Wina sontak tertegun menatap punggung Sam yang berjalan pergi.Dia kaget sekali saat mengetahui bahwa klien proyek pertama kakaknya adalah NASA.Wina bukannya takut terjun langsung ke lapangan, tetapi ....Lilia sudah memberi tahu Wina bahwa sekarang Jihan ada di NASA. Bagaimana jika Wina malah bertemu pria itu?Sara melirik Wina. Begitu melihat kepala Wina yang tertunduk, Sara langsung tahu apa yang ada di dalam benak Wina."Tenang saja, Wina. NASA itu 'kan luas banget, kalian nggak mungkin bertemu segampang itu ..." hibur Sara dengan lembut.Benar juga. Proyeknya Jihan 'kan terkait luar angkasa, sementara pekerjaan Wina di bidang arsitektur gedung. Keduanya adalah jenis pekerjaan yang berbeda, jadi mana mungkin mereka akan bertemu? Wina hanya ketakutan.Wina menenangkan pikirannya, lalu bertanya, "Kamu mau ikut, Sara?"Sara memang masih bercita-cita melihat dunia, tetapi dia mengibas-ngibaskan tangannya sambil berkata, "Nggak. Aku nggak bisa ikut karena klub lagi sibuk banget."Sara
Begitu mendarat di Walston, Wina begitu kelelahan sampai tubuhnya terasa mati rasa.Namun, sepertinya ini bukan apa-apa untuk Sam karena pria itu tetap duduk tegak selama belasan jam.Begitu turun dari pesawat, Sam langsung menyeretnya ke hotel.Sepertinya Sam sudah sering ke sini untuk urusan bisnis sehingga dia sangat familier dengan tempat ini. Dia bahkan tidak perlu bantuan robot AI.Wina merasa lega bersama dengan orang yang paham jalan, karena sebenarnya dia takut di negara orang asing.Setelah selesai mengurus prosedur di resepsionis hotel, Sam menyerahkan kartu kamar pada Wina dan berkata, "Istirahatlah, besok kita 'kan mau ke NASA."Wina mengangguk dan bertanya sambil menerima kartu kamar tersebut, "Kita 'kan cuma inspeksi langsung, apa perlu sampai masuk ke dalam?"Sam mengantarkan Wina ke kamarnya sambil menjawab, "Aku juga nggak ngerti, terserah pihak mereka."Wina mengernyit, dia khawatir akan bertemu Jihan.Namun, setelah dipikir-pikir ... ketemu pun tidak jadi masalah, t
Sekelompok petinggi NASA sedang menghadiri rapat.Pria yang memimpin rapat mengenakan setelan jas mahal keluaran merek ternama, kakinya terlihat jenjang dan punggungnya bersandar pada kursi yang terbuat dari bahan kulit.Wajahnya terlihat begitu tampan tanpa cacat cela. Dia memiliki pangkal hidung yang tinggi dan bibir tipisnya terlihat seksi menggoda.Alisnya panjang dan rapi seolah-olah habis dicukur, bulu matanya yang tebal dan lentik sedikit menutupi matanya yang menyorotkan kesan dingin.Karena sudah lama menjadi seorang pemimpin, aura yang terpancar dari tubuhnya juga dingin dan begitu berwibawa sampai-sampai tidak ada yang berani menatapnya secara langsung.Saat ini, tangan kiri Jihan yang ramping sedang mengusap-usap bekas luka di telapak tangan kanannya.Dia seolah tidak ambil pusing dengan para peserta rapat yang sibuk berdiskusi, dia hanya menunduk dan melamun menatap bekas luka itu."Jihan, nggak bisa kalau semua hak patennya jadi atas namamu. Kita 'kan sama-sama mengembang
Penanggung jawab gedung NASA menyapa Sam dan Wina, lalu berjalan melewati lobi dan menuju gedung lain.Wina berjalan sambil memperhatikan sekeliling. Ada replika roket, pakaian antariksa dan segala yang berhubungan dengan luar angkasa. Wina jadi lebih banyak mengenal tentang ruang angkasa.Padahal, sebelumnya Wina tidak tahu apa-apa tentang sains. Namun, setelah melihat semua ini secara langsung, Wina bukan hanya merasa terkejut, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk menggambar desain bangunan.Dia berjalan mengikuti Sam sambil memeluk gambarnya. Saat mereka berjalan, Wina mendengar si resepsionis berkata, "Ini adalah markas besar NASA, kantor administrasi kami ada di gedung lain. Biar saya antar kalian menemui pimpinan proyek sekarang juga."Sam balas mengangguk sambil tersenyum dengan kaku, lalu mengikuti si resepsionis ke gedung sebelah.Sementara itu, Jihan berdiri di dalam lift dengan wajah tampannya yang tanpa ekspresi. Meskipun begitu, alisnya yang tebal tampak sedikit mengern
Sam mengepalkan tangannya dengan makin erat.Dulu, semua proyek yang Vera ambil memiliki status yang jauh lebih tinggi daripada NASA.Setiap kali Vera datang untuk mensurvei lapangan, si penanggung jawab proyek akan selalu hadir untuk menawarkan dan menjamu Vera dengan berbagai hidangan lezat.Ternyata orang-orang NASA sombong juga.Jika ini bukan proyek yang ditinggalkan oleh Vera, Sam pasti sudah menyeret Wina pergi sekarang tanpa memedulikan kerugian yang harus ditanggung.Karena Sam merasa marah, Wina pun menengahi dengan tenang, "Kalau gitu, tolong Tuan Pierre suruh orang untuk membawa kami ke lokasi proyek."Pierre pun menelepon ke luar dengan enggan. Tidak lama kemudian, seorang wanita bernama Jenny masuk.Saat Jenny mengajak mereka berdua keluar dari kantor pusat administrasi, Pierre menatap punggung Wina sambil tersenyum dengan mesum. Dia memandangi kaki jenjang Wina yang tampak putih mulus, sorot matanya dikuasai hawa nafsu ....Mereka pun berjalan keluar dari pintu samping g
"Jihan, kamu 'kan sudah janji mengizinkanku mengejarmu? Kenapa kamu malah memperlakukan aku begini?"Mendengar pertanyaan Olivia, ekspresi Jihan menjadi lebih serius."Jatah tiga bulanmu sudah habis, pergi sana."Olivia menatap ekspresi dingin Jihan dengan tidak berdaya.Waktu itu Olivia mengusulkan tiga tahun untuk mengejar Jihan, tetapi Jihan hanya memberinya tiga bulan.Selama tiga bulan ini, Jihan juga terus mengurung diri di NASA. Sepertinya, dia sudah memperhitungkan segalanya.Olivia sudah begitu sabar menunggu Jihan hingga pria itu akhirnya keluar, tetapi tiga bulan juga sudah berlalu.Jihan memang pantas menjadi CEO Grup Lionel. Kalkulasinya tidak meleset.Namun, memangnya kenapa? Saat Olivia sudah memutuskan untuk mengejar seseorang, dia tidak akan pernah peduli dengan perasaan orang yang dikejar.Olivia tahu Jihan fobia terhadap kuman dan memiliki pembawaan yang dingin, jadi dia juga tidak ambil hati dengan respons kasar Jihan terhadapnya.Olivia pun tidak lagi memegangi pin
Setelah berhasil meyakinkan Wina, Jenny pun mengantar mereka untuk berganti pakaian.Semua kalangan, pria maupun wanita, pasti akan selalu menganggap serius sebuah jamuan makan malam. Sudah menjadi sebuah norma etika untuk menghadiri jamuan dengan penampilan semenarik mungkin.Wina mengenakan gaun panjang berwarna hitam dengan bagian punggung yang terbuka dan potongan bagian depan berbentuk V yang rendah, bahan gaun yang ketat menonjolkan lekuk tubuh Wina.Ditambah dengan rambut pendeknya yang sebahu, dada Wina yang montok, pinggangnya yang ramping, serta pahanya yang putih mulus pun terpampang dengan jelas.Wina merasa desain gaun ini terlalu terbuka. Dia meminta Jenny untuk menggantinya, tetapi Jenny membujuk Wina untuk tetap mengenakannya karena waktunya sudah tidak banyak.Pada akhirnya, Wina meminjam jas Sam untuk menutupi tubuhnya, setidaknya supaya bagian punggungnya yang terbuka tidak begitu terlihat.Tidak lama kemudian, mereka pun tiba di hotel. Sam turun dari mobil, lalu men
Setelah berpikir sejenak, Wina akhirnya menyetujui permintaan Jihan.Jihan pun mengajak Wina ke teras. Seorang pelayan memberikan dua gelas anggur kepada mereka.Wina sebenarnya tidak boleh minum, tetapi berduaan saja dengan Jihan membuatnya merasa kikuk dan malu.Jadi, Wina memegang gelas anggur itu, lalu menundukkan kepalanya sambil menyesap anggur untuk melewati waktu yang terasa begitu canggung ini.Setelah Wina beberapa kali meneguk anggur, Jihan pun mengambil gelas anggur itu."Jangan minum banyak-banyak, kamu 'kan habis operasi besar."Setelah itu, Jihan meletakkan gelas anggur Wina di atas meja bar yang terletak di samping, lalu kembali menatap Wina.Sinar lampu yang redup menyinari wajah mungil Wina. Kulitnya yang putih mulus, fitur wajahnya yang lembut .... Benar-benar cantik sempurna.Pandangan Jihan pun perlahan turun ke bawah, dia menatap rambut pendek Wina yang menempel di leher jenjang Wina.Padahal Jihan hanya sekadar melirik, tetapi gairahnya langsung bangkit. Dia taku