Share

Bab 91

Penulis: Elenor
Namun, Edward juga ada di sana, jadi dia tidak akan bertindak gegabah atau mengatakan apa pun padanya.

Vanessa tampak berjalan menghampiri mereka.

Tetapi orang yang ingin dia ajak bicara adalah Dylan.

Dia lalu tersenyum dan berkata, "Pak Dylan, sungguh kebetulan kita bisa bertemu di sini."

Dylan tersenyum kecut, "Iya, kebetulan sekali."

"Saya selalu ingin traktir Pak Dylan makan, tapi akhir-akhir ini saya sibuk dan tidak punya waktu."

"Santai saja. Saya tahu kamu orang yang sangat sibuk."

Kalau tidak, dia tidak akan menunda tanggal mulai kerjanya di Morti Group.

Ervan juga ingin mendekati Dylan.

Melihat Vanessa mengabaikan Clara dan berinisiatif menyapa Dylan, tapi Edward tampak tidak keberatan, dia juga berjalan mendekat.

Ketika Lily melihatnya, dia juga mengikuti di belakang.

Setelah Ervan menyapa Dylan, dia memandang Clara dan memanggilnya, "Clara."

Clara tidak menjawab.

Ervan tidak mengatakan apa-apa lagi, dan fokus pada Dylan.

Setelah menyapa Dylan, mereka bahkan tidak melihat ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 92

    Ketika mereka sampai di rumah, nenek Keluarga Anggasta masih terjaga.Baru setelah melihat Clara benar-benar kembali bersama Edward, dia kembali ke kamarnya dan beristirahat dengan tenang.Setelah naik ke lantai atas, Clara menelepon pamannya dan memberitahunya tentang perkembangan masalah itu.Setelah menyelesaikan panggilan dengan Bagas, Dylan meneleponnya.Setengah jam kemudian, setelah menyelesaikan panggilan dan kembali ke kamar, Clara melihat Edward sudah selesai mandi dan kini sedang bersandar di kepala tempat tidur sambil membaca buku.Melihatnya masuk ke kamar, Edward mengalihkan pandangannya dari buku sejenak, meliriknya, lalu kembali fokus pada buku.Clara juga menarik pandangannya, lalu pergi mandi dan melakukan perawatan kulitnya.Setelah melakukan semua itu, hari sudah malam, Clara pun melirik Edward.Dulu Edward selalu memperlakukannya dengan dingin, dia juga sudah terbiasa, jadi dia nggak ada perasaan nggak nyaman saat berduaan dengannya.Sekarang setelah dia menolongny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 93

    Meskipun merupakan kawasan rumah lama, lingkungan di sana masih bagus. Selain itu, harga rumah di ibu kota juga paling mahal di negara ini. Harga rumah yang ini pasti tidak kurang dari enam ratus miliar rupiah.Dia tidak punya uang sebanyak itu saat ini.Edward baru saja pulang. Dia pun melonggarkan dasi di lehernya, tapi mendadak dia merasa tertarik dengan ucapan Clara barusan. Alisnya agak terangkat dan dia berkata dengan tenang, "Kamu mau memberiku uang?""Iya, aku... ""Nggak perlu." Dia menyingkirkan dasinya yang terlepas dan berkata, "Aku masih sanggup bayar."Setelah berkata demikian, dia meletakkan jam tangannya dan pergi ke kamar mandi.Clara menatap punggungnya, tertegun sejenak, dan tidak memaksanya lagi.Setelah menikah, agar tidak menyusahkan, dia hampir tidak pernah meminta apa pun padanya.Kalau dipikir-pikir, rumah ini bisa dikatakan adalah barang pertama yang diberikan kepadanya atas inisiatifnya sendiri selama bertahun-tahun ini.Anggap saja itu sebagai kenang-kenanga

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 94

    Clara meletakkan ponselnya, berjalan turun, dan memberi tahu nenek Keluarga Anggasta bahwa Edward sudah ada rencana makan malam.Edward tidak pulang malam itu.Ketika terbangun keesokan harinya, nenek Keluarga Anggasta lantas agak marah saat mengetahui Edward tidak pulang tadi malam, "Dasar anak itu, sesibuk apa dia di kantor, sampai tidak bisa pulang?"Setelah mendengar itu, Clara hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.Tidak peduli seberapa sibuknya Edward, dia pasti akan tetap pulang.Lagi pula, dia juga butuh istirahat.Tapi dia teringat suara Vanessa di telepon tadi malam.Dia sontak mengerti itulah alasan mengapa Edward tidak pulang.Pasti ada tempat yang lebih baik.Proyek utama Morti Group untuk dua tahun ke depan telah diputuskan dalam dua hari terakhir.Namun, Dylan tetap mengintegrasikan ide-ide mereka dan mengirimkannya ke Prof Nian, berharap dia dapat memberi beberapa saran pada mereka.Dosen mereka itu biasanya sangat sibuk, keberadaannya juga tidak pasti, jadi Clar

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 95

    Clara juga menyadari itu.Terlebih lagi, dia merasa bahwa ini mungkin kompensasi Edward karena tidak mengizinkan paman Vanessa dan keluarganya pindah ke seberang rumah pamannya.Lagi pula, mengingat perasaannya terhadap Vanessa, gimana mungkin dia tega membiarkan Vanessa sedih hanya demi menolong Clara?Dylan pun berkata, "Kalau dia benar-benar menyembunyikan kemampuannya, berarti... "Meski mereka adalah murid Prof Nian dan dia sering bersikap dingin pada mereka, hubungan mereka dan dosen mereka itu sebenarnya bisa dibilang lumayan baik.Walaupun dosen mereka tegas terhadap mereka, sebenarnya dia adalah orang yang berwajah dingin tetapi berhati lembut.Namun, dia juga seorang yang berprinsip.Jika kemampuan dan bakat Vanessa benar-benar memadai, dia tidak akan menolaknya hanya karena masalah antara Clara dan Vanessa.Jadi…Clara segera menenangkan diri dan berkata, "Kita urus urusan kita sendiri dulu."Yang bisa dilakukannya hanyalah menjadi dirinya sendiri.Malam itu, dia pulang laru

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 96

    Setelah sarapan, Clara mulai mengemas pakaian dan perlengkapan lain untuk ke Vila Air Panas.Namun dia hanya mengemasi keperluannya sendiri.Dia tidak mengurusi keperluan Edward.Lagi pula, meski Edward secara hukum adalah suaminya, tetapi dia bukanlah lelaki miliknya.Dia sekarang milik Vanessa.Edward mungkin tidak senang jika dia menyentuh barang-barangnya.Dan sekarang dia juga tidak ingin menyentuh barang-barangnya.Elsa meminta Bibi Sari membantunya berkemas.Kalau dulu, dia mungkin khawatir kalau Elsa tidak membawa semua barangnya, dan bahkan jika Bibi Sari membantunya berkemas, dia akan tetap memeriksanya lagi dengan teliti.Tetapi sekarang, setelah mengemasi barang-barangnya, dia menyeret koper kecilnya ke bawah tanpa memperhatikan apa yang terjadi di kamar Elsa.Setelah dia menunggu di bawah sebentar, Elsa, Edward dan yang lainnya juga turun.Setelah tiba di Vila Air Panas, Edward pergi menelepon. Ketika Clara sedang memilah pakaiannya di kamar, nenek masuk, menyerahkan sebua

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 97

    Dia merasa sedikit tidak nyaman, bahkan saat melihat dirinya sendiri di cermin.Namun dia tidak membencinya.Jadi, dia tetap memakainya.Sekarang, dia masih mengenakan jubah mandinya. Ketika dia melihat Edward menatapnya, dia teringat pakaian dalam yang dikenakannya dan berhenti.Namun, dia segera melanjutkan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Dia berjalan ke kolam, meletakkan barang-barangnya, dan melepas jubah mandinya.Pakaian dalam yang dikenakannya tampak sepenuhnya di depan Edward.Edward menatapnya lalu berhenti sejenak.‘Clara yakin Edward tahu kalau pakaian itu diberikan oleh nenek.’‘Dia memilih untuk memakainya, dan di mata Edward, dia mungkin berpikir bahwa Clara berharap sesuatu akan terjadi di antara mereka.’‘Namun sebenarnya, dia tidak bermaksud begitu.’‘Apa yang dia pikirkan adalah urusannya.’‘Tidak perlu baginya untuk dengan sengaja tidak mengenakan pakaian dalam yang disukainya hanya karena takut dia mungkin salah paham.’Memikirkan hal itu, Clara tidak merasa tid

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 98

    Pada saat itu, pintu lift lain terbuka dan Gading berjalan keluar.Clara sedikit terkejut melihat Gading di sana.Clara tidak menyangka dia akan datang ke Vila Air Panas juga.Tetapi nenek dan Edward tidak tampak terkejut, dan jelas bahwa mereka tahu tentang kunjungan Gading ke tempat itu.Gading mengangkat alisnya saat melihat Clara, lalu menoleh ke nenek dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Nek, apa Nenek akan pergi sekarang? Apa Nenek tidak mau makan siang dulu?"Keluarga Anggasta dan Perkasa memiliki hubungan yang baik.Nenek juga melihat Gading tumbuh dewasa. Mendengar hal itu, dia tersenyum ramah dan berkata, "Nggak, nggak usah. Kalian bersenang-senang saja."Mereka semua mengantar nenek pergi.Setelah mobilnya melaju pergi, Elsa segera bertanya dengan gembira, "Om Gading, kok bisa ada di sini?"Gading membungkuk dan dengan lembut mencubit wajah cantik Elsa. "Ayahmu meminta Om untuk datang, jadi Om langsung ke sini untuk menyapa Nenek buyutmu. Bagaimana, Om cukup setia, kan?"

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 99

    Saat melewati lobi dan menuju lift, staf tersebut bertemu Edward dan yang lainnya.Gading bertanya, "Makanan ini untuk siapa?"Staf itu segera berkata, "Ibu yang memesannya."Jika staf memanggil langsung dengan sebutan ‘Ibu’, maka sudah pasti itu untuk Clara.Mereka tidak mempersulit staf dan memintanya untuk mengantarkan makanan.Namun, setelah staf itu pergi, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya kita tidak perlu mengundangnya makan malam nanti."Edward berkata dengan tenang, "Panggil saja dulu."Mendengar ini, Vanessa tertegun sejenak, mengerucutkan bibirnya dan menatap Edward.Dani dan Gading juga tercengang.Namun, Gading tersenyum dan berkata, "Benar. Nenek khusus berpesan padamu untuk menjaganya dengan baik. Jika kita tidak mengundangnya makan malam, akan buruk jika Nenek tahu."Bagaimanapun, ini adalah vila pribadi Keluarga Anggasta, dan nenek mungkin punya mata-mata di sini.Setiap gerakan mereka mungkin mudah diketahui oleh nenek.Mendengar hal itu, bibir Vanessa yang cember

Bab terbaru

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 221

    Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 220

    Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 219

    Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 218

    Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 217

    Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status