"Raja, pusaka Naga terdeteksi memasuki alam kita!" Siblis memberitahukan berita yang mereka tunggu-tunggu. Sebuah batuan berwarna ungu berpendar di tongkatnya.
"Bagaimana bisa? Setelah sekian lama kita mencari, pusaka Naga akhirnya mendatangi kita! Hahaha..." Raja Saetan tertawa senang, bahkan bentuknya lebih mengerikan ketika ia tertawa. "Kerahkan seluruh pasukan Yakutz ke semua portal yang terbuka!!"perintah Raja Saetan kemudian.Siblis mengangguk, ia kemudian merapalkan mantra untuk mengirimkan pesan kepada pasukan Yakutz. Pasukan Yakutz memiliki bentuk yang tidak biasa, ia memiliki tubuh lebih besar dan lebih tinggi dari manusia rata-rata, dengan otot tubuh yang besar berwarna hitam dan bulu lebat di sekitar tangan dan kaki. Yakutz memiliki mata merah dan taring yang mencuat dari bibirnya.Kini setelah pasukan Yakutz menerima pesan, mereka bergegas untuk segera melaksanakan perintah Rajanya.***"Kak, apa tidak masalah kita mengambil batuan-batuan ini?" tanya Rama, baru kali ini ia melihat batuan berwarna biru yang tiba-tiba berubah ungu.'Tuan Muda, kami ada bersamamu jadi tenanglah,'Lilia mencoba menenangkan Rama yang sedari tadi gelisah.'Tapi batuan ini memang sangat aneh, tadi warnanya biru, setelah Tuan Muda memegangnya dia berubah jadi warna ungu,'sahut Baxia."Tenanglah, tidak apa-apa karena kita hanya mengambil sedikit, lihatlah tingkat diatas kita juga ikut mengambil!" sahut Bobi, ia menunjuk dengan wajahnya ke arah pahlawan lainnya."Tapi batuan ini sangat aneh, bisa berubah warna saat Rama menyentuhnya, sewaktu aku menyentuhnya, dia tidak berubah warna," kata Sandi yang juga ikut curiga."BERSIAP!!" Tiba-tiba mereka mendengar teriakan Gani.Benar saja, mereka melihat ratusan pasukan Yakutz menuju ke arah mereka, dengan rupa yang sangat mengerikan."Beraninya manusia masuk ke alam kami!!" Panglima Yakutz berada di atas kursi yang di gotong beberapa pasukannya, menempatkannya di tempat tertinggi. "Serang dan habisi mereka!!" perintahnya kemudian.Para Tankker bersiap untuk membuat shield pelindung, Gani dan Fighter lainnya bersiap menghalau segala bentuk serangan dari pasukan Yakutz, tentu pasukan pahlawan kewalahan melawan pasukan Yakutz yang sangat banyak."Tidak pernah sebanyak ini, bahkan sepertinya mereka membawa pasukan yang kuat!" Sandi memberikan komentarnya sementara mereka bertiga bersembunyi."Apa tidak masalah kita tidak membantu?" tanya Rama lagi, ia merasa seperti pecundang bersembunyi seperti ini."Jangan cari mati Rama, kita bahkan hanya akan merepotkan jika ikut maju, lebih aman jika kita tetap bersembunyi!" sahut Bobi.Sandi mengangguk, jadi Rama pun menurut. Baru kali ini ia ikut penghadangan yang besar seperti ini. Biasanya hanya pasukan Jien tingkat rendah yang mereka kalahkan, apa ini ada hubungannya dengan batuan yang ia sentuh?"Tankker bersiap!!""Siap!!""Mage, Marksman!! Tembak pasukan Jien yang mendekat!!"Mage langsung merapalkan mantra untuk menembakkan sihir api, begitu pula Marksman mulai memainkan senjatanya, ada berbagai macam senjata yang siap digunakan di tubuhnya."Syuut... Syuut... Syuut...! Blar! Blar! Blar!""Syuut... Dar!! Dar!! Dar!!"Begitu para pasukan Yakutz maju, Fighter bersiap menangkis semua serangan mereka, pasukan Yakutz seperti tidak ada habisnya. Mereka terluka, kemudian disembuhkan lagi. Seperti itu sehingga pasukan pahlawan terpukul mundur.Hingga Support penyembuh kelelahan menyembuhkan pasukan pahlawan. Energinya sudah hampir habis. Dari jauh Rama melihat seringai mengerikan dari pasukan Yakutz, mereka seolah-olah hanya mempermainkan pasukan pahlawan saat ini. Pasukan Yakutz sangat banyak, sangat mudah bagi mereka untuk mengalahkan pasukan pahlawan yang tidak seberapa ini."Aaarrrggghhh!!" Tangan Gani terpotong di sebelah kanan. Meneriakkan rasa kesakitan yang sangat luar biasa, ketika ia ingin melindungi support penyembuh.Tankker mulai gemetar ketakutan, harusnya mereka tidak menghadapi bangsa Jien sebanyak ini."Maaf, aku tidak bisa lagi bertarung!"Andri berlari ketakutan, tapi salah satu pasukan Yakutz langsung menghadangnya dan menghantamnya hingga ia terlempar jauh.Mage dan Marksman tetap berjuang menembaki musuh, tapi mereka tidak ada perlindungan sehingga pasukan Yakutz mampu membalas."Ki~kita harus~kabur sebelum~portal tertutup!" kata Bobi gemetaran, Rama maupun Sandi ikut menengok ke arah portal yang memang akan tertutup."Benar, jika kita tetap disini, maka kita semua akan mati!!" sahut Sandi."Lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Rama. Ia melihat kearah pasukan bayangan yang sedang berjuang melawan pasukan Yakutz, bahkan beberapa pahlawan sudah tidak sadarkan diri atau mati. Rama tidak dapat memastikan."Aku tidak perduli, aku punya keluarga di rumah, jika aku mati maka siapa yang akan bertanggung jawab pada hidup mereka, Aliansi? Mereka hanya memberi sedikit untuk tingkat rendah seperti kita!" sahut Sandi lagi, ia sudah bertekad untuk pergi."Tapi, mereka disana juga punya keluarga," sahut Rama, membuat hati Sandi maupun Bobi melemah untuk kabur."Tapi bagaimana cara kita melawan mereka, lihatlah mereka sangat banyak dan buas! Aku rasa mereka ada sekitar 100 pasukan!" sahut Bobi, ia merasa frustasi saat ini."Aku akan membantu mereka!!" kata Rama, ia kemudian keluar dari persembunyiannya, dan pendar dari Pusaka Naga di tubuh Rama menarik perhatian pemimpin Yakutz."Rama lalu berlari dan melawan mereka dengan pedang seadanya yang ia punya, pedang yang hanya seharga 50 ribu rupih, pedang yang sangat murah.Tapi setiap kali Rama menyerang, pasukan Yakutz yang ingin menyerangnya akan terlempar jauh. Seolah-olah ada yang membantunya.'Kaliankah itu?'tanya Rama.'Tentu saja Tuan Muda, kami takkan biarkan mereka menyentuhmu!'sahut Lilia.'Tuan, ini baru dirimu, kukira kau akan berubah karena hilang ingatan!'sahut Baxia, mereka bicara sambil memukuli pasukan Yakutz yang tidak tau kehadiran mereka.'Memangnya seperti apa aku dulu?'tanya Rama, ia merasa dirinya adalah pecundang yang tidak memiliki kekuatan apapun, tapi Rama sadar, ia masih memiliki tekad yang kuat.'Seperti ini, sangat berani dan suka menolong!!'sahut Lilia dengan senyum di wajah yang bahkan tidak bisa Rama lihat.Tangan Gani sedang disembuhkan oleh Rina, support penyembuh. Rina menghentikan pendarahan yang terjadi di tangan Gani saat akan melindunginya. Saat ini kelompok mereka sudah berjatuhan, Gani tak menyangka Rama tingkat F akan maju dan bisa memukul pasukan Yakutz."Apa dia benar-benar berada di tingkat F?" tanya Rina yang menyaksikan itu."Serang dia, jangan dibunuh!! pastikan kalian menangkapnya!!" perintah Panglima Yakutz, ia sangat yakin kalau Rama adalah orang yang menyimpan pusaka Naga. Pendar cahaya di tubuh Rama, hanya ada beberapa orang dari alam Jien yang mampu melihatnya, salah satunya Panglima Yakutz, ia tak menyangka akan menemukan Rama, pasti Rajanya akan senang sekali."Kak Sandi, kak Bobi, selamatkan pahlawan yang masih hidup!" teriak Rama meminta bantuan.Meski ketakutan, Sandi maupun Bobi bergegas memeriksa pahlawan yang tak sadarkan diri. Mereka memapah pahlawan yang masih hidup untuk keluar.Bobi maupun Sandi bergegas menyelamatkan pasukan pahlawan yang masih hidup, mereka bersyukur pasukannya hanya pingsan dan tidak mati. Satu persatu pasukan diselamatkan, tersisa Gani dan Rina yang masih berada di dekat Rama. "Cepat pergilah aku akan menahan mereka!!" kata Rama. Rina mengangguk dan memapah Gani, luka di tangan Gani sudah tertutup. "Bagaimana denganmu?" tanya Gani, ia merasa tidak nyaman ketika Rama yang tingkat F malah melindungi mereka semua. "Jangan khawatirkan aku, aku akan menyusul!!" kata Rama sembari menghalangi pasukan Yakutz yang mencoba mendekati mereka. "Kak Gani, portal akan tertutup, kita harus bergegas!" sahut Rina. Gani dan Rina keluar dari alam Jien, bagitu pula Sandi dan Bobi. "Rama cepat keluar!!" teriak Sandi. Ketika Rama akan keluar, Panglima Yakutz berteriak."Kau pikir kami tidak mampu membuka kembali portal itu? Tetaplah disini sehingga alam manusia tidak kami usik!!" katanya. "Rama cepat!!" teriak Bobi, Rama menatap mereka hingga akhirnya p
"Rama bagaimana?" tanya Antoni ketika sadar dari pingsannya, ia mencari ke segala arah, namun Rama tidak ditemukan. Ia yang mengajak Rama pada penghadangan kali ini, makanya Antoni merasa sangat bertanggung jawab pada keselamatan anak itu. "Paman, Rama terjebak di dalam portal dan kami tidak tau seperti apa nasibnya sekarang," sahut Bobi dengan wajah sedih. "Mungkin Rama sudah...!" Sandi bahkan tak mampu meneruskan kata-katanya, mengingat Rama menyelamatkan mereka semua. "Maksudmu Rama tidak keluar dari alam Jien?" tanya Antonie dengan mata yang menatap tak percaya. Bobi mengangguk, siapapun tau kalau sudah terjebak di alam Jien, kemungkinan untuk hidup sangatlah tipis. Antoni bahkan mulai gemetar dan menangis, ini semua salahnya, harusnya ia bisa melindungi Rama dan yang lain sebagai Tankker, Antoni sangat merasa bersalah. "Paman, apa Rama memang tidak memiliki keluarga?" tanya Gani, ia juga kini kehilangan karirnya sebagai pahlawan, dengan tangan kanan yang terputus membuat Gan
Sementara itu di alam Peri, Rama sedang dilatih oleh Peri Gatot, peri perang yang melatih ketangkasan, kekuatan, kecepatan dan pertahanan Rama. Setiap hari Rama harus bangun pagi, berlari membawa beban di kaki, di tangan dan di bahunya menelusuri bukit-bukit terjal alam Peri. Setiap hari beban yang Rama bawa akan ditambah, tidak ada kata istirahat bagi Rama. Terlebih di badannya kini menyimpan pusaka Naga. Keseimbangan ada di tangan Rama, dan semua harapan menjadi beban tanggung jawabnya. Setelah itu Rama diminta untuk melakukan meditasi di bawah guyuran air terjun selama 2 jam. Untuk membersihkan aliran tenaga dalamnya, mengumpulkannya menjadi satu di satu titik, dan kembali memencarkan semuanya keseluruh badan. Ini melatih konsentrasi Rama dalam mengeluarkan tenaga dalam nantinya. "Aku kasihan melihat Tuan Muda!" seru Lilia. "Tentu itu semua untuk kebaikan Tuan Muda my love, hanya dengan latihan fisik seperti ini Tuan Muda bisa melindungi dirinya sendiri," sahut Baxia. Latihan f
[Selamat datang di onshop][Onshop telah terupdate ke versi terbaru][Apakah kau ingin log in?][Iya/Tidak]Rama terkejut dengan layar onshop yang tiba-tiba muncul di depannya seperti layar sentuh notifikasi, "Ah, jadi ini onshop?" kata Rama, ia tersenyum ketika melihat onshop. Seperti bertemu teman lama. Rama kemudian mengklik [Iya], seketika robot mungil yang lucu seperti kelinci putih,mata merah darah dengan telinga yang panjang menjuntai muncul dan mulai bicara seperti pemandu.[Apa kau ingin mengembalikan ingatanmu?][Iya/Tidak]Ketika akan mengklik [iya], Rama teringat perkataan Peri Gatot kalau gua ini mampu memanfaatkan kelemahan orang yang akan berlatih. Rama ragu, bisa jadi ingatannya membuat gua ini memanfaatkan itu untuk menyingkirkannya. "Apa aku bisa menunda soal ingatan ini?" tanya Rama, ia bicara pada hologram kelinci. [Bisa Tuan Muda][Aku akan menyimpan pemberitahuan ini untuk dijawab nanti]"Jika aku memerlukanmu, bagaimana aku memanggilmu?" tanya Rama lagi. [Ak
(Anda mengulang ke tingkat 1) "Apa yang terjadi?" gumam Rama, ketika menyadari kini ia kembali ke pintu masuk gua terkutuk tingkat 1.[Kau diserang oleh Ratu laba-laba Tuan Muda] [Gua ini mendeteksi kesalahanmu, sehingga kau dikembalikan ke tingkat 1]"Baiklah kalau begitu kita harus menyerang kembali laba-laba yang tadi kita serang!!" Rama lalu dengan sigap berlari ke arah gerombolan laba-laba yang sudah kembali hidup. "Dar!! Dar!! Dar!!" Suara tembakan kembali menggema di dalam gua. Rama tak berhenti menembaki laba-laba berancun yang menembakkan racunnya, beruntung Rama terlindungi shield blood wings. "Geeeerrrrkkkk...!"Ketika pintu gua tingkat 2 terbuka, Rama bersiap! Rama meminum elixir Fisical Power yang telah selesai di estrac. Tiba-tiba penglihatan Rama bertambah tajam, ia bahkan mampu melihat dengan jelas di dalam gelap. Begitu pula dengan pendengarannya, penciuman dan sistem tubuh lainnya. Kini terlihat jelas bentuk Ratu laba-laba yang tadi menyerangnya. Ratu laba-laba t
"Hiaaatttt!! BAM!! BAM!!" Rama berusaha keras memukulkan palu penghancur ke tubuh Raja manusia batu, namun tubuh itu sangatlah kuat. Tubuh batu itu hancur, kemudian dengan cepat kembali ke bentuk asalnya. Peluh mulai membanjiri tubuh Rama, ia bahkan mulai terengah-engah, kalau begini caranya bisa-bisa Rama akan kembali ke tingkat awal. Rama harus mencari cara untuk mengalahkan Raja manusia batu. Entah mengapa Rama melihat batu merah darah yang memancar di kepala Raja manusia batu, apa ia harus menghancurkan itu? [Benar, sepertinya kekuatan memulihkannya berpusat dari batu merah darah yang berada di kepalanya Tuan Muda] Ara menjawab seakan membaca pikiran Rama. "Apakah aku harus menghancurkan batu merah darah itu?" tanya Rama. Ara mengangguk tanpa ekspresi. "BERANINYA KAU MEMALINGKAN WAJAH!! APA KAU TIDAK TAKUT AKU AKAN MELUMAT TUBUH RINGKIHMU ITU?" Raja manusia batu mulai kembali mendekat ke arah Rama dengan geram, Rama dengan cepat menghindar.Kini Rama mulai menaiki tubuh Raja
"HIIIAAAATTTT!!" Rama melompati sulur-sulur yang ditembakkan monster sulur, Rama berlari diantara sulur menuju jantung kehidupan monster sulur. "Crash!! Crash!! Crash!!" Beberapa kali Rama memotong sulur yang mencoba menghalanginya. Sulur-sulur itu bertambah banyak, bahkan hampir mengepung Rama. Rama melompat tinggi agar terlepas dari kepungan sulur-sulur. "Hiaaattt...! Crash!!" Rama melompat kemudian memotong sulur di bawahnya. Rama kembali berlari, beberapa sulur yang melukainya sangat tidak berguna, karena disamping Rama memiliki kekuatan penyembuh dari Raja manusia batu, ia juga memiliki blood swing yang melindunginya. Sehingga sulur-sulur itu bahkan kesulitan untuk melukai Rama."Tap! Tap! Tap! Hiaaattt!! Crash!! Crash!! Crash!!" Rama kembali berlari, melompat dan memotong sulur-sulur yang mencoba menghalanginya menuju jantung kehidupan monster sulur."MANUSIA BIAD*B!! AKU HANCURKAN DIRIMU!!" Monster sulur semakin emosi dan mengerahkan semua sulurnya untuk menyerang Rama. "Kau
[Apakah kau ingin menyalin kemampuan ini Tuan Muda?] tanya Ara setelah Rama selesai menyerap energi dari jantung pusat kehidupan monster sulur yang berhasil Rama kalahkan.[Iya/Tidak] kotak copy-paste kembali hadir, tentu saja seperti biasa Rama mengklik [Iya]Kemampuan dari monster sulur dalam hal hipnotis dan meregenerasi kini terserap kedalam tubuh Rama, bersatu bersama kemampuan lainnya yang bergabung pada pusaka Naga. Membuat pusaka Naga kembali memperkuat diri serta tubuh Rama itu sendiri. Bahkan otot-otot ditubuh Rama mulai membentuk dengan sempurna, memperkuat tubuhnya. "Geeerrrrkkk!" Kini pintu gua tingkat 5 telah terbuka. Ruangan itu terlihat seperti ruangan biasa, terdapat banyak patung-patung yang memakai baju zirah berbahan besi dengan berbagai senjata di tangan mereka. Berjejer di tepian ruang dengan kondisi seperti beristirahat. Patung-patung itu terlihat diam tak berkutik, namun Rama merasakan perasaan yang tidak biasa. Seperti aura mendominasi yang sangat kuat. Bahk
Hari kelahiran sang putra Adipati "Oeeeekkkk.... Oeeeekkk!!" suara tangis bayi lelaki menggema di waktu subuh, saat itu hari mulai berganti dari gelap menuju terang. Di hari kelahirannya, burung-burung berkicau riang, angin berhembus dengan tenang. Melisa menatap bayi lelaki yang kini berada di pangkuannya dengan tatapan sayang. "Namamu Arash, artinya cahaya... Ibu harap kau akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, cahaya yang menghangatkan." Melisa kemudian mencium lembut bayi lelakinya, air mata menetes di pipinya. "Ketahuilah Arash, ibu maupun ayahmu Rama, mencintaimu... Sangat mencintaimu nak!!" kata Melisa, ia begitu lemah, jadi ia memberikan bayi itu kepada Fatta. Melisa kemudian bersandar dan tak lama setelah itu ia menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum dan bekas tetesan air matamata di pipinya. "Nona Melisa..." Fatta, Lilia dan Baxia menangis pilu mengantar kepergian dari Melisa. Melisa berjuang dengan sekuat tenaga saat mengandung Arash, karena ke
Rama menatap Ara tak percaya, bagaimana bisa ia menyegel Raja Iblis di dalam tubuh anaknya yang bahkan belum lahir? Rama akan merasa sangat berdosa kepada anaknya, ia akan menjadi seorang ayah durhaka kepada anaknya, tapi ia harus menyelamatkan orang banyak. Dia harus berkorban!! (Tuan Muda, aku hanya memberikan informasi yang kau butuhkan, apapun keputusanmu itu diluar kendaliku) Ara paham dengan perasaan yang kini menghampiri Rama. "Apa tidak ada cara lain?" tanya Rama dengan genangan airmata yang tertahan di matanya. "Bagaimana anakku akan menjalani harinya dengan jiwa Raja Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya?" (Tidak ada waktu lagi Tuan Muda, kekuatan Raja Iblis semakin membesar, jika ia berhasil membentuk tubuhnya maka kau tidak akan bisa melawannya lagi) Ara juga merasakan kesedihan yang Rama rasakan karena mereka terhubung. Rama menatap nanar pusaran darah yang terlihat makin membesar, Rama kemudian mengaktifkan pusaka Naga dan menyerap jiwa Raja Iblis. Dia tidak me
"Aku ingin bertemu Yang Mulia..." kata Rama kepada kasim Han, kasim Han terlihat bingung. "Tuan, tadi Yang Mulia berpesan untuk tidak mengganggunya, siapapun dilarang masuk." jelas Kasim Han. "Apa kau tidak bisa mengabarkan kepadanya kalau aku yang datang? Ada hal yang sangat penting yang harus aku laporkan..." kata Rama lagi, meski ia dekat dengan Raja Baskara, Rama tak pernah melanggar batas. Rama tetap menghormati temannya itu sebagai seorang Raja. "Baiklah Tuan Muda, aku akan mencoba memberitahunya..." kata kasim Han lagi, ia kemudian masuk ke dalam untuk melapor. Tidak berapa lama kasim Han keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda, maaf Yang Mulia tidak bisa diganggu, ia hanya berpesan untuk datang ke pestanya malam ini dan kau bisa melapor saat itu..." kata kasim Han, kasim Han jelas mengenal Rama, ia juga tau seberapa dekat Raja Baskara dengan Rama. Namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak Raja Baskara yang saat ini tidak bisa di ganggu. Rama mengang
Saat itu Alan sedang menatap dari kejauhan pertemuan Rama dengan pejabat Huang. Setelah beberapa lama akhirnya Rama, Fatta dan Rizal terlihat undur diri. Alan dengan jelas melihat tatapan pejabat Huang sangatlah penuh misteri saat menatap Rama. Bahkan Alan tak pernah menyangka kalau pejabat Huang adalah Raja Iblis yang menyamar. 'Mungkinkah pejabat Huang menyadari siapa bang Rama?' gumam Alan. "Bang Rama!!" tegur Alan ketika ia melihat Rama, Rizal dan Fatta mulai mendekat ke arah tempatnya bersembunyi. "Alan!!" Rama terlihat senang bertemu Alan, "mana Pandu?" tanya Rama setelah menyadari tidak adanya keberadaan Pandu di sekitar Alan. Karena setau Rama, Alan dan Pandu jarang terpisah. "Pandu sedang menjaga seorang gadis, kami hampir menabraknya semalam!! Dan... Ada yang ingin ku bicarakan denganmu bang!!" kata Alan dengan wajah serius. Baru kali ini Rama melihat Alan bicara serius. Artinya ia perlu tempat untuk bicara agar tidak ada yang bisa mendengar, setelah agak menj
Alan menatap gadis yang masih tak sadarkan diri itu, wanita ini memiliki kecantikan yang tidak biasa, riasannya terlihat tebal, karena kini riasan itu mulai luntur membuat wajah cantiknya tak terlihat. Namun Alan masih bisa tau kalau gadis yang kini ada di depannya memiliki wajah yang cantik. "Mengapa kau menatapnya seperti itu?" tanya Pandu. Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "aku hanya heran apa yang membuatnya ketakutan hingga kabur dalam keadaan seperti ini?" kata Alan dengan suara pelan. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk, Alan memintanya untuk membersihkan wanita itu. Setelah wanita paruh baya itu masuk, Alan dan Pandu segera keluar dari kamar. "Apa mungkin ia gadis yang dijual sehingga melarikan diri?" pikir Pandu. "Bisa jadi!! Tapi anehnya ia berlari dari arah hutan, dari mana kira-kira ia kabur?" pikir Alan, belum sempat ia mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari arah kamar. "Kyyyaaaa!!" Alan dan Pandu masuk k
Rama, Fatta dan Rizal terlambat datang, ketika sampai di tempat kejadian sudah ada beberapa mayat dan prajurit yang terluka serta ada 4 kereta kuda. "Apa yang terjadi?" tanya Fatta kepada beberapa prajurit yang masih sadar. Namun mereka tak bisa menjawab karena masih terlalu lemah. "Fatta!! Rizal!! berikan ini terlebih dulu kepada mereka!!" kata Rama ketika melihat prajurit itu kesakitan, Fatta dan Rizal lalu bergerak dengan cepat mengobati prajurit yang masih bisa di tolong. "Siiiiinnng!!" Seketika rasa sakit karena tembakan dan sabetan pedang menghilang dari tubuh mereka. Mereka pulih dengan cepat. "Tuan terima kasih!!" Beberapa prajurit mulai menunduk hormat, bahkan Sersan Wawan juga langsung di bawa ke hadapan Rama. Bersyukurlah masih ada detak jantungnya, karena Elixir Healing potion tidak akan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang telah berhenti berdetak. "Glek!! Glek!! Glek!!" Sersan Wawan menghabiskan cairan yang Rama berikan dengan gerakan yang lemah, seketik
"Kau yakin ini rumahnya?" tanya Bakrie kepada Danang, Danang mengangguk dengan mantap. "Aku tidak akan melupakan tempat ini, di sinilah aku melihat siluman itu kak Bakrie!!" kata Danang tanpa keraguan. Bukan Bakrie tak percaya, hanya saja titik lokasi pertemuan antara ketuanya dan siluman Harimau juga berada di rumah ini. "Apakah mungkin orang itu adalah siluman Harimau?" gumam Bakrie ragu. "Maksudmu apa kak Bakrie?" tanya Danang bingung, jelas ia mendengar Bakrie mengatakan soal siluman Harimau tadi. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Cacao ketika Bakrie akan menyahut. Padahal Bakrie dan Danang sudah berada di tempat paling tersembunyi dan tak terlihat. "Wush!!" Danang sudah akan menyerang Cacao, namun gerakan pemuda itu sangat cepat dan tak terbaca mata biasa. "Wush!!" "Tap!!" "Brught!!" Dengan cepat Danang dijatuhkan oleh Cacao. "Tuan Cacao!! Maafkan kami!!" Bakrie yang mengetahui siapa Cacao langsung berlutut. "Kau mengenalku rupanya?" Cacao m
"Bagaimana dengan persiapan kalian?" tanya Raja Iblis terhadap Badara, pelayannya yang merupakan siluman harimau itu menunduk. "Tuan, kami sedang merencanakan perampokan upeti dari beberapa desa, setelah upeti terkumpul, kita bisa membeli beberapa barang untuk melakukan ritual besar pembangkitanmu!!" jelas Badara."Jangan kecewakan aku Badara, dulu kalian telah gagal melakukan pembangkitanku, cukup satu kali aku memaafkan kecerobohan kalian!!" tegas Raja Iblis, ia mengibas jubahnya dengan kasar. "Tuan, kali ini kami tidak akan membiarkan ritual pembangkitanmu gagal!!" janji siluman Harimau. Mata Raja Iblis berkilat merah, jika marah ia akan semakin lapar, seharusnya ia akan makan 3 hari lagi, namun rasa laparnya semakin hari semakin besar. "Cacao!!" panggil Raja Iblis. Dengan secepat angin Cacao muncul di depan Raja Iblis dengan bersujud. "Tuan!!""Aku merasa lapar, carikan gadis untukku!!" Cacao terkejut, belum ada waktu seminggu dari hari terakhir Raja Iblis makan, ia sudah mu
Rizal menunggang kudanya dengan cepat, ia harus segera menyampaikan informasi ini kepada Rama. Rizal hanya membawa bekal seadanya, ia akan memangkas waktu istirahat, karena begitu sampai dan bertemu Rama akan mudah untuk kembali. *** "Alan, apa yang kau lakukan di sini?" tanya pejabat Huang saat mendapati Alan membaca buku yang tidak biasa, buku itu dari masa depan dan diberikan oleh Rama. Alan menutup buku itu dengan tenang, ia sudah membuat sampul pada bagian buku sehingga orang lain tidak akan curiga, namun Alan tidak tau kalau Raja Iblis aka pejabat Huang, telah melihat sebagian isi buku yang Alan baca. "Hanya mengisi waktu sebelum masuk ke kelas, Tuan sendirian?" tanya Alan sopan. Ia selalu menatap takjub pejabat Huang, entah mengapa pejabat Huang selalu bisa membuat orang lain untuk senang berada di dekatnya. Karena pejabat Huang memang menggunakan kemampuan sihirnya agar orang lain menyukainya. "Benar, aku menerima undangan makan dari Raja Baskara. Apa kau mau ikut? Ak