Share

Hanan hilang

Perjalanan antara rumah Aiman dan rumah sang ibu terasa sangat lama. Padahal hari masih sangat pagi, belum ada macet. Matahari bahkan belum menampakkan dirinya. 

Sebelah tangan Aiman terus menggenggam tangan sang istri yang terus berderai air mata. Sesekali lelaki itu juga membelai kepalanya. Mencoba menenangkan dan memberinya semangat, kalau putra mereka akan baik-baik saja.

Sementara Hani, entah bagaimana perasaannya? Bahkan ia sendiri tak dapat menjabarkannya. Yang pasti, ini jawaban atas instingnya sejak kemarin. 

Wanita itu memang sangat merindukan sang putra. Namun, yang ia rasakan lebih dari sekadar rindu. Ada kekhawatiran mendalam seorang ibu akan anak semata wayangnya. Itu terbukti sekarang. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status