Share

Chapter 99

Author: APStory
last update Last Updated: 2025-03-10 18:44:50

Pada akhirnya, Mervyn berhasil mengalahkan dua orang pria yang menghalangi jalannya di depan pintu. Dia pun segera masuk ke dalam gedung itu dengan diikuti oleh anak buahnya di belakang.

Sesampainya di dalam, Mervyn mendengar suara dari sebuah ruangan, suara wanita yang sangat dia kenali, terdengar berteriak meminta tolong.

Mervyn segera mendobrak pintu ruangan tersebut dan mendapati Mireya yang hampir saja dilecehkan oleh seorang laki-laki, Jack.

Untung saja Mervyn cepat datang, sehingga dia dengan cepat menarik kerah kemeja lelaki itu dan membawa Mireya berlindung di belakangnya.

“Brengsek!” Jack tidak terima, bergerak maju hendak memukul wajah Mervyn. Namun, Mervyn dengan cepat menghindar, memelintir lengan Jack hingga pria itu meringis kesakitan, lalu mengempaskannya tanpa iba.

“Mervyn, awas!” Mireya tidak dapat menahan teriakannya ketika melihat salah satu anak buah Jack muncul dari belakang dan nyaris menyerang Mervyn.

Beruntung, Mervyn masih bisa mengatasinya dengan tenang. Lal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 100

    “Ibu, izinkan aku menjelaskan semuanya ...” pinta Mireya dengan ekspresi merasa bersalah, tetapi mencoba tetap tenang menghadapi emosi Sarah yang tidak terkontrol.“Memangnya apa lagi yang bisa kamu jelaskan, hah?!” Sarah terkekeh sinis, merasa tidak lagi butuh penjelasan apa pun dari bibir sang menantu.“Tadi aku hampir menjadi korban pemerkosaan, tapi kemudian Mervyn datang menyelamatkanku dan ... pada akhirnya dia ditusuk oleh salah satu anak buah dari pria itu,” ujar Mireya dengan nada gugup yang begitu kental.Mendengar itu, alih-alih iba atau basa-basi menanyakan bagaimana keadaan Mireya, seperti apa kondisi mentalnya, apakah Mireya baik-baik saja dan sebagainya, Sarah justru semakin naik pitam. Matanya jelas menunjukkan amarah yang melimpah.“Kamu tahu, Mireya? Bertemu dengan kamu adalah suatu kesialan terbesar dalam hidup Mervyn!” Sarah berbicara dengan nada tajam dan penuh tekanan di setiap kata yang dia lontarkan.Hati Mireya terasa perih mendengarnya. Sebelum bertemu dengan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 101

    Mireya menoleh ke sumber suara, mendapati seseorang yang melangkah semakin dekat ke arahnya.“Julian ...?”“Apa yang kamu lakukan di sini?” Pria itu duduk di samping Mireya tanpa meminta izin, seakan mereka memiliki hubungan yang sudah cukup dekat dan tidak perlu lagi basa-basi.Mireya tidak menjawab. Sebab, dia juga tak tahu harus mengatakan apa.“Mireya, apa kamu menangis?” Melihat sudut mata Mireya yang berair, Julian merasa khawatir. ”Kamu sedang ada masalah, ya?”“Sedikit,” jawab Mireya setengah ragu, membuat Julian mengerutkan kening saat mendengarnya.“Apa ini ada kaitannya dengan Mervyn?” tanya Julian, mencoba menggali informasi lebih dalam.Mireya bimbang, antara harus menjawab jujur atau tidak. Di sisi lain, dia merasa tidak memiliki kepentingan apa pun untuk menceritakan masalahnya kepada Julian—apalagi ini tentang masalah pribadi dalam rumah tangganya.Melihat reaksi Mireya yang hanya diam, Julian tahu bahwa dugaannya memang benar. Dia pun merasa kalau ini merupakan peluan

    Last Updated : 2025-03-15
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 102

    Mervyn perlahan membuka mata. Cahaya terang dari lampu rumah sakit menyilaukan, tetapi dia masih bisa merasakan udara dingin ruangan yang menyentuh permukaan kulit.Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan diri dengan dunia yang tampak kabur di sekitarnya. Perlahan wajah-wajah yang familiar mulai muncul satu per satu.Sarah yang semula duduk di samping ranjang, seketika bangkit saat tahu kalau Mervyn sudah sadar. Lantas dia menghampiri anak lelakinya.“Mervyn, akhirnya kamu sadar juga,” ucapnya dengan wajah antusias. Ada senyum kecil di sudut bibirnya saat melontarkan kalimat itu.Di sebelah Sarah, Lisa duduk dengan wajah penuh kekhawatiran. Matanya tidak bisa lepas dari Mervyn seakan memastikan pria itu baik-baik saja.Mervyn tidak peduli. Dia hanya mengedarkan pandangan ke sekitar, mencari keberadaan Mireya. Matanya menyusuri setiap sudut ruangan.Tidak ada tanda-tanda kehadiran istri dan kedua anaknya di sini. Hanya ada dua wajah yang dia kenal, tetapi tanpa melihat wajah Mireya dan si

    Last Updated : 2025-03-17
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 103

    “Papi ... sedang dirawat di rumah sakit.” Mireya memutuskan untuk mengungkapkan fakta—meskipun keadaan Mervyn yang sebenarnya jauh lebih buruk dari yang dia ungkapkan. Marcell dan Michelle terdiam seketika. Wajah mereka berubah, mencerminkan kesedihan yang dalam.Mireya bisa melihat betapa khawatirnya mereka, walaupun anak-anak itu masih kecil.Mereka tidak bisa disalahkan jika merasa bingung dan cemas mendengar kabar buruk tentang Mervyn.“Apa Papi sakit parah, Mi?” Suara Michelle terdengar bergetar seiring air mata yang memenuhi pelupuknya.Tidak bisa dipungkiri, gadis kecil itu sangat menyayangi ayahnya. Kabar ini jelas membuatnya merasa takut.Mireya merasakan hatinya semakin sakit saat melihat reaksi anaknya. Namun, dia berusaha tetap tenang.Sebagai seorang ibu, Mireya sadar, dia harus memberikan penjelasan yang bisa menenangkan hati kedua anaknya tanpa membebani lebih banyak.“Papi kecelakaan, sayang,” ucap Mireya, mulai menjelaskan dengan hati-hati. Dia berusaha memilih kata-

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 104

    “Tidak mau!” Anak-anak itu menggeleng dengan kompak sambil bergerak mundur satu langkah.Mereka menatap Lisa seolah sedang berhadapan dengan penyihir jahat.Lisa sebenarnya cukup tersinggung dan kesal melihat reaksi Marcell dan Michelle. Namun, dia segera menghela napas, mencoba bersikap tenang.“Tidak perlu takut, Sayang!” ujar wanita yang diketahui merupakan mantan tunangan Mervyn tersebut. “Aku tidak akan menyakiti kalian. Sebaliknya, aku akan menjaga kalian lebih baik dari yang bisa dilakukan oleh ibu kalian,” lanjutnya.Mireya mendelik gusar. Dia menangkap adanya niat terselubung di balik perkataan Lisa yang sepertinya sedang berusaha menghasut pikiran kedua anak kembarnya.“Mami adalah yang terbaik bagi kami! Tante hanyalah orang asing. Bagaimana bisa menjadi yang lebih baik dari Mami?!” protes Marcell sambil menggenggam telapak tangan Mireya yang berdiri di sampingnya.“Ya, tentu saja aku bisa.” Lisa terkekeh pelan dengan ekspresi wajah yang tampak menyebalkan di mata kedua ana

    Last Updated : 2025-03-25
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 104

    Lisa tercengang saat Mervyn mengusirnya secara terang-terangan di hadapan Mireya dan kedua anaknya.“Mervyn, kamu—”“Aku bilang, keluar!” Suara Mervyn terdengar lebih keras dari sebelumnya. “Jangan sampai aku memanggil satpam untuk menyeret kamu pergi dari sini!”Sungguh, Lisa terbungkam dibuatnya. Tidak ada lagi yang dapat dia lakukan selain mengalah, lalu melangkah keluar dengan wajah diselimuti amarah. Dia sama sekali tidak mengeluarkan kata apa pun untuk membalas ucapan Mervyn.Bruk!Pintu dibanting lumayan keras oleh Lisa. Saking kesalnya, mungkin dia ingin menunjukkan kepada Mervyn dan yang lain mengenai suasana hatinya.Saat ini hanya tersisa Mervyn, Mireya dan kedua anak kembar mereka di dalam ruangan. Lalu, Mireya mendekat, berdiri di samping ranjang pasien, mengambil posisi di seberang Marcell dan Michelle.Melihat wajah cantik sang istri yang tampak dipenuhi kecemasan, Mervyn lantas tersenyum lembut. “Hai ...!”Mireya ikut tersenyum, sadar bahwa kondisi suaminya kali ini s

    Last Updated : 2025-03-26
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 106

    Setelah menjalani rawat inap selama hampir satu minggu di rumah sakit, Mervyn akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter hari ini. Akan tetapi, dia tetap membutuhkan banyak istirahat di rumah, supaya proses penyembuhan luka di perutnya lebih cepat selesai.Malam itu, di saat Marcell dan Michelle sedang belajar bersama di kamar mereka, Mireya membuatkan segelas susu hangat untuk Mervyn.Mireya menghampiri Mervyn yang berbaring di atas kasur, meletakkan sejenak gelas di atas meja. Kemudian, membantu Mervyn mengubah posisi menjadi duduk dengan kedua kaki diluruskan serta punggung yang bersandar pada kepala kasur.“Minumlah ...” ucap Mireya sembari menyodorkan kembali susu di dalam gelas berbahan kaca ke arah Mervyn.“Terima kasih,” ucap Mervyn seraya mengambil alih benda itu dan mulai meneguk minumannya pelan-pelan.“Mireya, aku mau tanya sesuatu.” Mervyn meletakkan gelas di atas meja, lalu menatap istrinya dengan serius.“Tanyakan saja,” kata Mireya yang tengah duduk di tepi kasur, menun

    Last Updated : 2025-03-28
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 107

    “Hey ... apa yang kamu pikirkan?” Mervyn menyelipkan anak rambut Mireya ke belakang telinga wanita itu. “Aku tidak pernah menganggap kamu pembawa sial. Sebaliknya, aku justru merasa lebih bahagia setelah bertemu kembali dengan kamu dan anak-anak. Siapa bilang kalau kamu pembawa sial?”Mireya merasa sedikit lebih lega. Namun, perasaan sedih dan bersalah itu masih belum hilang sepenuhnya dari dalam diri. Melihat kondisi Mervyn yang tidak berdaya seperti saat ini membuatnya sangat sedih.“Mervyn, apa boleh aku menceritakan alasan yang sebenarnya?” tanya Mireya seraya mendongak, menatap mata sang suami dengan lebih serius dan dalam.Cup!Mervyn mengecup pelipis Mireya lekat-lekat. “Ceritakanlah,” balasnya.Mireya menghela napas sejenak. “Sebenarnya ... saat tiba di rumah sakit, aku duduk menunggu kamu di luar ruangan. Aku terus mendoakan untuk keselamatan kamu. Kemudian, tiba-tiba Ibu datang bersama Lisa. Aku menjelaskan pada Ibu mengenai apa yang terjadi dengan kamu, lalu Ibu menyalahkan

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 107

    “Hey ... apa yang kamu pikirkan?” Mervyn menyelipkan anak rambut Mireya ke belakang telinga wanita itu. “Aku tidak pernah menganggap kamu pembawa sial. Sebaliknya, aku justru merasa lebih bahagia setelah bertemu kembali dengan kamu dan anak-anak. Siapa bilang kalau kamu pembawa sial?”Mireya merasa sedikit lebih lega. Namun, perasaan sedih dan bersalah itu masih belum hilang sepenuhnya dari dalam diri. Melihat kondisi Mervyn yang tidak berdaya seperti saat ini membuatnya sangat sedih.“Mervyn, apa boleh aku menceritakan alasan yang sebenarnya?” tanya Mireya seraya mendongak, menatap mata sang suami dengan lebih serius dan dalam.Cup!Mervyn mengecup pelipis Mireya lekat-lekat. “Ceritakanlah,” balasnya.Mireya menghela napas sejenak. “Sebenarnya ... saat tiba di rumah sakit, aku duduk menunggu kamu di luar ruangan. Aku terus mendoakan untuk keselamatan kamu. Kemudian, tiba-tiba Ibu datang bersama Lisa. Aku menjelaskan pada Ibu mengenai apa yang terjadi dengan kamu, lalu Ibu menyalahkan

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 106

    Setelah menjalani rawat inap selama hampir satu minggu di rumah sakit, Mervyn akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter hari ini. Akan tetapi, dia tetap membutuhkan banyak istirahat di rumah, supaya proses penyembuhan luka di perutnya lebih cepat selesai.Malam itu, di saat Marcell dan Michelle sedang belajar bersama di kamar mereka, Mireya membuatkan segelas susu hangat untuk Mervyn.Mireya menghampiri Mervyn yang berbaring di atas kasur, meletakkan sejenak gelas di atas meja. Kemudian, membantu Mervyn mengubah posisi menjadi duduk dengan kedua kaki diluruskan serta punggung yang bersandar pada kepala kasur.“Minumlah ...” ucap Mireya sembari menyodorkan kembali susu di dalam gelas berbahan kaca ke arah Mervyn.“Terima kasih,” ucap Mervyn seraya mengambil alih benda itu dan mulai meneguk minumannya pelan-pelan.“Mireya, aku mau tanya sesuatu.” Mervyn meletakkan gelas di atas meja, lalu menatap istrinya dengan serius.“Tanyakan saja,” kata Mireya yang tengah duduk di tepi kasur, menun

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 104

    Lisa tercengang saat Mervyn mengusirnya secara terang-terangan di hadapan Mireya dan kedua anaknya.“Mervyn, kamu—”“Aku bilang, keluar!” Suara Mervyn terdengar lebih keras dari sebelumnya. “Jangan sampai aku memanggil satpam untuk menyeret kamu pergi dari sini!”Sungguh, Lisa terbungkam dibuatnya. Tidak ada lagi yang dapat dia lakukan selain mengalah, lalu melangkah keluar dengan wajah diselimuti amarah. Dia sama sekali tidak mengeluarkan kata apa pun untuk membalas ucapan Mervyn.Bruk!Pintu dibanting lumayan keras oleh Lisa. Saking kesalnya, mungkin dia ingin menunjukkan kepada Mervyn dan yang lain mengenai suasana hatinya.Saat ini hanya tersisa Mervyn, Mireya dan kedua anak kembar mereka di dalam ruangan. Lalu, Mireya mendekat, berdiri di samping ranjang pasien, mengambil posisi di seberang Marcell dan Michelle.Melihat wajah cantik sang istri yang tampak dipenuhi kecemasan, Mervyn lantas tersenyum lembut. “Hai ...!”Mireya ikut tersenyum, sadar bahwa kondisi suaminya kali ini s

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 104

    “Tidak mau!” Anak-anak itu menggeleng dengan kompak sambil bergerak mundur satu langkah.Mereka menatap Lisa seolah sedang berhadapan dengan penyihir jahat.Lisa sebenarnya cukup tersinggung dan kesal melihat reaksi Marcell dan Michelle. Namun, dia segera menghela napas, mencoba bersikap tenang.“Tidak perlu takut, Sayang!” ujar wanita yang diketahui merupakan mantan tunangan Mervyn tersebut. “Aku tidak akan menyakiti kalian. Sebaliknya, aku akan menjaga kalian lebih baik dari yang bisa dilakukan oleh ibu kalian,” lanjutnya.Mireya mendelik gusar. Dia menangkap adanya niat terselubung di balik perkataan Lisa yang sepertinya sedang berusaha menghasut pikiran kedua anak kembarnya.“Mami adalah yang terbaik bagi kami! Tante hanyalah orang asing. Bagaimana bisa menjadi yang lebih baik dari Mami?!” protes Marcell sambil menggenggam telapak tangan Mireya yang berdiri di sampingnya.“Ya, tentu saja aku bisa.” Lisa terkekeh pelan dengan ekspresi wajah yang tampak menyebalkan di mata kedua ana

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 103

    “Papi ... sedang dirawat di rumah sakit.” Mireya memutuskan untuk mengungkapkan fakta—meskipun keadaan Mervyn yang sebenarnya jauh lebih buruk dari yang dia ungkapkan. Marcell dan Michelle terdiam seketika. Wajah mereka berubah, mencerminkan kesedihan yang dalam.Mireya bisa melihat betapa khawatirnya mereka, walaupun anak-anak itu masih kecil.Mereka tidak bisa disalahkan jika merasa bingung dan cemas mendengar kabar buruk tentang Mervyn.“Apa Papi sakit parah, Mi?” Suara Michelle terdengar bergetar seiring air mata yang memenuhi pelupuknya.Tidak bisa dipungkiri, gadis kecil itu sangat menyayangi ayahnya. Kabar ini jelas membuatnya merasa takut.Mireya merasakan hatinya semakin sakit saat melihat reaksi anaknya. Namun, dia berusaha tetap tenang.Sebagai seorang ibu, Mireya sadar, dia harus memberikan penjelasan yang bisa menenangkan hati kedua anaknya tanpa membebani lebih banyak.“Papi kecelakaan, sayang,” ucap Mireya, mulai menjelaskan dengan hati-hati. Dia berusaha memilih kata-

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 102

    Mervyn perlahan membuka mata. Cahaya terang dari lampu rumah sakit menyilaukan, tetapi dia masih bisa merasakan udara dingin ruangan yang menyentuh permukaan kulit.Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan diri dengan dunia yang tampak kabur di sekitarnya. Perlahan wajah-wajah yang familiar mulai muncul satu per satu.Sarah yang semula duduk di samping ranjang, seketika bangkit saat tahu kalau Mervyn sudah sadar. Lantas dia menghampiri anak lelakinya.“Mervyn, akhirnya kamu sadar juga,” ucapnya dengan wajah antusias. Ada senyum kecil di sudut bibirnya saat melontarkan kalimat itu.Di sebelah Sarah, Lisa duduk dengan wajah penuh kekhawatiran. Matanya tidak bisa lepas dari Mervyn seakan memastikan pria itu baik-baik saja.Mervyn tidak peduli. Dia hanya mengedarkan pandangan ke sekitar, mencari keberadaan Mireya. Matanya menyusuri setiap sudut ruangan.Tidak ada tanda-tanda kehadiran istri dan kedua anaknya di sini. Hanya ada dua wajah yang dia kenal, tetapi tanpa melihat wajah Mireya dan si

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 101

    Mireya menoleh ke sumber suara, mendapati seseorang yang melangkah semakin dekat ke arahnya.“Julian ...?”“Apa yang kamu lakukan di sini?” Pria itu duduk di samping Mireya tanpa meminta izin, seakan mereka memiliki hubungan yang sudah cukup dekat dan tidak perlu lagi basa-basi.Mireya tidak menjawab. Sebab, dia juga tak tahu harus mengatakan apa.“Mireya, apa kamu menangis?” Melihat sudut mata Mireya yang berair, Julian merasa khawatir. ”Kamu sedang ada masalah, ya?”“Sedikit,” jawab Mireya setengah ragu, membuat Julian mengerutkan kening saat mendengarnya.“Apa ini ada kaitannya dengan Mervyn?” tanya Julian, mencoba menggali informasi lebih dalam.Mireya bimbang, antara harus menjawab jujur atau tidak. Di sisi lain, dia merasa tidak memiliki kepentingan apa pun untuk menceritakan masalahnya kepada Julian—apalagi ini tentang masalah pribadi dalam rumah tangganya.Melihat reaksi Mireya yang hanya diam, Julian tahu bahwa dugaannya memang benar. Dia pun merasa kalau ini merupakan peluan

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 100

    “Ibu, izinkan aku menjelaskan semuanya ...” pinta Mireya dengan ekspresi merasa bersalah, tetapi mencoba tetap tenang menghadapi emosi Sarah yang tidak terkontrol.“Memangnya apa lagi yang bisa kamu jelaskan, hah?!” Sarah terkekeh sinis, merasa tidak lagi butuh penjelasan apa pun dari bibir sang menantu.“Tadi aku hampir menjadi korban pemerkosaan, tapi kemudian Mervyn datang menyelamatkanku dan ... pada akhirnya dia ditusuk oleh salah satu anak buah dari pria itu,” ujar Mireya dengan nada gugup yang begitu kental.Mendengar itu, alih-alih iba atau basa-basi menanyakan bagaimana keadaan Mireya, seperti apa kondisi mentalnya, apakah Mireya baik-baik saja dan sebagainya, Sarah justru semakin naik pitam. Matanya jelas menunjukkan amarah yang melimpah.“Kamu tahu, Mireya? Bertemu dengan kamu adalah suatu kesialan terbesar dalam hidup Mervyn!” Sarah berbicara dengan nada tajam dan penuh tekanan di setiap kata yang dia lontarkan.Hati Mireya terasa perih mendengarnya. Sebelum bertemu dengan

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 99

    Pada akhirnya, Mervyn berhasil mengalahkan dua orang pria yang menghalangi jalannya di depan pintu. Dia pun segera masuk ke dalam gedung itu dengan diikuti oleh anak buahnya di belakang.Sesampainya di dalam, Mervyn mendengar suara dari sebuah ruangan, suara wanita yang sangat dia kenali, terdengar berteriak meminta tolong.Mervyn segera mendobrak pintu ruangan tersebut dan mendapati Mireya yang hampir saja dilecehkan oleh seorang laki-laki, Jack.Untung saja Mervyn cepat datang, sehingga dia dengan cepat menarik kerah kemeja lelaki itu dan membawa Mireya berlindung di belakangnya.“Brengsek!” Jack tidak terima, bergerak maju hendak memukul wajah Mervyn. Namun, Mervyn dengan cepat menghindar, memelintir lengan Jack hingga pria itu meringis kesakitan, lalu mengempaskannya tanpa iba.“Mervyn, awas!” Mireya tidak dapat menahan teriakannya ketika melihat salah satu anak buah Jack muncul dari belakang dan nyaris menyerang Mervyn.Beruntung, Mervyn masih bisa mengatasinya dengan tenang. Lal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status