“Aku banyak mendengar tentang mu,” kata Guru Wang saat bertemu dengan Zoe berdua di ruangan nya.“Saya tahu, dan tentang ujian ulang. Apakah itu benar?” tanya Zoe yang kecewa tentang keputusan guru uang yang menyuruhnya untuk melakukan ujian ulang. Ia bener kecewa dengan keputusan tersebut karena dia sudah berusaha cukup keras untuk bisa ujian itu “Iya benar. Karena tenaga dalam mu rendah tak sesuai hasil,” jelas Guru Wang yang tidak memiliki banyak waktu. Hal itu membuat ia terburu-buru.“Guru sebenarnya,” kata Zoe belum sempat menyelesaikan perkataannya. Guru Wang mencoba untuk menghentikannya karena dia harus segera pergi.“Tidak apa-apa. Tidak ada alasan untuk itu. Aku akan mengawasi latihan mu,” kata Guru Wang mengakhiri percakapan. Guru Besar Wang, setelah mengamati Zoe dengan cermat, mulai tertarik pada kemampuan unik yang dimiliki oleh Zoe. Meskipun tenaga dalam Zoe tampak lemah. kemampuan fisik dan mentalnya menunjukkan potensi luar biasa yang membuat Guru Wang penasaran.
Zoe menemui Master Li di sebuah kuil yang terletak di puncak gunung yang sunyi. Saat memasuki aula utama, dia melihat Master Li duduk bersila dengan tenang, dikelilingi oleh lilin-lilin yang menyala lembut. Zoe menghampiri dengan penuh hormat dan berkata, "Master Li, saya datang untuk mencari tahu tentang kekuatan saya. Bisakah Anda membantu saya?"Master Li membuka matanya perlahan dan tersenyum. "Zoe, kekuatan sejati datang dari dalam diri kita sendiri. Marilah kita mulai perjalananmu untuk menemukannya. Duduklah dan meditasi bersama saya, rasakan aliran energi di sekitar dan dalam dirimu."Zoe duduk bersila di hadapan Master Li dan mulai meditasi. Master Li membimbingnya melalui latihan pernapasan dan visualisasi, membantu Zoe merasakan energi yang mengalir dalam tubuhnya. Seiring waktu, Zoe mulai merasakan getaran energi yang kuat dan mulai memahami potensi yang ada dalam dirinya.Setelah beberapa jam meditasi, Master Li berbicara lagi, "Zoe, kekuatanmu terletak pada kemampuanmu u
Setelah percakapan dengan Guru Besar Wang, Zoe mulai menjalani latihan yang lebih intensif dan terarah. Dia menerima panduan khusus dari Guru Wang tentang meditasi dan pengendalian diri, serta teknik-teknik lanjutan yang dirancang untuk membantunya memahami dan mengatasi segel kekuatannya.Zoe menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Setiap hari, dia berlatih sejak pagi hingga malam, menggabungkan latihan fisik, mental, dan meditasi. Dia mengikuti setiap instruksi Guru Wang dengan seksama dan tidak pernah mengeluh, meskipun latihannya sangat berat.Dalam beberapa minggu, perubahan pada diri Zoe mulai terlihat. Meskipun segel kekuatannya masih membatasi tenaga dalamnya, Zoe mulai menunjukkan peningkatan signifikan dalam ketahanan, kecepatan, dan teknik bertarungnya. Keterampilan meditasi yang dia pelajari juga membantunya menjaga keseimbangan emosi dan fokus.Kesempatan bagi Zoe untuk membuktikan dirinya datang saat perguruan Utara mengadakan kompetisi internal. Meskipun masih dianggap le
Keesokan harinya di aula bela diri yang baru saja mereka rebut, suasana penuh semangat dan antusiasme. Zoe dan Iyan, yang dikenal sebagai dua anggota terbaik tim, memutuskan untuk melakukan sparring. Tujuannya bukan hanya untuk melatih kemampuan mereka, tetapi juga untuk menunjukkan skill dan inspirasi kepada anggota tim yang lain.Di sekitar mereka, anggota tim berkumpul, siap menyaksikan pertarungan yang menarik. Bani dan Azil berada di barisan depan, memberikan dukungan penuh."Siap, Zoe?" tanya Iyan sambil memasang sarung tinju.Zoe mengangguk dengan yakin. "Siap, Iyan. Mari kita lakukan ini."Pelatih memberi tanda dimulainya sparring, dan keduanya langsung memasuki posisi bertarung. Gerakan mereka cepat dan terukur, menunjukkan latihan dan disiplin yang ketat. Iyan menyerang dengan serangan cepat, tetapi Zoe dengan lincah menghindar dan melancarkan serangan balik yang akurat.Teriakan semangat dan tepuk tangan dari anggota tim mengiringi setiap gerakan mereka. Pertarungan semakin
Setelah pengakuan dari Master Li, suasana di aula bela diri semakin penuh semangat. Semua anggota tim merasa termotivasi untuk berlatih lebih keras. Zoe, dengan semangat baru, melanjutkan latihannya dengan dedikasi yang lebih besar.Suatu sore, saat Zoe sedang berlatih gerakan baru, Master Li mendekatinya dengan senyum bangga di wajahnya. "Zoe, perubahanmu sangat luar biasa," katanya. "Kamu telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam waktu singkat."Zoe berhenti sejenak, mengatur napasnya. "Terima kasih, Master Li. Saya berusaha untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik setiap hari."Master Li mengangguk. "Aku sangat suka melihat perubahan ini. Namun, ada satu tantangan lagi yang harus kamu hadapi. Guru Besar Wang, yang dikenal sebagai salah satu ahli bela diri terbaik, akan datang untuk menguji kemampuanmu."Zoe merasakan campuran antara kegembiraan dan sedikit gugup. Guru Besar Wang adalah legenda dalam dunia bela diri, dan ujiannya sangat terkenal karena ketat dan menan
Bruk! Suara pukulan keras mengenai perut Zoe. Ia dipukuli habis-habisan oleh Farhan - anak dari pemilik perguruan. “Dasar pecundang! Begini saja kau tidak bisa melawan!” cibir Farhan dengan sombongnya setelah memukul Zoe karena statusnya sebagai anak angkat pun menjadi bulan-bulanan. Bahkan ia diperlakukan seperti budak. “Apa salahku? Kenapa kau selalu memukulku?” tanya Zoe yang tersungkur dengan luka di sekujur tubuhnya. Hal yang biasa tapi tidak terbiasa bagi tubuh Zoe yang tak memiliki tenaga dalam membuatnya harus rela diperlakukan seperti budak dan terus dianiaya dengan alasan yang tidak jelas oleh Farhan, anak pemilik perguruan yang selalu dibanggakan kemampuannya. Di sini, kekuatan menjadi tolak ukur seseorang untuk dihormati. Tak memiliki kekuatan maka ia harus hidup tertindas. Seperti Zoe yang sekarang ini sering mendapatkan siksaan. Sejujurnya, itu sedikit tak adil baginya yang memang tidak memiliki tenaga dalam seperti oleh yang berada di perguruan ini.“Karena k
Anglo yang begitu membenci Zoe, juga tak memiliki kekuatan, membuat Anglo juga tak segan menghukum Anglo yang hanya dianggap anak angkatnya yang tak berguna. Kalau bukan karena seseorang mendorong Anglo menjadikan Zoe anak angkatnya, ia juga tidak mau memasukkan anak yang bahkan tak memiliki tenaga dalam ke aula perguruannya yang terkenal hebat dengan kekuatan fisik. “Kalau bukan karean permintaan temanku, aku sudah membuangmu dari lama. Ini tidak akan berat. Ia hanya akan diasingkan di hutan yang tak berbahaya,” batin Anglo yang hanya ingin memberikan pelajaran pada Zoe dan diasingkan saja. Zoe yang masih bersimpuh dengan penuh luka, semakin terpuruk karena tak ada pembelaan untuk dirinya. Ia benar-benar merasa dunia sudah runtuh seakan tidak ada lagi kebenaran di sana. “Biar aku saja yang urus pencuri ini, ayah. Ayah istirahat saja,” tukas Farhan yang menggantikan ayahnya untuk memberikan hukuman pada sang adik. “Baiklah. Bawa pergi adimu keluar dari aula ini. Ia dihukum di
Farhan kembali melangkahkan kakinya masuk ke perguruan dengan gagah. Ia yang merasa seperti pemenang dalam sebuah pertandingan segera menghadap sang ayah jika ia sudah melakukan tugasnya. Walau apa yang sudah ia lakukan tidak sesuai perintah, ia puas membayangkan Zoe yang mati dalam hutan dimakan binatang buas. “Lapor, ayah. Aku sudah menjalan tugas dengan memberikan hukuman pada Zoe ke tempat pengasingan.” Farhan memberikan laporan palsu pada sang ayah. Ia tidak mengatakan yang sebenarnnya jika Zoe dibuang ke hutan kematian. Farhan yang tahu bahayanya hutan kematian tak ingin jujur pada ayahnya. Pasti hal itu akan membuat sang Ayah marah, karena Farhan sadar jika sang ayah hanya memberikan hukuman pengasingan pada Zoe dan tidak sampai membuangnya. “Aku berterima kasih padamu. Kau memang yang bisa diandalkan,” ucap Anglo bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Farhan tanpa tahu fakta sebenarnya perihal kondisi Zoe. Juga dengan kebohongan yang Farhan buat demi mengusir sainga