Sementara itu di alam Peri, Rama sedang dilatih oleh Peri Gatot, peri perang yang melatih ketangkasan, kekuatan, kecepatan dan pertahanan Rama. Setiap hari Rama harus bangun pagi, berlari membawa beban di kaki, di tangan dan di bahunya menelusuri bukit-bukit terjal alam Peri. Setiap hari beban yang Rama bawa akan ditambah, tidak ada kata istirahat bagi Rama. Terlebih di badannya kini menyimpan pusaka Naga. Keseimbangan ada di tangan Rama, dan semua harapan menjadi beban tanggung jawabnya.
Setelah itu Rama diminta untuk melakukan meditasi di bawah guyuran air terjun selama 2 jam. Untuk membersihkan aliran tenaga dalamnya, mengumpulkannya menjadi satu di satu titik, dan kembali memencarkan semuanya keseluruh badan. Ini melatih konsentrasi Rama dalam mengeluarkan tenaga dalam nantinya."Aku kasihan melihat Tuan Muda!" seru Lilia."Tentu itu semua untuk kebaikan Tuan Muda my love, hanya dengan latihan fisik seperti ini Tuan Muda bisa melindungi dirinya sendiri," sahut Baxia.Latihan fisik yang begitu berat terkadang menyiksa Rama, terkadang ia sampai muntah-muntah. Namun Rama memiliki tekad yang kuat, untuk memperkuat dirinya dan mengembalikan ingatannya."Tuan Muda, kau ingat kau bisa melakukan apapun dengan onshop, kau bisa mengeluarkan ini itu dengan onshop, hanya dengan begini dan begini," Fatta sangat rajin bercerita tentang Rama dulunya, membuat Rama sangat penasaran seperti apa onshop yang Fatta maksud."Tuan kau juga bisa mengeluarkan cairan yang memperkuat diri dari onshop," begitu pula Lilia, ia juga bercerita bagaimana hebatnya Rama mengatur strategi untuk melawan bangsa Mamarika."Bukan di masa ini? Tapi aku ke masa lalu?" tanya Rama. Fatta dan Lilia langsung mengangguk."Bagaimana dengan keluargaku di masa lalu?" tanya Rama, ia terlihat bersemangat ketika mendengar ia memiliki keluarga di masa lalu."Ada Tuan Muda Jaya, aku rutin memberi kabar kepadanya, jadi ia tetap berlatih bersama pasukan bayangan, sembari menunggu kedatanganmu Tuan Muda," sahut Lilia."Meski mereka merindukanmu, mereka yakin selama kau masih hidup, maka mereka juga akan berjuang untuk kesejahteraan desa Mekarsari yang telah kau bangun." jelas Fatta, dengan senyum muram di wajahnya."Apa ada masalah?" tanya Rama kerena melihat wajah sedih Fatta."Tidak ada masalah Tuan Muda, hanya saja aku tau seperti apa mereka merindukanmu..." sahut Fatta."Aku juga merindukan mereka, dari cerita yang kalian berikan, membuatku tidak sabar ingin bertemu dengan keluargaku, pasukan bayangan, serta orang-orang yang aku kenal di sana." Rama tersenyum senang.Fatta hanya bisa menahan kesedihan itu, ia takkan menceritakan apapun yang akan membuat Rama sedih, ia maupun Lilia akan sabar menunggu hingga Rama mengingat semuanya. ."Bagaimana, apa kau masih mau melanjutkan pelatihan kita?" tanya Peri Gatot kemudian."Master," Rama memberi hormat ketika Peri Gatot mendatanginya kembali."Apakah masih ada pelatihan lainnya?"tanya Rama, karena setaunya Peri Gatot akan pulang setelah selesai berlatih meditasi."Masih ada pelatihan untukmu, dan tempatnya bukan di sini, kita akan pergi setidaknya selama seminggu," Peri Gatot lalu menunjuk Fatta, Lilia dan Baxia,"Mereka tidak boleh ikut,"katanya kemudian."Mengapa kami tidak boleh ikut," Lilia mendesis marah, selama ini ia menghormati alam Peri karena Rama. Bukan karena mereka lebih lemah, antara alam Hewan spiritual dan alam Peri, Naga memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Para Peri mengetahui itu, tak ada satupun yang ingin menyinggung Naga."Lilia," Rama menegurnya lembut."Maafkan aku Tuan Muda, hanya saja tidak ada jaminan keselamatanmu di sana bersama Peri Gatot." sahut Lilia, Peri Gatot hanya bisa menghela napas, ia tau Naga sangat setia kepada Tuannya. Bahkan nyawa mereka ada pada Tuannya."Aku tidak bermaksud menyinggung mu Naga yang agung, tapi tempat itu hanya bisa dimasuki oleh kami para Peri dan Rama sebagai penerima berkah Peri, jika bisa mengajak kalian masuk, maka aku akan melakukannya, tapi itu adalah tempat yang suci bagi kami." kata Peri Gatot menjelaskan dengan tenang. Mendengar itu Baxia langsung menenangkan kekasihnya."My love, percayalah pada Tuan Muda, jika kau seperti ini, Tuan Muda akan kesulitan berkembang," kata Baxia.Rama kemudian mendekati Lilia, entah mengapa ia ingin melakukan ini, tapi seperti paham Lilia menyambut sandaran kepala Rama di kepalanya, mereka beradu kepala. "Lilia, aku tau kau sangat ingin melindungiku, tapi aku juga ingin melindungi kalian, jadi percayalah padaku," kata Rama.Lilia kemudian melepaskan sandaran kepalanya di kepala Rama. Matanya yang biru itu bersinar sangat indah, "Tuan Muda, berhati-hatilah, selalu hubungi kami, apalagi jika kau merasakan adanya masalah,berjanjilah kau akan langsung memanggil kami," kata Lilia.Rama tersenyum dan mengangguk."Tuan Muda, kumohon jaga dirimu..." kata Baxia juga, ia juga menyandarkan kepalanya dengan kepala Rama, seakan itu adalah salam perpisahan dan akan berjumpa lagi."Tuan Muda, jangan terlalu lama, cepatlah kembali dan selesaikan pelatihanmu!" seru Fatta juga, ia seperti akan menangis, bahkan Barats ikut mengaom saat Rama akan pergi."Raorrr...""Barats, jangan nakal ya..." pesan Rama."Raor, raorrr... raoooorrr..." seakan paham, Barats menyahut dengan aumannya.Rama kemudian pergi dengan membawa bekal seadanya bersama Peri Gatot. Peri Gatot mengeluarkan ilmu meringankan tubuhnya, jadi dengan mudah ia bergerak kesana kemari, sedangkan Rama memiliki ilmu teleportasi yang ia dapatkan dari Baxia, meski masih belum terbiasa memakainya, Rama akan melatihnya dengan terus menggunakan teleportasi untuk mengejar Peri Gatot.Mereka sampai di sebuah gua besar, gua dengan aura mencekam." Ini adalah gua pelatihanmu Rama, gua ini bernama gua terkutuk, ada 10 tingkatan pelatihan di gua ini, namun yang menjadikan gua ini terkutuk, jika kau gagal melaksanakan pelatihan di tingkat tertentu, maka kau akan mengulang ke tingkat awal," jelas Peri Gatot, "jika kau lelah, kau boleh menyelesaikan pelatihan, lagipula tak banyak manusia bahkan peri yang dapat menyelesaikan pelatihan ini," lanjut Peri Gatot."Jadi ada manusia juga yang berlatih di sini?" tanya Rama.Peri Gatot mengangguk, "Beberapa manusia yang mendapatkan berkah dari Peri, akan mendapatkan pelatihan di sini, setidaknya selama seminggu." jelas Peri Gatot, ia memandangi pintu masuk gua yang bahkan tidak memiliki penutup. "Saranku, berhati-hatilah, karna gua ini memiliki kemampuan untuk membaca segala keinginan hati, ia mampu memanfaatkan kelemahanmu"Rama menatap pintu masuk gua dengan segala kemungkinan. "Apakah pernah ada yang berhasil?" tanya Rama kemudian.Peri Gatot menggeleng," tidak ada satupun yang berhasil makanya dinamakan gua terkutuk, segala ambisi ada di dalam sana, segala keinginan, segala kelemahan dan gua ini memanfaatkan itu semua untuk membuat siapapun yang masuk pasti akan mengulang ke tingkat awal."Peri Gatot kemudian terkekeh, "Bahkan aku hanya bisa sampai ke tingkat 6," katanya kemudian menepuk bahu Rama.Rama mengerti ia pun masuk secara perlahan ke dalam gua terkutuk.[Selamat datang di onshop][Onshop telah terupdate ke versi terbaru][Apakah kau ingin log in?][Iya/Tidak]Rama terkejut dengan layar onshop yang tiba-tiba muncul di depannya seperti layar sentuh notifikasi, "Ah, jadi ini onshop?" kata Rama, ia tersenyum ketika melihat onshop. Seperti bertemu teman lama. Rama kemudian mengklik [Iya], seketika robot mungil yang lucu seperti kelinci putih,mata merah darah dengan telinga yang panjang menjuntai muncul dan mulai bicara seperti pemandu.[Apa kau ingin mengembalikan ingatanmu?][Iya/Tidak]Ketika akan mengklik [iya], Rama teringat perkataan Peri Gatot kalau gua ini mampu memanfaatkan kelemahan orang yang akan berlatih. Rama ragu, bisa jadi ingatannya membuat gua ini memanfaatkan itu untuk menyingkirkannya. "Apa aku bisa menunda soal ingatan ini?" tanya Rama, ia bicara pada hologram kelinci. [Bisa Tuan Muda][Aku akan menyimpan pemberitahuan ini untuk dijawab nanti]"Jika aku memerlukanmu, bagaimana aku memanggilmu?" tanya Rama lagi. [Ak
(Anda mengulang ke tingkat 1) "Apa yang terjadi?" gumam Rama, ketika menyadari kini ia kembali ke pintu masuk gua terkutuk tingkat 1.[Kau diserang oleh Ratu laba-laba Tuan Muda] [Gua ini mendeteksi kesalahanmu, sehingga kau dikembalikan ke tingkat 1]"Baiklah kalau begitu kita harus menyerang kembali laba-laba yang tadi kita serang!!" Rama lalu dengan sigap berlari ke arah gerombolan laba-laba yang sudah kembali hidup. "Dar!! Dar!! Dar!!" Suara tembakan kembali menggema di dalam gua. Rama tak berhenti menembaki laba-laba berancun yang menembakkan racunnya, beruntung Rama terlindungi shield blood wings. "Geeeerrrrkkkk...!"Ketika pintu gua tingkat 2 terbuka, Rama bersiap! Rama meminum elixir Fisical Power yang telah selesai di estrac. Tiba-tiba penglihatan Rama bertambah tajam, ia bahkan mampu melihat dengan jelas di dalam gelap. Begitu pula dengan pendengarannya, penciuman dan sistem tubuh lainnya. Kini terlihat jelas bentuk Ratu laba-laba yang tadi menyerangnya. Ratu laba-laba t
"Hiaaatttt!! BAM!! BAM!!" Rama berusaha keras memukulkan palu penghancur ke tubuh Raja manusia batu, namun tubuh itu sangatlah kuat. Tubuh batu itu hancur, kemudian dengan cepat kembali ke bentuk asalnya. Peluh mulai membanjiri tubuh Rama, ia bahkan mulai terengah-engah, kalau begini caranya bisa-bisa Rama akan kembali ke tingkat awal. Rama harus mencari cara untuk mengalahkan Raja manusia batu. Entah mengapa Rama melihat batu merah darah yang memancar di kepala Raja manusia batu, apa ia harus menghancurkan itu? [Benar, sepertinya kekuatan memulihkannya berpusat dari batu merah darah yang berada di kepalanya Tuan Muda] Ara menjawab seakan membaca pikiran Rama. "Apakah aku harus menghancurkan batu merah darah itu?" tanya Rama. Ara mengangguk tanpa ekspresi. "BERANINYA KAU MEMALINGKAN WAJAH!! APA KAU TIDAK TAKUT AKU AKAN MELUMAT TUBUH RINGKIHMU ITU?" Raja manusia batu mulai kembali mendekat ke arah Rama dengan geram, Rama dengan cepat menghindar.Kini Rama mulai menaiki tubuh Raja
"HIIIAAAATTTT!!" Rama melompati sulur-sulur yang ditembakkan monster sulur, Rama berlari diantara sulur menuju jantung kehidupan monster sulur. "Crash!! Crash!! Crash!!" Beberapa kali Rama memotong sulur yang mencoba menghalanginya. Sulur-sulur itu bertambah banyak, bahkan hampir mengepung Rama. Rama melompat tinggi agar terlepas dari kepungan sulur-sulur. "Hiaaattt...! Crash!!" Rama melompat kemudian memotong sulur di bawahnya. Rama kembali berlari, beberapa sulur yang melukainya sangat tidak berguna, karena disamping Rama memiliki kekuatan penyembuh dari Raja manusia batu, ia juga memiliki blood swing yang melindunginya. Sehingga sulur-sulur itu bahkan kesulitan untuk melukai Rama."Tap! Tap! Tap! Hiaaattt!! Crash!! Crash!! Crash!!" Rama kembali berlari, melompat dan memotong sulur-sulur yang mencoba menghalanginya menuju jantung kehidupan monster sulur."MANUSIA BIAD*B!! AKU HANCURKAN DIRIMU!!" Monster sulur semakin emosi dan mengerahkan semua sulurnya untuk menyerang Rama. "Kau
[Apakah kau ingin menyalin kemampuan ini Tuan Muda?] tanya Ara setelah Rama selesai menyerap energi dari jantung pusat kehidupan monster sulur yang berhasil Rama kalahkan.[Iya/Tidak] kotak copy-paste kembali hadir, tentu saja seperti biasa Rama mengklik [Iya]Kemampuan dari monster sulur dalam hal hipnotis dan meregenerasi kini terserap kedalam tubuh Rama, bersatu bersama kemampuan lainnya yang bergabung pada pusaka Naga. Membuat pusaka Naga kembali memperkuat diri serta tubuh Rama itu sendiri. Bahkan otot-otot ditubuh Rama mulai membentuk dengan sempurna, memperkuat tubuhnya. "Geeerrrrkkk!" Kini pintu gua tingkat 5 telah terbuka. Ruangan itu terlihat seperti ruangan biasa, terdapat banyak patung-patung yang memakai baju zirah berbahan besi dengan berbagai senjata di tangan mereka. Berjejer di tepian ruang dengan kondisi seperti beristirahat. Patung-patung itu terlihat diam tak berkutik, namun Rama merasakan perasaan yang tidak biasa. Seperti aura mendominasi yang sangat kuat. Bahk
"Cepat jalan!!" Adipati dan anggotanya ditangkap oleh bangsa Jien yang dikomandoi panglima Ruwo. Tangan mereka diikat, tubuh mereka dirantai dan saling berkaitan dengan yang lainnya, agar tidak bisa kabur. Bahkan Adipati Dan anggotanya dipasangi alat untuk tidak bisa mengaktifkan kekuatannya."Dimana kita ini?" tanya Alin. Mereka kini memasuki sebuah kota di alam Jien. Kota yang terlihat lebih canggih ketimbang alam manusia. Ada beberapa mobil terbang, motor terbang yang tidak terlihat seperti motor. Bangunan-bangunan tinggi, sedangkan di bagian bawah ada pohon-pohon yang dijaga asri, danau-danau yang terlihat indah. Adipati dan anggotanya tidak menyangka alam Jien akan seindah ini penampakannya."Apa kita benar-benar di tangkap di alam Jien?" tanya Jamil memastikan pemandangan di depannya. "Kau pikir?!" sahut Alin dengan nada marah. "Lihatlah tempat ini bahkan lebih modern dari alam manusia, bagaimana bisa mereka membuat kota jadi secanggih ini?" sahut Jamil lagi. Adipati menggel
Adipati dan anggotanya dibawa masuk ke sebuah rumah yang terlihat seperti kantin besar."Manusia yang pertama kali datang dan belum bekerja akan makan di kantin ini," jelas Bram, ia mengajak Adipati dan anggotanya untuk mengantri bersama manusia lainnya, mengantri makanan. Hal yang belum pernah Adipati lakukan. Bahkan ia tak yakin apakah makanan itu bisa dimakan. "Apa makanan ini bisa dimakan?" tanya Haris, ia bahkan memasang ekspresi jijik saat melihat makanan di depan mereka. "Bisa dimakan, karena kita juga yang membuatnya." jelas Bram lagi dengan senyum maklum."Makanan ini bahkan terlihat sangat tidak biasa bukan?" sahut Alin dengan enggan menatap ke arah makanan yang kini berada di piringnya."Lebih baik kau mencoba untuk memakannya, rasanya tidak seburuk tampilannya." jelas Bram lagi.Adipati menatap makanan itu, kini mereka duduk berjejer masih dengan kondisi menatap makanan di piring masing-masing. "Hap!! Nyum... Nyum..." Jamil mencoba untuk memberanikan diri mengunyah maka
"Crash!!" Penyihir tengkorak terpelanting cukup jauh. Tongkat sihir berbatu merahnya terjatuh, dengan mudah Rama mengambilnya dan memainkan tongkat itu ditangannya. "Lihatlah, benar bukan! aku telah mengalahkanmu!" kata Rama dengan senyuman di wajahnya."Kekekekek...!" penyihir tengkorak terkekeh,"Aku mengaku kalah, kau cukup hebat ketika melawanku, tapi apa kau mampu melawan pemilik asli gua terkutuk ini nanti?!"kata penyihir tengkorak lagi."Aku bahkan belum menaiki semua tingkat, mengapa aku harus pusing memikirkan hasil akhirnya?""Hahaha...! Kau unik, kau benar-benar unik! Mungkin pemilik gua ini akan menyukaimu nanti!"Penyihir tengkorak lalu menghilang, bagai debu karena telah mengakui kekalahannya. Rama terpaku, menatap tongkat sihir ditangannya. "Apa aku menang dengan mudah kali ini?" kata Rama. [Benar, kau telah menang Tuan Muda][Penyihir tengkorak putih mengakui kekalahannya, kini apakah kau mau menyalin kemampuan penyihir tengkorak putih?][Iya/Tidak]"Apa kemampuan pe
Hari kelahiran sang putra Adipati "Oeeeekkkk.... Oeeeekkk!!" suara tangis bayi lelaki menggema di waktu subuh, saat itu hari mulai berganti dari gelap menuju terang. Di hari kelahirannya, burung-burung berkicau riang, angin berhembus dengan tenang. Melisa menatap bayi lelaki yang kini berada di pangkuannya dengan tatapan sayang. "Namamu Arash, artinya cahaya... Ibu harap kau akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, cahaya yang menghangatkan." Melisa kemudian mencium lembut bayi lelakinya, air mata menetes di pipinya. "Ketahuilah Arash, ibu maupun ayahmu Rama, mencintaimu... Sangat mencintaimu nak!!" kata Melisa, ia begitu lemah, jadi ia memberikan bayi itu kepada Fatta. Melisa kemudian bersandar dan tak lama setelah itu ia menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum dan bekas tetesan air matamata di pipinya. "Nona Melisa..." Fatta, Lilia dan Baxia menangis pilu mengantar kepergian dari Melisa. Melisa berjuang dengan sekuat tenaga saat mengandung Arash, karena ke
Rama menatap Ara tak percaya, bagaimana bisa ia menyegel Raja Iblis di dalam tubuh anaknya yang bahkan belum lahir? Rama akan merasa sangat berdosa kepada anaknya, ia akan menjadi seorang ayah durhaka kepada anaknya, tapi ia harus menyelamatkan orang banyak. Dia harus berkorban!! (Tuan Muda, aku hanya memberikan informasi yang kau butuhkan, apapun keputusanmu itu diluar kendaliku) Ara paham dengan perasaan yang kini menghampiri Rama. "Apa tidak ada cara lain?" tanya Rama dengan genangan airmata yang tertahan di matanya. "Bagaimana anakku akan menjalani harinya dengan jiwa Raja Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya?" (Tidak ada waktu lagi Tuan Muda, kekuatan Raja Iblis semakin membesar, jika ia berhasil membentuk tubuhnya maka kau tidak akan bisa melawannya lagi) Ara juga merasakan kesedihan yang Rama rasakan karena mereka terhubung. Rama menatap nanar pusaran darah yang terlihat makin membesar, Rama kemudian mengaktifkan pusaka Naga dan menyerap jiwa Raja Iblis. Dia tidak me
"Aku ingin bertemu Yang Mulia..." kata Rama kepada kasim Han, kasim Han terlihat bingung. "Tuan, tadi Yang Mulia berpesan untuk tidak mengganggunya, siapapun dilarang masuk." jelas Kasim Han. "Apa kau tidak bisa mengabarkan kepadanya kalau aku yang datang? Ada hal yang sangat penting yang harus aku laporkan..." kata Rama lagi, meski ia dekat dengan Raja Baskara, Rama tak pernah melanggar batas. Rama tetap menghormati temannya itu sebagai seorang Raja. "Baiklah Tuan Muda, aku akan mencoba memberitahunya..." kata kasim Han lagi, ia kemudian masuk ke dalam untuk melapor. Tidak berapa lama kasim Han keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda, maaf Yang Mulia tidak bisa diganggu, ia hanya berpesan untuk datang ke pestanya malam ini dan kau bisa melapor saat itu..." kata kasim Han, kasim Han jelas mengenal Rama, ia juga tau seberapa dekat Raja Baskara dengan Rama. Namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak Raja Baskara yang saat ini tidak bisa di ganggu. Rama mengang
Saat itu Alan sedang menatap dari kejauhan pertemuan Rama dengan pejabat Huang. Setelah beberapa lama akhirnya Rama, Fatta dan Rizal terlihat undur diri. Alan dengan jelas melihat tatapan pejabat Huang sangatlah penuh misteri saat menatap Rama. Bahkan Alan tak pernah menyangka kalau pejabat Huang adalah Raja Iblis yang menyamar. 'Mungkinkah pejabat Huang menyadari siapa bang Rama?' gumam Alan. "Bang Rama!!" tegur Alan ketika ia melihat Rama, Rizal dan Fatta mulai mendekat ke arah tempatnya bersembunyi. "Alan!!" Rama terlihat senang bertemu Alan, "mana Pandu?" tanya Rama setelah menyadari tidak adanya keberadaan Pandu di sekitar Alan. Karena setau Rama, Alan dan Pandu jarang terpisah. "Pandu sedang menjaga seorang gadis, kami hampir menabraknya semalam!! Dan... Ada yang ingin ku bicarakan denganmu bang!!" kata Alan dengan wajah serius. Baru kali ini Rama melihat Alan bicara serius. Artinya ia perlu tempat untuk bicara agar tidak ada yang bisa mendengar, setelah agak menj
Alan menatap gadis yang masih tak sadarkan diri itu, wanita ini memiliki kecantikan yang tidak biasa, riasannya terlihat tebal, karena kini riasan itu mulai luntur membuat wajah cantiknya tak terlihat. Namun Alan masih bisa tau kalau gadis yang kini ada di depannya memiliki wajah yang cantik. "Mengapa kau menatapnya seperti itu?" tanya Pandu. Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "aku hanya heran apa yang membuatnya ketakutan hingga kabur dalam keadaan seperti ini?" kata Alan dengan suara pelan. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk, Alan memintanya untuk membersihkan wanita itu. Setelah wanita paruh baya itu masuk, Alan dan Pandu segera keluar dari kamar. "Apa mungkin ia gadis yang dijual sehingga melarikan diri?" pikir Pandu. "Bisa jadi!! Tapi anehnya ia berlari dari arah hutan, dari mana kira-kira ia kabur?" pikir Alan, belum sempat ia mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari arah kamar. "Kyyyaaaa!!" Alan dan Pandu masuk k
Rama, Fatta dan Rizal terlambat datang, ketika sampai di tempat kejadian sudah ada beberapa mayat dan prajurit yang terluka serta ada 4 kereta kuda. "Apa yang terjadi?" tanya Fatta kepada beberapa prajurit yang masih sadar. Namun mereka tak bisa menjawab karena masih terlalu lemah. "Fatta!! Rizal!! berikan ini terlebih dulu kepada mereka!!" kata Rama ketika melihat prajurit itu kesakitan, Fatta dan Rizal lalu bergerak dengan cepat mengobati prajurit yang masih bisa di tolong. "Siiiiinnng!!" Seketika rasa sakit karena tembakan dan sabetan pedang menghilang dari tubuh mereka. Mereka pulih dengan cepat. "Tuan terima kasih!!" Beberapa prajurit mulai menunduk hormat, bahkan Sersan Wawan juga langsung di bawa ke hadapan Rama. Bersyukurlah masih ada detak jantungnya, karena Elixir Healing potion tidak akan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang telah berhenti berdetak. "Glek!! Glek!! Glek!!" Sersan Wawan menghabiskan cairan yang Rama berikan dengan gerakan yang lemah, seketik
"Kau yakin ini rumahnya?" tanya Bakrie kepada Danang, Danang mengangguk dengan mantap. "Aku tidak akan melupakan tempat ini, di sinilah aku melihat siluman itu kak Bakrie!!" kata Danang tanpa keraguan. Bukan Bakrie tak percaya, hanya saja titik lokasi pertemuan antara ketuanya dan siluman Harimau juga berada di rumah ini. "Apakah mungkin orang itu adalah siluman Harimau?" gumam Bakrie ragu. "Maksudmu apa kak Bakrie?" tanya Danang bingung, jelas ia mendengar Bakrie mengatakan soal siluman Harimau tadi. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Cacao ketika Bakrie akan menyahut. Padahal Bakrie dan Danang sudah berada di tempat paling tersembunyi dan tak terlihat. "Wush!!" Danang sudah akan menyerang Cacao, namun gerakan pemuda itu sangat cepat dan tak terbaca mata biasa. "Wush!!" "Tap!!" "Brught!!" Dengan cepat Danang dijatuhkan oleh Cacao. "Tuan Cacao!! Maafkan kami!!" Bakrie yang mengetahui siapa Cacao langsung berlutut. "Kau mengenalku rupanya?" Cacao m
"Bagaimana dengan persiapan kalian?" tanya Raja Iblis terhadap Badara, pelayannya yang merupakan siluman harimau itu menunduk. "Tuan, kami sedang merencanakan perampokan upeti dari beberapa desa, setelah upeti terkumpul, kita bisa membeli beberapa barang untuk melakukan ritual besar pembangkitanmu!!" jelas Badara."Jangan kecewakan aku Badara, dulu kalian telah gagal melakukan pembangkitanku, cukup satu kali aku memaafkan kecerobohan kalian!!" tegas Raja Iblis, ia mengibas jubahnya dengan kasar. "Tuan, kali ini kami tidak akan membiarkan ritual pembangkitanmu gagal!!" janji siluman Harimau. Mata Raja Iblis berkilat merah, jika marah ia akan semakin lapar, seharusnya ia akan makan 3 hari lagi, namun rasa laparnya semakin hari semakin besar. "Cacao!!" panggil Raja Iblis. Dengan secepat angin Cacao muncul di depan Raja Iblis dengan bersujud. "Tuan!!""Aku merasa lapar, carikan gadis untukku!!" Cacao terkejut, belum ada waktu seminggu dari hari terakhir Raja Iblis makan, ia sudah mu
Rizal menunggang kudanya dengan cepat, ia harus segera menyampaikan informasi ini kepada Rama. Rizal hanya membawa bekal seadanya, ia akan memangkas waktu istirahat, karena begitu sampai dan bertemu Rama akan mudah untuk kembali. *** "Alan, apa yang kau lakukan di sini?" tanya pejabat Huang saat mendapati Alan membaca buku yang tidak biasa, buku itu dari masa depan dan diberikan oleh Rama. Alan menutup buku itu dengan tenang, ia sudah membuat sampul pada bagian buku sehingga orang lain tidak akan curiga, namun Alan tidak tau kalau Raja Iblis aka pejabat Huang, telah melihat sebagian isi buku yang Alan baca. "Hanya mengisi waktu sebelum masuk ke kelas, Tuan sendirian?" tanya Alan sopan. Ia selalu menatap takjub pejabat Huang, entah mengapa pejabat Huang selalu bisa membuat orang lain untuk senang berada di dekatnya. Karena pejabat Huang memang menggunakan kemampuan sihirnya agar orang lain menyukainya. "Benar, aku menerima undangan makan dari Raja Baskara. Apa kau mau ikut? Ak