Home / Urban / PURA-PURA JADI SUPERSTAR / TAK SEPERTI BIASANYA

Share

TAK SEPERTI BIASANYA

Author: bonanzalalala
last update Last Updated: 2022-09-02 16:04:14

Tanpa banyak kata, Jordie langsung menerobos masuk ke dalam kamar mandi. Dia melihat Hakim jatuh terduduk menghadap ke arah rak kamar mandi yang digantung rapi di dinding.

“Kenapa, Kim?” Jordie mendekat. Dia membantu Hakim yang hanya mengenakan handuk dan kaos hitam.

“I-itu, Die. Tadi jatuh dari rak,” Hakim menunjuk ke arah rambut warna hitam yang ada di lantai. Suara Hakim gemetaran karena takut.

Jordie mendekati rambut warna hitam itu. Dia mengambilnya tanpa ragu untuk mengecek. “Ini itu wig, Kim,” ucap Jordie. Lantas, dia terkekeh jenaka. “Heh, ada-ada aja sih. Masa’ takut sama wig hitam. Bocil lu!”

“Bukan gitu, Die. Tadi tuh benda itu jatuh pas aku buka rak buat cari alat cukur,” terang Hakim. “Emangnya kamu nggak bakal kaget kalau lihat kayak gitu?”

“Nggak seheboh kamu kali,” balas Jordie. “Halah, kamu itu penakut banget. Nggak hantu di sini. Nggak usah paranoid. Nanti susah tidur kamu.”

Hakim berdecak kesal. Dia tetap merasa seram dengan apartemen yang penghuninya sudah meninggal itu.

“Die, kita harus cari dukun deh,” tutur Hakim. Dia membuka lemari dan menggunakan celana selutut yang ada di lemari.

“Dukun apaan? Kamu aja pakai pakaian orang mati,” ucap Jordie. Dia mengomentari penampilan Hakim yang dibalut oleh baju rumahan milik Reynold.

“Ya kan katanya nggak pernah dipakai. Jadi ya nggak apa-apa kan dipakai. Biar nggak mubadzir,” Hakim mencoba membela diri. Dia mengusap rambut basahnya dengan handuk.

“Banyak pembelaan kamu,” Jordie mengambil pakaian di dalam lemari dan melangkah masuk ke kamar mandi.

“Die, buka pintu kamar mandi aja,” teriak Hakim.

“Gile! Mau ngintip? Ogah!” tolak Jordie mentah-mentah.

“Aku takut.”

“Masa bodoh,” Jordie buru-buru menutup pintu dan menguncinya rapat. Lantas, dia segera mandi agar bisa cepat tidur.

Keesokan harinya, Jordie menemani Hakim kembali ke tempat geprekan ayam. Mereka pergi saat pukul 4 pagi. Ketika jalanan masih tidak terlalu ramai.

Di sana, mereka kerja bakti menata rumah yang disewa Hakim untuk usaha geprek. Semua barang-barang yang belum dirapikan mereka cuci.

Jordie membuang sampah di tong depan rumah geprekan. Dia menyapu halaman hingga bersih. Lantas, dia kembali menghampiri Hakim yang sudah selesai membuat sarapan mereka di dapur.

“Sarapan sekalian deh. Laper, kan?” Hakim menata meja. Ada ayam goreng krispi digeprek dengan sambal tomat. Dua gelas kosong dan satu teko jeruk dingin.

“Mantap,” Jordie duduk dan segera mengambil sepiring nasi dari magic com. Dia makan menikmati masakan Hakim.

“Die, kayaknya aku harus rekrut lebih banyak orang deh,” tutur Hakim memberitahu Jordie. “Kamu tahu kan. Aku bakal terus di sampingmu buat bantu kamu. Siapa tahu kamu lupa identitasmu.”

Jordie mengangguk. Dia paham usulan Hakim. “Aku nggak keberatan. Kan udah kubilang kalau aku bakal investasi di sini juga. Lakuin aja, Kim. Kalau terkenal, langsung bikin cabang di Bandung. Biar tahun depan, aku juga bisa rintis usaha di sana buat hidupin Aster,” terang Jordie.

“Yakin masih mau usaha geprekan?” timpal Hakim memastikan.

“Kan aku cuma satu tahun nyamar jadi Reynold. Habis itu aku mau beli rumah mungil buat tinggal sama Aster. Moga aja ya Aster suka. Soalnya rumah lamaku kan disita pemerintah gara-gara kasus korupsi Papaku,” kenang Jordie. Wajahnya tampak sedih membayangkan masa lalunya yang benar-benar suram.

“Nggak usah diingat-ingat. Kamu udah cerita soal itu ratusan kali ke aku,” tutur Hakim sungkan. Dia tak suka suasana yang terlalu melodrama seperti ini. “Lagipula, orang tua Aster kan emang udah mau angkat kamu jadi anak. Buktinya kamu dibiayain sampai segede gini dan mereka nggak pernah minta sepeser pun uang darimu, kan?”

Kepala Jordie mengangguk. “Gara-gara itu sebenarnya. Aku beneran sungkan kalau aku tak mampu membahagiakan Aster,” ujar Jordie. Dia menghela napas resah. “Makanya, semua kesempatan bakal aku coba deh. Yang untungnya paling banyak, ya itu yang bakal aku lakuin.”

“Tetep jadi artis?” kekeh Hakim. “Duitnya gede lho. Mukamu juga sudah terverifikasi tampan dan populer. Kan nggak semua orang tampan punya bakat jadi orang populer.”

“Nggak ah. Aku mau kerjaan yang lebih nyata,” Jordie menerawang. “Kalau bisa sih, aku pengen balik jadi pilot lagi. Soalnya Aster suka profesi pilot. Aku pengen jadi kebanggaan Aster.”

“Dih, nunggu perusahaan penerbangan stabil dulu,” tandas Hakim. “Kalau aku sih bakal tetep jadi artis, Die. Awalnya bikin konten promosi geprekan di Bandung. Terus sama-samain mukamu kayak Reynold. Paling nih abis itu kamu diundang ke TV. Jadi laris deh.”

“Halu banget sih otakmu, Kim,” tawa Jordie mencelos keluar. “Mending buruan bikin bikin pengumuman cari pegawai aja.”

“Nah, itu, Die,” ucap Hakim. “Boleh nggak kamu ikut ngiklanin? Bilang gitu ini usahamu sebagai seorang Reynold. Biar makin ramai.”

“Eh, nggak boleh deh, Kim. Nanti Pak Michael marah,” terang Jordie. Dia cemas jika Michael akan mencabut kontrak karena dia terlalu banyak keinginan tak perlu. “Kalau mau, kamu aja yang bilang. Kalau oke, beneran aku bantu.”

Hakim menghela napas resah. “Nggak bisa deh. Kayaknya nggak mungkin disetujuin,” tutur Hakim resah.

“Ya udah sih, Kim. Mending nih kalau aku udah ada nama, aku makan siang di tempatmu. Lebih natural nggak sih?” ucap Jordie memberikan ide.

“Ah, bener juga. Oke deh,” Hakim mengangguk setuju.

Mereka pun segera menyelesaikan sarapan. Lantas, mereka membersihkan sisa cucian piring kotor dan pulang.

Jordie terkaget melihat Michael sudah di apartemen. Tampak Michael bersama dengan dua orang perempuan dengan dandanan menor.

“Pak Michael,” sapa Jordie canggung. Dia merasa tak enak karena melanggar perintah dari manajernya itu.

“Sini duduk,” panggil Michael. “Mereka ini pelatih vokalmu, Reynold.”

Jordie duduk bersama dengan Hakim. Dia meantap Michael yang memanggilnya “Reynold”. Artinya sekarang dia harus berperan sebagai Reynold.

“Pelatih vokal?” timpal Jordie.

“Ah, Reynold. Karena terlalu banyak liburan ya? Kamu jadi lupa aku,” sapa seorang perempuan berambut merah muda. “Aku Setya.”

“Aku Dewi,” imbuh gadis satunya dengan rambut warna pirang.

Keduanya sama-sama cantik. Namun, terkesan seksi dengan pakaian yang serba ketat. Hati Jordie jadi berdegup tak tenang. Dia takut jika Reynold punya skandal dengan salah satu di antara mereka. Mengingat tingkah laku Reynold tak bagus.

Sementara itu, Hakim sudah menatap kedua perempuan itu dengan pandangan kagum. Karena Hakim masih jomlo, dia senang saja melihat penampakan perempuan-perempuan cantik. tak jarang, dulu dia suka menggoda para pramugari saat masih menjadi pilot.

“Sekarang kan sudah selesai cutinya. Reynold, kamu harus mulai latihan vokal dan instrumen alat musik ya?” tutur Michael. “Latihan dilakukan dari pagi pukul delapan sampai malam pukul sembilan.”

“Lama amat,” celetuk Hakim. Dia tak mengira jika latihan menjadi seorang superstar sangatlah sulit.

“Sebentar lagi Reynold akan mengeluarkan album berikutnya. Dia harus latihan lebih intensif,” tutur Michael memberikan penjelasan. “Hakim, nanti kamu siapkan apapun yang dibutuhkan Reynold ya?”

“Oh, iya, Pak. Siap,” sahut Hakim dengan tegas.

Michael menoleh ke Jordie. Dia mengeluarkan dua buah dokumen dari tas ranselnya dan mengangsurkannya pada Jordie.

“Ini file warna biru isinya latihan untuk album terbarumu,” terang Michael. “Ini adalah naskah drama delapan episode yang harus kamu bintangi.”

“Drama?” Jordie menerimanya dengan wajah kaget.

“Iya. Nanti bakal ada pelatih akting untukmu. Tapi, dia bakal datang weekend ini ke sini. Kamu sementara ini fokus latihan untuk album terbarumu saja,” jelas Michael.

Jordie mengangguk. Tumpukan pekerjaan sudah datang di hadapannya. Mau tak mau, dia harus bisa mengatasi semua tantangan ini meskipun dia tak tahu apakah dia bisa melalui semuanya dengan mudah.

Jordie pun bergegas bersiap. Dia mandi dan ganti baju. Baru kemudian, dia ke ruang latihan vokal.

Sejujurnya Jordie adalah orang yang buta nada. Dia suka musik tapi tidak spesifik. Hanya sekadar suka mendengarkan di kala menyetir atau sedang capek. Makanya, dia tak terlalu paham tentang penyanyi terkenal atau artis baru yang digandrungi para pemuda.

Karena itulah, saat Jordie latihan menyanyi selama satu jam di bawah bimbingan Setya dan Dewi, dia hanya bisa membuat keduanya mengusap dada dan memijat kening. Dua perempuan seksi dan berdandan menor itu menatap heran Jordie.

“Rey, biasanya kamu nggak seburuk ini deh,” ucap Setya.

“Apa kamu sengaja seperti ini untuk menggoda kami?” imbuh Dewi dengan pandangan curiga. “Ini tidak lucu lho. Kami suka kamu bekerja dengan keras dan menawan seperti biasanya.”

Jordie jadi grogi. Dia tidak ada maksud apapun. Dia memang tak paham tentang cara bernyanyi.

Hakim menyadari kekurangan Jordie. Dia mendekati Dewi dan Setya. “Di antara kalian yang khusus vokal siapa?” tanya Hakim.

“Aku,” jawab Dewi. “Ada apa?”

“Reynold sedang batuk. Dia tak enak badan sebenarnya karena liburan. Makanya tidak fokus,” terang Hakim. “Apa kamu bisa mengajari yang dasar-dasar saja? Sama memberikan contoh vokal dari dekat?”

“Oh, begitu,” ucap Dewi. “Bilang dong kalau sakit. Kita bisa latihan santai dan mempelajari dari dasar.”

Dewi mengulas senyuman simpul. Dia bangun dari duduknya dan masuk ke dalam ruangan rekaman.

Di sana, Dewi duduk di sisi Jordie. Dia mengajari Jordie dari bagian paling dasar.

Hakim duduk di sisi Setya. Dia menemani Setya mengobrol dan mengomentari performa Jordie.

Tak berapa lama, makan siang pun tiba. Hakim memasakkan mereka nasi kare daging dan jus. Ada juga potongan buah segar dan rujak.

“Wah, seleramu jadi sedikit berubah ya, Reynold,” komentar Setya.

“Sebenarnya banyak perubahan dari diri Reynold kurasa,” timpal Dewi sambil menikmati kare dagingnya.

“A-apa yang berubah?” timpal Jordie cemas. Dia takut jika dirinya ketahuan di hari pertama berinteraksi dengan orang-orang. Ditambah lagi, Michael tidak ada di apartemen akrena tadi buru-buru pamit untuk meeting dengan klien yang ingin mengendorse Reynold.

“Kamu jadi gampang kikuk,” kekeh Dewi.

Sedari tadi Dewi berusaha merayu Jordie dengan skinship. Sebenarnya sesekali Reynold pernah berciuman atau tidur bersama Dewi usai latihan vokal.

Tentu saja Dewi tak menolaknya. Reynold tampan, perkasa, dan pandai bercinta di atas ranjang. Setidaknya meski tak berstatus sebagai kekasih, Dewi tetap mendapatkan kenikmatan dari tubuh Reynold.

Namun, kali ini Dewi heran karena Reynold yang ada di hadapannya tidak bersikap menggoda atau menanggapi kodenya.

“Mungkin efek kamu sakit kali ya,” pungkas Dewi menyimpulkan. Lagi-lagi dia mengedipkan mata kirinya pada Jordie.

Tentu saja Jordie merinding mendapatkan godaan seperti itu dari Dewi. Dia tak suka perempuan seperti Dewi. Terlalu berani dalam bayangan Jordie.

Jordie menundukkan pandangan. Dia mengambil makanan dan mengunyahnya. Tak mau lagi menanggapi Dewi. Mengingat dia sudah memiliki Aster sebagai pendamping hatinya.

Saat makan siang selesai, Jordie menggantikan Hakim mencuci piring. Tentu saja Hakim mau-mau saja. Apalagi, dia sedang terlibat percakapan seru dengan Setya.

Jordie pun membawa semua alat makan kotor ke dapur. Dia menyalakan kran dan mulai mencucinya.

Dari belakang, seseorang memeluk Jordie. Tubuh Jordie langsung berjingkat kaget karena dia bisa merasakan ada benda empuk dan kenyal menempel di punggungnya.

Saat menoleh, Jordie kaget karena Dewi sudah memeluknya. Dia menelan ludahnya. Tampak Dewi tersenyum menggoda Jordie.

“Rey, mau ke kamarmu bentar nggak?” Dewi menciumi leher Jordie. “Quickie yuk?”

Related chapters

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MERUWAT DIRI

    Jordie merinding demam secara mendadak gara-gara ulah Dewi. Dia langsung mendorong Dewi menjauh dari dirinya. Suara batuk-batuk terdengar dari mulutnya.“Aku sedang tidak enak badan. Tolong jangan ganggu aku,” tolak Jordie tegas dan dingin. Tangannya bergerak mematikan kran air.“Eh, tapi—“Jordie tak memedulikan reaksi Dewi. Dia mendorong Dewi keluar dari dapur. Lantas, dia berlari melesat ke dalam kamar dan menutupnya.“Rey! Reynold!” teriak Dewi kencang.Perempuan itu tetap melangkah mengejar Jordie. Bahkan, dia tak peduli jika ada Hakim dan Setya di apartemen itu. Tangan Dewi tetap mengetuk-ngetuk pintu kamar Jordie dengan niatan membukanya.Hakim dan Setya yang berada di ruang tengah terkaget mendengarkan teriakan Dewi. Buru-buru mereka berlari ke arah Dewi berada. Mereka tercengang melihat Dewi tampak berusaha keras masuk ke dalam kamar Jordie.Hakim berlari menghampiri Dewi. Dia menarik Dewi dan membentaknya. “Kamu kenapa melakukan tindakan yang merusak properti seperti ini?” a

    Last Updated : 2022-09-02
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   SI PENGGILA BARANG HARAM

    “Wah, gila sih,” ujar Hakim tak percaya.Pandangannya masih menatap nanar barang-barang tak terduga hasil bersih-bersih apartemen milik Reynold. Di antara semua kerapian apartemen itu, ada tempat rahasia bagi Reynold untuk menyembunyikan barang-barang haramnya secara rapi. Bahkan, masih ada sisa serbuk narkotika yang dibungkus rapi dan disimpan di dalam kotak mainan catur.“Kita harus buang ini secepatnya,” ucap Jordie. “Barang-barang seperti berbahaya dan akan menimbulkan kerusuhan kalau sampai ketahuan pihak berwajib.”Jujur saja Jordie cemas dengan kondisi apartemen ini. Dia saat ini sedang berperan menggantikan Reynold yang sudah mati. Sayangnya, track record Reynold memang lebih buruk dari yang Jordie kira.“Mau kita buang ke tempat sampah?” usul Hakim. “Buangnya pas malam hari aja.”“Jangan dibuang,” larang Jordie. “Sekarang kan canggih. Kalau ada yang nemu terus dibawa ke kantor polisi gimana? Sidik jari kita pasti bakal kena.”Jordie memandangi sisa koleksi barang haram Reynol

    Last Updated : 2022-09-02
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   DICURIGAI POLISI

    “Anda Pak Reynold. Benar begitu?” sapa salah satu polisi intel.“Iya, benar,” jawab Jordie.Ekor mata Jordie melirik ke arah saku celana pria di depannya. Dia melihat ada pistol listrik menyembul dari sana.“Ada perlu apa ya, Pak?” tanya Jordie kemudian.Dia menunjukkan wajah polos dengan senyuman ringan. Meski tahu bahwa dirinya dicurigai, Jordie mencoba tetap tenang. Apalagi, dia tak melakukan hal buruk apapun.“Tidak. Kami hanya ingin melakukan patroli keamanan,” terang si polisi intel itu. “Ada kabar santer bahwa daerah ini sering terjadi pembobolan pintu.”“Oh, saya malah baru tahu,” ujar Jordie. Dia melangkah mendekati pintu apartemennya dan membukanya. “Mari, Pak. Silakan masuk.”Jordie sengaja bersikap ramah pada intel itu. Semuanya dia lakukan dengan tujuan agar dirinya tak dicurigai lebih dalam.Si intel akhirnya ikut masuk ke dalam. Mereka duduk di sofa ruang tamu sesuai dengan ucapan Jordie.“Mau minum apa, Pak?” tanya Jordie. “Biar asisten manajer saya yang menyiapkan.”D

    Last Updated : 2022-09-02
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MENUNGGU WAKTU TEPAT

    Michael menoleh ke arah Hakim. Dia menepuk tangan Hakim yang malah sibuk menikmati makanan.Hakim tergeragap kaget. “Gimana, Pak?” tanya Hakim spontan.“Bujuk temanmu agar tidak melakukan hal aneh,” ujar Michael. Dia masih tak bisa menerima ide gila Jordie yang terlalu riskan itu.Hakim mengambil gelas minumnya dan meneguknya. Dia menatap Michael dengan pandangan pasrah. “Percayalah padaku, Pak. Semalam aku sudah membujuk Jordie,” tutur Hakim. “Dia sama sekali tidak peduli dengan ucapanku. Makanya, aku memanggilmu ke sini.”Michael menghela napas resah. Ternyata Jordie memang tak bisa dia kendalikan sepenuhnya meskipun kepribadian Jordie dia akui bagus.“Jordie, meski aku menyetujui ide gilamu, aku tidak bisa memberikanmu izin sekarang,” terang Michael. “Aku harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan itu butuh waktu satu minggu paling cepat. Ya, kamu tahu kan kalau aku harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan negatif dari masalah ini. Tapi, aku benar-benar berterima kasih padamu

    Last Updated : 2022-09-02
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   BIAR CEPET NIKAH

    “A-Aster?!” Jordie terperanjat kaget. Dia langsung bangun dari posisi rebahannya.Jordie mengucek-ucek matanya. Dia masih menatap kaget Aster yang ada di hadapannya itu.“Ka-kamu kenapa bisa masuk kamarku?” tanya Jordie gugup. Dia menoleh ke arah pintu dan sedikit bersyukur karena pintu kamar tertutup rapat.“Kenapa? Kan biasanya aku ke sini juga,” ujar Aster. Wajahnya sedikit cemberut. Dia merasa kesal karena Jordie tak tampak senang melihat kehadirannya. Padahal, dia senang sampai bangun sepagi mungkin agar bisa menemui Jordie.“Nanti kalau orang tuamu tahu gimana?” timpal Jordie dengan nada bicara sedikit tinggi.“Ya bagus dong,” ucap Aster santai. “Kamu kan udah kerja. Kalaupun ketahuan, kita tinggal nikah aja, Jordie. Gimana sih kamu? Kayak remaja aja deh. Gampang gugup.”Aster beringsut mendekati Jordie. Kedua tangannya membentang dan langsung memeluk erat tubuh Jordie.“Sayang, aku kangen kamu. Kangen banget!” Aster memejamkan mata dan menikmati momen berpelukan dengan Jordie.

    Last Updated : 2022-09-03
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MELANGGAR JANJIMU PADA KAMI

    Jordie langsung tersedak oleh minumnya. Dia terbatuk-batuk karena ucapan Aster yang terlalu blak-blakan.Galen pun berhenti makan. Dia menatap serius ke arah Jordie dan Aster. “Apa tadi? Kalian mau menikah? Memangnya kalian pacaran?” cerocos Galen dengan berondongan pertanyaan.Pandangan tajam Galen langsung mengarah ke Jordie. Tentu saja Jordie menyadari hal itu. Seiring dengan menegangnya suasana, dada Jordie berdegup kencang. Dia tak terbiasa dengan tatapan tajam dan galak Galen.“Jordie, jelaskan maksud ucapan Aster!” perintah Galen tegas.Jordie menghentikan batuknya. Memang tenggorokan dan hidungnya terasa tak nyaman sekarang karena tersedak. Namun, Galen sepertinya tak mau menolerir kondisi Jordie saat ini.“Ayah, jangan marahin Jordie dong,” pinta Aster. Dia takut jika Galen marah besar dan malah tidak merestui hubungannya dengan Jordie.“Aster, kamu diam saja. Ini urusan Ayah dengan Jordie,” timpal Galen dingin.“Tapi aku ikut melakukannya juga,” cicit Aster.Lirikan mata Gal

    Last Updated : 2022-09-03
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MEMOHON RESTU

    “Jordie, gimana?” tanya Aster saat melihat Jordie keluar dari ruang kerja Galen.Belum sempat Jordie menjawab, Galen dan Lisa sudah keluar dari kamar. Mereka menatap tegas ke arah Aster.“Aster, masuk kamar!” perintah Galen.“Ayah, aku kan mau ngobrol bentar sama Jordie. Masa’ nggak boleh sih?” protes Aster. Dia menatap sedih ke arah Galen dan Lisa. “Bunda, apa salahnya sih hubunganku sama Jordie? Kami kan sudah dewasa. Nggak ada salahnya, kan?”Aster merengek pada Galen dan Lisa. Bahkan, dia nyaris duduk bersimpuh di depan kedua orang tuanya.“Aster, jangan begini,” Jordie membantu Aster bangun dari duduknya. Dia tak tega melihat Aster merengek sedih seperti itu.“Ada apa, Ayah? Kok ribut dari dapur?” tegur Gala, kakak sulung Aster.Pria itu melangkah keluar bersama sang istri yang bernama Nana. Mereka sudah siap sarapan pagi bersama yang lainnya.“Aster sama Jordie kenapa lagi?” tanya Nana. “Ributnya kedengeran sampai dapur.”“Mereka pengen nikah!” celetuk Sakura. Dia memang diam-di

    Last Updated : 2022-09-04
  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   TENTUKAN PILIHANMU, JORDIE

    Galen menghela napas panjang. Dia memandangi Jordie yang tampak memohon padanya itu.“Ikut Ayah setelah kita sarapan,” ucap Galen. “Gala, kamu ikut juga. Kita pergi bertiga.”“Iya, Yah,” jawab Gala.Jordie ternganga. Dia tak tahu dan tak bisa meraba tentang rencana Galen nantinya.Meski begitu, Galen tampak tenang. Pria itu tak menunjukkan tanda-tanda ingin mengomentari perilaku Jordie dan langsung melanjutkan makan malamnya.Ekor mata Jordie mengedar ke sekitaran. Dia melihat satu per satu ekspresi semua orang di ruang makan.Sebagian besar tampak penasaran. Ekspresi mereka nyaris sama seperti ekspresi Jordie. Penasaran tapi dipendam dalam hati. Bahkan, ketika pandangan Jordie bertemu dengan pandangan Aster, Jordie bisa langsung menangkap kecemasan Aster.Tak pelak, selesai sarapan, Aster langsung mengejar Galen yang melangkah menuju kamar. Sudah sangat jelas bahwa Aster ingin menanyakan seperti apa rencana Galen itu.Jordie ingin ikut mengejar. Namun, Gala sudah menghalangi langkah

    Last Updated : 2022-09-04

Latest chapter

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   SEPERTI PAKAIAN BEKAS

    Seharian Hakim dan Jordie hanya mengurusi packing barang untuk dibawa konser ke Bali dan memantau perkembangan berita di media sosial. Sampai malam hari, tidak ada berita apapun tentang Aster dan Reynold. Artinya, tidak ada yang tahu tentang kejadian saat Jordie dan Aster berciuman.“Sementara waktu kita aman,” ujar Hakim. “Aku cuma berani menyimpulkan hal ini saja karena memang nggak ada berita tentang kamu.”Jordie mengangguk paham. Hatinya lega karena memang tak ada yang mengekorinya. Dia lega karena Aster tidak akan diganggu oleh para fans garis keras Reynold.“Sekarang kamu bisa istirahat tenang, Die. Besok kita langsung ke Bali,” terang Hakim.“Iya,” sahut Jordie.Dia kembali ke kamarnya. Tangan Jordie mengambil ponselnya. Dia mencari nomor Aster. Hatinya ingin s

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   SEBUAH TAMPARAN KERAS

    Sebuah peluk erat merengkuh tubuh Aster dengan hangat. Ciuman yang menyentuh bibirnya semakin dalam. Hati Aster berdesir aneh. Rasanya seperti begitu dekat dengan Rey.Aster segera mendorong dada Rey menjauh darinya. Rasa bersalahnya muncul karena dia berciuman dengan pria lain selain Jordie.Buru-buru Aster mendorong dada Rey. Tangannya bergerak otomatis menampar pipi Rey sekeras mungkin untuk menyadarkan Rey.Jordie terkesiap kaget mendapatkan tamparan itu. Dia ternganga dan tersadar bahwa apa yang dia lakukan adalah salah.“Minggir!” Aster kembali mendorong Rey. Dia merasa jijik pada dirinya sekarang. Tangannya bergerak mengusap bibirnya yang baru saja dicium Rey.Sepasang mata Aster memanas. Dia bisa merasakan air yang menggenangi matanya. Dia segera bangkit dari duduknya dan berlari menuju tenda tem

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   CIUMAN DADAKAN

    “Maaf ya! Kamu pasti udah lama nunggu ya?” sapa Jordie. Dia baru saja keluar dari hotel dan masuk ke dalam mobil Aster.“Nggak masalah kok,” jawab Aster. “Duduk sini. Mau sarapan bareng nggak? Kita cari yang anget-anget gitu.”Jordie duduk di kursi kemudi. Dia mengenakan seat belt-nya. “Yang anget-anget? Mau bubur ayam?” tawar Jordie. Dia mulai mengemudikan mobil Aster.“Boleh deh. Soto Bandung juga enak,” tutur Aster. “Gorengan, batagor, ketupat sayur, lotek. Enak semua tuh.”Tawa Jordie terdengar. Aster memang paling suka makan dan dia tak bisa menghentikan hobi Aster itu.“Kenapa ketawa?” Aster menoleh dan menatap Jordie dengan pandangan heran.“Pantes sih kalau kamu kerja di bidang kuliner. Soalnya kamu suka banget sama makanan,” tutur Jordie.“Oh, itu rupanya,” Aster tersenyum simpul. “Aku kira gara-gara aku malu-malu

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   AKU MAU KITA PUTUS

    “Ruth, bangun, Ruth,” Hakim mengetuk-ngetuk pintu kamar Ruth.Dia berniat untuk mengajak Ruth jalan pagi. Mengingat, kemarin malam, mereka memang sudah berencana untuk jalan-jalan santai bersama.“Kim, kenapa ganggu si Teteh?” tanya Ibu Hakim. Dia mengerutkan keningnya menatap anak laki-lakinya mengetuk-ngetuk pintu kamar tamu dimana Ruth tidur pulas.“Ini, Bu. Kan kemarin janjian mau jalan-jalan pagi ke sungai deket rumah. Tapi, Ruth kayaknya belum bangun gitu,” terang Hakim pada sang ibu.“Kamu ini masa’ ngajak jalan-jalan si Teteh ke sungai. Apa nggak kasihan?” balas Ibu Hakim terheran. “Teteh kan nggak ada hobi mancing kayak kamu. Nanti bukannya seneng, malah kesurupan di sana.”“Bu, kan bisa mandi di sana. Airnya bagus lho. Nggak harus manc

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MAU MENJADI PACARMU

    “Gimana, Ruth?” Hakim menemani Ruth mengobrol di teras rumah saat usai makan malam.“Aku kenyang banget,” ujar Ruth. Dia mengusap-usap perutnya dengan senyuman lebar di wajahnya. “Ibumu pandai masak ya?”“Aku juga ikut masak tadi,” timpal Hakim. Dia sedikit pamer kemampuannya pada Ruth. Mungkin saja Ruth akan memujinya juga.“Benarkah? Eh, tapi kan kamu punya geprek ayam ya? Pasti masakanmu memang enak,” tutur Ruth. Dia tersenyum dan memuji kemampuan memasak Hakim juga.Hati Hakim berbunga-bunga mendengarkan pujian Ruth. Bahkan, Ruth memuji usaha geprek ayamnya.“Kamu udah mampir ke sana nggak?” tanya Hakim.Ruth menggelengkan kepala. “Aster dan Rey sibuk, kan? Aku nggak mungkin ajak Dio. Dia mana mau makan di tempat pinggiran seperti itu,” Ruth tersenyum getir. Dia menghela napas panjang dan berat. “Apa aku putus sama Dio aja ya?”Hakim te

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   GIMANA CARANYA MANDI?

    “Namanya siapa?” tanya Ibu Hakim. Perempuan yang sudah beruban dan berambut pendek di bawah telinga itu memandangi Ruth dengan tatapan lamat-lamat.Pandangannya memang sudah mengabur karena faktor usia. Ditambah lagi, akhir-akhir ini dia juga sering sakit-sakitan sampai Hakim harus cuti kerja selama satu minggu.“Ruth, Tante,” jawab Ruth. Dia tersenyum tipis pada Ibu Hakim.“Cantik ya? Mirip sama orangnya,” puji Ibu Ruth. Dia tersenyum ramah pada Ruth.Hati Ruth lega mendengarkan ucapan Ibu Hakim. Dia pikir dia akan disambut dengan buruk. Nyatanya, semua itu hanyalah pikirannya yang terlalu overthinking.“Ayo masuk! Pasti capek. Makasih ya udah mau beliin banyak oleh-oleh,” Ibu Hakim menggandeng lengan Ruth. Dia mengajak Ruth masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi rua

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   TAWARAN SYUTING LAGI

    “Ini minum dulu, Rey,” Aster duduk di sisi Reynold. Dia memberikan gelas teh jahe untuk pria itu.Jordie menerimanya. Dia tersenyum dan berterima kasih pada Aster. Dia memang ingin minum yang hangat-hangat karena Lembang masih tetap dingin meski sekarang sudah memasuki waktu tengah hari.“Makanannya belum dateng ya?” gumam Jordie sambil menyesapi teh jahenya.“Katanya ada macet gitu tadi pagi, jadinya bahan makanan di tempat catering sampai agak siang,” terang Aster. “Kayaknya ada kecelakaan gitu.”Wajah Aster tampak sendu. “Untung ya kita tadi aman-aman aja waktu jalan-jalan,” pungkas Aster penuh dengan kelegaan.“Kita kan jalan kaki. Lagian, aku bakal selalu jaga kamu kok,” balas Jordie. Dia tersenyum tipis pada Aster.“Makasih ya,” Aster tersenyum lega mendengarkan perkataan Reynold. “Oya, kamu tadi kocak banget waktu mau nangkep ayam. Kok bisa sih k

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   MULAI ADA KETERTARIKAN

    “Sekarang kita udah sampai di penangkaran rusa,” tutur Hakim. Dia menggandeng Ruth melangkah masuk usai menyerahkan karcis.Mereka berhenti untuk membeli wortel. Setelah itu, mereka melangkah membagikan wortel-wortel di keranjang kecil pada para rusa yang hidup liar bebas di alam luas.“Rusa-rusanya besar ya!” seru Ruth. Dia agak takut jika nantinya disepak oleh rusa-rusa itu. Tanduk-tanduknya juga tajam.“Iya, kita habiskan dulu wortelnya di rute berpagar ini sambil aku fotoin kamu ya?” terang Hakim.“Kita foto berdua aja sih,” balas Ruth.Hakim sedikit terkaget dengan ucapan Ruth. Namun, dia senang mendengarnya karena Ruth mau berfoto dengannya.“Nggak apa-apa nih foto berdua?” tanya Hakim.Ruth menganggukkan kepala. Dia mengeluarkan

  • PURA-PURA JADI SUPERSTAR   KRITERIA SEMPURNA

    Senyuman Aster dan Jordie tak bisa berhenti meski mereka sudah masuk ke kamar masing-masing. Mereka menikmati momen olahraga bersama dan tiba di vila tepat waktu.Jordie memilih langsung mandi dang anti pakaian. Dia tak sabar ikut sarapan bersama dengan para kru. Bagaimanapun, saat sarapan dia bisa bersosialisasi seperti pesan Pak Michael dan bisa mengobrol akrab dengan Aster tanpa perlu takut ketahuan paparazzi. Ini seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlewati.“Aku nggak tahu Aster pakai pakaian apa hari ini,” gumam Jordie. Dia ingin kembali terlihat serasi saat berpakaian bersama dengan Aster. Namun, kali ini dia tak bisa mengintip dari jendela balkon seperti kemarin.Jordie memutuskan mengenakan pakaian bernuansa putih biru. Lagipula, syuting variety show memang selalu lebih santai secara outfit dibandingkan dengan syuting iklan atau film.Setelah berganti pakaian, Jordie berlari ke ruang makan dan menyapa para staff. Hal ini sudah me

DMCA.com Protection Status