Setelah pengakuan dari Master Li, suasana di aula bela diri semakin penuh semangat. Semua anggota tim merasa termotivasi untuk berlatih lebih keras. Zoe, dengan semangat baru, melanjutkan latihannya dengan dedikasi yang lebih besar.Suatu sore, saat Zoe sedang berlatih gerakan baru, Master Li mendekatinya dengan senyum bangga di wajahnya. "Zoe, perubahanmu sangat luar biasa," katanya. "Kamu telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam waktu singkat."Zoe berhenti sejenak, mengatur napasnya. "Terima kasih, Master Li. Saya berusaha untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik setiap hari."Master Li mengangguk. "Aku sangat suka melihat perubahan ini. Namun, ada satu tantangan lagi yang harus kamu hadapi. Guru Besar Wang, yang dikenal sebagai salah satu ahli bela diri terbaik, akan datang untuk menguji kemampuanmu."Zoe merasakan campuran antara kegembiraan dan sedikit gugup. Guru Besar Wang adalah legenda dalam dunia bela diri, dan ujiannya sangat terkenal karena ketat dan menan
Setelah beberapa hari berusaha menyeimbangkan diri dan merenungkan segel kekuatannya, Zoe memutuskan untuk berbicara secara rahasia dengan Guru Besar Wang. Dia merasa bahwa Guru Besar Wang, dengan kebijaksanaannya, mungkin bisa membantunya menemukan cara untuk melepaskan kekuatan yang tersembunyi di dalam dirinya.Suatu sore setelah latihan, Zoe melihat kesempatan untuk berbicara dengan Guru Besar Wang secara pribadi. Dia menunggu sampai aula mulai sepi dan mendekati Guru Besar Wang yang sedang duduk sendirian, merenung.“Guru Besar Wang, bolehkah saya berbicara dengan Anda secara pribadi?” tanya Zoe dengan penuh hormat.Guru Besar Wang mengangguk dengan senyum tenang. “Tentu, Zoe. Apa yang ingin kamu bicarakan?”Zoe menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberaniannya. “Guru Besar, saya merasa ada sesuatu yang mengganjal di hati saya. Meskipun saya telah berlatih keras dan menunjukkan kemajuan, saya merasa ada kekuatan di dalam diri saya yang belum bisa saya lepaskan. Saya i
Iyan mulai merasa khawatir karena Zoe tidak muncul dalam beberapa hari terakhir. Mereka biasanya berlatih bersama atau setidaknya bertemu di aula bela diri secara teratur, jadi absennya Zoe menimbulkan kegelisahan pada Iyan.Setelah beberapa hari tidak melihat Zoe, Iyan akhirnya memutuskan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dia mencari Master Li , salah satu anggota tim lainnya, yang mungkin tahu atau bisa memberikan informasi tentang keberadaan Zoe."Iya, Master Li ," kata Iyan setelah menemukan Master Li di aula bela diri. "Apa kamu tahu di mana Zoe belakangan ini? Aku sudah tidak melihatnya dalam beberapa hari dan mulai merasa khawatir."Master Li , yang juga sedikit mengkhawatirkan keadaan Zoe, mengangguk. "Aku juga tidak tahu pasti, Iyan. Zoe memang terlihat agak tertutup belakangan ini. Aku akan mencoba mencarinya."Iyan merasa lega bahwa dia tidak sendirian dalam kekhawatirannya tentang Zoe. Dia tahu bahwa Zoe adalah bagian penting dari tim dan teman baiknya, jadi keinginann
Setelah beberapa minggu latihan rahasia dan intensif di bawah bimbingan Guru Besar Wang, Zoe akhirnya memutuskan untuk kembali ke latihan tim. Dia merasa sudah siap untuk menghadapi teman-temannya dan berbagi sebagian dari perjalanannya. Hari itu, dia memasuki aula bela diri dengan perasaan campur aduk, tetapi juga penuh semangat baru.Saat Zoe memasuki aula, Iyan sedang berlatih dengan serius. Ketika dia melihat Zoe, wajahnya langsung berubah menjadi ekspresi lega dan senang. Iyan berhenti dari latihannya dan segera mendekati Zoe."Zoe!" serunya dengan antusias. "Akhirnya kamu kembali. Aku sangat khawatir tentangmu!"Zoe tersenyum, merasa terharu dengan perhatian Iyan. "Maafkan aku, Iyan. Aku harus mengambil waktu untuk fokus pada latihan pribadi dan meditasi. Banyak yang perlu aku pelajari dan pahami."Iyan mengangguk, masih dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas. "Aku mengerti. Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Kami semua merindukanmu di sini.""Aku merindukan k
Bruk! Suara pukulan keras mengenai perut Zoe. Ia dipukuli habis-habisan oleh Farhan - anak dari pemilik perguruan. “Dasar pecundang! Begini saja kau tidak bisa melawan!” cibir Farhan dengan sombongnya setelah memukul Zoe karena statusnya sebagai anak angkat pun menjadi bulan-bulanan. Bahkan ia diperlakukan seperti budak. “Apa salahku? Kenapa kau selalu memukulku?” tanya Zoe yang tersungkur dengan luka di sekujur tubuhnya. Hal yang biasa tapi tidak terbiasa bagi tubuh Zoe yang tak memiliki tenaga dalam membuatnya harus rela diperlakukan seperti budak dan terus dianiaya dengan alasan yang tidak jelas oleh Farhan, anak pemilik perguruan yang selalu dibanggakan kemampuannya. Di sini, kekuatan menjadi tolak ukur seseorang untuk dihormati. Tak memiliki kekuatan maka ia harus hidup tertindas. Seperti Zoe yang sekarang ini sering mendapatkan siksaan. Sejujurnya, itu sedikit tak adil baginya yang memang tidak memiliki tenaga dalam seperti oleh yang berada di perguruan ini.“Karena k
Anglo yang begitu membenci Zoe, juga tak memiliki kekuatan, membuat Anglo juga tak segan menghukum Anglo yang hanya dianggap anak angkatnya yang tak berguna. Kalau bukan karena seseorang mendorong Anglo menjadikan Zoe anak angkatnya, ia juga tidak mau memasukkan anak yang bahkan tak memiliki tenaga dalam ke aula perguruannya yang terkenal hebat dengan kekuatan fisik. “Kalau bukan karean permintaan temanku, aku sudah membuangmu dari lama. Ini tidak akan berat. Ia hanya akan diasingkan di hutan yang tak berbahaya,” batin Anglo yang hanya ingin memberikan pelajaran pada Zoe dan diasingkan saja. Zoe yang masih bersimpuh dengan penuh luka, semakin terpuruk karena tak ada pembelaan untuk dirinya. Ia benar-benar merasa dunia sudah runtuh seakan tidak ada lagi kebenaran di sana. “Biar aku saja yang urus pencuri ini, ayah. Ayah istirahat saja,” tukas Farhan yang menggantikan ayahnya untuk memberikan hukuman pada sang adik. “Baiklah. Bawa pergi adimu keluar dari aula ini. Ia dihukum di
Farhan kembali melangkahkan kakinya masuk ke perguruan dengan gagah. Ia yang merasa seperti pemenang dalam sebuah pertandingan segera menghadap sang ayah jika ia sudah melakukan tugasnya. Walau apa yang sudah ia lakukan tidak sesuai perintah, ia puas membayangkan Zoe yang mati dalam hutan dimakan binatang buas. “Lapor, ayah. Aku sudah menjalan tugas dengan memberikan hukuman pada Zoe ke tempat pengasingan.” Farhan memberikan laporan palsu pada sang ayah. Ia tidak mengatakan yang sebenarnnya jika Zoe dibuang ke hutan kematian. Farhan yang tahu bahayanya hutan kematian tak ingin jujur pada ayahnya. Pasti hal itu akan membuat sang Ayah marah, karena Farhan sadar jika sang ayah hanya memberikan hukuman pengasingan pada Zoe dan tidak sampai membuangnya. “Aku berterima kasih padamu. Kau memang yang bisa diandalkan,” ucap Anglo bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Farhan tanpa tahu fakta sebenarnya perihal kondisi Zoe. Juga dengan kebohongan yang Farhan buat demi mengusir sainga
Auman singa terdengar sangat keras. Zoe sadar jika dirinya dalam bahaya. Ia segera bangkit dan menaiki pohon demi keselamatannya. “Aku kira tak ada siapapun. Ternyata ada hewan yang sedang mengincarku,” batin Zoe sambil mengawasi sekitar. Ia mencoba bertahan di atas pohon tanpa menimbulkan suara apapun. Seekor Singa berjalan mendekatinya, berputar-putar cukup lama di bawah pohon tempat Zoe berlindung. Suasana tegang membuat Zoe mencoba menahan napas. Ia mencoba menyamarkan keberadaannya sembari terus mengawasi pergerakan singa tersebut. Sayangnya ia tidak bisa turun sekarang. Siang itu masih terlihat wasdapa menunggu mangsa yang tiba-tiba saja hilang. Keberuntungan datang ketika singa menyadari ada mangsa lain. Sekumpulan kijang sedang asik memakan rumput, menarik perhatian sang sing, membuatnya meninggalkan pohon tempat Zoe bersembunyi.Zoe akhirnya turun dan tak bisa tinggal diam. Ia segera mencari tempat bermalam sambil terus berjalan tanpa arah. Tak sengaja ia menemukan sebuah