"Kamu pikir aku ini cewek macam apa?"Lilia menengadah menatap Yuno sambil terus bertanya, "Kamu nggak bisa memberiku status yang jelas, kamu nggak bisa menempatkanku sebagaimana semestinya dan kamu juga nggak bisa menikahiku. Jadi, kamu anggap aku ini cewek macam apa? Cuma teman tidur? Jawab, Yuno, hubungan macam apa ini?"Wajah Yuno sontak menjadi pucat. Dia kembali memeluk Lilia dan menempelkan kepala Lilia di dadanya sambil berkata, "Lilia, tunggu aku, ya? Aku janji akan mencari cara supaya bisa menikahimu."Lilia bisa melihat kesan panik dan gelisah dalam sorot tatapan Yuno seolah-olah pria itu takut masalah pernikahan ini akan membuat Lilia pergi darinya.Lilia menyadari bahwa dia sudah berhasil, tetapi masih ada satu hal lagi yang harus dilakukan ....Yaitu membuat Yuno jatuh ke dalam kesengsaraan!Lilia pun bersandar di pelukan Yuno dan bertanya dengan ekspresi datar, "Gimana caranya?"Yuno terdiam sebentar, lalu menjawab dengan tegas, "Aku akan memutuskan hubunganku dengan Kel
Yuno merasa terluka melihat air mata Lilia, tangan yang diletakkan di belakang punggungnya ikut gemetar.Dia mengepalkan tangannya dan hendak berjalan mendekati Lilia lagi, tetapi Wina dan Sara yang bergegas keluar dari vila langsung menghentikannya.Sara memeluk Lilia sambil memeriksa luka di wajah Lilia, sementara Wina berdiri mengadang di depan Lilia dan menatap Yuno dengan marah."Apa-apaan ini, Dokter Yuno?"Wina sama sekali tidak bisa memahami Yuno. Jelas-jelas pria itu menyayangi Lilia, jadi kenapa Yuno malah memperlakukan Lilia dengan kasar?Yuno mengabaikan Wina dan menatap Lilia dengan mata yang menyalang marah.Lilia balas menatap Yuno dengan sorot kekecewaan yang terlihat jelas.Mereka saling berpandangan selama beberapa saat, lalu Lilia berbicara lebih dulu, "Yuno, selama beberapa tahun ini aku sudah membohongimu. Setiap kali aku bilang aku mencintaimu dan ingin menikah denganmu, itu aku sedang berbohong. Aslinya, aku nggak mencintaimu dan nggak ingin menikah denganmu ....
Wajah Yuno sontak menjadi pucat pasi. Dia jadi teringat kembali masa lalu itu sehingga tubuhnya gemetar menahan panik."Lilia, aku ... aku nggak tahu kalau kamu menyukaiku. Kupikir kamu akan pergi dengan pria lain malam itu. Aku ...."Yuno sampai tidak sanggup bicara dengan lancar. Dia kembali melangkah maju hendak memeluk Lilia, dia ingin menyembuhkan luka batin dan rasa benci yang Lilia pendam sejak dulu.Yuno ingin memberi tahu Lilia bahwa Lilia akan mati jika rahimnya tidak diangkat. Dia juga ingin menjelaskan bahwa bukan dialah yang menyuruh orang untuk membuang Lilia ke hutan belantara.Lilia balas menatap Yuno dengan dingin. "Yuno, kamu tahu nggak gimana aku sanggup menghabiskan 10 tahun tinggal di luar negeri? Itu karena rasa benciku kepadamu! Setiap hari aku bersumpah akan membuatmu jatuh cinta kepadaku, lalu membalaskan dendamku kepadamu!"Ternyata momen ini adalah apa yang Lilia tunggu selama 10 tahun?Yuno hanya bisa berdiri diam di sana. Padahal jaraknya dengan Lilia begit
Dendam antara Lilia dan Yuno berawal dari ibunya Daris.Ibu Daris terkenal di Kota Ostia sebagai wanita selingkuhan yang lihai sekali merayu pria yang sudah beristri.Saat mengandung Daris, ibunya menjadi berkuasa dan menindas ibu Yuno sampai mati.Waktu itu, Yuno baru berusia lima tahun saat menyaksikan ibunya melompat dari atas gedung dan mendarat di depan matanya sehingga darah ibunya menyembur mengenai wajahnya.Sejak saat itulah sikap Yuno berubah dengan drastis. Dari yang semula anak baik-baik, dia menjelma menjadi anak jahat dan tidak berperasaan. Dia bahkan tega mencubit Daris yang masih bayi.Ibunya Daris takut Yuno akan membunuh putranya, jadi dia mengirim Daris ke rumah Keluarga Lionel. Ibunya Daris meminta si kepala pelayan yang waktu itu berteman baik dengannya untuk membantu merawat Daris.Ibunya Daris bukanlah orang jahat. Buktinya, dia turun tangan membesarkan keponakan perempuannya yang ditinggal mati oleh orang tua kandungnya ....Namun, ibunya Daris juga bukan orang
Wina jadi tidak bisa tidur, mungkin karena akhirnya mengetahui masa lalu Lilia. Dia bangun keesokan paginya dengan pikiran yang terasa jenuh ....Dia membuka ponselnya. Biasanya jam-jam segini Jihan pasti sudah melakukan panggilan video dengannya, tetapi tidak dengan hari ini.Entah kenapa firasat Wina jadi tidak enak. Wina mengumpulkan segenap keberaniannya dan mengklik tombol telepon, tetapi Jihan tidak mengangkat ....Wina meletakkan ponselnya, lalu menyibakkan selimutnya dan bangkit berdiri. Wina berjalan ke depan jendela yang terbentang dari langit-langit, lalu termangu menatap matahari yang perlahan-lahan terbit.Wina dan Sara pun pergi ke rumah sakit untuk menemui Lilia, lalu Wina pergi mengikuti kursus dan selesai menggambar gambar desain di ruang kerjanya. Akan tetapi, Jihan tetap tidak meneleponnya.Wina pun berbaring di tempat tidur sambil memegang ponselnya dan menatap kotak obrolan. Wina menunggu selama satu jam, lalu sepanjang malam. Akan tetapi, Jihan tetap tidak menelep
Jihan menatap Wina, sorot matanya terlihat penuh tekad."Wina, aku janji untuk selamanya."Jihan mengangkat dagu Wina dan menciumnya dalam-dalam. Bukan hanya bibir Wina saja, tetapi juga alis, pipi dan dagunya ....Jihan mencium setiap jengkal tubuh Wina dengan lembut seolah-olah sedang menciumi harta karunnya.Jihan memeluk Wina dan menggigit daun telinga Wina, lalu mengungkapkan rasa cintanya yang membuncah dengan suara serak, "Wina, aku mencintaimu."Mulai dari sekadar detak jantung yang lebih cepat hingga berubah menjadi cinta yang mengakar kuat. Sepuluh tahun bukanlah angka yang besar, tetapi Jihan mengerahkan segala yang dia miliki untuk mencintai dan mengejar Wina ....Setelah membuka hatinya dan menerima Jihan lagi, Wina jadi bisa merasakan betapa dalam Jihan mencintainya ....Malam itu, mereka berdua merasakan sesuatu yang belum pernah mereka rasakan. Perasaan yang begitu membahagiakan dan hanya bisa dimiliki oleh dua orang yang saling mencintai ....Pada akhirnya, Wina tidak
Wina percaya saja pada kelicikan Jihan karena benar-benar mengira pria itu akan menunjukkan sesuatu kepadanya ....Akan tetapi, Jihan malah mengarahkan tangan Wina ke bagian sensitifnya yang panas, kemudian berujar di lekukan leher Wina dengan suaranya yang serak."Bagus, 'kan?"Sekarang, giliran wajah Wina yang menjadi merah padam."Ng ... nggak ....""Kalau gitu ... enak dipakai, 'kan?" tanya Jihan lagi sambil tersenyum nakal.Wina menengadah menatap Jihan dengan wajahnya yang merah padam, tetapi dia malah langsung bertatapan dengan mata Jihan yang tampak berbinar.Yang terpantul dari pupil mata Jihan adalah sosok dan wajah Wina. Sorot tatapan pria itu tampak begitu hangat dan penuh cinta, membuat Wina langsung luluh dan terpesona.Ketampanan Jihan pun makin bertambah dengan seulas senyuman kecil yang tersungging di bibir pria itu.Wina menatap wajah Jihan yang tampak begitu berkelas dan berwibawa, kontras sekali dengan kata-kata eksplisit yang Jihan bisikkan di telinganya ....Wina
Sara sudah menduga Jefri si buaya darat yang tersohor itu akan putus dengan Yeni suatu saat nanti, tetapi tidak disangka mereka malah putus secepat ini.Akan tetapi, Sara juga tidak ambil pusing. "Kamu mau putus atau nggak itu bukan urusanku."Jefri bukan putus dengan Sara, jadi kenapa Jefri menemuinya? Benar-benar tidak masuk akal.Jefri bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Sara dengan langkah yang terhuyung.Saat mencium bau alkohol yang tajam itu, Sara langsung mengernyit dan menutup hidungnya. "Menjauh sana, bau banget."Namun, Jefri menolak. Dia malah memeluk Sara.Jefri membenamkan kepalanya ke lekukan leher Sara dan mengeluh seperti seorang anak kecil, "Aku putus dengan Yeni gara-gara kamu."Sara memutar bola matanya dengan kesal. "Kayaknya kamu ini sudah mabuk, tapi nggak punya tempat buat muntah makanya kamu lari kepadaku, agar membuatku jijik."Sara langsung menekan kukunya yang runcing ke pelipis Jefri dengan kencang sehingga Jefri refleks mengangkat kepalanya menjauh da