Beranda / Pendekar / PUSAKA PEDANG LANGIT / 60. Berlatih Sendiri

Share

60. Berlatih Sendiri

Penulis: PengkhayalMalam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Latihan sulit membuat Zoe lelah, tapi ia tak boleh menyerah. Turun dari bukit yang benar-benar membuat kakeknya sakit. Ia sampai di danau bersama Azil.

Udara yang tadinya dingin sudah tak terasa dingin, Zoe duduk sebentar di dekat danau. Ia rasa nafasnya belum stabil setelah berlari turun dari bukit.

“Aku istirahat sebentar,” ucap Zoe sambil duduk di bawah pohon rindang, untuk sekedar bersandar dan meluruskan kaki.

Azil menatap Zoe yang kelelahan, begitu juga dirinya. Ia langsung berbaring tidur menghadap langit yang luas.

“Kau benar, aku juga lelah,” ucap Azil yang juga beristirahat. Udara masih terasa sejuk. Waktu masih begitu pagi.

Azil tak mengira jika turun lebih cepat daripada naik. Ia yang menghilangkan lelah sejenak, merasa nyaman melihat langit yang sudah mulai terang

“Aku tak mengira jika jaraknya dekat,” kata Zoe yang merasa sekarang jaraknya lebih dekat daripada sebelumnya.

Padahal sebelumnya dia juga pernah menaiki Bukit tersebut, tapi dia sampai menghabiskan waktu set
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    61. Latihan Sulit

    “Hanya dari kitab pedang pertama,”jawab Zoe yang saat itu memberitahukan kepada rekannya jika dia hanya mempelajari buku jurus pedang pertama dan tidak memiliki seorang guru. Awal mula Ia memang sangat kesulitan, tapi dengan kebiasaan tersebut membuat dia berusaha sebesar mungkin dan akhirnya bisa menguasai jurus pedang. Meski pengalamannya belum banyak tapi setidaknya Dia pernah ikut kompetensi yang diadakan di gudang senjata. Hal itu menambah kecepatannya dalam bertarung dan mengetahui ternyata lebih banyak pendekar yang lebih hebat dari dirinya.“Pantas saja kau tak berpengalaman berperang,” kata Azil mengamati dan mengetahui apa yang dilakukan oleh Zoe yang benar-benar berbeda dari pendekar pada umumnya. Ternyata dia baru sadar jika Zoe selama ini membelah diri jurus pedangnya hanya dengan buku saja, yang mana seharusnya dia harus memiliki seorang guru agar lebih matang.“Kau tahu itu?” tanya Zoe ingin tahu bagaimana alasan Azil bisa mengetahui jika kemampuan menyusui tidak s

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    62. Lanjut Latihan

    "Maaf Kek, tapi ini juga sulit," ucap Zoe membela diri karena sudah lelah."Turun lagi kalian dan lanjutkan dengan berenang!" perintah latihan selanjutnya dari kakek Ling.Zoe dan Azil berada di tengah-tengah latihan sulit untuk persiapan latihan selanjutnya yang mana ia harus berenang. Meskipun mereka sudah berlatih keras, mereka menghadapi rintangan yang tak terduga ketika cuaca tiba-tiba berubah menjadi buruk, menyebabkan air Danau menjadi dingin dan gelap. Mereka harus mengandalkan kekuatan dan kepercayaan satu sama lain untuk tetap fokus dan menyelesaikan latihan dengan baik. Dengan saling memberi dukungan, mereka berhasil melewati tantangan itu dan keluar sebagai pemenang, memperkuat ikatan persahabatan mereka dalam proses tersebut.Setelah latihan sulit itu, Zoe mendapat teguran dari Kakek Ling, gurunya yang bijaksana, karena kurangnya fokus dan ketidak disiplinannya di Danau . Meskipun sulit untuk menerima kritik, Zoe menyadari bahwa teguran itu datang dari tempat yang baik d

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    63. Latihan Terakhir

    Zoe dan Azil setelah selesai latihan renang dan makan. Mereka berdua beristirahat. Setelah semua yang sudah dilewati. “Wah, latihan hari ini benar-benar melelahkan. Tapi aku merasa teknik renangku semakin baik,” ucap Zoe yang saat itu merasa ia makin berkembang. “Aku juga merasakannya. Pelatih benar-benar mendorong kita hari ini. Tapi itu bagus, aku butuh latihan ekstra untuk besok,” kata Azil yang juga tidak mau kalah. “Oh iya, kompetisi itu! Kamu pasti bisa, Azil. Aku akan datang untuk mendukungmu,” kata Zoe yang tahu akan ada kompetisi ranang yang di adakan Kakek Ling. “Terima kasih, Zoe. Dukunganmu berarti banyak. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan gaya punggungmu tadi? Aku lihat kamu semakin cepat.” puji Azil yang tahu jika Zoe semakin sua saja. “Iya, aku mencoba tips yang kamu berikan minggu lalu. Ternyata memang membantu!” Ucap Zoe sangat berterima kasih pada.Azil “Baguslah. Kalau kita te

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    64. Masih bersemangat

    “Aku siap. Ini adalah kesempatan kita untuk membuktikan diri, Azil.” Zoe memulai pemanasan sebelum menunjukkan kemampuannya.“Betul, Zoe. Mari kita beri yang terbaik.” Azil yang juga tidak mau kalah dengan melakukan pemanasan sebelum bertanding.Latihan dimulai dengan pemanasan intensif. Setelah pemanasan, mereka masuk ke latihan teknik renang dengan intensitas tinggi. Pelatih mengawasi setiap gerakan mereka, memberikan koreksi dan semangat.Zoe, gerakan tanganmu sudah semakin baik. Terus pertahankan ritme ini,” ucap Kakek Ling memberikan instruksi untuk memperbaiki latihannya.“Terima kasih, Kek. Aku akan berusaha lebih baik lagi,” jawab Zoe penuh semangat.“Azil, kecepatanmu mengesankan. Tapi jangan lupa untuk tetap menjaga posisi tubuh yang stabil.” Kekek Ling yang terus memberikan arahan.“Siap, Kek. Terima kasih atas arahannya.” Azil mengikuti arahan Kakek Ling.Setelah latihan teknik, mereka beralih ke sesi tenaga dalam. Pak Budi memimpin mereka dalam meditasi dan latihan pernap

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    65. Selesai latihan

    Setelah satu bulan di Bukit Asap, Zoe dan Azil akhirnya menyelesaikan tugas mereka. Mereka pun bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka. Semoga perjalanan selanjutnya lancar dan penuh petualangan! Zoe dan Azil mengunjungi kepala desa untuk berpamitan. Mereka menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dan bantuan selama mereka berada di desa. Kepala desa mengucapkan selamat tinggal dan memberikan doa restu untuk perjalanan mereka selanjutnya. "Kami berdua sangat bersyukur telah diberi kesempatan untuk mengenal desa ini dan menjalankan tugas kami di sini. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan. Kami akan selalu mengingat kenangan indah ini. Sampai jumpa, semoga desa ini selalu sejahtera!” Kepala desa dengan hangat mengucapkan terima kasih kepada Zoe dan Azil atas kontribusi dan kerja keras mereka selama berada di desa. Beliau menyampaikan rasa bangga dan mengakui betapa berharganya upaya mereka dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Kepala des

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    66. Air Misterius

    Zoe dan Azil mendekati kerumunan itu dengan rasa ingin tahu. Di tengah-tengah kerumunan, mereka mendengar orang-orang berbicara dengan semangat tentang air misterius. Beberapa orang tampak khawatir, sementara yang lain terlihat penuh harap.Seorang pria tua dengan suara bergetar berkata, "Air itu muncul tiba-tiba di desa kita. Tak ada yang tahu dari mana asalnya atau apa efeknya."Seorang wanita muda menambahkan, "Beberapa orang yang meminumnya mengklaim bahwa mereka merasa lebih sehat dan kuat, tapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka mengalami mimpi-mimpi aneh setelah meminumnya."Zoe menatap Azil dan berkata, "Kedengarannya seperti sesuatu yang perlu kita selidiki lebih lanjut. Air misterius ini bisa membawa masalah atau peluang besar."Azil mengangguk, "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang air ini. Siapa yang pertama kali menemukannya? Dan di mana sumbernya?"Mereka memutuskan untuk tetap di tempat dan mendengarkan lebih banyak, berharap mendapatkan petunjuk tentang asal

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    67. Persiapan Perjalanan

    Perekrutan Anggota TimZoe dan Azil menghubungi beberapa penduduk setempat yang mereka anggap bisa membantu dalam perjalanan ini. Mereka bertemu dengan dua orang yang berpengalaman dalam navigasi hutan dan bertahan hidupSeorang pemandu lokal yang memiliki pengalaman luas dalam menjelajahi hutan di daerah tersebut. Dia ahli dalam membaca tanda-tanda alam dan mengenali flora dan fauna berbahaya. Ia bernama Rina. Dengan cepat Zoe langsung merekrut orang tersebut.Budi, Seorang mantan tentara yang sekarang bekerja sebagai instruktur bertahan hidup. Dia memiliki keterampilan luar biasa dalam bertahan hidup di kondisi ekstrem dan kemampuan strategi yang baik.Dengan tim yang lengkap dan perlengkapan yang siap, mereka berkumpul untuk menyusun strategi perjalanan. Zoe, Azil, Rina, dan Budi sepakat untuk mempersiapkan peralatan yang akan. Dibawa. Menggunakan peta lusuh yang didapat Azil untuk menentukan rute awal dan titik-titik penting yang perlu mereka periksa. Setiap 100 meter atau setia

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    68. Menemukan Sumber Air

    "Menurut tanda-tanda alam di sini, sebaiknya kita ikuti cabang ke kanan. Lihat pohon-pohon besar di sana, mereka tampaknya tumbuh di sekitar sumber air,” kata Rina yang masih sibuk meneliti."Baik, kita ikuti cabang ke kanan. Pastikan kita tetap menandai jalan,” ucap Azil percaya dengan Rina.Perjalanan berlanjut, dan mereka mulai melihat perubahan di sekitar mereka. Vegetasi menjadi lebih hijau dan segar, menunjukkan bahwa mereka mungkin mendekati sumber air. Namun, mereka juga semakin berhati-hati, menyadari bahwa medan bisa menjadi lebih berbahaya. "Hati-hati di sini, tanahnya licin dan ada beberapa tanaman berduri. Pastikan kalian melangkah dengan hati-hati." Budi mencoba memperingati teman-temannya.Mereka terus berjalan, hingga akhirnya Zoe melihat sesuatu di kejauhan. "Lihat itu! Ada kilauan air di antara pepohonan. Mungkin itu yang kita cari!" seru Zoe melihat sumber air."Ayo, kita dekati. Tapi tetap waspada," ucap Zoe yang ingin mendekat dan melihat langsung sumber air.M

Bab terbaru

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    136. Keberhasilan Zoe memimpin perguruan

    Tahun-tahun berlalu, dan Zoe terus menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di Perguruan Langit. Di bawah bimbingannya, perguruan itu mengalami banyak perubahan positif dan tumbuh semakin kuat. Keberhasilannya memimpin Perguruan Langit tidak hanya diukur dari kemenangan dalam pertempuran, tetapi juga dari kemajuan dan kedamaian yang dia bawa kepada komunitasnya.Salah satu langkah awal yang Zoe ambil adalah memperbarui kurikulum pelatihan. Dia menggabungkan teknik-teknik baru yang dia pelajari selama misinya dengan tradisi lama yang telah membentuk dasar perguruan. Pendekatannya yang holistik dalam pelatihan—yang mencakup fisik, mental, dan spiritual—meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan para murid. Mereka tidak hanya menjadi pejuang yang kuat, tetapi juga individu yang seimbang dan bijaksana.Zoe juga memperkenalkan program pertukaran dengan perguruan lain. Murid-murid dari Perguruan Langit dikirim untuk belajar di tempat lain, dan sebaliknya, murid dari perguruan lain datang ke P

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    135. Lembah Gelap

    Keesokan harinya, Zoe dan murid-murid Perguruan Langit bersiap untuk berangkat. Mereka mengemas perlengkapan mereka dan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat yang telah menjadi rumah dan tempat perlindungan mereka selama ini. Guru Hand dan Guru Liang memimpin kelompok itu, memastikan semua orang siap secara fisik dan mental untuk misi besar ini.Perjalanan mereka membawa mereka melintasi hutan lebat, melewati pegunungan tinggi, dan melalui desa-desa yang dilanda kekhawatiran. Di setiap tempat, Zoe dan yang lainnya mendengar lebih banyak tentang kekuatan gelap yang bangkit, menebarkan ketakutan dan kehancuran. Namun, mereka juga menemukan dukungan dan harapan dari orang-orang yang mempercayai kemampuan mereka untuk mengalahkan ancaman tersebut.Di salah satu desa, mereka bertemu dengan seorang wanita tua bijaksana yang memberikan mereka petunjuk penting. "Di jantung lembah gelap, ada sebuah kuil kuno. Di sana, kalian akan menemukan sumber kekuatan gelap itu. Tapi berhati-hatilah, p

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    134. Sebagai Panutan

    Sebagai panutan, Zoe sering kali mendapati dirinya memberikan bimbingan kepada murid-murid yang lebih muda dan kurang berpengalaman. Dia mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri dengan sabar dan penuh perhatian, selalu memastikan bahwa mereka memahami setiap gerakan dan maknanya. Namun, yang lebih penting, Zoe juga mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, ketekunan, dan kejujuran.Satu sore, setelah sesi latihan yang melelahkan, seorang murid muda bernama Kai mendekati Zoe dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Zoe, bagaimana kamu bisa begitu kuat dan bijaksana? Apakah ada rahasia tertentu yang kamu miliki?"Zoe tersenyum lembut dan menepuk bahu Kai. "Tidak ada rahasia, Kai. Semua berasal dari kerja keras, kesabaran, dan keinginan untuk terus belajar. Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin."Kai mendengarkan dengan seksama, terinspirasi oleh kata-kata Zoe. "Tapi kadang-kadang, rasanya sulit untuk terus berjuang, terutama ketika kita merasa

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    133. Pertandingan

    Setelah kemenangan melawan aliansi bandit, Zoe memimpin Perguruan Langit dengan semangat baru. Dia menyadari bahwa meskipun mereka berhasil mengatasi ancaman besar, tantangan lain mungkin masih menunggu di masa depan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meningkatkan kolaborasi dengan desa-desa sekitar dan memperkuat aliansi mereka.Zoe mengadakan pertemuan besar dengan para pemimpin desa di sekitar wilayah Perguruan Langit. Di pertemuan itu, mereka berdiskusi tentang cara terbaik untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kemakmuran wilayah mereka. Para pemimpin desa, terkesan dengan kepemimpinan dan kebijaksanaan Zoe, setuju untuk membentuk jaringan pertahanan dan komunikasi yang lebih kuat.Setelah pertemuan tersebut, Zoe merasa lega dan yakin bahwa wilayah mereka akan lebih aman dengan adanya kerjasama yang erat. Namun, dia juga tahu bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Dia dan Lian, bersama dengan para guru dan murid lainnya, terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk segal

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    132

    Kehidupan di Perguruan Langit berjalan dengan semangat baru setelah keberhasilan mereka membantu desa. Zoe terus memperkuat ikatan antara para anggota perguruan dan memastikan semua orang mendapat pelatihan dan dukungan yang mereka butuhkan.Suatu hari, saat Zoe sedang berjalan di taman perguruan, dia menemukan Master Jaya duduk di bawah pohon besar, tampak merenung. Zoe mendekati dan duduk di sampingnya."Apa yang sedang Anda pikirkan, Master Jaya?" tanya Zoe dengan lembut.Master Jaya tersenyum tipis. "Aku sedang memikirkan masa depan perguruan ini, Zoe. Kamu telah membawa perubahan yang positif, tetapi kita harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan."Zoe mengangguk. "Saya mengerti, Master. Saya ingin memastikan bahwa perguruan ini tetap kuat dan aman."Master Jaya menatap Zoe dengan penuh kebanggaan. "Aku percaya padamu, Zoe. Ada satu hal yang harus kamu ketahui. Ada sebuah kitab kuno yang tersimpan di dalam perpustakaan rahasia perguruan ini. Kitab itu berisi peng

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    131. Kebenaran Terungkap

    Malam hari, saat bintang-bintang bersinar redup di langit, Zoe duduk sendirian di taman perguruan. Pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan buruk yang bisa terjadi. "Bagaimana jika mereka benar-benar datang?" gumamnya pelan.Di kejauhan, suara langkah kaki mendekat. Zoe menoleh dan melihat sahabatnya, Lian, datang dengan raut wajah serius. "Zoe, kita harus berbicara," kata Lian."Ada apa, Lian? Apa kau juga merasa ada yang aneh belakangan ini?" tanya Zoe dengan nada cemas.Lian mengangguk. "Ya, aku merasakannya juga. Beberapa hari terakhir, aku melihat orang-orang yang mencurigakan di sekitar perguruan. Mereka seperti sedang mengawasi kita."Zoe menghela napas dalam-dalam. "Kita harus waspada. Kita tidak bisa membiarkan mereka mengganggu ketenangan di sini."Lian setuju. "Aku akan berbicara dengan guru dan meminta mereka untuk meningkatkan keamanan. Sementara itu, kita harus tetap bersama dan saling mengawasi."Zoe mengangguk. Mereka berdua tahu bahwa ancaman yang mereka rasakan b

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    130. Penyusupan

    Zoe dan Azil memutuskan untuk tidak hanya mengandalkan informasi dari dalam perguruan. Mereka bertekad untuk menyelidiki lebih jauh tentang ancaman yang telah menyerang Perguruan Langit. Untuk itu, mereka menyamar dan pergi ke tempat-tempat ramai di kota, berharap mendapatkan informasi lebih banyak.Malam itu, Zoe dan Azil mengenakan pakaian sederhana, menyamar sebagai warga biasa. Mereka berjalan menyusuri pasar malam yang penuh dengan pedagang dan pembeli. Cahaya lentera dan suara orang-orang yang bercakap-cakap memenuhi udara, membuat mereka merasa sedikit lebih tenang meskipun waspada."Azil, kita harus mencari informasi tentang siapa yang mengirim para penyerang itu," bisik Zoe.Azil mengangguk. "Aku setuju. Kita harus berhati-hati dan tidak menarik perhatian."Mereka berkeliling pasar, mendengarkan percakapan dan mencoba mencari petunjuk. Di sebuah kedai teh yang ramai, mereka duduk dan memesan minuman sambil mengamati orang-orang di sekitar mereka. Zoe memperhatikan seorang pri

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    129.

    Zoe terus berjuang dengan tekad yang membara. Setiap hari di Perguruan Langit, dia mendorong dirinya lebih keras, berlatih dengan intensitas yang luar biasa. Kehilangan panutan yang sangat dihormatinya hanya memperkuat tekadnya untuk menjadi lebih kuat dan lebih bijaksana.Meskipun rasa kehilangan itu masih terasa menyakitkan, Zoe menemukan cara untuk menghadapinya. Dia mengenang nasihat dan pelajaran yang diterimanya dari panutannya, menjadikan ingatan itu sebagai sumber motivasi. Setiap pukulan, tendangan, dan gerakan dalam latihannya dipenuhi dengan semangat untuk menghormati memori orang yang telah pergi.Zoe melanjutkan latihannya dengan semangat yang tak kenal lelah di Perguruan Langit. Dia mendorong dirinya lebih keras setiap hari, bertekad untuk menjadi pejuang yang kuat dan mandiri. Namun, di balik semangatnya, Zoe menyimpan rasa kehilangan yang mendalam. Beberapa waktu lalu, dia kehilangan seorang panutan yang sangat dia hormati dan sayangi.Meskipun rasa kehilangan itu bera

  • PUSAKA PEDANG LANGIT    128. Pendekatan Zoe

    Dalam sebuah perguruan bela diri yang dikenal sebagai Perguruan Langit, terdapat seorang pemimpin yang bijaksana bernama Guru Hand. Guru Hand tidak hanya dihormati karena keahliannya dalam bela diri, tetapi juga karena kebijaksanaannya dalam memimpin dan mengajar.Zoe, seorang murid berbakat di perguruan tersebut, tidak menyadari bahwa Guru Hand adalah pamannya sendiri. Selama ini, Zoe mengira bahwa Guru Hand adalah orang lain tanpa ikatan keluarga dengannya. Ketidaktahuan Zoe tentang hubungan keluarga ini menambah dinamika menarik dalam cerita, di mana rahasia dan hubungan yang tersembunyi perlahan terungkap seiring berjalannya waktu.Di sebuah sore yang tenang di Perguruan Langit, Zoe sedang duduk di taman perguruan sambil menikmati pemandangan indah di sekitarnya. Guru Hand datang menghampiri Zoe dan duduk di sebelahnya. "Kamu terlihat tenang hari ini, Zoe," kata Guru Hand dengan senyum hangat.Zoe membalas senyum tersebut dan berkata, "Ya, Guru Hand. Sore ini sangat indah. Saya h

DMCA.com Protection Status