"Terima kasih untuk pujiannya," sahut Sam sambil tersenyum dengan kaku.Wina balas melirik Sam, lalu mengulurkan tangannya kepada pria itu. "Aku pinjam ponselmu."Logikanya, Sara harusnya segera kembali ke tempat parkir karena hanya mengambil ponselnya yang tertinggal di kamar rawat. Akan tetapi, Sara ternyata tidak kunjung keluar. Pasti ada yang membuatnya jadi terhalang.Sam pun melemparkan ponselnya kepada Wina. "Kata sandinya empat angka nol ...."Wina hendak bertanya kenapa kata sandi Sam begitu mudah, tetapi tiba-tiba teringat dengan betapa perfeksionisnya pria itu. Wina pun tidak jadi bertanya.Wina segera membuka layar kunci ponsel Sam dan menelepon Sara. Setelah beberapa kali terdengar nada sambung, Sara akhirnya mengangkat teleponnya. "Sara, ini aku ...."Sara langsung memalingkan pandangannya dari Jefri dan bertanya, "Loh, Wina, kok kamu telepon pakai ponsel Sam?"Wina menjelaskan apa baru saja yang terjadi, lalu berkata, "Sara, kalau kamu masih di rumah sakit, tunggu saja d
Tuan Malam selalu bersembunyi di balik kegelapan dan mengancam keselamatan Wina, jadi dia harus secepatnya ditemukan.Wina baru bisa hidup dengan tenang jika Tuan Malam sudah dipenjara selama 17 atau 18 tahun.Sam menatap Sara dan Wina yang berjalan pergi menuju UGD, lalu menghela napas dengan pasrah dan mengikuti mereka.Luka di lengan Wina tidak begitu parah, jadi hanya perlu diobati sebentar dan mereka bertiga pun sudah bisa keluar dari rumah sakit.Sam mengantar Sara dan Wina pulang, lalu diajak untuk makan malam bersama.Saat Sara dan Wina sedang mendiskusikan cara membongkar kedok Tuan Malam, Sam yang sedang asyik makan pun menimpali dengan santai, "Pancing saja dia keluar."Sara sudah pernah melakukannya tiga tahun lalu, jadi dia hendak menolak usulan Sam. Namun, Wina mendahuluinya dan berkata, "Karena sekarang dia tahu aku masih hidup, dia pasti akan mendatangiku lagi. Memang kita nggak bisa pakai cara pasif, dia harus dipancing keluar."Wina meletakkan sendok dan garpunya, lal
Bangunan hasil desain Vera tampak begitu unik, indah dan megah.Poin utama desainnya terletak pada cerminan teknologi termutakhir seolah-olah merupakan gambaran bangunan di masa depan.Pantas saja Sam bilang setiap gedung yang didesain oleh Vera bisa menjadi ciri khas kota di setiap negara.Wina memang merasa khawatir akan kesulitan menyamai kehebatan kakaknya, tetapi ....Wina pun mengambil pena, penggaris dan kertas, lalu duduk dan mulai menggambar.Sudah lama sekali dia tidak menggambar dengan pulpen. Namun, berkat bakatnya, beberapa coretan saja sudah menghasilkan suatu bentuk.Wina menundukkan kepalanya dan berkonsentrasi menggambar. Tidak lama kemudian, dia sebuah rumah berbentuk unik pun tergambar di atas kertas.Wina meletakkan penanya, lalu mengambil kertas itu dan memandangi hasil karyanya. Dia jadi merasa agak takjub ....Padahal dia belum pernah mendesain bangunan, tetapi setelah melihat karya kakaknya, Wina malah terinspirasi dan jadi bisa menggambarnya.Apa jangan-jangan
Wina sontak tertegun menatap punggung Sam yang berjalan pergi.Dia kaget sekali saat mengetahui bahwa klien proyek pertama kakaknya adalah NASA.Wina bukannya takut terjun langsung ke lapangan, tetapi ....Lilia sudah memberi tahu Wina bahwa sekarang Jihan ada di NASA. Bagaimana jika Wina malah bertemu pria itu?Sara melirik Wina. Begitu melihat kepala Wina yang tertunduk, Sara langsung tahu apa yang ada di dalam benak Wina."Tenang saja, Wina. NASA itu 'kan luas banget, kalian nggak mungkin bertemu segampang itu ..." hibur Sara dengan lembut.Benar juga. Proyeknya Jihan 'kan terkait luar angkasa, sementara pekerjaan Wina di bidang arsitektur gedung. Keduanya adalah jenis pekerjaan yang berbeda, jadi mana mungkin mereka akan bertemu? Wina hanya ketakutan.Wina menenangkan pikirannya, lalu bertanya, "Kamu mau ikut, Sara?"Sara memang masih bercita-cita melihat dunia, tetapi dia mengibas-ngibaskan tangannya sambil berkata, "Nggak. Aku nggak bisa ikut karena klub lagi sibuk banget."Sara
Begitu mendarat di Walston, Wina begitu kelelahan sampai tubuhnya terasa mati rasa.Namun, sepertinya ini bukan apa-apa untuk Sam karena pria itu tetap duduk tegak selama belasan jam.Begitu turun dari pesawat, Sam langsung menyeretnya ke hotel.Sepertinya Sam sudah sering ke sini untuk urusan bisnis sehingga dia sangat familier dengan tempat ini. Dia bahkan tidak perlu bantuan robot AI.Wina merasa lega bersama dengan orang yang paham jalan, karena sebenarnya dia takut di negara orang asing.Setelah selesai mengurus prosedur di resepsionis hotel, Sam menyerahkan kartu kamar pada Wina dan berkata, "Istirahatlah, besok kita 'kan mau ke NASA."Wina mengangguk dan bertanya sambil menerima kartu kamar tersebut, "Kita 'kan cuma inspeksi langsung, apa perlu sampai masuk ke dalam?"Sam mengantarkan Wina ke kamarnya sambil menjawab, "Aku juga nggak ngerti, terserah pihak mereka."Wina mengernyit, dia khawatir akan bertemu Jihan.Namun, setelah dipikir-pikir ... ketemu pun tidak jadi masalah, t
Sekelompok petinggi NASA sedang menghadiri rapat.Pria yang memimpin rapat mengenakan setelan jas mahal keluaran merek ternama, kakinya terlihat jenjang dan punggungnya bersandar pada kursi yang terbuat dari bahan kulit.Wajahnya terlihat begitu tampan tanpa cacat cela. Dia memiliki pangkal hidung yang tinggi dan bibir tipisnya terlihat seksi menggoda.Alisnya panjang dan rapi seolah-olah habis dicukur, bulu matanya yang tebal dan lentik sedikit menutupi matanya yang menyorotkan kesan dingin.Karena sudah lama menjadi seorang pemimpin, aura yang terpancar dari tubuhnya juga dingin dan begitu berwibawa sampai-sampai tidak ada yang berani menatapnya secara langsung.Saat ini, tangan kiri Jihan yang ramping sedang mengusap-usap bekas luka di telapak tangan kanannya.Dia seolah tidak ambil pusing dengan para peserta rapat yang sibuk berdiskusi, dia hanya menunduk dan melamun menatap bekas luka itu."Jihan, nggak bisa kalau semua hak patennya jadi atas namamu. Kita 'kan sama-sama mengembang
Penanggung jawab gedung NASA menyapa Sam dan Wina, lalu berjalan melewati lobi dan menuju gedung lain.Wina berjalan sambil memperhatikan sekeliling. Ada replika roket, pakaian antariksa dan segala yang berhubungan dengan luar angkasa. Wina jadi lebih banyak mengenal tentang ruang angkasa.Padahal, sebelumnya Wina tidak tahu apa-apa tentang sains. Namun, setelah melihat semua ini secara langsung, Wina bukan hanya merasa terkejut, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk menggambar desain bangunan.Dia berjalan mengikuti Sam sambil memeluk gambarnya. Saat mereka berjalan, Wina mendengar si resepsionis berkata, "Ini adalah markas besar NASA, kantor administrasi kami ada di gedung lain. Biar saya antar kalian menemui pimpinan proyek sekarang juga."Sam balas mengangguk sambil tersenyum dengan kaku, lalu mengikuti si resepsionis ke gedung sebelah.Sementara itu, Jihan berdiri di dalam lift dengan wajah tampannya yang tanpa ekspresi. Meskipun begitu, alisnya yang tebal tampak sedikit mengern
Sam mengepalkan tangannya dengan makin erat.Dulu, semua proyek yang Vera ambil memiliki status yang jauh lebih tinggi daripada NASA.Setiap kali Vera datang untuk mensurvei lapangan, si penanggung jawab proyek akan selalu hadir untuk menawarkan dan menjamu Vera dengan berbagai hidangan lezat.Ternyata orang-orang NASA sombong juga.Jika ini bukan proyek yang ditinggalkan oleh Vera, Sam pasti sudah menyeret Wina pergi sekarang tanpa memedulikan kerugian yang harus ditanggung.Karena Sam merasa marah, Wina pun menengahi dengan tenang, "Kalau gitu, tolong Tuan Pierre suruh orang untuk membawa kami ke lokasi proyek."Pierre pun menelepon ke luar dengan enggan. Tidak lama kemudian, seorang wanita bernama Jenny masuk.Saat Jenny mengajak mereka berdua keluar dari kantor pusat administrasi, Pierre menatap punggung Wina sambil tersenyum dengan mesum. Dia memandangi kaki jenjang Wina yang tampak putih mulus, sorot matanya dikuasai hawa nafsu ....Mereka pun berjalan keluar dari pintu samping g