Pada hari berikutnya.Setelah berdandan, Clara dan Raisa pergi ke pelelangan amal.Mereka tidak berpakaian terlalu formal.Tapi keduanya tetap terlihat sangat cantik. Saat muncul di aula gedung pelelangan, mereka langsung menarik perhatian banyak orang.Raisa telah berpartisipasi dalam beberapa lelang dan cukup aktif di lingkungan tersebut. Jadi banyak orang yang mengenalnya.Tapi ini pertama kalinya mereka melihat Clara.Melihatnya menghadiri pelelangan bersama Raisa, banyak orang bertanya-tanya dari keluarga mana dia berasal.Tempat duduk mereka ada di barisan tengah belakang.Mereka juga tidak begitu awal tiba.Beberapa menit setelah mereka duduk, pelelangan akan segera dimulai.Tepat pada saat itu, tiba-tiba terjadi keributan di barisan depan.Clara dan Raisa mendengar suara itu dan menoleh untuk cari tahu.Setelah tahu apa yang terjadi, Clara tertegun sejenak.Raisa: "Itu Edward dan Vanessa. Mereka juga ada di sini."Kemudian dia tanya pada Clara, "Apa kamu tahu kalau mereka juga
Lagi pula, ketika Dylan ajak dia ke pesta jamuan dan pameran teknologi terakhir, dia juga abaikan keberadaannya dari awal hingga akhir.Tepat saat dia memikirkan hal itu, pelelangan akan segera dimulai. Pembawa acara pun naik ke panggung, suasana jadi hening.Clara telah membaca dengan saksama daftar barang lelang malam ini.Dia hanya tertarik pada satu set perhiasan zamrud dan lukisan sulam karya seorang seniman terkenal.Adapun yang mana yang akan diambil pada akhirnya, tergantung pada situasinya nanti.Lelang akan segera dimulai.Tujuan Clara jelas. Jika itu bukan barang yang disukainya, dia tidak akan menawarnya.Awalnya, Edward dan Vanessa juga tidak menawar.Setelah pelelangan berlangsung beberapa saat, Clara dan Raisa sama-sama memperhatikan Vanessa mulai mengangkat plakatnya.Yang ingin ditawar Vanessa adalah gelang berlian.Diproduksi oleh desainer asing yang terkenal. Dari gayanya, gelang ini cocok untuk anak muda.Tidak diragukan lagi, gelang ini pasti akan dibeli Edward unt
Edward tersenyum lebar. "Nggak apa-apa, bukannya nenekmu suka? Beli saja."Melihat senyum Edward, Vanessa merasa senang dalam hatinya dan angkat plakat itu lagi. "120 miliar."Doni mengikutinya. "140 miliar."Setelah selesai bicara, dia berkata dengan suara keras pada Edward, "Pak Edward, orang tua di keluarga saya suka benda antik gini. Apa Bapak bisa berikan pada saya saja?"Edward menoleh dan tersenyum sopan. "Maaf, Pak Doni, saya juga punya orang tua di rumah yang suka benda antik gini."Mereka tidak sungkan bicara di hadapan orang lain.Clara dan Raisa tentu saja juga mendengarnya.Vas itu dibeli untuk Nenek Keluarga Gori.Tapi Edward menyebutnya sebagai ‘orang tua di keluarganya’, berarti dia sudah anggap Keluarga Gori sebagai keluarganya sendiri.Ini sungguh beda dengan sikapnya pada Keluarga Hermosa.Vanessa angkat plakatnya lagi. "170 miliar."Kali ini, Doni berhenti menawar.Pada akhirnya, Vanessa dapat vas antik itu dengan harga 170 miliar. Dan, sekali lagi memantik kecembur
Vanessa menaikkan tawarannya begitu tinggi dalam sekejap!Hati Clara semakin suram.Dia tidak punya banyak uang.Untuk pelelangan ini, dia hanya anggarkan dana 60 miliar.Gimanapun juga, bisnis Keluarga Hermosa sedang tidak berjalan baik saat ini.Mereka tidak punya banyak uang cadangan untuk dihambur-hamburkan.Tapi sekarang...Doni. "56 miliar."Clara mengangkat plakatnya. "60 miliar."Sudah dua kali dia menawar tepat setelah Doni menawar. Suaranya terdengar jelas, lembut dan sangat enak didengar.Doni mendengar suara itu dan menoleh.Ketika dia lihat Clara, dia tertegun sejenak, alisnya terangkat dan dia tersenyum.Ketika Clara melihatnya, dia pun mengangguk sopan sebagai jawaban.Pada saat ini, Vanessa lanjut mengangkat plakat. "80 miliar."Clara tidak lagi memperhatikan Doni, dia mengepalkan tangannya saat mendengar suara itu.Kemudian Doni menawar lagi. "86 miliar."Clara melanjutkan. "90 miliar."Vanessa: “100 miliar.”Boom!Kepala Clara tiba-tiba berdengung.Memang benar anggar
Raisa berkata, "Sekarang, kita hanya bisa berharap Vanessa nggak menawar perhiasan zamrud itu lagi."Clara juga berpikir begitu.Tapi…‘Emang itu mungkin?’Harga awal perhiasan zamrud adalah 20 miliar.Seseorang menawar dengan harga 30 miliar.Clara mengajukan penawaran kedua. "36 miliar.""40 miliar.""50 miliar."Melihat Vanessa tidak ikut menawar, Clara dan Raisa pun menghela napas lega, tapi saat dia ingin angkat plakatnya lagi, Vanessa malah sudah mengangkat plakatnya duluan."100 miliar."Semua terkejut.Di tengah seruan heboh para penonton, Vanessa dengan tenang menurunkan tangannya.Clara mengepalkan tangannya, berpikir sejenak, dan menawarkan harga. "120 miliar.""130 miliar.""140 miliar."Setelah dengar hal ini, Clara masih ragu-ragu.Ulang tahun neneknya yang ke-70 adalah hal langka, jika 160 miliar...Tepat saat dia sedang memikirkan hal itu, Vanessa mengangkat plakat lagi. "240 miliar."Dada Clara terasa sesak, setelah dia mengatur napas, dia diam-diam meletakkan plakat d
Tidak banyak orang di sana. Raisa hendak bicara ketika dia tiba-tiba dengar percakapan dari samping."Don, apa kamu tertarik sama pacar Edward?""Aku nggak bilang aku tertarik, tapi dia emang cukup menarik."Clara dan Raisa tertegun.Ternyata itu Doni dan teman-temannya.Akan tetapi, posisi mereka membelakangi Clara dan Raisa, apalagi pandangan mereka sebagian besar terhalang oleh deretan minuman, jadi mereka tidak menyadari keberadaan keduanya."Selama acara lelang, aku lihat kamu sepertinya tertarik pada wanita cantik lembut di samping Raisa. Sekarang dia mungkin masih ada di dalam. Kenapa kamu nggak menyapanya?"Clara tidak menyangka kalau topik pembicaraan mereka tiba-tiba akan beralih padanya.Sebelum Clara sempat bereaksi, alis Raisa langsung terangkat. Tepat saat dia hendak menarik Clara dan jadi mak comblang, Doni menggelengkan kepalanya dan menolak, "Nggak ah."Raisa tertegun lagi."Hah? Kenapa tiba-tiba jadi nggak tertarik?"Doni: "Iya. Dia memang cantik, tapi dia terlihat sa
"Sial!"Raisa tiba-tiba jadi makin marah. Dia ingin sekali mencakar Vanessa!"Dia cuma anak dari selingkuhan. Dia sendiri juga selingkuhan. Apa bangga gitu? Dia bahkan disukai banyak orang. Bagiku dia cuma sampah. Ish!"Clara menuangkan segelas air lagi untuknya dan bertanya, "Disukai gimana?""Vanessa, seperti yang dibilang Agra Adrian, temannya Doni tadi, entah kenapa orang-orang di lingkungan sosial mereka semuanya terpesona olehnya. Sekarang semua orang bilang, dia itu wanita menawan yang pasti bakal disukai orang!"Raisa masih bergumam, "Sebenarnya nggak masalah kalau para idiot itu yang bilang gini, tapi bahkan Edward dan Doni juga..."Raisa begitu menggebu-gebu, tapi ketika dia tersadar kembali, dia merasa Clara pasti sedih setelah dengar ucapannya, jadi dia tiba-tiba berhenti bicara. "Clara, aku nggak bermaksud..."Clara menggelengkan kepalanya. "Aku nggak apa-apa kok."Sejak kecil, Ervan, Lily, Nenek Gori dan yang lainnya semua lebih sayang pada Vanessa. Dalam dua tahun terakh
Sama seperti kejadian sertifikat rumah sebelumnya, karena barang-barang itu ditaruh di meja riasnya, berarti memang itu miliknya.Clara ragu-ragu membuka salah satu kotak dengan brokat bundar.Begitu dia buka kotak brokat itu dan melihat apa yang ada di dalamnya, dia tercengang.Ini ternyata adalah set perhiasan zamrud yang ingin dibelinya dari pelelangan beberapa hari lalu!Yang lainnya adalah kotak persegi panjang yang berat.Mungkinkah itu...Setelah meletakkan kotak brokat di tangannya, Clara buka kotak persegi panjang, dan memang ada sebuah gulungan di dalamnya.Dia mengambil gulungan itu, meletakkannya pada meja bundar di ruangan itu, dan perlahan membukanya.Suatu gambar sulaman yang indah perlahan muncul di depan mata.Melihat dua barang yang diinginkannya beberapa hari lalu kini ada di tangannya, Clara terdiam lama sekali.Dia berpikir, jika tebakannya benar, kedua benda ini dibeli Edward sebagai hadiah ulang tahun untuk nenek Keluarga Hermosa.Yang satu dikirim atas nama nene
Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny
"Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba
Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara
Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili
Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan
Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk
Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni
Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan
Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang