada mengirimkan video kepadanya tengah malam kemarin ....Begitu melihat wajah Wina di tampilan video, Jihan pun langsung mengkliknya. Tepat sekali adegan yang dia lihat adalah saat Yuno menendang dada Wina.Sebersit cahaya dingin yang dikuasai amarah pun langsung berkilat dalam pandangan Jihan. 'Berani-beraninya kamu menyentuh wanitaku, Yuno! Dasar cari mati!'Jihan bertekad akan menghabisi Yuno setelah menemukan W
Sementara itu, di sebuah pondok kayu bobrok yang tersembunyi di dalam hutan yang berada di sebuah pulau terpencil.Wina diikat ke bangku, mulutnya dibekap dengan selotip.Dia perlahan-lahan tersadar kembali karena merasa sulit bernapas.Saat membuka matanya, dia melihat ada 20 orang pria lebih yang berdiri mengepungnya. Semua pria itu tampak garang dan bengis.Tubuh mereka tinggi dan kekar, masing-masing memegang senjata seperti tongkat besi atau pisau.Bilah pisau itu tampak bersinar berkat sinar matahari yang menembus masuk melalui celah-celah kayu penyusun rumah.Wina pun sontak menjadi panik ....Dia refleks meronta, tetapi lalu menyadari kaki dan tangannya sudah terikat. Dia tidak bisa bergerak."Nggak usah buang-buang tenaga, kamu nggak akan bisa kabur ...."Kerumunan orang itu pun langsung membukakan jalan bagi si pria dengan bekas luka di wajahnya. Pria itu melangkah menghampiri Wina dengan sepatu bot kulitnya yang berat.Begitu melihat pria itu, Wina langsung menyadari bahwa m
Wajah Wina yang menjadi agak pucat membuat Haris merasa ada rahasia Wina yang ketahuan. Dia pun bertanya lagi, "Nona Wina, jelas-jelas waktu itu yang kamu laporkan kepada kepolisian adalah Tuan Malam. Kenapa kamu berbohong dengan mengatakan bahwa pelakunya adalah Tuan Muda Keempat dari Keluarga Lokion? Jangan-jangan kamu berniat melindungi penjahat yang menodaimu karena jatuh cinta kepadanya?"Wina pun mengernyit. Dia memang awalnya berencana untuk tidak mengaku, tetapi jika dia terus bersikeras, yang ada malah terkesan dia sedang berusaha menyembunyikan fakta.Jika begitu, Haris pasti akan beralih menginterogasi satu per satu orang di sekeliling Wina. Wina harus mengaku, tetapi dengan cara yang lain.Ekspresi Wina pun perlahan-lahan kembali menjadi tenang. "Aku berbohong ya karena salah bawahanmu sendiri! Ngapain juga mereka mendatangiku dengan mengintimidasiku begitu? Benar-benar nggak tahu sopan santun! Jadi, buat apa juga aku bicara jujur? Mana aku tahu dia itu orang baik atau jaha
Belum sempat Wina menanyakan alasan spesifiknya, Haris pun menggunakan pisau itu untuk memutuskan tali yang mengikat tangan dan kaki Wina.Wina mengira Haris akan melepaskannya, tetapi pria itu ternyata malah menetakkan bilah pisau yang tajam ke leher Wina."Nona Wina, kayaknya satu tebasan saja sudah cukup untuk memutuskan lehermu yang kurus ini, 'kan?" tanya Haris dengan kesan angkuh.Sensasi dingin dari bilah pisau itu membuat dahi Wina langsung basah oleh keringat ....Namun, Wina tetap menengadah menatap Haris dengan tenang."Pak Haris, aku memang nggak tahu dia itu siapa. Sekalipun Pak Haris membunuhku, aku tetap nggak memiliki jawaban yang Pak Haris cari. Kenapa sih Pak Haris malah mempersulitku?"Nada bicara Wina memang terdengar lembut, tetapi tatapannya terlihat tegas.Pokoknya, Wina tidak akan pernah membongkar siapa itu Tuan Malam.Dia bertekad melindungi Jihan apa pun yang terjadi. Dia bahkan tidak takut sekalipun nyawanya terancam!Haris tahu Wina menyadari bahwa dia tida
Wina menatap Jihan sambil memegangi dadanya yang terasa sesak."Kamu ...."Namun, belum sempat Wina berkomentar, tiba-tiba dia melihat seorang pria yang sedang memegang pisau menerjang dari belakang Jihan."Awas!"Jihan bereaksi dengan sangat cepat. Begitu Wina menjerit, dia langsung mengayunkan tongkat besinya ke belakang!Perut pria itu pun terpukul dengan telak, dia bahkan sampai tidak sanggup menggenggam pisaunya lagi. Pria itu terjatuh ke atas lantai sambil memegangi perutnya dan mengerang kesakitan.Semua orang lainnya pun menerjang ke arah Jihan. Mereka menyangka bisa mengalahkan Jihan dengan mengeroyoknya, tetapi justru Jihan yang menghajar mereka!Jihan melindungi Wina sambil mengayunkan tongkat besinya dengan sekuat tenaga.Gerakannya begitu tajam dan telak, sorot tatapannya terlihat sangat fokus. Aura pembunuh yang menguar dari tubuhnya sontak membuat orang-orang ketakutan ....Haris yang berada di kejauhan dan terhindar dari perkelahian ini pun menatap Jihan sambil mengisap
Karena Jihan sedang lengah, satu per satu lawannya pun menghajar punggung Jihan dengan keras menggunakan tongkat besi masing-masing ....Wina sontak merasa sangat takut. Dia langsung melepaskan genggaman tangan Jihan hendak mengadang semua serangan itu, tetapi fokus Jihan mendadak kembali dan dia mencengkeram pergelangan tangan Wina.Jihan yang sudah kehabisan tenaga pun membalikkan tubuhnya dan menekan Wina ke pintu kayu, lalu menjadikan punggungnya sebagai tameng Wina.Jihan memeluk Wina dengan erat untuk melindungi wanita itu, tetapi seseorang tiba-tiba menusuk punggung bawah Jihan ....Wina mendengar erangan Jihan, tetapi tangan Jihan memegangi kepala Wina dengan erat sehingga Wina tidak bisa melihat seberapa parahnya luka Jihan."Wina, sebentar lagi ... sebentar lagi pasti akan ada yang datang menyelamatkanmu ...."Jihan yakin Zeno yang sangat kompeten itu akan segera tiba di sini. Selama dia bisa melindungi Wina sekarang, wanita itu bisa pergi dari sini dengan selamat.Karena Jih